Tag Archives: LG

CES 2022: LG Singkap Sejumlah Terobosan Baru di Ranah OLED Display

Seperti biasa setiap tahunnya, LG memanfaatkan ajang Consumer Electronics Show (CES) untuk mendemonstrasikan terobosan-terobosan terbarunya di bidang display. Tahun ini, LG sudah menyiapkan beberapa kejutan menarik, terutama yang berkaitan dengan teknologi OLED.

Yang pertama adalah OLED.EX, generasi baru TV OLED yang menjanjikan kualitas gambar yang lebih baik lagi. Rahasianya terletak pada pemanfaatan deuterium, sehingga masing-masing diodenya mampu memancarkan cahaya yang lebih terang. Persisnya hingga 30 persen lebih terang daripada panel OLED tradisional.

Di saat yang sama, OLED.EX juga bisa membuat TV tampak lebih estetis berkat bezel yang kian menipis dari 6 mm menjadi 4 mm. Rencananya, teknologi OLED.EX ini bakal mulai diimplementasikan ke semua TV OLED yang LG produksi mulai kuartal kedua 2022.

Selanjutnya, LG Display turut memamerkan teknologi Transparent OLED dalam berbagai bentuk. Sesuai namanya, Transparent OLED punya warna yang cukup transparan untuk menggantikan kaca biasa, tapi di saat yang sama juga mampu menampilkan gambar dengan kualitas yang baik. Dari sini kita sudah bisa langsung menebak skenario penggunaannya yang paling ideal, yakni untuk menggantikan kaca etalase di pusat perbelanjaan.

Selain untuk memberikan pengalaman baru bagi kita yang hobi cuci mata di mal, LG juga melihat potensi penggunaan Transparent OLED di lokasi-lokasi publik lain, seperti salah satunya di stasiun kereta bawah tanah. Bukan cuma itu, Transparent OLED juga dapat dikemas menjadi sebuah kaca pintar yang secara spesifik didesain untuk lingkungan perkantoran.

Terobosan lain yang mencuri perhatian adalah Virtual Ride, sebuah sepeda statis dengan tiga panel OLED 55 inci yang melengkung secara vertikal di bagian depan dan atasnya. Tidak kalah menarik adalah Media Chair, semacam home teather personal yang menandemkan kursi malas dengan layar OLED melengkung dan sistem audio yang sangat kapabel.

LG turut menyiapkan panel OLED foldable berukuran 17 inci untuk laptop yang diklaim hampir tidak memiliki garis lipatan. Kemudian di sektor gaming, LG tahun ini berencana merilis TV/monitor gaming OLED berukuran 42 inci dan 48 inci.

Terakhir, untuk produk non-OLED, LG memperkenalkan IPS Black, varian baru yang diklaim memiliki kadar kehitaman (black level) hingga 35 persen lebih pekat daripada IPS biasa. Lebih lanjut, IPS Black juga diyakini memancarkan gelombang cahaya biru dalam jumlah yang jauh lebih sedikit. Semoga saja harga monitor IPS Black tidak terpaut terlalu jauh dari monitor IPS standar.

Sumber: LG Display.

LG DualUp Monitor Adalah Monitor Impian Para Editor Video

Populasi laptop dengan layar yang memiliki aspect ratio 16:10 atau 3:2 terus bertambah belakangan ini, mengindikasikan adanya pergeseran tren di kalangan konsumen. Dibanding layar widescreen standar dengan aspect ratio 16:9, layar 16:10 atau 3:2 mampu menyajikan lebih banyak konten secara vertikal, dan ini dipercaya dapat berdampak positif terhadap produktivitas.

“Lebih banyak” itu relatif. Pada layar 16:10 misalnya, yang dimaksud lebih banyak biasanya cuma beberapa baris teks ekstra. Namun bagaimana kalau yang diincar sebenarnya adalah dua kali lebih banyak? Kalau itu yang dicari, mungkin monitor terbaru LG ini bisa jadi solusi.

Seperti yang bisa dilihat, monitor ini justru memanjang secara vertikal ketimbang horizontal. Teknisnya, perangkat bernama LG DualUp Monitor (28MQ780) ini merupakan sebuah monitor IPS 27,6 inci dengan resolusi 2560 x 2880 dan aspect ratio 16:18. Di rasio seperti itu, layarnya justru kelihatan hampir mengotak seperti format foto orisinal Instagram.

Monitor ini tidak bisa disamakan dengan monitor widescreen biasa (16:9) yang diputar 90°. Pasalnya, lebarnya sama persis seperti monitor 16:9 dalam posisi normal. Perbandingan yang lebih tepat adalah jika Anda menumpuk dua monitor 16:9. Menurut LG, menggunakan monitor ini sama seperti menggunakan dua monitor 21,5 inci beresolusi QHD (2560 x 1440).

Pada gambar-gambar promosinya, LG menunjukkan monitornya yang sedang dipakai untuk menyunting video, dan ini memang merupakan salah satu skenario penggunaannya yang paling ideal; tampilan timeline di bawah, preview-nya di atas. Menurut LG, bentuk layar yang unik semacam ini bisa membantu meminimalkan risiko sakit leher, sebab pengguna jadi lebih jarang menoleh ke kiri-kanan.

Harganya jualnya sejauh ini masih belum diketahui, dan LG hanya bilang mereka bakal menyingkap lebih banyak informasi di event CES pada tanggal 4 Januari 2022 mendatang. Bersamaan dengan monitor unik itu, LG turut mengumumkan satu monitor lain yang cukup spesial, yakni LG UltraFine Display (32UQ85R).

Monitor dengan layar 4K 31,5 inci ini istimewa berkat jenis panel yang digunakan, yaitu panel Nano IPS Black yang memiliki rasio kontras 2.000:1 (dua kali lipat panel Nano IPS yang terdapat pada LG DualUp tadi) dan color gamut 98% DCI-P3. Yang menjadi target pasarnya adalah kalangan profesional, jadi jangan heran kalau LG turut menyertakan sensor kalibrasi warna otomatis yang bisa dilepas-pasang dalam paket penjualannya.

Sumber: Ars Technica dan LG.

LG Ungkap Laptop Gaming Perdananya, UltraGear 17G90Q

Sekitar enam tahun sejak menyeriusi segmen laptop lewat seri LG Gram, LG kini ingin melebarkan sayapnya ke ranah laptop gaming. Melalui sebuah siaran pers, LG mengumumkan laptop gaming perdananya: LG UltraGear 17G90Q.

LG tampaknya tidak mau tanggung-tanggung dalam menjalani debutnya, sebab laptop ini datang membawa spesifikasi kelas atas. Utamanya adalah prosesor Intel generasi ke-11 Tiger Lake H Series dan kartu grafis Nvidia GeForce RTX 3080 Max-Q, lengkap dengan sistem pendingin vapor chamber guna menjamin performa yang konsisten.

Melengkapi spesifikasinya adalah memory dual-channel dengan kapasitas 16 GB atau 32 GB, serta sepasang slot SSD M.2 NVMe dengan dukungan kapasitas hingga 1 TB, tidak ketinggalan pula baterai berkapasitas 93 Wh. Hebatnya, semua itu dikemas dalam bodi yang relatif ringkas, dengan tebal hanya 21,4 mm dan bobot 2,64 kg.

Secara estetika, laptop ini terkesan memiliki gaya industrial dengan sasis serba aluminium, sekaligus kelihatan cukup minimalis untuk sebuah laptop gaming. Di dekat engsel layarnya, kita bisa melihat dua ventilasi besar untuk mengakomodasi sirkulasi udaranya.

Bicara soal layar, laptop ini datang membawa panel IPS 17,3 inci dengan resolusi 1920 x 1080, refresh rate 300 Hz, dan waktu respon 1 milidetik (GtG). Pengalaman panjang LG memproduksi monitor gaming semestinya juga bakal bisa dirasakan di laptop ini.

Port yang tertanam cukup melimpah, mulai dari port USB 4 Gen 3×2 Type C, USB 3.2 Gen 2×1 Type C, sepasang port USB 3.2 Gen 2×1 Type A, HDMI, Ethernet, sampai slot kartu microSD. Fitur-fitur pendukungnya mencakup sepasang speaker DTS:X Ultra, Wi-Fi 6E dan Intel Killer Wireless, serta sensor sidik jari di tombol power.

Secara keseluruhan, debut perdana LG di ranah laptop gaming ini terdengar cukup menjanjikan. Sayang LG baru berencana memasarkannya di Korea Selatan dan Amerika Serikat saja pada awal 2022 mendatang. Harganya masih belum diketahui, tapi kemungkinan bakal disingkap di event CES 2022 tidak lama lagi (4 Januari).

Sumber: The Verge dan LG.

Aplikasi TikTok Kini Tersedia di Deretan Smart TV LG

TikTok belum lama ini meluncurkan aplikasi untuk smart TV LG. Ini bukan pertama kalinya aplikasi TikTok eksis di kategori perangkat televisi, tapi pertama kalinya di platform webOS.

Aplikasi TikTok ini sudah tersedia di deretan TV LG keluaran tahun 2021 dan 2020 yang menjalankan sistem operasi webOS 6.0 maupun webOS 5.0 melalui sebuah firmware update. Namun dalam beberapa bulan mendatang, aplikasinya juga bakal tersedia di TV keluaran tahun 2019.

Entah apa alasannya, namun yang pasti untuk sekarang aplikasinya hanya tersedia di Inggris, Perancis, dan Jerman saja. Sepertinya pengguna TikTok di negara-negara tersebut memang banyak yang suka menonton konten TikTok di layar besar. Buktinya, aplikasi TikTok yang dirilis di Android TV dan Samsung TV sebelum ini juga ditujukan untuk konsumen di negara-negara Eropa tersebut. Sejauh ini belum ada informasi apakah aplikasi TV TikTok juga akan menyambangi konsumen di negara-negara selain yang sudah disebutkan.

TikTok baru-baru ini mengumumkan bahwa platform-nya kini diakses oleh lebih dari semiliar orang setiap bulannya. Keberadaan aplikasi TikTok di platform-platform smart TV ini pada dasarnya bakal semakin mengakselerasi pertumbuhan yang sangat pesat tersebut, terlepas dari kurang optimalnya TikTok untuk orientasi layar televisi.

Tidak seperti YouTube, TikTok dari awal memang terlahir di ekosistem smartphone, sehingga tampilan beserta kontennya tentu jauh lebih optimal di orientasi portrait (vertikal) ketimbang landscape (horizontal). Itulah yang pada akhirnya mendorong Samsung untuk meluncurkan The Sero, TV unik yang dapat berganti orientasi sehingga penggunanya dapat menikmati konten-konten TikTok di layar besar secara proper.

Pertanyaannya, apakah LG dan pabrikan-pabrikan TV lainnya juga akan menyusul jejak Samsung tersebut? Apakah TV “Made for TikTok” bakal jadi tren baru ke depannya?

Sumber: The Verge. Gambar header: Alexander Shatov via Unsplash.

Unik, Trio TWS Baru LG Dibekali Fitur untuk Berbisik Selagi Menelepon

Lini TWS LG Tone Free selalu menawarkan fitur ekstra yang membuatnya tampil menonjol di tengah-tengah segudang TWS lain yang ada di pasaran. Hal ini juga berlaku untuk trio TWS terbarunya berikut ini: Tone Free FP5, FP8, dan FP9.

Ketiganya sama-sama menawarkan fitur Whispering Mode, yang bakal sangat membantu ketika pengguna sedang tidak bisa berbicara keras-keras selagi menelepon, semisal di dalam perpustakaan. Cukup dengan mendekatkan earphone sebelah kanan ke mulut, maka pengguna bisa langsung berbisik dan lawan bicaranya dipastikan tetap mampu mendengar dengan jelas.

Trio Tone Free FP ini dibekali enam buah mikrofon secara total (tiga di kiri, tiga di kanan). LG pun tidak lupa menyematkan fitur active noise cancellation (ANC) pada ketiganya, sehingga perangkat tetap ideal digunakan di lokasi-lokasi yang ramai. Fitur berbisik tadi tentunya juga bakal sangat berguna di keramaian, seperti misalnya di dalam bus atau MRT.

Fitur Headphone Spatial Processing dan 3D Sound Stage turut dihadirkan untuk menyambut tren spatial audio sekaligus menyuguhkan pengalaman mendengarkan yang lebih immersive kepada pengguna. Terkait kualitas suaranya, LG mengklaim tiga TWS barunya ini mampu menghasilkan bass yang lebih bertenaga tanpa mengorbankan clarity berkat penggunaan driver dan diaphragm yang telah disempurnakan.

LG Tone Free FP9 / LG

Secara desain, trio Tone Free FP hadir mengusung rancangan baru yang lebih sleek berkat tangkai yang lebih pendek 4,4 milimeter ketimbang milik model sebelumnya, serta yang tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4. Untuk FP8 dan FP9, keduanya hadir bersama charging case spesial yang dibekali teknologi anti-bakteri seperti sebelum-sebelumnya, dengan kemampuan membunuh hingga 99,9% bakteri yang bersarang di bagian speaker mesh-nya.

Khusus FP9, charging case-nya malah lebih istimewa lagi karena mampu merangkap peran sebagai sebuah adaptor wireless. Menggunakan kabel USB-C ke AUX, case-nya ini dapat disambungkan ke berbagai macam perangkat, mulai dari game console sampai sistem hiburan dalam kabin pesawat, dan setelahnya FP9 pun menerima sinyal audio dari perangkat tersebut secara wireless.

Perihal baterai, FP8 dan FP9 diklaim bisa tahan sampai 10 jam pemakaian, atau sampai 24 jam jika dipadukan bersama charging case-nya. FP5 di sisi lain menjanjikan daya tahan hingga 8 jam, atau total 22 jam bersama case-nya. Khusus FP8, charging case-nya dapat diisi ulang menggunakan Qi wireless charger.

Ketiga TWS baru ini kabarnya bakal dipasarkan mulai bulan ini juga di beberapa negara. Sayang LG belum punya informasi harganya sama sekali.

Sumber: The Verge dan LG.

Versi Anyar LG PuriCare Wearable Air Purifier Diungkap, Kini Lebih Ringan dan Dilengkapi Mikrofon Plus Speaker

Masih ingat dengan masker elektronik besutan LG yang punya cara kerja seperti mesin pemurni udara? Berhubung pandemi masih berkelanjutan, LG pun menyingkap versi terbaru dari produk tersebut yang membawa sejumlah penyempurnaan.

Nama resminya masih sama, yakni LG PuriCare Wearable Air Purifier, tapi desainnya sudah sedikit berubah. Yang paling kelihatan berbeda adalah, pada versi barunya kini tidak ada lagi bagian menonjol yang sebelumnya menjadi rumah filter HEPA. Tebakan saya, slot filter HEPA-nya dipindah ke bagian dalam, atau bisa saja saya salah mengingat LG sama sekali tidak membahas soal perubahan desainnya.

Yang ingin LG soroti justru adalah penyempurnaan dari segi kinerja. Utamanya berkat penggunaan komponen motor yang lebih kecil, lebih ringan, sekaligus lebih efisien. Harapannya tentu supaya perangkat jadi bisa lebih nyaman dikenakan, plus dapat beroperasi lebih lama dalam setiap charge.

Benar saja, versi barunya ini memiliki berat cuma 94 gram, jauh lebih enteng daripada versi lamanya yang bobotnya mencapai angka 126 gram. Penggunaan motor berukuran lebih kecil juga menyisakan ruang yang lebih besar untuk baterai. Versi terbaru PuriCare Wearable mengemas baterai berkapasitas 1.000 mAh, bandingkan dengan versi pertamanya yang mengusung baterai 820 mAh.

Namun entah kenapa, LG masih mengklaim daya tahan baterai yang sama seperti sebelumnya, yakni hingga sekitar 8 jam pemakaian. Charging-nya sendiri membutuhkan waktu selama sekitar 2 jam. Hal lain yang juga tidak diubah adalah sepasang kipas yang dapat menyesuaikan kekuatan putarannya secara otomatis berdasarkan pola pernapasan pengguna.

Sepertinya versi barunya juga bakal tersedia dalam warna hitam / LG

Selain kinerja yang lebih baik, versi baru PuriCare Wearable turut dilengkapi mikrofon dan speaker internal yang bertugas menangkap sekaligus mengamplifikasi suara pengguna. Gunanya tentu supaya suara pengguna bisa terdengar lebih jelas, dan supaya mereka tidak perlu menurunkan masker setiap kali hendak berbicara, mirip seperti yang ditawarkan oleh konsep masker elektronik besutan Razer, Project Hazel.

LG sejauh ini belum punya info sama sekali mengenai harganya. Produk ini rencananya akan dijual di Thailand mulai bulan Agustus, sebelum akhirnya menyusul ke negara-negara lain seiring LG mendapat persetujuan dari masing-masing negara.

Sumber: SlashGear dan LG.

Lineup LG QNED Mini LED TV Resmi Dirilis, Harga Mulai $2.000

Teknologi display Mini LED terus menjadi sorotan di tahun 2021 ini. Satu demi satu perangkat yang dilengkapi layar berteknologi Mini LED terus bermunculan, mulai dari iPad Pro M1 12,9 inci sampai keluarga TV Neo QLED besutan Samsung. Sekarang, giliran LG yang meluncurkan lineup TV Mini LED-nya.

Dijuluki LG QNED, namanya menggambarkan perpaduan dua teknologi mutakhir, yakni teknologi warna Quantum Dot NanoCell dan teknologi Mini LED itu tadi. Kombinasi tersebut, menurut LG, dapat menghasilkan gambar dengan reproduksi warna yang lebih akurat, tingkat kecerahan dan kontras yang lebih tinggi, serta hitam yang lebih pekat daripada TV LCD biasa.

Terkait kemampuannya mereproduksi warna, seri LG QNED diklaim telah lulus uji sertifikasi dari Intertek, sanggup menyajikan 100 persen volume warna secara konsisten. TV ini juga dirancang untuk mengeliminasi distorsi warna yang umum terjadi ketika TV dilihat dari sudut yang kurang ideal.

Lineup LG QNED terdiri dari beberapa model, dari yang beresolusi 8K seperti QNED99 dan QNED95, sampai QNED90 yang beresolusi 4K. Ukurannya pun bervariasi mulai dari 65 inci sampai 86 inci.

Pada model termahalnya, yakni 86QNED99UPA yang mengemas panel 86 inci beresolusi 8K, LG menanamkan sekitar 30.000 backlight LED, yang kemudian dikelompokkan menjadi 2.500 local dimming zone untuk mewujudkan rasio kontras hingga 10 kali lebih tinggi daripada TV LCD konvensional. Tingkat kecerahan maksimumnya sendiri berada di angka 3.000 nit.

Sebagai perbandingan, iPad Pro M1 mengemas sekitar 10.000 backlight LED yang juga dikelompokkan menjadi 2.500 local dimming zone, dan rasio kontrasnya tercatat berada di angka 1.000.000:1. Samsung di sisi lain tidak merincikan seberapa banyak backlight LED yang mereka sematkan pada lineup TV Neo QLED-nya.

Mini LED berbeda dari MicroLED maupun OLED, sebab Mini LED masih mengandalkan lapisan backlight terpisah sebagai sumber pencahayaan, sedangkan MicroLED dan OLED mengandalkan pixel yang bisa menyala dengan sendirinya. Cara kerja teknologinya sangatlah berbeda, demikian pula harganya. Setidaknya untuk sekarang, harga TV Mini LED masih jauh lebih masuk akal daripada harga TV MicroLED yang bisa mencapai angka ratusan ribu dolar.

Selebihnya, LG QNED Mini LED TV menawarkan fitur-fitur yang umum kita jumpai pada TV kelas atas, di antaranya dukungan HDR10, HLG, Dolby Vision, maupun Dolby Atmos. Semua model di lineup LG QNED juga menawarkan refresh rate maksimum 120 Hz, menjadikannya sebagai TV yang ideal bagi para pemilik PlayStation 5 dan Xbox Series X.

LG berniat menjual lineup TV ini di berbagai negara di seluruh dunia dalam beberapa minggu ke depan. Di Amerika Serikat, LG mematok harga mulai $2.000 untuk model termurahnya, yakni 65QNED90. Model termahalnya, 86QNED99 tadi, dihargai $6.500.

Sumber: LG dan Engadget.

LG Kini Lisensikan Sistem Operasi webOS ke Produsen TV Lain

Berawal sebagai sistem operasi perangkat mobile yang diciptakan oleh Palm, webOS telah berevolusi menjadi platform smart TV yang cukup populer di tangan LG. Kalau Anda pernah membeli smart TV besutan LG selama tujuh tahun terakhir, besar kemungkinan Anda sudah cukup familier dengan tampilan antarmukanya yang menyenangkan.

Ke depannya, kita bakal menjumpai lebih banyak lagi smart TV yang menggunakan sistem operasi webOS. Pasalnya, LG baru saja mengumumkan ketertarikannya untuk melisensikan webOS ke produsen-produsen TV lain.

Dijelaskan bahwa sejauh ini sudah ada lebih dari 20 produsen di seluruh dunia yang berminat menggunakan webOS pada TV besutannya, termasuk brand seperti RCA, Ayonz, dan Konka. LG percaya bahwa langkah ini berpotensi mendisrupsi status quo di industri smart TV, yang selama ini memang dikenal melibatkan banyak sistem operasi dari masing-masing pabrikan.

Bagi para produsen TV, ini berarti mereka punya opsi platform tambahan yang dapat digunakan di samping Android TV, Roku TV, maupun Fire TV dari Amazon. Mengenai alasan mengapa pabrikan harus memilih webOS ketimbang platform lainnya, mungkin user interface yang intuitif bakal menjadi salah satu pertimbangan utama mereka di samping fitur-fitur macam voice search, voice control maupun algoritma AI yang terintegrasi.

LG sendiri sempat memperkenalkan webOS 6.0 pada bulan Januari lalu, dan di versi terbarunya itu, nyaris semua bagian dari tampilan antarmukanya telah dirombak habis. Namun untuk yang dilisensikan ke pabrikan lain, LG rupanya akan tetap menggunakan versi yang berbasiskan webOS 5.0. Pada model TV tertentu yang kompatibel, paket penjualannya juga akan mencakup remote control Magic Motion rancangan LG.

Tidak diketahui sampai kapan taktik menyediakan dua versi webOS yang berbeda untuk TV bikinan sendiri dan TV besutan produsen lain ini bakal LG pertahankan. Paling tidak hal ini justru bakal membantu memudahkan konsumen membuat keputusan; kalau versi terbaru webOS dengan UI yang benar-benar gres merupakan suatu prioritas, maka mereka harus melirik TV bikinan LG sendiri ketimbang yang lain.

Sumber: LG dan The Verge.

LG Kembangkan TV Gaming Unik dengan Layar yang Bendable

Dari tahun ke tahun, ajang Consumer Electronics Show (CES) selalu menjadi panggung demonstrasi teknologi display terkini dari pabrikan-pabrikan seperti Samsung, LG maupun Sony. Tahun ini pun tidak luput dari tren tersebut, terlepas dari fakta bahwa CES 2021 harus dihelat secara online.

Melalui sebuah siaran pers, LG mengumumkan bahwa mereka bakal segera memamerkan sebuah prototipe TV istimewa yang mereka juluki dengan istilah Bendable Cinematic Sound OLED (CSO). Kuncinya terletak pada kata “bendable“, yang mengindikasikan bahwa layar milik TV ini dapat dibengkokkan sekaligus dapat kembali ke bentuk semula.

Mengapa Anda perlu membengkokkan layar TV, dan mengapa ini harus kita bahas di Hybrid? Idenya adalah, dalam posisi datar, TV seukuran 48 inci ini bisa dipakai untuk menonton berbagai tayangan secara nyaman. Lalu ketika pengguna hendak bermain game, layarnya dapat dibuat jadi melengkung sehingga pengalaman yang didapat bisa lebih immersive.

Perangkat ini pada dasarnya merupakan jawaban terhadap konsumen yang mengeluhkan bahwa layar melengkung lebih cocok dipakai untuk gaming ketimbang menonton. Satu perangkat untuk dua keperluan, kira-kira begitu premis utamanya. Sayang hingga kini mekanisme untuk membengkokkan dan meluruskan layarnya masih misteri, apakah menggunakan tombol atau bagaimana.

Secara teknis, layar TV ini memiliki kurvatur maksimum sebesar 1000R, setara dengan yang ditawarkan monitor gaming flagship Samsung, Odyssey G9. Pemilihan nominal kurvaturnya bukanlah suatu kebetulan, sebab 1000R disebut adalah yang kelengkungannya paling mendekati kontur bola mata manusia.

LG tidak menyebutkan resolusinya, tapi saya menebak 4K kalau melihat ukurannya yang cukup besar. Melengkapi spesifikasinya adalah waktu respon 0,1 milidetik dan refresh rate maksimum sebesar 120 Hz, sudah sangat cukup untuk keperluan leisure gaming.

Namun layar yang bendable bukanlah satu-satunya kejutan dari perangkat ini. LG turut melengkapinya dengan sistem audio yang inovatif, di mana layarnya akan bergetar untuk menghasilkan suara. Teknologi ini bukanlah barang baru, akan tetapi LG sudah menyempurnakannya sehingga komponen yang diperlukan jauh lebih tipis daripada versi sebelumnya, krusial demi mencegah sasis TV yang kelewat tebal.

Untuk keperluan menonton, sistem audio semacam ini mungkin bisa dikatakan cukup, meski kemungkinan besar kualitas suaranya jauh di bawah soundbar. Kalau untuk keperluan gaming, sepertinya gamer akan lebih memilih menggunakan headset. Terlepas dari itu, setidaknya TV ini dapat langsung digunakan begitu dikeluarkan dari boksnya.

Lebih lengkapnya mengenai TV gaming yang bendable ini baru akan dibeberkan pada acara CES 2021 nanti, yang dijadwalkan berlangsung mulai 11-14 Januari.

Sumber: The Verge.

AP-PuriCare-Wearable-Air-Purifier-01-2-Intro-D

LG Umumkan PuriCare Wearable Air Purifier Akan Tersedia di Indonesia

LG Electronics Indonesia akhirnya resmi mengumumkan dimulainya pemasaran perangkat air purifier terbarunya, yaitu LG PuriCare Wearable Air Purifier. Label wearable pada namanya, merujuk pada desain berbentuk serupa pelindung wajah yang menutupi bagian hidung dan mulut yang membuatnya dapat digunakan setiap saat bahkan saat beraktivitas di luar ruang, apalagi di situasi pandemi covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.

Terus meningkatnya perhatian masyarakat Indonesia pada kebersihan udara ditengah aktivitas kesehariannya, mendorong kami sebagai penyedia teknologi untuk membawa produk revolusioner ini ke Indonesia,” ujar Seungmin Park – President of Sales and Marketing PT. LG Electronics Indonesia. Tentang sebutan revolusioner ini, tak hanya dari bentuknya yang meninggalkan desain air purifier yang sebelumnya dikenal portable. Namun merujuk pula pada teknologi dan fitur didalamnya yang dibuat untuk melindungi sekaligus memberi kenyamanan dalam penggunaan.

AP-PuriCare-Wearable-Air-Purifier-

PuriCare Wearable Air Purifier ini termasuk dalam seri LG PuriCare yang dikenal luas sebagai lini produk LG bagi produk yang mengedepankan penciptaan udara bersih. Termasuk didalamnya berbagai seri produk air purifier, pengembangan seri LG PuriCare melebar menjangkau penggunaan bagi konsumen akhir rumah tangga maupun solusi bagi bangunan komersil.

Air purifier wearable ini mengadopsi dua filter H13 HEPA yang serupa dengan yang digunakan pada teknologi air purifier LG terkini. Penggunaan saringan khusus ini membuat LG PuriCare Wearable Air Purifier memiliki tingkat efektivitas optimal dalam menghilangkan bakteri, virus serta berbagai allergen yang melayang di udara. Kinerja ini telah terverifikasi melalui pengujian yang dilakukan dibawah observasi lembaga uji internasional TÜV Rheinland di Korea Selatan pada bulan Mei tahun ini.

Perhatian pada kenyamanan penggunaan, mudah terasa saat pertama kali mengenakan perangkat air purifier wearable ini. Pengembangan berdasarkan analisis pada tekstur wajah berpadu dengan pelindung bagian dalam dari material silikon medical grade, memberikan kenyamanan saat menempel di wajah. Desain ini sekaligus dibuat dengan pertimbangan untuk meminimalisir tingkat kebocoran udara hingga dibawah 10% pada sepanjang penggunaannya.

Meski dengan rancang bentuk yang rapat, tak membuat proses penapasan pengguna menjadi terhambat. Teknologi yang diterapkan LG bahkan membuat pengguna LG PuriCare Wearable Air Purifier dapat melakukan pernapasan alami.

Hal ini berkat keberadaan Dual Fan dan Respiratory Sensor. Berbentuk kipas yang menempel pada tempat filternya, Dual Fan memastikan penyaringan udara lebih baik dengan opsi pengaturan tiga tingkat kecepatan, sementara sesuai namanya, Respiratory Sensor bekerja mengidentifikasi tingkat volume pernapasan pengguna.

Menunjang kinerjanya, perangkat ini ditenagai baterai built-in berkekuatan 820mAh yang dapat diisi ulang. Kekuatan baterai ini membuatnya mampu beroperasi hingga delapan jam dengan kecepatan rendah dan dua jam pada pengaturan tertinggi. Dengan komponen utama seperti filter, penutup dalam, pelindung wajah, tali telinga dan pemanjang tali mudah dilepas dan ganti, membuat perangkat purifier wearable ini mudah dibersihkan.

Lebih lanjut bicara mengenai ketersediaannya di Indonesia, LG PuriCare Wearable Air Purifier akan ditawarkan dalam paket penjualan yang termasuk berbagai perangkat cadangan pengganti. Selain unit utama, didalamnya juga akan termasuk 4 filter PuriCare, 10 lapisan dalam, 1 tali tambahan untuk telinga, dan 1 kabel pengisi daya tipe C. Khusus untuk membawanya sehari-hari, untuk menjaga tingkat kebersihannya LG juga menyediakan 1 kantong khusus.

Sementara sebagai opsi tambahan yang melengkapi penjagaan kebersihan bagi PuriCare Wearable Air Purifier, LG menyediakan wadah penyimpan berteknologi sanitasi LG UV Nano. Hadir dengan opsi pembelian terpisah, wadah khusus ini menggunakan pancaran cahaya UV-C LED yang dirancang mampu mengeliminasi 99.99% kuman hanya dalam 30 menit. Tak hanya itu, wadah khusus ini menyingkirkan kelembaban pada berbagai komponen dalam yang disebabkan pernapasan penggunanya.

Dengan seluruh kemampuannya memberikan perlindungan dan kenyamanan melalui udara lebih bersih, LG menyatakan optimis PuriCare Wearable Air Purifier akan mudah menarik perhatian calon penggunanya di seluruh Indonesia. Lebih lanjut terkait menandai pemasaran perdana LG PuriCare Wearable Air Purifier, LG akan menghelat sebuah kegiatan interaktif di kanal media sosial LG. Kegiatan ini membuka peluang bagi peminat LG PuriCare Wearable Air Purifier untuk mendapatkannya secara cuma-cuma. Meski belum menyebut kepastian waktunya, namun LG memberi ancang-ancang bahwa kegiatan ini akan berlangsung pekan depan.