Tag Archives: Leontinus Alpha Edison

Co-Captain Timnas AMIN, Leontinus Alpha Edison / Dok. Pribadi Leontinus

Leontinus Alpha Edison Jabarkan Visi Ekonomi Digital Pasangan “AMIN”

DailySocial.id berkesempatan secara eksklusif mewawancara Co-Founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison yang saat ini juga menjadi Co-Captain dalam Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN).  Bahasan utama pada sesi ini membedah visi-misi tim AMIN dalam ekonomi digital Indonesia.

Mengawali perbincangan, Leon menjelaskan dua alasan mengapa ia akhirnya memutuskan gabung ke Timnas AMIN. Pertama, ia merasa sejalan dengan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam kaitannya dengan prinsip pemerataan, tentang menciptakan tatanan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur bagi semua kalangan.

“Ini sejalan dengan prinsip dan filosofi yang saya percayai saat membangun Tokopedia bareng William (Tanuwijaya). Kami ingin mengusahakan pemerataan di Tokopedia, hingga saat ini sudah berhasil meng-cover 99% kecamatan di seluruh Indonesia […] Bayangkan jika effort pemerataan ini tidak hanya dilakukan di perusahaan, tapi skalanya lebih besar di tingkat negara, saya yakin dampaknya akan menjadi lebih masif dan luas,” ujar Leon.

Kedua, prinsip kolaboratif yang selalu dijunjung tinggi. Kendati sangat filosofis, hal ini dinilai sejalan dengan apa yang dituangkan dalam Tokopedia, di mana semuanya bisa sebesar sekarang karena adanya kolaborasi. Ia mencontohkan, saat mendirikan Tokopedia ia berkolaborasi bersama William selaku co-founder, setelah Tokopedia jadi harus bermitra dengan merchant, lalu biar transaksi lancar harus bermitra dengan bank atau lembaga finansial lainnya, sampai berkolaborasi dengan regulator untuk mendorong lebih banyak UMKM go-digital.

Semangat kolaborasi ini dirasakan Leon saat bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta, yang dipimpin Anies Baswedan. Melalui inisiatif Plus Jakarta yang diikuti, ia melihat betul bagaimana proses kolaborasi antarstakeholder dalam memajukan UMKM hingga berhasil terdigitalisasi dan melihat langsung dampak perkembangannya.

Pandangan tentang ekosistem digital

Leon melihat bahwa saat ini digitalisasi sudah mulai mengubah mindset, dari ekonomi yang tersentralisasi menjadi terdistribusi. Ia mencontohkan, saat ini banyak startup yang mengakomodasi berbagai keperluan di berbagai tingkatan masyarakat — bahkan tidak sedikit yang mendapatkan perkembangan signifikan dari situ, Tokopedia salah satunya.

“Kunci dari ekonomi digital itu semangat kolaborasi. Yang terjadi, banyak sekali masyarakat (pelaku UMKM) di kota kecil yang tidak memiliki waktu dan sumber daya sebesar korporasi, karena adanya digitalisasi dan kolaborasi kini bisnis mereka bisa menjangkau konsumen potensial yang sama tapi dengan sumber daya yang ada,” kata Leon.

Ekonomi digital juga menjadi semakin penting ketika sekarang Indonesia telah menjadi pasar utama dan tujuan investasi utama di Asia Tenggara. Terbukti dengan banyaknya use case digitalisasi yang dapat didukung dan mendapatkan antusias dari pasar, mulai dari bidang pemberdayaan UMKM, pertanian, perikanan, keuangan, dan sebagainya. Leon juga menilai kepercayaan investor makin besar, dilihat dari banyaknya yang mengeksplorasi dan memberikan pendanaan bagi para founders di Indonesia.

“Saya percaya, ekonomi digital di Indonesia akan membuka pemerataan ekonomi, terutama bagi masyarakat kecil. Cukup banyak teman-teman startup yang bertahan dan bersinar saat pandemi Covid-19 sekaligus mendukung banyak pelaku ekonomi untuk tetap bisa berjalan. Ketika Covid-19 mereda, startup ini juga tidak mundur, mereka mampu beradaptasi dan akhirnya tetap bisa jalan sampai sekarang […] Dengan segala up and down-nya, ekosistem digital Indonesia is still going strong,” ujar Leon.

Tantangan terbesar di ekonomi digital

Infrastruktur dinilai masih menjadi tantangan mendasar ketika Indonesia hendak meningkatkan ekonomi digitalnya. Permasalahan ini sekali lagi terletak pada pemerataan. Di kota besar, kualitas internet sudah sangat layak, sementara di area 3T konektivitas sulit dan mahal.

Tantangan kedua menurut Leon adalah ketersediaan talenta digital yang mumpuni. Upaya yang perlu dilakukan dengan mengarahkan dan mendukung minat di sisi STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) untuk melahirkan lebih banyak pakar di bidang teknologi digital. Dan ketersediaan talenta ini juga harus dipastikan tidak hanya terpusat di kota besar saja.

Terkait dengan pendidikan STEM, menurut tim AMIN upaya yang perlu diperbaiki dari hulu ke hilir. Maka peningkatan kualitas sistem pendidikan wajib menjadi perhatian, salah satu yang paling utama dilakukan saat ini adalah peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru. Pemerintah perlu mengakomodasi program upskilling bagi para pengajar, agar bisa menghasilkan lulusan terbaik di bidangnya.

“Berbicara tentang pendidikan, kita tahu Indonesia itu akademis banget. Maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan pendidikan karakter, salah satunya untuk mempersiapkan agar orang bisa lebih mandiri — seperti dengan menanamkan karakter long life learner, critical thinking, problem solving […] Dari sini selanjutnya mereka secara pribadi akan memiliki kemauan mengeksplorasi, karena karakternya sudah terbangun,” jelas Leon.

Soal talenta ini Leon juga mengatakan bahwa penguatan pendidikan vokasi yang mengarah ke STEM juga perlu ditingkatkan. Hasilnya dinilai akan banyak mengakselerasi digitalisasi di berbagai level.

Masalah ketiga yang disebutkan terkait keamanan siber (cybersecurity). Ini adalah tentang kebijakan dan kemampuan pemerintah dalam merumuskan beleid pengamanan data, perlindungan privasi, juga memastikan ekosistem digital menjadi tempat yang aman bagi semua kalangan masyarakat.

Dan permasalahan terakhir yang turut disinggung adalah dukungan dari pemerintah. Pemerintah dinilai harus lebih cepat dan sigap dengan tren terbaru, sehingga proses regulasi juga bisa secepat dan agile seperti para inovator. Dipahami bahwa pemerintah kadang tidak bisa langsung tahu semua isu yang ada di lapangan, sehingga tantangan ini hanya bisa dipecahkan dengan menggalang kolaborasi yang intens dengan berbagai pihak.

Ekonomi digital yang lebih inklusif

Selain penguatan infrastruktur, memastikan internet bisa diakses oleh semua kalangan dan dimanfaatkan dengan benar, yang ingin digalakkan oleh tim AMIN adalah transformasi digital. Transformasi ini akan dimulai dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya digitalisasi dari sisi internal pemerintah. Dimulai dari pelayanan publik yang bisa lebih di-monitor agar bisa selalu diawasi dan dapat ditingkatkan. Mindset transformasi digital ini akan ditanamkan di seluruh tubuh jajaran pemerintahan.

Kemudian pemerintah AMIN nantinya juga ingin mendorong transformasi digital secara menyeluruh di seluruh lapisan bisnis. Termasuk mendorong berbagai korporasi besar lokal agar tidak terlena dengan “business as usual”, melainkan harus peka terhadap dinamika yang ada di pasar. Termasuk untuk mendorong digitalisasi ke usaha mikro, seperti mengajarkan petani untuk memanfaatkan aplikasi cuaca agar bisa mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.

“Supaya lebih inklusif, mantra pentingnya adalah kolaboratif. Saya belajar banyak dari tim AMIN, salah satu wejangan yang pernah saya dengar bahwa pemerintah juga berubah, ini terkait prinsip pemerintah dalam mengelola Indonesia. Dulu pemerintah kesannya seperti menjadi yang mendayung dan pemeran utama dalam sebuah perahu. Tapi seiring berjalan waktu pemerintah menjadi pengemudi, yang di belakang (stakeholder lain) yang mendayung. Pada dasarnya pasti ada effort dari pemerintah, tapi terbuka seluasnya untuk semua kalangan untuk turut andil berkolaborasi,” kata Leon.

Strategi taktis

Leon menyatakan bahwa jika AMIN dipercayakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden, mereka sadar kepemimpinan tidak berarti memiliki pengetahuan mutlak. Oleh karena itu, dalam merancang regulasi ke depan, mereka akan mengadopsi kebijakan berbasis prinsip (principle based policy) yang melibatkan para pemangku kepentingan, menghindari keputusan impulsif, dan mengurangi peraturan yang terlalu rinci sehingga tidak menghambat eksekusi. Meskipun terdengar sederhana, penerapannya membutuhkan komitmen untuk merubah mindset kita bersama.

Agar iklim investasi ke ekonomi digital juga terus mengalir, yang akan diupayakan AMIN adalah memastikan regulasinya mudah dan memberikan kepastian hukum. Ini pun harus ditunjang dengan ketersediaan sumber daya lokal yang memadai (termasuk talenta salah satunya), sehingga Indonesia dapat memberi nilai jual lebih kepada para investor tersebut.

“Kita harus terus mendorong founder startup yang lebih berkualitas. Bukan hanya sekadar menyontek dari luar, tapi juga benar-benar bisa memecahkan masalah […] Angan-angan saya lima tahun ke depan banyak founder yang berkembang dan makin banyak startup yang IPO. Bagi saya ini realistis untuk diwujudkan,” ujar Leon.

Disclosure: Artikel ini adalah bagian serial liputan Pilpres RI 2024 yang mencakup visi ekonomi digital setiap kandidat

Tokopedia Academy

Ketika Tokopedia Proklamirkan Budaya Berbagi Ilmu

Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk. Filosofi tersebut mungkin yang menginspirasi Tokopedia memasuki usia satu dekadenya untuk memperkenalkan Tokopedia Academy, sebuah wadah untuk menelurkan talenta digital baru khusus teknologi, manajemen produk, desain produk dan data.

Ada empat pilar yang ingin ditekankan di Tokopedia Academy, yakni konferensi, workshop, kemitraan bersama universitas dan pemerintah. Inisiasi dalam masing-masing pilar secara bertahap sudah diperkenalkan sejak tahun lalu.

Misalnya, kemitraan dengan Universitas Indonesia untuk AI Center of Excellence. Lalu, konferensi teknologi START 2020 yang diselenggarakan perdana pada Sabtu, (22/2) di Jakarta.

Sejumlah petinggi Tokopedia dalam acara temu media untuk konferensi START 2020

Senior VP of Engineering Tokopedia Herman Widjaja menjelaskan, Tokopedia Academy adalah wujud perusahaan untuk kembali berkontribusi ke komunitas. Selama ini komunitas punya peranan yang sangat penting dalam pengembangan perusahaan.

“Tokopedia Academy seperti umbrella dari seluruh inisiasi, di mana kami bisa give back untuk talenta digital di Indonesia. Untuk konferensi START, kami ingin rutin setiap bulan dengan skala lebih kecil. Kami juga akan minta praktisi infrastruktur teknologi untuk berbagi,” ujarnya.

Di dalam workshop, secara rutin akan diisi dengan berbagai kelas pelatihan intensif yang diisi oleh orang-orang Tokopedia untuk kalangan umum secara gratis. Durasi pelatihan akan fleksibel tergantung kebutuhan masing-masing topik.

“Setelah selesai dari pelatihan kami harapkan peserta enggak hanya dapat knowledge dari tim kita, juga saat on job training,” imbuh VP of Engineering Tokopedia Aswin Tanu Utomo.

Minim konferensi khusus teknologi

Co-Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya menjelaskan, selama satu dekade ini startup digital yang tumbuh di Indonesia semakin banyak. Akan tetapi, acara konferensi yang ada saat ini lebih menitikberatkan pada potensi bisnis.

Padahal, bagi perusahaan teknologi yang paling dibutuhkan adalah kekuatan inovasi oleh manusianya itu sendiri. Tulang punggung tersebut ada di tim teknologi yang perlu dieskalasi kemampuannya.

“Tokopedia bisa berkembang karena ada guru. Kesalahan-kesalahan yang kita lakukan menjadi pengalaman terbaik. Pengetahuan ini bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang sedang buat startup atau korporasi yang sedang menuju transformasi, dengan mengambil intisari dari pengalaman kami sehingga tidak perlu melakukan kesalahan sama,” terang William.

Dia mencontohkan, saat situs Tokopedia down sebelum investor global masuk dan memberikan transfer ilmu, solusi yang diambil sangat konvensional dan sering mengandalkan informasi yang didapat dari Google. Ketika solusi tersebut dicoba, sering kali gagal sampai mencari solusi-solusi berikutnya.

Beberapa investor di balik Tokopedia ada Sequoia yang merupakan investor awal dari Google; dan Softbank adalah investor awal dari Alibaba. Begitu investor global masuk, bala bantuan datang dengan membawa best practices dari portofolio mereka. Transfer ilmu tersebut begitu terasa, hingga mampu membuat Tokopedia ada di posisi sekarang.

Co-Founder & Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison menambahkan, konferensi teknologi masih menjadi barang langka di Indonesia. Di luar negeri, kegiatan seperti ini sering digelar oleh perusahaan teknologi ternama, seperti Google dengan Google I/O dan Facebook dengan F8-nya.

Di dalamnya berisi sesi berbagi yang sangat bermanfaat untuk eskalasi kemampuan dan bisa diterapkan langsung dalam pekerjaan. Para pembicaranya kebanyakan punya banyak pengalaman dan bersedia membagikan kesalahan-kesalahannya kepada semua orang di seluruh dunia.

Budaya tersebut perlu digalakkan di Indonesia agar makin banyak perusahaan teknologi yang bermunculan ke depannya. Menurutnya, dalam mengembangkan ekonomi digital tidak bisa sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan sendirian, butuh talenta-talenta berbakat.

“Sekarang sudah zamannya kolaborasi. Akademi ini buat sesi kita berbagi buat Tokopedia, dampak dari melakukan ini pasti jangka panjang dan tidak berdampak langsung. Itu tidak masalah. Menurut saya, masalah teknologi di tiap perusahaan itu beda-beda, jadi enggak bisa main copy,” ujar Leon.

Cetak generasi “PayPal Mafia”

Pernyataan William dan Leon cukup dimaklumi. Konferensi yang digelar khusus untuk engineer di Indonesia belum pernah diadakan secara mandiri oleh satu perusahaan teknologi lokal dalam skala besar. Kegiatan sejenis, selama ini digelar oleh komunitas dan asosiasi yang berkaitan dalam scoop lebih kecil.

Di luar negeri, kegiatan ini sekaligus menjadi ajang showcase teknologi teranyar yang berhasil dikembangkan oleh tim teknologi. Sementara itu, kegiatan pelatihan engineer sebetulnya juga sudah dilakukan oleh berbagai perusahaan global, seperti Google dan Apple.

Startup edtech seperti Dicoding bahkan mendedikasikan dirinya untuk menciptakan ekosistem IT dengan pilar-pilar pendukungnya. Perusahaan lainnya ada Gojek lewat Go-Academy. Konsepnya kurang lebih mirip dengan Tokopedia, hanya saja belum mengadakan konferensi skala besar.

Leon melanjutkan, turut sertanya Tokopedia untuk berkontribusi ke komunitas teknologi, adalah bentuk keinginannya menciptakan generasi “PayPal Mafia” berikutnya yang bisa memberikan signifikan buat negara.

PayPal Mafia adalah julukan untuk mantan para karyawan dan founder PayPal yang mendirikan dan mendanai sejumlah perusahaan teknologi seperti Tesla Motors, LinkedIn, YouTube, Facebook, Airbnb, Uber, Pinterest dan SpaceX. Mereka memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan digital secara global.

Salah satu acara berbagi ilmu yang diadakan di kantor Tokopedia

William juga menambahkan, dirinya menginginkan seluruh karyawan Tokopedia yang berhasil di internal diberi kesempatan untuk naik jabatan atau bangun startup lain yang sedang kesulitan mencari talenta digital. Menurutnya, Indonesia butuh lebih banyak perusahaan teknologi dan mengadaptasikan lebih banyak teknologi baru. Sejalan dengan fokus berikutnya Tokopedia setelah melewati dekade pertama.

Saat ini Tokopedia memiliki lebih dari 7,2 juta merchant sekitar 86% di antaranya adalah pengusaha baru. Lalu 250 juta produk yang dijual, lebih dari 90 juta pengguna aktif bulanan (MAU) atau setara sepertiga dari penduduk Indonesia setidaknya mengunjungi Tokopedia satu kali dalam sebulan.

Aplikasi Tokopedia telah didukung oleh lebih dari 12 ribu jenis perangkat. Dilengkapi dengan fitur dinamis agar semua perangkat bisa mengunduhnya. Fitur ini berisi fungsi dasar dari Tokopedia, besaran kapasitas akan bertambah menyesuaikan dengan tambahan fungsi yang mereka pakai. Tidak hanya marketplace, Tokopedia punya vertikal lainnya yakni produk digital, fintech, travel dan hiburan.

Disebutkan juga, perusahaan menampung lebih dari 1 petabyte data, setara 1 juta gigabyte. Ada lebih dari seribu engineer yang bergabung di Tokopedia, jumlahnya berlipat-lipat ganda dari 1,5 tahun sebelumnya hanya ratusan saja. Pada tiga tahun lalu, jumlahnya baru puluhan orang saja.

Seluruh tim teknologi di Tokopedia kini bekerja dengan konsep microservice. Ada lebih dari 300 microservices di sini. Microservice adalah jenis arsitektur dalam membangun aplikasi oleh tim developer yang membagi layanan-layanan yang ada menjadi bagian lebih kecil dan saling terhubung satu sama lain.

Application Information Will Show Up Here
Startup tidak hanya sekadar valuasi. Isu-isu negatif seputar investasi membuat startup semakin berhati-hati dalam menyeleksi portfolio

Pendanaan Startup Tak Hanya Soal Valuasi

Selama ini valuasi menjadi acuan utama para pemodal ventura dalam berinvestasi pada sebuah perusahaan. Metrik ini menentukan nilai sebuah perusahaan dan seberapa besar potensi bisnisnya. Salah satu terminologi yang erat dikaitkan dengan valuasi adalah unicorn, disematkan pada perusahaan dengan nilai valuasi di atas $1 miliar. Meskipun demikian, apakah valuasi menjadi satu-satunya ukuran pertumbuhan bisnis sebuah startup?

Industri VC atau Venture Capital sendiri masih tergolong muda di Indonesia dan baru mulai aktif dalam satu dekade terakhir. Masing-masing VC punya penilaian tersendiri dalam menentukan portfolio. Valuasi menjadi hal yang sangat penting bagi model bisnis ini untuk memproyeksikan rasio pengembalian (rate of return) investasi mereka. Hal ini yang juga membuat para investor berani mengasah nilai valuasi setinggi-tingginya demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Di akhir tahun 2019 lalu, kita sempat dikejutkan dengan isu beberapa startup unicorn, seperti WeWork, Uber, dan OYO yang mengalami permasalahan bisnis. Siapa sangka jika perusahaan dengan valuasi tinggi dan didukung investor besar bisa tersandung masalah finansial. Ternyata valuasi saja tidak bisa menjamin keberlangsungan bisnis sebuah perusahaan.

Berbagai isu mengenai valuasi startup membuat para penyuntik dana ketar-ketir. Faktanya startup tak hanya tentang valuasi. Terdapat sejumlah faktor yang membentuk sebuah perusahaan sampai pada tahapannya saat ini.

Fundamental value

Sebelum masuk ke ranah valuasi, terdapat peran esensial yang ada dalam perusahaan itu sendiri, yaitu founder. Sebelum menyuntik dana ke perusahaan, investor harus terlebih dulu menanam kepercayaan pada founder. Ketika keduanya sudah align, barulah bisa masuk ke pembicaraan mengenai valuasi.

Peran seorang Founder, yang kerap merangkap CEO bisa diibaratkan sebagai seorang nahkoda yang bertugas menentukan arah perusahaan, namun tanpa kapasitas yang mumpuni bisa menenggelamkan kapal yang telah dibangun sedemikian rupa.

Iklim bisnis yang positif di Indonesia juga turut mengambil peran dalam perkembangan industri startup. Lima unicorn menjadi bukti serta menunjukkan pasar yang semakin mature. 

Co-founder dan Direktur Tokopedia Leontinus Alpha Edison mengatakan, “Founder dalam satu dekade terakhir harusnya memiliki kualitas yang lebih baik, didukung dengan penetrasi internet dan mobile yang sudah terbangun, serta akses pada pendanaan yang lebih mudah.”

Tahapan pendanaan

Dalam praktiknya ada beberapa tahapan dalam pertumbuhan bisnis startup. hal ini turut mempengaruhi investasi dan valuasi perusahaan. Masing-masing pemodal ventura memiliki fokus tersendiri. Ada yang lebih fokus ke early stage, yang lain memilih bermain aman dengan investasi pada later stage.

Kepada DailySocial, Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan, “Setiap tahapan startup memiliki metrik yang berbeda. Di tahap awal kami akan memantau adopsi pengguna, selanjutnya akan lebih fokus pada unit ekonomi. Tidak ada aturan tunggal yang bisa berlaku untuk semua.”

Di sisi lain, dengan banyaknya jenis modal ventura yang ada, masing-masing punya strategi tersendiri dalam mengisi portfolio. Salah satunya dari Corporate Venture Capital (CVC), yang lebih fokus pada strategi dan potensi pemanfaatan aset.

CEO Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), dana kelolaan milik Telkomsel, Andi Kristianto mengatakan, “Sebagai modal ventura korporasi, kami lebih fokus pada later stage. Dengan aset yang begitu banyak, kami berharap investasi ini bisa disalurkan pada semua vertikal startup yang relevan dengan core business kami.”

Strategi Investor

Menanggapi isu WeWork dan Uber, Willson tidak melihat kasus ini berdampak signifikan dengan kondisi di tanah air. Sebagai pemodal ventura, ia memandang memang ada nilai-nilai yang harus dipegang teguh agar kelak tidak tersandung persoalan seperti ini.

“Kami memahami bahwa disiplin finansial itu penting dan kami hanya akan memberikan valuasi yang fair kepada model bisnis, inovasi, serta penciptaan nilai yang baik,” tambah Willson.

Menurut pemaparan CEO DailySocial Rama Mamuaya, data menunjukkan adanya penurunan jumlah startup yang menerima pendanaan. “Tidak lagi menyuntik dana sedikit-sedikit di beberapa perusahaan, tetapi invest ke sebuah perusahaan dalam jumlah besar,” ujarnya.

Hal ini bisa berarti para investor semakin selektif dalam berinvestasi. Untuk pendanaan dalam jumlah besar tentu saja tidak cukup hanya melihat valuasi. Dibutuhkan metrik lain untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari sisi investor, salah satunya adalah founder yang berkualitas.

“Tidak hanya financial gain, tapi juga fundamental value,” ujar Andi.

Dalam kasus WeWork dan Uber, ketika valuasi sudah terlanjur (terlalu) tinggi, ada beberapa strategi yang bisa jadi solusi. Mengganti CEO bisa jadi adalah solusi yang paling memungkinkan, tapi solusinya bisa berbeda terkait model bisnis masing-masing perusahaan.

Modal ventura adalah bisnis yang sarat risiko. Dengan berbagai isu negatif terkait investasi, wajar jika para investor sangat berhati-hati dalam menggelontorkan dana. Permainan valuasi tetap harus diimbangi dengan struktur organisasi dan ekosistem yang mumpuni.

Tokopedia's Co-Founder & Vice Chairman, Leontinus Alpha Edison and PT Pegadaian's Director of Marketing & Product Development, Harianto Widodo at Tokopedia Emas launching

Tokopedia and Pegadaian Officially Launches “Tokopedia Emas” for Selling Gold

Tokopedia introduces partnership with Pegadaian by launching “Tokopedia Emas” feature. It gives opportunity for users to buy and sell gold online, replacing the previous partnership with Orori.

Starts from 500 rupiah, users can invest in gold commodity. There are some membership levels based on the transaction requirements, Gold Club, Gold Prime, and Gold Prestige.

“Our partnership with Tokopedia is due to the same vision and mission to facilitate public to invest in gold bar through saving account,” PT Pegadaian’s Director of Marketing & Product Development, Harianto Widodo.

Tokopedia’s Co-Founder & Vice Chairman, Leontinus Alpha Edison added, “As we, a state-owned company, see Pegadaian as very relevant to be Tokopedia’s partner. It starts with gold saving, later, there might be some new features to introduce.”

Monitored by OJK

The system used in Tokopedia Emas product is under OJK (Financial Service Authority). Pegadaian ensures all products are insured. The transaction process is quite easy. Customers should only add a total purchased gold in grams or rupiah, and make payment as shopping in Tokopedia.

“We’re currently provide direct pick-up for customers who want to print their savings into physical form [gold bar] in all Pegadaian branches. In mid 2019, we’re planning to form partnership with third party logistics for home delivery,” he said.

Tokopedia and Pegadaian claim the disbursement to be real-time. It’s the leading ability of Tokopedia Emas. In addition, customers can also print their savings into jewelry. In terms of certificate, they can have it through Pegadaian.

Having established less than a month, Tokopedia Emas is claimed to have total customers with significant increase up to three times.

“Through partnership with Tokopedia, Pegadaian is expected to acquire more millennials which already registered in Tokopedia,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Tokopedia Emas menyediakan pencairan investasi dalam bentuk uang dan emas batangan di semua cabang Pegadaian

Tokopedia dan Pegadaian Resmikan Fitur Jual Beli Emas “Tokopedia Emas”

Tokopedia meresmikan kerja samanya dengan Pegadaian dengan meluncurkan fitur jual-beli emas “Tokopedia Emas”. Fitur ini memberikan kesempatan kepada pengguna melakukan transaksi jual-beli emas secara online, menggantikan kemitraan sebelumnya dengan Orori.

Dimulai dari 500 Rupiah sebagai investasi awal, pengguna bisa berinvestasi di produk komoditas emas. Ada beberapa level membership untuk para pengguna sesuai dengan kebutuhan transaksi emas yang dilakukan, yaitu Gold Club, Gold Prime dan Gold Prestige.

“Tujuan kami bekerja sama dengan Tokopedia adalah karena adanya kesamaan visi dan misi yaitu mempermudah masyarakat berinvestasi emas dalam bentuk tabungan,” kata Direktur Pemasaran & Pengembangan Produk PT Pegadaian Harianto Widodo.

Co-founder & Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison menambahkan, “Kami melihat sebagai perusahaan BUMN, Pegadaian sudah sangat relevan untuk menjadi mitra Tokopedia. Awalnya bisa dimulai dengan tabungan emas, ke depannya bukan tidak mungkin fitur menarik lainnya akan kami kembangkan.”

Diawasi OJK

Sistem yang digunakan dalam produk Tokopedia Emas berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pegadaian memastikan semua produk sudah diasuransikan. Proses transaksi disebut relatif mudah. Nasabah cukup mengisi jumlah emas yang dibeli dalam bentuk satuan gram atau Rupiah dan melakukan pembayaran seperti halnya berbelanja di aplikasi Tokopedia.

“Saat ini kami baru menyediakan pengambilan langsung untuk nasabah yang ingin mencetak tabungan mereka dalam bentuk fisik [batangan emas] di semua cabang Pegadaian. Namun pertengahan tahun 2019 nanti kami berencana untuk menjalin kemitraan dengan logistik pihak ketiga untuk pengantaran ke rumah nasabah,” kata Harianto.

Proses pencairan tersebut diklaim Pegadaian dan Tokopedia bisa dilakukan secara real time. Hal tersebut yang menjadi unggulan Tokopedia Emas. Selain emas batangan, nasabah ke depannya bisa mencetak tabungan dalam bentuk perhiasan. Untuk sertifikatnya sendiri, nasabah bisa mendapatkannya langsung di cabang Pegadaian.

Meskipun baru berjalan kurang dari satu bulan, Tokopedia Emas diklaim telah memiliki jumlah pengguna atau nasabah yang signifikan dengan kenaikan hingga tiga kali lipat.

“Melalui kerja sama dengan Tokopedia diharapkan Pegadaian bisa menarik lebih banyak nasabah baru dari kalangan milenial yang saat ini sudah banyak bergabung dengan Tokopedia,” kata Harianto.

Application Information Will Show Up Here
Tokopedia founders shares

Tokopedia’s Two Founders Own Less than 8 Percent of Shares

Tokopedia has reportedly raised $1 billion fresh funding that boosts the company’s valuation to $7 billion. To date, KrAsia obtains the information details, the investment is said to be led by BKPM, regarding shareholders and commissioners of the marketplace founded by William Tanuwijaya and Leontinus Alpha Edison. In a moment, both are said to own less than 8% of its shares.

There is some difference about funding information to the public and in the report. However, the table showed “authority division” of the company.

Of the many investors involved in this investment, Softbank and Alibaba become the two biggest investors. Among all rounds and funds get into Tokopedia’s pocket, Softbank in total (including its affiliations) has more than 38% shares. Alibaba, through Taobao, placed as the second biggest investor with 25%.

The domination of two is way too different compared with Gojek shareholders composition with no parties having more than 10% of its shares.

In the report, William Tanuwijaya, Tokopedia’s Co-Founder and CEO is said to own 5.6% shares, while the Co-Founder and Vice Chairman Leontinus Alpha Edison has 2.3%. In total, they have only 7.9% shares.

Board of commissioners

In addition to both co-founders, William Tanuwijaya and Leontinus Alpha Edison, the other commissioner members of Tokopedia are Eun Woo Lee (SoftBank), Lydia Bly Jett (SoftBank), Shailendra Singh (Sequoia Capital India), Wong Ka Kit, dan Joseph Tsai (Co-Founder dan Vice Chairman Alibaba Group).

The board is led by Kabir Misra, previously worked as Managing Partner of Softbank Capital. This year, even though he left Softbank Capital and build his own startup fund — worth of $250 million, Misra is said to continue his role as Tokopedia’s Head of Commissioner.

Tokopedia is one of nine unicorns receiving the largest funding in Southeast Asia, according to reports published by Google and Temasek this year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Herecom.tokopedia.tkpd
Berdasarkan informasi yang "bocor", Softbank dan Alibaba memiliki saham Tokopedia dengan jumlah persentase terbesar. Kedua pendiri memiliki 8% saham

Dua Pendiri Tokopedia Secara Total Disebut Miliki Kurang Dari 8 Persen Saham

Tokopedia baru saja dikabarkan mendapatkan pendanaan baru $1 miliar yang melambungkan valuasi perusahaan menjadi $7 miliar. Kali ini, KrAsia memperoleh detail informasi, yang disebut bersumber dari BKPM, tentang jajaran pemilik saham dan anggota Komisaris layanan marketplace yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison ini. Secara bersama, keduanya disebut memegang kurang dari 8% saham perusahaan.

Ada sejumlah perbedaan informasi pendanaan yang diungkapkan ke publik dan di laporan ini. Meskipun demikian, tabel yang dimuat di situ mengungkapkan “pembagian kekuasaan” perusahaan.

Dari sekian banyak investor yang menanamkan investasinya, Softbank dan Alibaba menjadi dua investor dengan persentase investasi terbesar. Dari sekian putaran dan sekian fund yang masuk ke Tokopedia, Softbank secara total (termasuk melalui afiliasinya) memiliki lebih dari 38% saham perusahaan. Alibaba, melalui Taobao, menjadi investor terbesar kedua dengan kepemilikan 25%.

Dominasi keduanya sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan komposisi kepemilikan Gojek yang bisa dibilang tidak ada pihak yang memiliki lebih dari 10% saham.

Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya dalam laporan itu disebut memiliki 5,6% saham, sementara Co-Founder dan Vice Chairman Leontinus Alpha Edison memiliki 2,3% saham. Secara total saham keduanya adalah 7,9%.

Anggota dewan komisaris

Selain dua orang co-founder, William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison, anggota dewan komisaris Tokopedia lainnya adalah Eun Woo Lee (SoftBank), Lydia Bly Jett (SoftBank), Shailendra Singh (Sequoia Capital India), Wong Ka Kit, dan Joseph Tsai (Co-Founder dan Vice Chairman Alibaba Group).

Dewan ini diketuai oleh Kabir Misra yang sebelumnya adalah Managing Partner Softbank Capital. Meskipun tahun ini Misra meninggalkan Softbank Capital dan mendirikan startup fund-nya sendiri senilai $250 juta, disebutkan ia tetap mempertahankan perannnya sebagai Presiden Komisaris Tokopedia.

Tokopedia adalah satu dari sembilan unicorn yang menerima pendanaan terbesar di Asia Tenggara, menurut laporan yang diterbitkan Google dan Temasek tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

The Future of O2O in Indonesia’s E-Commerce Industry

Ever since MatahariMall rocked the market with its Online to Offline (O2O) concept, its adoption has become an interesting debate all over the country. The concept is seen to be highly potential, as it is perceived as one of most plausible alternative solutions to local e-commerce’s logistic issue. However, many also doubt the implementation, given Indonesia’s unique and diverse culture. Continue reading The Future of O2O in Indonesia’s E-Commerce Industry

Masa Depan Adopsi Layanan Online to Offline (O2O) di Industri E-Commerce Indonesia

/ Shutterstock

Sejak MatahariMall membunyikan gong layanan Online to Offline (O2O), adopsi layanan tersebut kerap jadi perbincangan hangat di kalangan pelaku maupun konsumen dari industri ecommerce Tanah Air. Konsep ini dianggap punya potensi besar jika digarap, salah satunya sebagai jalan keluar alternatif bagi permasalahan logistik e-commerce Indonesia. Tapi dengan keunikan dan keragaman kultur Indonesia, tak sedikit pula yang mempertanyakan masa depan adopsinya.

Continue reading Masa Depan Adopsi Layanan Online to Offline (O2O) di Industri E-Commerce Indonesia

Berumur Enam Tahun, Tokopedia Gelar Kampanye “Ciptakan Peluangmu”

/ DailySocial

Salah satu pemain terdepan dalam industri e-commerce Indonesia, Tokopedia, kini telah genap berusia enam tahun. Di perayaan ulang tahunnya, Tokopedia meluncurkan kampanye “Ciptakan Peluangmu” sebagai bentuk dukungan terhadap pelaku UKM Indonesia. Selain itu, Tokopedia juga umumkan dua kemitraan barunya, yakni dengan Indomaret untuk kemudahan pembayaran dan Go-Jek untuk kemudahan pengiriman barang.

Continue reading Berumur Enam Tahun, Tokopedia Gelar Kampanye “Ciptakan Peluangmu”