Tag Archives: leap motion

North Star Ialah Headset AR Racikan Leap Motion yang Didukung Penuh Teknologi Pelacak Gerakan

Leap Motion mulai mencuri perhatian khalayak melalui pengenalan periferal gesture ‘The Leap’ di tahun 2012. Meski respons user kurang antusias saat perangkat itu mulai dipasarkan, tim developer terus mengekspansi fungsinya hingga bisa dipasangkan ke Oculus Rift serta menawarkan solusi pelacakan gerakan tangan buat headset VR berbasis smartphone.

Dan kemarin, perusahaan asal San Francisco itu mengumumkan rencananya untuk fokus pada pengembangan headset augmented baru bernama North Star. Aspek yang membuat North Star berbeda dari perangkat AR kompetitor adalah dukungan penuh teknologi motion sensing, sehingga memungkinkannya membaca gerakan wajah serta tangan, dan kemudian mengubahnya menjadi input. Tentu saja kapabilitas hand gesture tracking sendiri adalah ciri khas produk Magic Leap.

Leap Motion North Star 1

Unit purwarupa North Star mempunyai wujud sangat eksentrik, mengingatkan saya pada alat di film sci-fi atau cyberpunk tahun 80-an. Perangkat ini dibekali  strap mirip PlayStation VR, namun kesamaannya berakhir di bagian visor. Di sana, pengguna disuguhkan display yang diposisikan menghadap kaca semi-transparan raksasa melengkung di depan. Visor tersebut juga sangat unik karena memiliki struktur V yang mengarah ke dalam.

Pendekatan seperti ini krusial untuk menunjang sistem ellipsoidal reflectors di sana. Dari yang saya baca, komponen kaca elips tersebut mempunyai lapisan perak untuk menghasilkan efek cermin, mampu memantulkan dan dilewati cahaya dengan persentase seimbang di 50:50. Berkat canggihnya mekanisme mata manusia, kita tetap bisa melihat jelas objek saat mengenakan North Star, sembari mendapatkan modifikasi elemen visual khas AR.

Magic Leap memanfaatkan panel LCD 5,5-inci di belakang reflektor sebagai unit penghasil elemen AR. Tiap mata disuguhkan ‘display‘ beresolusi 1440x2560p, frame rate 120fps, serta mendapatkan ruang penglihatan seluas 75 derajat vertikal dan 105 derajat horisontal (dengan overlap stereo 60 persen).

North Star dirancang agar mampu melacak gerakan mata dan wajah pengguna secara presisi, serta didukung rangkaian speaker di dekat telinga untuk memudahkan kita mendeteksi lokasi objek AR. Headset juga ditunjang sensor hand tracking 180 derajat sebagai sarana Anda berinteraksi dengan konten augmented reality. Saat memakainya, sistem dapat menyuguhkan sensasi menggunakan teknologi hologram ala film Iron-Man yang intuitif serta akurat.

Developer mengakui bahwa proyek North Star baru saja dimulai. Mereka berharap kreasinya ini bisa menginspirasi sistem-sistem eksperimental generasi baru yang bisa merevolusi pengalaman penggunaan dan pemanfaatan teknologi AR. Tebakan saya, butuh beberapa tahun lagi hingga North Star bisa sampai ke tangan konsumen.

Sumber: Leap Motion.

Leap Motion Ciptakan Sistem Hand Tracking untuk Mobile VR Headset

Dalam virtual reality, controller macam Oculus Touch ibarat representasi dari kedua tangan kita. Interaksi jelas terasa lebih alami ketimbang menggunakan controller standar seperti yang dimiliki Xbox One, namun tetap masih kalah jauh dibanding menggunakan kedua tangan kita sesungguhnya.

Itulah yang selama ini menjadi misi perusahaan bernama Leap Motion. Mereka mengembangkan sebuah sistem yang sanggup memberikan kemampuan hand tracking pada VR headset seperti Oculus Rift dan HTC Vive. Hasil akhirnya, pengguna dapat berinteraksi dengan konten menggunakan kedua tangannya.

Sekarang, Leap Motion punya ambisi yang lebih besar lagi, yakni mengadaptasikan teknologi ini ke ranah mobile VR. Ini bukan sekadar angan-angan, Leap Motion telah mengembangkan sensor baru yang lebih cekatan sekaligus lebih irit daya.

Sensor baru ini berdimensi sangat ringkas dan bisa disematkan ke VR headset macam Samsung Gear VR tanpa kesulitan. Untuk mengimbangi kinerjanya, Leap Motion tidak lupa memperbarui software hand-tracking mereka yang bernama Orion agar dapat bekerja 10 kali lebih cepat dari sebelumnya, dan di saat yang sama malah lebih akurat.

Sensor baru Leap Motion sangat kecil dan irit daya / Leap Motion
Sensor baru Leap Motion sangat kecil dan irit daya / Leap Motion

Ketika headset yang telah dipasangi sensor ini digunakan, pengguna bisa langsung melihat kedua tangannya secara virtual – semuanya tanpa membutuhkan controller ekstra. Setiap pergerakan tangan dapat dideteksi dengan baik sehingga pada akhirnya interaksi dapat berlangsung jauh lebih alami.

Tidak kalah penting adalah perihal konsumsi daya. Di sini, Leap Motion memastikan konsumsi daya yang sangat irit, bahkan hingga setengah dari sensor lamanya. Bersamaan dengan itu, field of view-nya juga telah diperluas sampai mentok, alias 180 derajat horizontal dan 180 derajat vertikal.

Rencananya, sistem hand tracking untuk mobile VR ini bakal dilisensikan ke sejumlah pabrikan VR headset. Co-founder Leap Motion, David Holz, meyakini kita akan berjumpa dengan lebih banyak VR headset standalone mulai tahun depan – dan saya kira beberapa di antaranya akan mengusung teknologi tracking besutan Leap Motion ini.

Sumber: Digital Trends dan Leap Motion.

Nikmati Virtual Reality Lebih Baik, Kini Leap Motion Dapat Dipasang di Oculus Rift

Dengan kemampuannya yang mengagumkan, headset virtual reality seperti Project Morpheus dan Oculus Rift membawa kita satu langkah mendekati pengalaman virtual terbaik. Tapi sejauh ini, penghalang terbesar dari headset VR adalah kita masih membutuhkan sistem kontrol ‘tradisional’, contohnya gamepad, keyboard dan mouse. Continue reading Nikmati Virtual Reality Lebih Baik, Kini Leap Motion Dapat Dipasang di Oculus Rift