Tag Archives: layanan transportasi online

Demi Kebaikan Pengemudi, Uber Akan Benahi Sistem Rating-nya

“Tolong bintang limanya ya,” adalah cara berpamitan yang paling umum dari seorang pengemudi layanan transportasi online kepada penumpangnya. Mendengarkan permintaan semacam itu sepintas memang terkesan nelangsa, akan tetapi rating dari penumpang selama ini memang menjadi tolok ukur utama performa pengemudi Uber dan kawan-kawannya.

Kenapa harus lima? Karena di bawah itu berarti ada yang salah dari sang pengemudi, bahkan empat bintang pun belum bisa mengindikasikan kinerja pengemudi yang baik di mata sang perusahaan penyedia layanan. Kesannya kurang adil memang, dan itulah mengapa Uber memutuskan untuk membenahi sistem rating-nya.

Langkah yang pertama, agar semua penumpang Uber paham bahwa satu-satunya rating yang terbaca baik oleh sistem adalah bintang lima, Uber akan menyuguhkan semacam panduan mengenai skala penilaian sistem rating-nya di dalam aplikasi.

Uber Driver app

Selanjutnya, dalam waktu dekat penumpang Uber tidak akan bisa memberikan empat bintang atau kurang tanpa memberikan alasan ataupun penjelasan lainnya. Kalau alasannya kurang valid, seperti misalnya karena macet atau kesalahan lain akibat GPS, maka sistem bakal mengabaikan penilaian dari penumpang tersebut.

Di samping itu, Uber juga tidak akan memasukkan ke dalam hitungan penilaian yang diberikan oleh penumpang yang kerap memberikan empat bintang atau kurang, terutama yang tidak beralasan jelas itu tadi. Penilaian dari penumpang-penumpang semacam ini tidak akan mempengaruhi skor rata-rata pengemudi yang melayaninya.

Terakhir, Uber juga akan mulai mengingatkan penumpang untuk memberikan penilaian setiap selesai melakukan perjalanan. Semua ini merupakan bentuk komitmen Uber untuk membahagiakan mitra pengemudinya, dengan harapan mereka bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi para penumpang.

Sumber: Mashable.

Pesan Uber Sekarang Bisa Langsung dari Google Maps, Tanpa Berpindah App Sama Sekali

Popularitas layanan transportasi online secara tak langsung memaksa Google untuk mengintegrasikannya ke dalam aplikasi Maps sebagai alternatif dari moda transportasi umum. Ini cerita tahun lalu, tahun ini Google sudah menyiapkan penyempurnaan dalam wujud tampilan baru yang lebih fungsional sekaligus integrasi yang lebih mendalam.

Sebelum ini, layanan GO-JEK, Grab dan Uber akan ditampilkan dalam wujud daftar dari atas ke bawah. Pada versi barunya, tampilannya berubah menjadi carousel horizontal dan diposisikan di bagian bawah.

Keuntungannya? Bagian tengah layar kini bisa diisi oleh tampilan peta, lengkap beserta icon kendaraan-kendaraan yang lowong dari masing-masing layanan. Selain itu, Maps juga akan menampilkan seandainya ada promo atau penawaran khusus dari tiap-tiap layanan.

Selain tampilan baru, Maps kini juga mengusung integrasi yang lebih mendalam untuk Uber. Sederhananya, Anda bisa memesan dan membayar Uber langsung dari Google Maps tanpa berpindah aplikasi sama sekali – Anda bahkan tidak perlu meng-install aplikasi Uber di ponsel.

Video di atas akan menunjukkan cara kerjanya, dimana sejatinya Anda hanya perlu masuk menggunakan akun Uber dalam Maps dan melakukan pemesanan. Selama perjalanan, Anda juga dapat melihat informasi lengkap dari lokasi tujuan, seperti yang bisa Anda lihat pada video di bawah – fitur ini jelas tak bisa Anda dapat dengan aplikasi Uber.

Kabar terbaiknya, update Maps ini sudah mulai Google luncurkan sekarang juga secara global, baik untuk pengguna perangkat Android maupun iOS.

Sumber: Google Blog.

Anda Kini Bisa Memesan GO-JEK, Grab atau Uber dari Hasil Pencarian Google di Ponsel

Bulan Agustus kemarin, Google merilis update aplikasi Google Maps yang memberikan kemudahan untuk memesan layanan transportasi online. Kini Google kembali menghadirkan integrasi serupa, kali ini untuk aplikasi Google Search di Android maupun iOS.

Cara kerjanya sangat simpel. Misalnya saya ingin pergi ke bandara, saya tinggal melakukan pencarian dengan kata kunci “cab to juanda” (karena saya berdomisili di Surabaya). Selanjutnya, di bagian teratas hasil pencarian (di bawah iklan) akan tampak potongan gambar peta dari Google Maps, diikuti oleh tiga buah entry di bawahnya.

Ketiganya adalah GO-JEK, Grab dan Uber; masing-masing disertai estimasi waktu penjemputan beserta kisaran tarif yang harus dibayarkan. Pilih salah satu, GO-JEK misalnya, maka pengguna akan dibawa ke halaman selanjutnya yang berisi pilihan antara GO-RIDE atau GO-CAR, lagi-lagi disertai informasi estimasi waktu penjemputan sekaligus tarifnya.

Setelah mengklik "Order Now", pengguna akan langsung dibawa ke aplikasi yang bersangkutan untuk melakukan konfirmasi pemesanan
Setelah mengklik “Order Now”, pengguna akan langsung dibawa ke aplikasi yang bersangkutan untuk melakukan konfirmasi pemesanan

Saat mengklik “Order Now”, Anda akan otomatis dibawa ke aplikasi GO-JEK untuk melakukan konfirmasi pemesanan. Di sana bisa Anda lihat bahwa lokasi penjemputan dan tujuan sudah terisi secara otomatis, seperti yang bisa dilihat pada gambar di atas. Kalau belum punya aplikasinya, Google akan membawa Anda ke Google Play atau App Store untuk mengunduhnya ke perangkat.

Dengan fitur ini, pemesanan memang belum benar-benar bisa dilakukan tanpa membuka aplikasi transportasi online yang bersangkutan. Namun keuntungannya, pengguna bisa langsung melihat perbandingan tarif dan estimasi waktu penjemputan dari ketiga pilihan yang ada, tanpa perlu membuka aplikasinya satu per satu.

Via: TheNextWeb.

Hindari Kasus Driver Palsu, Uber Wajibkan Driver Mengambil Selfie Sebelum Online

Pernahkah Anda memesan Uber lalu driver yang muncul tidak sama dengan fotonya di aplikasi? Well, Uber tidak suka dengan kejadian seperti ini karena berbagai alasan, utamanya menyangkut keamanan baik sopir maupun penumpangnya.

Untuk itu, Uber telah meluncurkan fitur baru bernama Real-Time ID Check di beberapa kota di Amerika Serikat. Fitur ini pada dasarnya mewajibkan driver untuk mengambil selfie sebelum memulai sesi online guna memastikan bahwa identitasnya sama dengan yang ada di database Uber.

Bagi para penumpang, fitur ini setidaknya bisa memberikan rasa aman dan nyaman mengetahui bahwa driver yang membawa Anda bukan orang yang berbeda. Uber tampaknya banyak belajar dari aplikasi kencan yang belakangan menerapkan fitur semacam ini guna memverifikasi identitas pengguna.

Cara kerja fitur Real-Time ID Check / Uber
Cara kerja fitur Real-Time ID Check / Uber

Jadi selagi driver beroperasi, aplikasi Uber akan memintanya mengambil selfie secara berkala sebelum menerima order. Proses verifikasi hanya berlangsung selama beberapa detik, mengingat Uber telah memanfaatkan Microsoft Cognitive Service guna membandingkan selfie dan foto yang ada di database.

Seandainya wajah driver didapati tidak sama dengan yang ada di database, akunnya akan diblokir untuk sementara selagi Uber menginvestigasi. Memangnya ada banyak driver palsu seperti yang ditakutkan ini? Well, menurut Uber, selama masa pengujian fitur ini mereka mendapati 99 persen adalah driver terverifikasi, sisanya seringkali hanya kendala teknis dimana foto profil terlihat kurang jelas.

Sumber: Uber via Digital Trends.

Uber Siap Operasikan Armada Mobil Tanpa Sopir Bulan Ini Juga

Sudah bukan rahasia apabila Uber tengah gencar mengembangkan mobil tanpa sopir. Terakhir kita tahu, mereka sudah mulai mengujinya di jalanan kota Pittsburgh. Kini muncul kabar bahwa Uber sudah siap mengoperasikan armada mobil tanpa sopirnya mulai bulan ini.

Kota yang dituju pertama kali lagi-lagi adalah Pittsburgh, tidak kaget mengingat di sanalah sentra R&D mobil tanpa sopir Uber berada. Dalam wawancara bersama Bloomberg, CEO Uber, Travis Kalanick, mengungkapkan rencananya untuk mengutus sekitar 100 mobil tanpa sopir guna menjemput dan mengantarkan penumpang secara cuma-cuma di kota tersebut.

Mobil yang akan digunakan berbeda dari prototipe yang diungkap di bulan Mei kemarin. Di sini Uber telah memodifikasi SUV Volvo SC90 dengan perlengkapan yang esensial untuk sistem kemudi otomatis, termasuk halnya sebuah komputer canggih di bagian bagasi untuk merekam semua data peta dan perjalanan.

Penumpang di kota Pittsburgh yang dijemput dengan mobil tanpa sopir Uber tidak akan dikenakan biaya / Bloomberg
Penumpang di kota Pittsburgh yang dijemput dengan mobil tanpa sopir Uber tidak akan dikenakan biaya / Bloomberg

Tidak seperti Google yang mengembangkan mobil tanpa sopirnya sendiri, Uber lebih memilih untuk memakai mobil komersial lalu menyematkan sistem kemudi otomatis ke dalamnya. Ini juga yang menjadi latar belakang di balik akuisisinya terhadap sebuah startup bernama Otto di bulan Mei lalu.

Otto yang didirikan oleh sejumlah mantan enginner Google tersebut bergerak di bidang sistem kemudi otomatis untuk truk. Teknologi yang mereka kembangkan bisa dipasangkan pada truk komersial, menghadirkan sistem semacam LIDAR sebagai fondasi kemudi otomatisnya.

Namun Uber tidak akan melepas mobil-mobil tersebut tanpa pengawasan begitu saja. Setiap mobil akan diisi oleh seorang engineer yang bertugas untuk mengambil alih kemudi setiap kali dirasa perlu, plus seorang co-pilot yang akan mengobservasi dan membuat catatan selama perjalanan.

Ya, seandainya inisiatif Uber ini sudah sampai dalam tahap final, sepertinya merupakan berita buruk bagi para pengemudi Uber. Di saat yang sama, armada mobil tanpa sopir Uber ini juga membuka peluang lapangan kerja yang lebih luas untuk para engineer yang mahir di bidang navigasi, pemetaan, atau apapun yang berkaitan dengan sistem kemudi otomatis.

Sumber: TechCrunch dan Bloomberg.

Google Maps Sempurnakan Fitur Offline dan Permudah Proses Pemesanan Transportasi Online

Dalam acara Google for Indonesia yang digelar di ibukota kemarin, raksasa teknologi tersebut membeberkan taktik-taktik jitunya dalam memberikan pengalaman terbaik untuk warga nusantara. Salah satu layanan yang mendapat perhatian khusus adalah Google Maps.

Tidak bisa dipungkiri, akses internet di negara kita sejauh ini masih belum bisa dikatakan memadai. Ada kalanya Maps tidak bisa dibuka akibat koneksi internet sedang lambat atau jaringan tidak stabil. Untuk itu, mode offline di Google Maps telah disempurnakan.

Pengguna kini bisa memilih opsi “Wi-Fi only” dalam menu pengaturan di Google Maps untuk menggunakan aplikasi tanpa mengonsumsi data internet sedikit pun – dengan catatan Anda sudah menyimpan peta offline untuk kawasan tersebut sebelumnya. Dalam mode ini, pengguna tetap mendapat pengalaman serupa dengan saat online, hanya saja tidak ada notifikasi titik macet secara real-time.

Bicara soal penyimpanan peta offline, pengguna sekarang akan diberi pilihan antara menyimpan data peta di memory internal atau di SD card. Fitur ini penting mengingat kapasitas penyimpanan internal mayoritas smartphone terbilang kecil.

Kiri: mode "Wi-Fi" only. Tengah: penyimpanan peta offline ke SD card. Kanan: integrasi layanan transportasi online / Google
Kiri: mode “Wi-Fi” only. Tengah: penyimpanan peta offline ke SD card. Kanan: integrasi layanan transportasi online / Google

Namun yang lebih menarik adalah taktik Google dalam mengoptimalkan Maps sesuai dengan kebiasaan pengguna yang berbeda-beda di setiap kawasan. Di Indonesia, kita semakin terbiasa memanfaatkan layanan transportasi online. Itulah mengapa versi terbaru Google Maps datang membawa integrasi GO-JEK dan Grab pada fitur Transit.

Jadi saat Anda memasukkan rute yang hendak dijalani, Anda bisa melihat perkiraan tarif masing-masing layanan – mulai dari GO-RIDE, GO-CAR, GrabBike, GrabTaxi, GrabCar sampai Uber – lengkap beserta estimasi waktu penjemputan. Pilih salah satu, maka Anda akan langsung dibawa ke aplikasinya untuk melakukan konfirmasi pemesanan.

Fitur ini sangatlah bermanfaat karena pengguna umumnya akan lebih dulu mengecek lokasi tujuan di Google Maps, baru setelahnya membuka salah satu aplikasi transportasi online untuk melakukan pemesanan. Berkat fitur ini, proses tersebut tentunya akan berjalan lebih efisien.

Sejauh ini integrasi GO-JEK sudah bisa dinikmati pengguna Android maupun iOS di tiga kota di Indonesia, serta akan menyusul ke 10 kota lain dalam waktu dekat. Untuk Grab, Google bilang ada 24 kota di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand yang didukung.

Sumber: Google Maps Blog. Gambar header: Google Maps via Pexel.

Di Amsterdam, Uber Punya Layanan Khusus untuk Menjemput Para Pesepeda

Bulan April kemarin, layanan UberMOTOR resmi beroperasi di Jakarta. Bagi sebagian besar orang, hal ini mungkin terkesan seperti langkah ikut-ikutan dengan GO-JEK. Padahal kalau dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, ini merupakan upaya Uber dalam memberikan layanan yang spesifik dengan kebutuhan suatu kota, relevan dengan kondisi lalu lintasnya.

Bukannya saya membela Uber, namun pernyataan ini bisa dibuktikan lebih jauh lewat layanan baru yang mereka luncurkan di kota Amsterdam, Belanda, yaitu UberBIKE. Jangan bayangkan pengguna layanan ini akan dijemput memakai sepeda. Layanan ini justru ditargetkan bagi para pesepeda di kota tersebut.

Jauh sebelum ini, Uber sebenarnya sudah meluncurkan layanan serupa di kota Sao Paulo, serta di kota Portland dengan nama UberPEDAL. Namun kini Amsterdam menjadi target selanjutnya mengingat ada sekitar 800.000 sepeda yang berkeliaran di ibukota Belanda tersebut, dan 63 persen populasinya mengaku mengandalkan sepeda sebagai alat transportasi harian.

UberBIKE pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk memesan mobil yang mempunyai rak khusus untuk mengangkut sepeda. Jadi semisal pengguna sudah terlampau lelah mengayuh atau ban sepedanya tiba-tiba bocor, mereka bisa langsung membuka aplikasi Uber dan memesan UberBIKE untuk dijemput dan diantar sampai ke tujuannya.

Tarifnya sendiri sama seperti UberX, namun dengan tambahan €4 atau $5 di setiap transaksi. Kalau melihat situasi yang ada di Indonesia, dimana jumlah pesepeda terbilang jarang, kecil kemungkinan layanan serupa bakal diluncurkan. Namun toh Uber juga punya layanan nebeng yang spesifik untuk kebutuhan warga Jakarta, yakni UberPOOL.

Sumber: The Verge dan Uber.

Saingi Uber, GrabCar Kini Siap Jemput Penumpang Ibu Kota

Startup yang melayani pemesanan taksi, GrabTaxi, tampaknya semakin agresif menghadapi persaingan bisnis yang ada. Bulan Mei kemarin, mereka memperkenalkan layanan baru bernama GrabBike guna bersaing dengan Go-Jek. Sekarang, giliran Uber yang ditarget lewat sebuah layanan baru, GrabCar. Continue reading Saingi Uber, GrabCar Kini Siap Jemput Penumpang Ibu Kota