Kiprah LG memproduksi televisi OLED dimulai di 2010, dan dalam waktu hanya beberapa tahun, perusahaan asal Korea Selatan itu diakui para pemain di industri eletronik sebagai pionir. Terjaminnya mutu produk mereka mendorong sejumlah brand lain memutuskan untuk menggunakan panel OLED buatan LG, di antaranya Panasonic, Sony, Toshiba, Philips dan Loewe.
Sudah menjadi karakteristik perangkat teknologi untuk menjadi terjangkau seiring berjalannya waktu. Hal ini juga berlaku pada OLED. Dahulu, kita harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk bisa memiliki TV berpanel organic light-emitting diode. Tapi pelan-pelan, harganya mulai menurun. Dan lewat acara pers hari Rabu kemarin, LG mendemonstrasikan kecanggihan produk OLED ‘entry-level‘ andalan mereka, 55B8.
LG 55B8 adalah televisi OLED pintar beresolusi 4K yang dibekali integrasi Google dan kecerdasan buatan ThinQ. Sang produsen meramunya untuk jadi solusi hiburan all-in-one di ruang keluarga, menjanjikan gambar berkualitas, sistem audio mumpuni tanpa mengharuskan kita memasang speaker eksternal, serta proses pengoperasian yang intuitif berbasis gesture (via remote) serta perintah suara.
‘Picture quality’
Begitu banyaknya istilah seperti 4K, UHD, LED, OLED, dan HDR memang membingungkan bagi konsumen awam. Sederhananya, OLED ialah teknologi panel high-end saat ini. Tidak seperti panel LCD dengan backlight LED yang digunakan oleh TV generasi tahun 2000-an, tiap pixel di televisi OLED mampu mengatur tingkat kecerahan secara mandiri tanpa perlu mengandalkan pencahayaan latar.
Ketiadaan backlight atau pencahayaan latar memastikan panel OLED dapat mereproduksi gambar lebih presisi, menyuguhkan rasio kontras tinggi, dan menghasilkan warna-warni memukau serta dramatis. Kapabiltas tersebut sangat berkaitan dengan kemampuan panel menyajikan warna hitam pekat berkat absennya backlight – yang OLED hanya perlu lakukan ialah ‘menonaktifkan’ pixel.
LG 55B8 adalah televisi 55-inci beresolusi 3840x2160p, dan merupakan varian TV OLED paling ekonomis. Ia siap mendukung beragam format HDR, dari mulai HLG, HDR10, Advanved HDR oleh Technicolor serta Dolby Vision. Kompatibilitas tinggi ini sulit ditemukan di produk lain. Menjelaskan HDR secara tertulis tidaklah mudah, namun bayangkan saja, kehadirannya memungkinkan layar menjaga detail di gambar dengan tingkat kontras tinggi, baik pada area gelap maupun terang.
Ada dua fitur pelengkap menarik yang dimiliki oleh televisi OLED ini. Pertama adalah upscale 4K yang bertugas untuk meningkatkan kualitas gambar via metode upscaling ke UHD, walaupun sumber film belum berformat 4K. Dan kedua ada HDR effect. Ketika dinyalakan, konten-konten tanpa dukungan high-dynamic range dapat dinikmati dengan visual ala HDR, sehingga warna-warninya lebih dramatis.
Televisi OLED LG 55B8 juga ditopang teknologi high refresh rate, mampu menjalankan konten hingga 120 gambar per detik. Julius selaku product marketing LG Electronics menjelaskan pada saya bahwa sistem ini bekerja dengan menyisipkan satu frame hitam di tiap gambar yang dihasilkan panel, sehingga gerakan tampil lebih mulus. LG 55B8 sendiri kabarnya mempunyai refresh rate ‘sejati’ di 100Hz.
Desain
Berkat penggunaan teknologi OLED, LG 55B8 mampu mengusung desain yang begitu minimalis. Bingkainya sangat ramping, namun aspek yang paling menakjubkan ialah ketika Anda melihat TV dari samping dan menyaksikan betapa tipisnya bagian panel 55B8. Hal ini tercapai berkat tidak adanya kebutuhan terhadap backlight. Di bagian bawahnya, produsen mencantumkan modul berisi unit prosesor, sistem audio serta sejumlah konektivitas fisik.
Pendekatan desain yang simpel dan elegan tersebut membuat LG 55B8 dapat serasi dengan berbagai tipe interior rumah.
Sistem audio
Untuk menangani audio, televisi OLED anyar ini dilengkapi oleh sistem speaker 2.2 dengan kekuatan output 20W serta ditunjang teknologi Dolby Atmos. Dolby Atmos mampu ‘mensimulasikan’ efek suara surround atau tiga dimensi tanpa memerlukan setup speaker eksternal. Anda akan tahu dari mana arah datangnya suara raungan monster atau bunyi baling-baling helikopter yang melintas di atas kepala. Sistem tersebut mendukungan hingga 128 sumber suara berbeda.
Kecerdasan buatan
LG berkolaborasi bersama Google untuk mengintegrasikan AI ThinQ dan Google Assistant ke dalam 55B8. Berbekal suara, Anda bisa mengatur segala macam setting, menyuruhnya mengaktifkan fungsi unik, serta melakukan pencarian mengenai hal yang ingin Anda ketahui. Kecerdasan buatan mempersilakan kita mengatur volume ke tingkat yang diinginkan hingga menyuruh televisi untuk mati secara otomatis setelah film selesai.
Google Assistant memang baru bisa bekerja optimal jika layanan ini sudah tersedia resmi di Indonesia. Dengannya, Anda dapat mencari tahu tentang segala hal: aktor pemeran tokoh utama di film favorit Anda, informasi cuaca hari ini, sampai posisi gerai kopi favorit terdekat (karena film yang sedang ditonton mungkin membuat Anda ngantuk). Product marketing supervisor Gloria Mariawaty menyampaikan bahwa dukungan Google Assistant di 55B8 menandai kesiapan LG menyongsong masa depan.
Harga dan ketersediaan
Berdasarkan keterangan LG Electronics, televisi OLED 4K 55B8 telah mulai dipasarkan di Indonesia sejak bulan September 2018, didistribusikan baik ke pasar modern serta channel tradisional. Produk dijajakan di kisaran harga Rp 25 juta. LG juga menyediakan tiga model TV OLED lagi, dengan versi paling high-end mencapai harga Rp 120 juta.