Dari sekian banyak layanan digital yang Apple miliki, Maps bisa dibilang sebagai yang tergagal – bahkan fanboy yang paling hardcore sekalipun bakal mengakuinya. Dibandingkan Google Maps, Apple Maps jauh kalah akurat, dan lagi informasinya juga kalah lengkap.
Begitu parahnya performa Apple Maps yang dirilis bersama iOS 6 ketika itu, Scott Forstall selaku petinggi divisi pengembangan iOS harus didepak dari Apple. Enam tahun berselang, Apple Maps masih sama sekali belum bisa disetarakan dengan Google Maps, padahal Apple sudah menambah banyak mitra penyedia data di samping mitra awalnya, yaitu TomTom dan OpenStreetMap.
Salah satu alasan mengapa Google Maps begitu sukses adalah bagaimana semua komponennya dikerjakan oleh Google sendiri, bukan mengandalkan pihak ketiga seperti yang dilakukan Apple saat ini. Maka dari itu, Apple pun memutuskan untuk mengambil jalur yang sama, yakni mengerjakan platform peta digitalnya sendiri mulai dari nol.
Berdasarkan laporan TechCrunch, inisiatif ini sebenarnya sudah dipikirkan sejak sebelum Apple memutuskan untuk membuat layanan peta digitalnya sendiri. Kendati demikian, eksekusinya baru dijalankan sekitar empat tahun yang lalu, dan salah satu pemicunya adalah semakin masifnya angka penjualan perangkat iOS.
Apa hubungan perangkat iOS yang terjual laris dengan pengembangan peta digital? Jawabannya adalah data. Miliaran perangkat iOS yang digunakan di seluruh dunia saat ini bisa membantu menyumbangkan data guna menyempurnakan Maps, khususnya ketika ada informasi yang harus di-update.
Kalau dengan model yang ada sekarang, di mana Apple mengandalkan data dari pihak ketiga, mereka tidak bisa memperbaiki kesalahan pada peta maupun menambahkan informasi baru dengan sigap. Lain halnya kalau mereka sendiri yang membuat database-nya, di mana sumbangan data dan laporan dari para pengguna iOS bisa langsung diproses tanpa harus menunggu lama.
Meski memanfaatkan data yang berasal dari perangkat iOS, Apple menegaskan bahwa privasi masih menjadi prioritas mereka dalam mengerjakan Maps baru ini. Intinya, semua data yang dikumpulkan bakal dibuat anonim dan dipecah menjadi beberapa fragmen, semuanya demi mengamankan privasi pengguna..
Di samping memanfaatkan populasi besar perangkat iOS yang aktif, tim Maps juga mengutus banyak mobil pemetaan khusus yang dibekali segudang sensor beserta alat pengukur. Mobil-mobil ini pada dasarnya bertugas memverifikasi data, sekaligus menjadi sumber data visual untuk Maps baru ini.
Tidak hanya di Amerika Serikat, mobil-mobil ini rupanya juga ditugaskan di berbagai negara. Sederhananya, upaya yang dilakukan Apple ini berskala global, namun tentu realisasinya butuh waktu yang panjang – Google Maps pun bisa sampai di titik ini berkat pengembangan selama belasan tahun.
Hasil akhirnya adalah Apple Maps yang lebih komplet, lebih akurat, dan lebih cepat menerima pembaruan data. Tampilan aplikasinya sendiri tidak akan berubah banyak; yang drastis adalah tampilan petanya, dengan informasi yang lebih lengkap dan lebih mendetail, bahkan sampai ke level bentuk gedung yang ada pada suatu lokasi.
Lalu kapan Apple Maps generasi baru ini bisa kita nikmati? Sepertinya masih lama. Apple baru akan merilisnya bersama versi beta iOS 12 untuk konsumen di sekitaran kota San Francisco, lalu menyusul di keseluruhan California bagian utara di musim semi. Yang pasti butuh hitungan tahun sebelum Apple Maps versi baru ini merambah banyak kota besar di seluruh dunia.
Sumber: TechCrunch.