Tag Archives: Layanan Messaging

Saingi Slack, WeChat Enterprise Berniat Memudahkan Komunikasi dalam Lingkup Dunia Kerja

Layanan pesan instan populer asal Tiongkok, WeChat, belum lama ini meluncurkan layanan terpisah baru yang dikhususkan untuk lingkup dunia kerja. Bernama WeChat Enterprise, layanan ini secara langsung akan bersaing dengan Slack yang populer di kalangan perusahaan.

Selain tentunya mengemas fitur-fitur standar WeChat, layanan baru ini turut dilengkapi fitur-fitur lain yang akan memudahkan komunikasi di dunia kerja. Salah satunya adalah tombol untuk mengaktifkan status semacam “Coffee Break”, dimana kolega Anda bisa langsung tahu bahwa Anda sedang beristirahat dan belum bisa dihubungi.

Fitur lain yang tak kalah menarik adalah tombol “Receipt” yang berfungsi untuk memberi tahu ke pengguna lain bahwa Anda telah membaca suatu pengumuman. Fitur ini mirip seperti fitur Reactions di Slack, yang akan meminimalisir secara drastis jumlah jawaban singkat “oke” atau sejenisnya.

WeChat Enterprise juga memudahkan perusahaan untuk membuat semacam sistem formulir untuk keperluan tertentu. Jadi semisal ada karyawan yang hendak meminta reimburse biaya transportasi, ia tinggal mengakses formulir itu dari menu aplikasinya yang tersedia untuk iOS, Android, Mac dan Windows. Demikian juga halnya ketika hendak mengajukan izin cuti maupun keperluan lainnya.

Panggilan telepon yang dilakukan lewat WeChat Enterprise akan tersambung ke akun perusahaan, yang berarti biaya tagihannya otomatis akan dialihkan ke perusahaan. Fitur ini tergolong baru dalam kategori aplikasi chatting kantoran seperti ini.

Meski kedengarannya menjanjikan, sejauh ini WeChat Enterprise baru tersedia di Tiongkok saja, dan perusahaan yang hendak menggunakan pun diwajibkan memiliki izin usaha resmi yang memenuhi standar regulasi negara. Hingga kini belum ada informasi terkait ketersediaannya di kawasan lain.

Sumber: TheNextWeb dan WSJ.

Aplikasi Franz Satukan 8 Layanan Messaging dalam Satu Jendela

Dewasa ini kita tidak akan kekurangan stok aplikasi messaging. Begitu banyaknya, terkadang kita tidak menyadari kalau layar komputer dipenuhi oleh jendela-jendela aplikasi yang berpotensi mengalihkan perhatian pada jam-jam produktif.

Beruntung ada aplikasi baru bernama Franz. Aplikasi ini unik karena ia ingin menyatukan sebanyak mungkin layanan messaging di satu jendela terpusat. Sejauh ini sudah ada delapan layanan yang didukung: Slack, Facebook Messenger, WhatsApp, Telegram, Grape, HipChat, Skype dan Google Hangouts.

Jadi idenya adalah, ketimbang Anda membuka banyak jendela aplikasi atau tab browser demi login ke semua layanan tersebut, Anda bisa mengaksesnya dari satu jendela aplikasi Franz saja. Tampilannya memang sederhana, sepintas terkesan seperti sebuah web app, tapi yang penting semua fiturnya berjalan lancar, termasuk halnya notifikasi.

Franz for Mac

Lebih menarik lagi, Franz mendukung semacam fitur multi akun. Jadi semisal Anda tergabung dalam lebih dari satu tim Slack, Anda bisa mencantumkan semuanya di Franz dan mengaksesnya satu per satu dengan mudah melalui deretan tab di bagian atas.

Franz saat ini sudah bisa diunduh langsung dari situsnya secara cuma-cuma. Untuk sekarang, Franz hanya tersedia di Mac saja, namun pengembangnya sudah menjanjikan versi Windows yang akan menyusul dalam waktu dekat.

Sumber: TheNextWeb.

Survei Nusaresearch: Yahoo Messenger, BlackBerry Messenger, WhatsApp, dan Line Adalah Layanan Messaging Terpopuler di Indonesia

Nusaresearch bulan April ini mengadakan riset terhadap 5016 responden di Indonesia tentang penggunaan layanan komunikasi berbasis Internet dan ponsel yang paling sering digunakan. Menurut responden tersebut BlackBerry Messenger (BBM), WhatsApp, dan Line tetap merupakan layanan messaging yang paling populer di Indonesia. Yang menarik, ternyata penggunaan Yahoo Messenger masih lebih populer ketimbang banyak aplikasi mobile yang baru bermunculan.

Survei Nusaresearch tersebut membidik responden yang 60%-nya adalah laki-laki dan 48% berada di rentang usia 20-29 tahun. Untuk penilaian dasar, sekitar 89% di antara responden mengakses Internet setiap harinya dan 85% telah menggunakan email sebagai sarana komunikasinya. Lebih dari 60% dari total responden sudah menggunakan perangkat ponsel untuk mengirimkan pesan teks (SMS) dan instant messaging. Meskipun tidak dijelaskan domisili responden, profil umum responden menyiratkan domisili di kota-kota besar dengan literasi penggunaan perangkat Internet yang tinggi.

Saat dijabarkan lebih jauh, aplikasi Yahoo Messenger, WhatsApp, Line, dan BBM adalah sangat populer dan digunakan oleh lebih dari 50% responden — kecuali Line yang hanya digunakan oleh 35% responden. Sementara aplikasi messaging populer lainnya, yaitu Skype, Google Talk, Kakao Talk, dan WeChat dikenal oleh lebih dari 35% responden tetapi jarang digunakan. Aplikasi Viber, Kik Messenger, dan Tango relatif tidak dikenal di antara konsumen di Indonesia dengan sekitar 49% [kira-kira separuh responden] sama sekali tidak pernah mendengar aplikasi-aplikasi tersebut.

Hasil survei ini tentu saja tidak 100% akurat menjabarkan situasi yang dialami oleh berbagai aplikasi messaging di Indonesia. Meskipun demikian, dengan lebih dari 5000 responden yang diambil suaranya secara sampling, hasil ini menggambarkan bahwa aplikasi messaging populer masih berkisar di aplikasi-aplikasi yang sama saat OnDevice mengambil sampel bulan November lalu. Yahoo Messenger yang menjadi aplikasi legacy ternyata masih berhasil bertahan di tengah gempuran mobile messaging baru dan tetap berada di posisi atas di Indonesia, baik dalam hal popularitas maupun penggunaan, terima kasih kepada pengunaan Yahoo Mail/ID yang masih tinggi.

Survei ini bisa menjadi bahan introspeksi sejumlah aplikasi messaging baru yang meskipun sudah jor-joran melakukan pemasaran tetapi masih belum memiliki jumlah pengguna yang sesuai harapan. Khusus untuk KakaoTalk (dan WeChat) yang ingin menjadi nomor satu di segmen ini di Indonesia, meskipun jumlah penggunanya diklaim sudah mencapai belasan juta dan tingkat pengenalannya juga cukup baik ternyata tingkat penggunaan di kalangan masyarakat masih belum sesuai dengan harapan.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.