Tag Archives: liga call of duty

Pemain NBA Rudy Gobert Investasi di ReKTGlobal

Pemain NBA di Utah Jazz, Rudy Gobert, menanamkan investasi pada ReKTGlobal, grup esports global yang juga merupakan perusahaan induk dari tim Rogue. Gobert menjadi pemain olahraga tradisional terbaru yang ikut masuk ke ranah esports. Dari segi nilai industri, esports tumbuh pesat. Sementara dari total hadiah turnamen, turnamen esports bisa menawarkan hadiah yang tidak kalah dari kompetisi olahraga tradisional. Tidak heran jika tim atau atlet olahraga konvensional tertarik untuk mendukung tim esports. Belum lama ini, Manchester City juga telah mengumumkan kerja samanya dengan FaZe Clan.

“Rudy sangat cocok untuk ReKTGlobal,” kata Amish Shah, co-founder of ReKTGlobal, seperti dikutip dari VentureBeat. “Dia telah menjadi gamer sejak lama. Tidak hanya itu, dia juga memiliki jiwa bisnis yang kuat dan memiliki ide-ide baru. Sejak lama, dia memang ingin berinvestasi di ranah esports dan ikut serta dalam industri gaming. Kami bangga karena dia memilih ReKTGlobal sebagai rekannya dan kami tidak sabar untuk melihat sepak terjangnya sebagai atlet olahraga tradisional pertama yang menjadi anggota dewan kami.”

Sumber: InvenGlobal
Sumber: InvenGlobal

Menurut laporan The Esports Observer, Gobert — yang pernah bermain di NBA selama enam musim dan pernah memenangkan Defensive Player of the Year dua kali — akan berbagi pengalamannya di dunia olahraga tradisional pada ReKTGlobal. Selain itu, dia juga akan membantu ReKTGlobal menjalin kerja sama strategis. Ke depan, pemain center asal Prancis ini juga akan membuat konten dan melakukan siaran langsung bersama dengan anggota tim Rogue. Saat ini, Rogue bertanding di League of Legends European Championship (LEC). Selain itu, Rogue juga memiliki tim di Fortnite, Rocket League, dan Rainbow Six Siege. Menurut kabar terbaru, Rogue telah mendapatkan slot untuk bertanding di liga Call of Duty yang akan mulai diadakan pada tahun depan. Rogue akan mewakili London dalam turnamen yang diadakan oleh Activision Blizzard itu.

“Kecintaan saya akan gaming sudah jadi rahasia umum di kalangan Utah Jazz dan tim nasional Prancis. Saya memang sudah tertarik untuk menanamkan investasi dan ikut serta dalam esports, dan saya tidak sabar untuk mengukir sejarah bersama dengan ReKTGlobal,” kata Gobert. “Selama bertahun-tahun, saya bermain game untuk bersantai ketika harus bertanding. Bermain game juga menjadi cara saya mempertahankan hubungan dengan teman-teman saya ketika saya sedang dalam perjalanan. Saya sangat tidak sabar untuk bekerja sama dengan tim Call of Duty sebelum mereka mulai berlaga pada tahun depan.”

ReKTGlobal didirikan pada 2016 dan memiliki markas di New York. Organisasi ini bertujuan untuk menjembatani bisnis olahraga tradisional dengan esports. Selain Gobert, ada sejumlah selebritas lain yang juga telah menjadi investor dari ReKTGlobal, seperti DJ Steve Aoki dan DJ Nicky Romero, serta anggota dari band Imagine Dragons.

Activision Blizzard Pastikan 12 Tim yang Bertanding di Liga Call of Duty 2020

Liga Call of Duty akan dimulai pada tahun depan. Activision Blizzard sudah memastikan bahwa jumlah tim yang ikut adalah 12 tim, sama seperti ketika Overwatch League baru dimulai. Meskipun begitu, bukan berarti tertutup kemungkinan jumlah tim yang ikut dalam liga Call of Duty akan bertambah. Pada musim pertama, Overwatch League memang hanya mengadu 12 tim. Namun, pada musim kedua, jumlah tim yang bertanding bertambah menjadi 20 tim. Call of Duty Esports Commissioner, Johanna Faries menyebutkan bahwa mereka senang dengan kemiripan antara liga Call of Duty dan Overwatch League. Saat ini, Activision Blizzard menyebut liga ini Call of Duty Global League, meski masih terbuka kemungkinan nama liga tersebut diganti.

“Ke depan, kami ingin agar Call of Duty Esports menjalin kerja sama dengan grup esports yang berkomitmen untuk membawa tim esports profesional ke kota mereka dan mengembangkan komunitas di kota asal mereka,” kata CEO Activision Blizzard pada The Washington Post. “Kami telah menemukan rekan yang tepat dan Call of Duty Esports League 2020 secara resmi akan memiliki 12 tim.” Sama seperti Overwatch League, liga Call of Duty ini juga menggunakan sistem franchise. Itu artinya, tim yang hendak ikut bertanding harus rela membayar sejumlah uang. Menurut rumor, sebuah tim harus membayar US$25 juta untuk dapat ikut serta dalam liga Call of Duty. Sistem franchise alias sistem tertutup memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Hybrid sempat membahas tentang sistem tersebut secara lengkap di sini.

Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk ikut serta dalam liga Call of Duty membuat beberapa tim enggan untuk ikut. Salah satunya adalah 100 Thieves. Melalui sebuah video, CEO 100 Thieves, Matthew “Nadeshot” Haag mengatakan bahwa 100 Thieves tidak akan ikut dalam liga Call of Duty tahun depan. “Kami tidak ikut dalam CDL, kami juga tidak punya tim yang akan bertanding atas nama kami — dan saya tidak berkata bahwa ini adalah akhir dari partisipasi kami di Call of Duty, tapi kami juga tidak akan menyiapkan roster untuk Call of Duty,” katanya, lapor Dot Esports.

Tim 100 Thieves bukanlah satu-satunya tim yang memutuskan untuk tidak ikut dalam liga Call of Duty tahun depan. FaZe Clan serta eUnited, tim yang berhasil memenangkan Call of Duty World League 2019, juga memutuskan untuk tidak turun. Ketika ditanya apakah keputusan beberapa tim untuk tidak ikut serta akan mengundang kemarahan fans, Faries mengaku dia tidak khawatir. “Saya rasa, kami benar-benar berhati-hati dalam menyertakan komunitas dalam liga ini sejak awal,” katanya, lapor The Washington Post. “Jadi, walau tidak semua tim ikut serta, pada saat yang sama, mengadakan turnamen model franchise berbasis kota memerlukan keikutsertaan organisasi esports yang sama sekali berbeda.” Saat ini, belum ada informasi tentang jadwal atau format liga Call of Duty. Faries mengatakan, mereka akan mengumumkan hal ini dalam beberapa minggu ke depan.

Tim eUnited saat memenangkan CWL 2019 | Sumber: Dexerto
Tim eUnited saat memenangkan CWL 2019 | Sumber: Dexerto

Faries berkata, untuk saat ini, Activision Blizzard ingin memfokuskan liga Call of Duty pada kawasan Amerika Utara dan Eropa. Dua belas tim yang bertanding dalam liga tersebut mewakili 11 kota, yaitu Atlanta, Chicago, Dallas, Florida, London, Los Angeles, Minnesota, New York, Paris, Seattle, dan Toronto. Ada dua tim yang mewakili Los Angeles, yaitu KSE Esports dan Immortals Gaming Club. Sama seperti Overwatch League, liga Call of Duty juga akan menggunakan sistem kandang-tandang. Jadi, tim yang menjadi tuan rumah akan menjamu tim lawan di markas mereka.

Sumber header: Kevin Haube / ESPAT Media via The Esports Observer

 

Misfits Gaming dan Kroenke Sports & Entertainment Bakal Bertanding di Liga Call of Duty

Misfits Gaming dan Kroenke Sports & Entertainment (KSE) membeli slot untuk bertanding dalam liga Call of Duty yang akan dimulai pada tahun depan. KSE akan menjadi tim kedua dari Los Angeles. Sebelum ini, Immortals Gaming juga telah mendapatkan spot di kota tersebut. Sementara Misfits Gaming, yang juga memiliki tim Florida Mayhem dalam turnamen Overwatch League, akan mewakili Florida.

Dengan dua tim baru ini, maka telah ada sembilan tim yang akan bertanding dalam liga CoD tersebut. Tim Atlanta Esports Ventures dari Atlanta, Envy Gaming dari Dallas, Sterling.VC dari New York, c0ntact Gaming dari Paris, OverActive Media dari Toronto, WISE Ventures dari Minnesota, dan Immortals Gaming dari Los Angeles. Turnamen CoD ini digelar oleh Activision Blizzard Esports Leagues, yang juga bertanggung jawab atas Overwatch Leagues. Saat pertama kali OWL diadakan, ia mempertemukan 12 tim. Diperkirakan, turnamen CoD ini juga akan dimulai dengan jumlah tim yang sama.

Sebelum ini, Hybrid pernah menjelaskan tentang dua sistem liga esports: terbuka dan tertutup. Sama seperti OWL, liga CoD buatan Activision Blizzard ini menggunakan sistem tertutup. Itu berarti, masing-masing tim harus membayar sejumlah uang agar mereka bisa ikut bertanding dalam kompetisi itu. Disebutkan, untuk bisa masuk ke liga CoD, masing-masing tim harus membayar sekitar US$25 juta.

Sumber: Call of Duty via Esports Insider
Sumber: Call of Duty via Esports Insider

Menurut informasi bocoran yang didapatkan oleh Dexerto, pada akhirnya, akan ada 28 tim esports yang bertanding dalam liga CoD. Beberapa informasi lain yang didapatkan oleh media tersebut adalah tentang persyaratan bagi tim yang hendak ikut. Salah satunya, tim yang ingin bertanding harus memiliki seorang General Manager. Jumlah minimal pemain sebuah tim adalah tujuh orang dengan jumlah maksimal 10 orang.

Sama seperti OWL, ada minimal gaji yang diberikan pada para pemain, yaitu US$50 ribu per tahun. Menyoal hadiah dalam turnamen, manajemen tim boleh menentukan persentase pembagian hadiah yang diterima oleh pemain dan masuk ke kas tim. Namun, Activision Blizzard menyaratkan agar setidaknya 50 persen dari hadiah diberikan pada para pemain.

Sekilas, Activision Blizzard juga membahas tentang kesuksesan Overwatch League. Mereka menyebutkan, dari musim pertama liga tersebut, mereka berhasil mendapatkan US$82 juta. Angka ini lebih dari tiga kali lipat dari perkiraan awal, yaitu US$25 juta. Lebih dari setengah total pendapatan dari OWL berasal dari Twitch, yang membayar US$45 juta per tahun untuk mendapatkan hak siaran. Tidak heran jika Activision Blizzard mengaku bahwa liga CoD ini akan jadi proyek jangka panjang mereka. Dalam 10 tahun ke depan, mereka memperkirakan bahwa nilai slot tim dari turnamen ini akan naik menjadi US$45 juta. Sementara dalam tahun pertama, mereka memperkirakan bahwa mereka akan mendapatkan US$20 juta dari penjualan hak siar.

Sumber: Newzoo
Sumber: Newzoo

Menurut Newzoo, pendapatan esports tahun ini mencapai US$1,1 miliar. Pada 2022, diperkirakan, angka ini akan naik menjadi US$1,8 miliar. Saat ini, kontribusi terbesar untuk pendapatan esports masih sponsorship dengan kontribusi sebesar US$456,7 juta. Kontributor terbesar kedua adalah hak siar dengan nilai US$251,3 juta. Namun, hak siar media merupakan sumber pemasukan esports yang tumbuh paling besar jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara nilai kontribusi sponsorship naik 34,4 persen, nilai jual hak siar naik 41,8 persen. Karena itu, tidak tertutup kemungkinan, ke depan, industri esports akan disokong oleh penjualan hak siar, sama seperti turnamen olahraga konvensional.

Sumber: Esports Insider, The Esports Observer, Dexerto

Sumber header: Dexerto