Seperti yang telah dijanjikan setahun lalu, Levi’s akhirnya sudah siap untuk memasarkan jaket pintar hasil kerja samanya dengan Google. Meski sudah dua tahun lebih sejak proyek ini pertama diumumkan, setidaknya Google berhasil mewujudkannya menjadi produk final, tidak seperti Project Ara yang bernasib naas.
Levi’s Commuter Trucker Jacket with Jacquard by Google – ya, nama resminya memang sepanjang ini – lebih pantas dikategorikan sebagai pakaian ketimbang gadget. Sekadar mengingatkan, inovasi yang Google kembangkan adalah benang konduktif yang dapat ditenun menjadi kain berpanel sentuh kapasitif.
Penampilannya hampir tidak ada bedanya dengan jaket jeans standar Levi’s yang dibanderol jauh lebih murah, hanya saja di bagian pergelangan tangan kirinya terdapat sebuah dongle fleksibel yang bertugas berkomunikasi dengan smartphone (Android atau iPhone) via Bluetooth, sehingga pada akhirnya beragam gesture yang pengguna terapkan dapat diterjemahkan menjadi input kontrol pada smartphone.
Total ada tiga gesture – swipe ke atas, swipe ke bawah dan double tap – yang semuanya dapat diprogram fungsinya melalui aplikasi pendamping Jacquard. Fungsinya sendiri terbilang terbatas, namun secara spesifik dirancang untuk mempermudah rutinitas para pesepeda.
Yang paling utama adalah untuk mengontrol jalannya musik. Kemudian ada pula fungsi navigasi, dimana petunjuk arah akan diberikan dalam bentuk audio, baik via earphone atau speaker ponsel itu sendiri – pada bagian dada kiri terdapat kantong khusus untuk menyimpan ponsel.
Jacquard juga dapat dipakai untuk menerima atau menolak panggilan telepon, atau bahkan membacakan pesan teks yang masuk. Semua ini memang sudah bisa didapatkan di smartwatch, akan tetapi berhubung Jacquard adalah sebuah jaket, Anda bebas mencucinya kapan saja diperlukan – terkecuali dongle Bluetooth-nya.
Dibanderol $350 mulai 2 Oktober mendatang, Jacquard jelas bukan untuk semua orang, apalagi mengingat jaket trucker standar Levi’s bisa dibeli paling murah seharga $70 saja. Di samping para pesepeda, saya kira kalangan konsumen lain yang bakal tertarik membelinya hanyalah para denim head sejati – meski besar kemungkinan mereka bakal lebih memilih jaket raw denim yang banderol harganya kurang lebih sama.