Tag Archives: lenovo mirage camera

Lenovo Resmi Pasarkan Kamera VR180 Mirage

Merespons kepopularitasan virtual reality mobile dan semakin terjangkaunya perangkat pencipta konten, platform video-sharing raksasa seperti YouTube mulai memberikan dukungan penuh pada video 360 derajat. Tapi meski konsepnya menarik, mayoritas user masih lebih menyukai konetn tradisional. Boleh jadi mereka terlalu malas untuk menyantelkan smartphone di headset dan menggerak-gerakkan kepala.

Sebagai jalan tengahnya, Google dan YouTube mulai mempromosikan format stereoscopic alternatif bernama VR180. Sesuai namanya, format ini difokuskan pada penyajian field of view 180 derajat; dimaksudkan agar proses produksinya lebih sederhana tanpa bergantung terhadap sistem proyeksi equirectangular. Salah satu perangkat yang siap menghasilkan video jenis ini adalah Lenovo Mirage Camera.

Diperkenalkan di CES 2018, Mirage Camera ialah point-and-shoot yang disiapkan untuk mendukung live stream ataupun perekaman video 180 derajat. Penampilannya sangat minimalis. Di tubuh putih mungil berukuran 55x105x22-milimeternya, Mirage Camera mempunyai dua lensa fisheye yang terlihat seperti sepasang mata. Ia tidak mempunyai layar. Tampilan preview langsung disalurkan ke smartphone Anda via sambungan Wi-Fi Direct.

Pengoperasian Mirage Camera sesederhana memakai kamera saku biasa: tinggal arahkan dan tekan tombolnya. Selanjutnya, kedua kamera bersensor 13-megapixel di sana segera merekam di resolusi UHD 30fps. Konten dapat langsung diunggah ke Google Photos, YouTube, atau di-stream (resolusinya bergantung bandwidth, bisa 4K, 1440p atau 1080p). Alternatifnya, rekaman juga bisa disimpan di memori internal eMMC 16GB-nya.

MC 1

Mirage Camera merekam video di format MP4 dan menjepret gambar still JPEG. Bedanya dari kamera 360 adalah, proses stitching tidak dibutuhkan untuk melihat hasil atau preview kamera ini. Buat melakukan tugasnya, Mirage Camera dibekali system-on-chip Qualcomm Snapdragon 626, RAM LPDDR3 2GB, serta mengambil tenaga dari baterai non-removable 2.200mAh – kabarnya sanggup menyuguhkan sesi stream atau perekaman selama dua jam.

Dan terhitung di tanggal 7 Mei kemarin, Lenovo akhirnya resmi mulai memasarkan Mirage Camera. Sesuai perkiraan sebelumnya, produk dijajakan seharga US$ 300 – cukup masuk akal menakar dari kapabilitas dan fitur-fiturnya. Mirage Camera sudah bisa dipesan di website Lenovo dan Amazon (Amazon menyediakan layanan shipping ke Indonesia).

MC 3

Melihat kemampuan dan fungsi Mirage Camera yang terbilang niche, sukses tidaknya perangkat VR180 ini bergantung dari seberapa agresif Google selaku penyedia platform mempromosikan kontennya. Proses pembuatan konten format ini memang lebih simpel, namun berbicara soal aspek immersiveness, video 360 tetap lebih superior.

Via The Verge.

 

Siap-Siap, Akan Ada Banyak Kamera VR180 Baru ke Depannya

Kalau boleh jujur, saya kurang suka dengan video 360 derajat. Pada prakteknya, porsi video yang saya lihat hanya sekitar separuhnya saja, alias 180 derajat, sebab saya terlalu malas untuk menoleh ke belakang. Itulah mengapa saya cukup terpikat ketika Google mengumumkan format baru bernama VR180 tahun lalu.

Yang menarik adalah cara kerja kamera VR180, yang pada dasarnya tidak jauh berbeda dari kamera point-and-shoot biasa. Bedanya tentu saja terletak pada hasilnya, di mana yang menonton masih bisa menoleh ke kiri dan kanan untuk melihat adegan ekstra, sehingga pada akhirnya semuanya terasa lebih immersive ketimbang jika menonton video biasa.

Sejauh ini sudah ada dua kamera VR180 yang diumumkan, yaitu Lenovo Mirage Camera dan Yi Horizon VR180. Mirage Camera sendiri kabarnya bakal meluncur ke pasaran mulai bulan Mei mendatang, sedangkan Yi masih belum memberikan jadwal pastinya. Kabar baiknya, kita bakal melihat lebih banyak lagi kamera VR180 ke depannya.

Ini dikarenakan Google baru saja membuka akses ke platform VR180 bagi para developer dan produsen hardware. Singkat cerita, Google ingin mendemokratisasi format VR180, dan salah satu cara terbaiknya tentu saja adalah mempersilakan lebih banyak pabrikan dan developer untuk menggarap perangkatnya.

Sumber: VentureBeat dan Google.

Lenovo Ajak Sekolah-Sekolah untuk Memulai Program Belajar Berbasis Virtual Reality

Ide akan VR headset berbasis Daydream tapi yang standalone (bisa beroperasi tanpa tersambung PC atau smartphone) sudah diumumkan sejak tahun lalu, dan Lenovo akhirnya merealisasikannya lewat Mirage Solo, yang diperkenalkan pada ajang CES kemarin. Kini, pabrikan asal Tiongkok itu punya inisiatif baru untuk memaksimalkan potensi standalone VR headset-nya.

Inisiatifnya dijuluki Lenovo VR Classroom, semacam program untuk institusi pendidikan yang tertarik mengimplementasikan aktivitas belajar-mengajar berbasis virtual reality. Dengan VR, cara guru mengajar maupun cara murid mengonsumsi informasi jelas akan berubah drastis, dan ini tentu saja diharapkan bisa mendorong tingkat partisipasi dalam kelas.

Bundel Lenovo VR Classroom mencakup headset Mirage Solo itu tadi, Lenovo Tab 4 Plus 10 inci untuk sang pengajar, router kelas komersial Ruckus R510 untuk menangani transmisi data dalam jumlah besar, lalu yang tidak kalah penting adalah dukungan sederet konten edukatif, plus lesson plan seputar STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) racikan Scholastic.

Lenovo mematok harga mulai $2.899 untuk bundel yang paling murah buat tiga murid, lalu tersedia pula bundel untuk 10 maupun 24 murid, plus opsi untuk menambahkan Lenovo Mirage Camera ke dalam bundel, supaya ide-ide kreatif para murid juga bisa tersalurkan. Pemasarannya baru akan dimulai bulan April mendatang di Amerika Serikat.

Apa yang dilakukan Lenovo ini cukup menarik karena, yang melihat potensi besar VR dalam dunia pendidikan sebenarnya sudah banyak, tapi sebagian besar masih bingung dengan penerapannya. Lenovo pada dasarnya hanya ingin memudahkan dengan menyediakan tak cuma hardware dan software yang dibutuhkan, tapi juga sejumlah layanan untuk membimbing institusi pendidikan sampai akhirnya mereka siap memulai program berbasis VR-nya.

Sumber: Lenovo.