Tag Archives: lightroom

Pembaruan Terbaru Adobe Lightroom, Bawa Fitur Baru & Peningkatan Performa

Lightroom merupakan salah satu senjata utama fotografer untuk meningkatkan kualitas foto lewat sentuhan pribadi alias editing. Dibanding beberapa tahun lalu, harga berlangganan Lightrom semakin murah. Misalnya Lightroom versi mobile mulai dari Rp29.000 per bulan dan Rp134.800 untuk paket komplet fotografi termasuk Photoshop, Lightroom plan untuk desktop dan mobile, serta Lightroom Classic.

Baru-baru ini, Adobe telah mengumumkan pembaruan untuk Lightroom dekstop ke versi 4.2 dan Lightroom mobile versi 6.2 yang menyertakan sejumlah fitur baru, termasuk dukungan format Apple ProRaw dan peningkatan lain. Sementara, pembaruan pada Lightroom Classic ke versi 10.2 berfokus pada peningkatan performa.

lightroom-march-update-for-you

Mulai dari Lightroom dekstop, Adobe menambah fitur feed baru yang bisa dipersonalisasi, serta tab ‘For you‘ dan ‘Discover’. Dari tab ini, pengguna dapat mengakses tutorial terpandu dan pengeditan interaktif, yang secara khusus dikuratori untuk pengguna individu.

Selain itu, Lightroom dekstop dan mobile sekarang mendukung format foto Raw baru ProRaw dari Apple. Sebagai informasi, ProRaw sendiri tersedia di iPhone 12 Pro dan iPhone 12 Pro Max yang menggabungkan kecanggihan komputasi Apple dan fleksibilitas Raw.

lightroom-cc-mobile-updates-march

Di macOS, pembaruan Lightroom Classic ke versi 10.2 menjanjikan peningkatan kinerja saat menavigasi gambar di setrip film menggunakan fitur Library Loupe, Develop, dan Compare View. Di macOS dan Windows, fungsi pengeditan batch umum, termasuk Copy+Paste, Sync Settings, Quick Develop, dan Auto-Sync juga bekerja lebih cepat.

Khusus untuk pengguna kamera DSLR Nikon, versi terbaru Lightroom Classic menyertakan versi beta Tethered Live View untuk Nikon. Dukungan untuk sistem kamera mirrorless Nikon Z juga dijanjikan akan segera hadir.

lightroom-classic-updates-march

Baik Lightroom dan Lightroom Classic menyertakan dukungan kamera dan lensa baru. Untuk kamera meliputi Fujifilm GFX 100S, Fujifilm X-E4, Samsung Galaxy S21, Sony Alpha 1, dan Sony FX3. Lalu, untuk lensa termasuk lensa terbaru Rokinon, Samyang, Sigma, Tamron, Tokina, Voigtlander, dan lensa terbaru Sony FE 35mm F1.4 GM.

Sumber: DPreview

Zeiss ZX1, Kamera Compact Full-Frame dengan Integrasi Lightroom, Bakal Dipasarkan Seharga $6.000

Di bulan September 2018, Zeiss memperkenalkan sebuah kamera compact yang sangat unik bernama ZX1. Unik bukan hanya karena kameranya menjalankan sistem operasi Android, tapi juga karena ia dilengkapi aplikasi Adobe Lightroom CC yang dapat langsung dipakai untuk mengedit hasil jepretan menggunakan layar sentuhnya.

Kala itu, Zeiss ZX1 dikabarkan bakal tersedia di pasaran pada awal tahun 2019. Namun seperti yang kita tahu sekarang, janji tersebut meleset. Menariknya, baru-baru ini B&H Photo Video mencantumkan ZX1 sebagai produk yang akan segera hadir dalam waktu dekat. Mereka bahkan sempat membuka pre-order untuk kamera tersebut dengan harga $6.000.

$6.000? Ya, saya bukannya salah ketik, tapi memang ini adalah harga yang bisa kita ekspektasikan dari produsen sekelas Zeiss. Kebetulan spesifikasi ZX1 memang cukup mengesankan, terutama berkat sensor CMOS full-frame beresolusi 37,4 megapixel yang diusungnya, yang ditandemkan bersama lensa prime Distagon T* 35mm f/2.

Kombinasi tersebut tentu bakal sangat menarik untuk street photography, apalagi mengingat ZX1 juga mengadopsi mekanisme leaf shutter yang sangat senyap. Lalu meski panel belakangnya didominasi layar sentuh, pengoperasian ZX1 dipastikan tetap mudah berkat sepasang kenop untuk mengatur shutter speed dan ISO, tidak ketinggalan juga aperture ring yang mengitari lensanya.

Layar sentuhnya ini berukuran masif kalau dibandingkan dengan kamera-kamera lain: 4,3 inci, dengan resolusi 1280 x 720 pixel, krusial mengingat lewat layar inilah pengguna bakal mengedit hasil tangkapannya, dibantu oleh aplikasi Lightroom itu tadi. Di atas layarnya, ada viewfinder elektronik dengan panel OLED 0,7 inci beresolusi full-HD dan tingkat perbesaran 0,74x.

Melengkapi spesifikasinya adalah SSD berkapasitas 512 GB dan konektivitas Wi-Fi sekaligus Bluetooth. Idenya adalah, pengguna bisa memotret, mengedit, dan memublikasikan hasilnya langsung dari kamera. Namun kalau memang masih perlu mengandalkan komputer, setidaknya semua hasil penyuntingan memakai Lightroom tadi bakal tersinkronisasikan secara otomatis dengan yang ada di komputer.

Sejauh ini memang belum ada kepastian kapan tepatnya Zeiss ZX1 bakal mulai dipasarkan. Namun setidaknya ini merupakan kabar baik bagi kaum enthusiast yang selama ini sudah menanti kehadirannya dan khawatir perangkat ini tidak akan terealisasikan.

Sumber: DPReview.

Adobe Tingkatkan Tool Select Subject di Photoshop dengan AI, Edit Foto Portrait Jadi Lebih Mudah

Kabar gembira datang bagi para fotografer yang mengandalkan software besutan Adobe seperti Photoshop, Lightroom, dan Camera Raw untuk post processing. Sebab, Adobe telah merilis update Creative Cloud untuk bulan Juni yang membawa sejumlah fitur baru untuk pengolahan gambar yang lebih baik.

Pada Photoshop versi desktop misalnya, Adobe telah memperbarui tool Select Subject dengan algoritma baru menggunakan teknologi machine learning Sensei AI untuk memberikan hasil seleksi yang lebih akurat.

Ya, saat mengedit foto portrait, biasanya kita perlu usaha ekstra untuk memisahkan subjek dengan background secara sempurna. Terutama elemen rumit seperti bagian rambut, dengan Select Subject yang baru ini hasil seleksinya bakal jauh lebih rapi dalam sekali klik.

adobe-tingkatkan-tool-select-subject-di-photoshop-dengan-ai-edit-foto-portrait-jadi-lebih-mudah-1

Selain Select Subject, fitur lainnya termasuk pattern atau pola yang bisa diputar, aktivasi otomatis untuk Adobe Font saat membuka file Photoshop yang menggunakan font yang belum terinstall. Lalu, Match Font yang dapat mendeteksi font dalam gambar dan menyarankan font yang tampak serupa.

Lightroom

adobe-tingkatkan-tool-select-subject-di-photoshop-dengan-ai-edit-foto-portrait-jadi-lebih-mudah-2

Beralih ke Lightroom, Adobe telah menambahkan kontrol baru Local Hue. Di mana kita bisa membuat perubahan seperti warna kulit tanpa mempengaruhi warna keseluruhan gambar.

Sementara, di Lightroom Mobile versi iOS, Adobe menambahkan kemampuan “Edit in Photoshop“. Artinya, kita bisa langsung melanjutkan proses editing dari Lightroom Mobile ke Photoshop di iPad, tanpa perlu export dan import secara manual.

adobe-tingkatkan-tool-select-subject-di-photoshop-dengan-ai-edit-foto-portrait-jadi-lebih-mudah-3

Lanjut ke Adobe Camera Raw, Adobe merombak layout antarmukanya dan memperbarui tool pengeditan agar memberikan pengalaman pengguna yang terasa seperti Lightroom. Seperti slider baru yang mirip Lightroom, peningkatan tool crop, dan Curve UI yang lebih mudah digunakan.

Masih banyak lagi, peningkatan yang dibawa oleh Adobe pada update Creative Cloud bulan Juni ini. Hal yang cukup menarik adalah semua update kali ini terfokus untuk memanjakan para fotografer.

Sumber: Blog Adobe

Memotret Foto Raw di Smartphone dengan Lightroom Mobile

Bicara soal kamera di smartphone, kualitasnya terus membaik seiring waktu. Kini didukung setup multi kamera dengan lensa berbeda untuk fasilitas wide angle hingga zoom dan fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan.

Meski begitu, masih ada satu fitur yang kurang dan belum tersedia di kebanyakan aplikasi kamera bawaan i saat ini yakni opsi untuk menyimpan foto dalam format Raw untuk fleksibilitas lebih saat post processing. Yang saya tahu, hanya smartphone Huawei dan OPPO Find X2 series yang menawarkan fitur Raw.

Alternatifnya kita bisa menggunakan aplikasi kamera pihak ketiga seperti Lightroom Mobile. Sebelumnya, saya telah membahas 5 fitur premium di Adobe Photoshop Lightroom Mobile dan menekankan pentingnya memotret di Raw, sekarang mari bahas fitur aplikasi kameranya.

Antarmuka Aplikasi Kamera Lightroom Mobile

DSC02724

Tampilan antarmuka aplikasi kamera Lightroom Mobile sangat sederhana dan minim fitur, hanya ada dua mode automatic atau proffesional dengan fitur utama auto exposure lock/unlock dan filter. Fitur pendukung lain yang tersedia antara lain crop ratio, timer, dan grip + level.

Sementara, pada mode proffesional kita bisa mengatur shutter speed, ISO, dan white balance. Tentu saja, suguhan utama pada aplikasi kamera Lightroom Mobile ada opsi untuk menyimpan foto dalam format Raw DNG dan foto tersebut bisa diedit langsung tanpa perlu berlangganan.

Ya, foto jpeg yang dihasilkan kebanyakan smartphone saat ini bisa dibilang sudah bagus tapi tidak bisa diedit sangat jauh. Sayangnya selain opsi foto Raw, fitur lain yang ditawarkan memang sangat dasar. Kita juga tidak bisa memilih kamera mana yang digunakan, sebagai contoh pada Huawei Nova 5T yang digunakan adalah kamera sekunder wide angle 16MP dan bukan kamera utama 48MP.

Sementara, pada ASUS Zenfone 6 yang digunakan adalah kamera utama 48MP dan hasilnya menggunakan resolusi penuh 48MP. Semoga saja, Adobe bisa memperbarui dengan fitur-fitur kamera Lightroom Mobile secara lebih lengkap.

fitur-premium-adobe-photoshop-lightroom-mobile

5 Fitur Premium Adobe Photoshop Lightroom Mobile

Bagi pecinta fotografi, tentu menyadari pentingnya memotret dalam format Raw. Sebab file Raw tidak mengalami proses kompresi dan menyimpan semua detail informasi yang diperoleh kamera. Hal ini memberikan keuntungan lebih saat post processing guna meningkatkan kualitas foto.

Selain ukuran file yang lebih besar dari format jpeg, kekurangan Raw adalah perlu diproses lagi. Awalnya saya mengedit di software Adobe Photoshop Lightroom versi desktop, namun waktu yang saya miliki di depan laptop sangat terbatas dan habis untuk bekerja.

Lalu, akhirnya saya mencoba aplikasi Lightroom versi mobile, siapa sangka saya bisa menjadi lebih produktif mengedit foto lewat smartphone. Di mana saya bisa melakukannya saat dalam perjalanan berangkat dan pulang kerja menggunakan KRL atau saat menunggu.

Menurut saya, Adobe berhasil membawa Lightroom desktop ke mobile dengan sangat baik. Namun untuk mengakses semua fitur dalam Lightroom Mobile ini kita perlu berlangganan Rp67.000 per bulan. Berikut adalah sejumlah fitur premium di Lightroom Mobile.

1. Edit Foto Raw

Adobe Lightroom Edit Raw

Ya, salah satu fitur premium Lightroom Mobile ialah bisa mengedit foto Raw dari beragam brand kamera berbeda. Tool dan fitur yang disediakan terbilang lengkap dan terus meningkat seiring waktu, menurut saya Lightroom Mobile cukup powerful seperti versi desktop-nya.

Kelebihan mengedit foto Raw antara lain file ini memiliki bit depth dan color depth lebih banyak, dan mengoptimalkan dynamic range sehingga memungkinkan kita memulihkan detail dari bagian paling terang dan gelap yang sanggup dilakukan sensor. Berikut saya bandingkan perbedaannya, misal white balance-nya.

Pergi ke tab Color, bisa dilihat saat edit foto Raw kita bisa memilih ulang pengaturan white balance seperti daylight, cloudy, shade, tungsten, fluorescent, flash, dan custom. Serta, memiliki rentang temp dari 2000K sampai 50000K. Sementara, file jpeg tidak memungkinkan mengubah white balance dan rentang temp yang bisa disesuaikan hanya sebatas -100 sampai 100 saja.

2. Cloud Storage 100GB

Cloud Storage 100GB

Salah satu kekurangan mengedit foto di smartphone ialah keterbatasan ukuran layar yang kecil. Kita perlu sering-sering memperbesar untuk memastikan fokusnya tepat. Hal yang cukup sulit adalah saat mengedit foto low light, di mana kadang noise yang muncul tidak terlihat di layar smartphone.

Saat mengedit project penting, kita tetap bisa memulai di smartphone dan melakukan finishing di tablet atau di laptop. Sebab, setiap foto yang di import bisa otomatis di upload ke cloud storage berkapasitas 100GB dan bisa diedit di perangkat lain.

3. Selective Adjustment

Selective Adjustment

Beberapa foto cukup kompleks bila diedit secara menyeluruh, di Lightroom Mobile kita bisa mengedit sebagian area dan membiarkan sisanya tak tersentuh. Misalnya Anda bisa mengedit hanya background-nya saja, subjek, atau bagian tertentu.

Terdapat tiga cara untuk menyeleksi area yang ingin dipilih. Brush tinggal coret bagian tertentu, gradien radial berupa lingkaran, dan gradien linier berupa garis yang misalnya bisa digunakan untuk menyeimbangkan langit yang cerah.

4. Healing Brush

Healing Brush

Saat hunting, kadang kita mendapatkan foto yang bagus tapi ada elemen mengganggu di dalamnya. Di sini peran fitur Healing Brush, di mana memungkinkan kita menghilangkan elemen tidak perlu baik itu orang atau benda lainnya. Namun, perlu akurasi yang tinggi saat mengedit untuk mendapatkan hasil yang optimal.

5. Perspective

Perspective

Saat memotret foto arsitektur, penggunaan lensa wide angle mudah menampilkan efek distorsi atau pergerakan kamera yang membuat foto agak miring. Di Lightroom Mobile kita bisa memperbaiki perpektif, seperti distorsi, meluruskan garis baik secara vertikal maupun horizontal, memutar, dan skalanya.

Verdict

Nah itu dia lima fitur premium di Adobe Photoshop Lightroom Mobile dan masih banyak lagi fitur-fitur menarik untuk menyempurnakan foto. Tentu saja, kita bisa mengakses tutorial, copy paste preset, sampai membuat preset sendiri. Nah yang terpenting kita bisa import banyak foto sekaligus, memilih banyak foto yang ingin diedit dan bisa paste pengaturannya, kita bisa mengedit dengan sangat cepat.

 

Fitur AI Enhance Details Bergulir ke Adobe Lightroom, Tingkatkan Kualitas Foto Secara Signifikan

Bagi yang bergelut di dunia fotografi, tentunya paham betul mengenai tahap pasca produksi yakni editing gambar sebelum siap dipublikasikan. Kalau bicara mengenai editing, maka tak lepas dari software powerful besutan Adobe.

Adobe telah merilis update Februari 2019 untuk ekosistem fotografinya dengan membawa fitur baru berbasis AI yang disebut Enhance Details untuk Lightroom CC, Lightroom Classic CC, dan Adobe Camera Raw.

image3

Singkatnya, Enhance Details ini memungkinkan kita meningkatkan resolusi foto Raw pada sensor berbasis Bayer dan X-Trans hingga 30 persen. Dengan meningkatkan detail halus, rendering warna, dan menyelesaikan masalah terkait sensor X-Trans pada kamera Fujifilm.

Fitur menarik lainnya ialah Lightroom CC dapat menggabungkan foto Raw dan non-Raw menjadi foto HDR dan HDR panorama. File DNG yang dihasilkan juga mempertahankan kelebihan dari foto Raw seperti kemampuan mengubah white balance dan memulihkan highlight untuk hasil yang terbaik.

Dibantu dengan kontrol baru yang disebut Target Adjustment Tool (TAT) dan Histogram baru yang kini memiliki indikator kliping. Singkatnya, Target Adjustment Tool ini menyuguhkan kontrol yang tepat atas warna dan nada warna menggunakan Tone Curve, Color Mixer, dan B&W Mixer.

Sumber: DPreview dan Theblog.adobeL

Loupedeck+ Sempurnakan Premis Inovatif Pendahulunya Demi Memudahkan Proses Edit Foto di Komputer

Sekitar dua tahun lalu, sejumlah mantan karyawan Nokia membentuk startup dengan visi memudahkan kehidupan para fotografer. Visi tersebut mereka wujudkan melalui Loupedeck, sebuah perangkat mirip audio mixer, tapi yang dikhususkan untuk mengoperasikan Adobe Lightroom, sehingga pengguna tak lagi perlu mengandalkan interface pada aplikasi edit foto tersebut.

Premis yang ditawarkan Loupedeck sangatlah menarik, terutama bagi yang rutin menyunting foto menggunakan laptop atau komputer. Ketimbang harus mengingat-ingat berbagai tombol shortcut di keyboard, mereka bisa langsung menyesuaikan satu per satu parameter foto menggunakan tombol, kenop dan scroll wheel yang berjejer pada Loupedeck.

Namun Loupedeck tetap saja merupakan produk generasi pertama, sehingga banyak yang sebenarnya bisa disempurnakan. Versi lebih matangnya itu baru saja dirilis. Dinamai Loupedeck+, desain fisiknya tampak nyaris tak berubah, meski sebenarnya ada sejumlah penyempurnaan yang diterapkan.

Loupedeck+

Pengembangnya bilang bahwa build quality Loupedeck+ lebih bagus, dan setiap tombol mekanisnya lebih kokoh sekaligus presisi. Aspek kustomisasi juga ditingkatkan sehingga perangkat bisa lebih fleksibel. Semua ini didasari oleh masukan dari komunitas fotografer yang menjadi konsumen Loupedeck sebelumnya.

Di samping itu, Loupedeck+ sekarang tidak hanya bisa digunakan bersama Adobe Lightroom saja, tapi juga software alternatif yang tak kalah populer seperti Aurora HDR dan Capture One. Singkat cerita, target pasarnya kini tak hanya terbatas pada pengguna Lightroom semata.

Loupedeck+ saat ini sudah dipasarkan seharga $229, dan menariknya, mereka menyediakan opsi pengiriman ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Bagi pengguna Loupedeck lama, ada pula program cashback senilai $50.

Sumber: DPReview.

Adobe Lightroom Andalkan AI untuk Menghasilkan Editan Foto Profesional Secara Otomatis

Mayoritas pengguna Adobe Lightroom adalah mereka yang lebih percaya dengan penglihatannya sendiri ketimbang fitur Auto Enhance dan sejenisnya dalam mengedit foto. Namun mengingat Lightroom juga tersedia di perangkat Android dan iOS, kalangan konsumennya otomatis bertambah luas, mencakup mereka yang awam dalam hal sunting-menyunting foto.

Untuk pengguna awam, yang dibutuhkan biasanya adalah fitur penyuntingan otomatis. Lightroom sebenarnya sudah lama menawarkan fitur penyuntingan otomatis, akan tetapi berkat update terbaru dari Adobe, hasilnya dijamin jauh lebih baik. Ini dikarenakan fitur Auto Settings pada Lightroom versi terbaru sudah ditenagai oleh AI Adobe Sensei.

Sensei pada dasarnya akan menganalisis foto yang sedang edit, lalu membandingkannya dengan database berisikan puluhan ribu foto yang diedit oleh para profesional. Tujuannya adalah untuk menghasilkan editan yang lebih bagus dan profesional ketimbang sebelumnya, seperti yang bisa Anda lihat sendiri perbandingannya pada gambar di atas.

Bagian terbaiknya, fitur Auto Settings berbasis AI ini bakal tersedia pada semua versi Lightroom, termasuk Lightroom CC versi iOS dan Android, serta Lightroom Classic. Saya pribadi menilai tidak hanya konsumen awam yang bakal diuntungkan, fotografer profesional pun juga bisa menghemat waktu dengan memanfaatkan fitur ini sebelum mengeditnya lebih lanjut.

Lightroom Tone Curve

Di samping integrasi Adobe Sensei pada Auto Settings, pengguna Lightroom CC versi desktop juga dapat menikmati fitur-fitur seperti Tone Curve, Split Toning dan tampilan full screen pada versi terbarunya. Mereka kini juga bisa mengedit waktu pengambilan setiap foto, sangat berguna ketika mereka lupa mengubah pengaturan waktu di kamera.

Beralih ke versi Android-nya, pengguna dapat memanfaatkan fitur app shortcut bawaan Android Nougat untuk membuka Lightroom dan langsung masuk ke mode tertentu dengan menyentuh dan menahan icon aplikasinya. Adobe juga tidak lupa menyediakan kontrol yang lebih lengkap untuk memanajemen storage.

Terakhir, untuk versi iOS-nya, pengguna sekarang bisa membubuhkan watermark pada foto yang diedit menggunakan Lightroom. Selain itu, Adobe juga mengklaim peningkatan kualitas foto HDR yang diambil dengan Lightroom versi iOS.

Sumber: Adobe.

Control Room Ubah Smartphone Anda Jadi Pusat Kendali Adobe Lightroom

Tanpa kita sadari, smartphone sudah menjadi pusat kendali untuk berbagai macam hal. Mulai dari bohlam pintar di rumah, kamera sampai drone dapat dikendalikan dari jauh menggunakan ponsel. Hal yang sama ternyata juga berlaku untuk salah satu aplikasi edit foto terpopuler di PC ataupun Mac, yaitu Adobe Lightroom.

Adalah fotografer sekaligus developer Aaron Vizzini yang merealisasikan konsep unik ini. Dia menciptakan aplikasi smartphone bernama Control Room yang memungkinkan pengguna untuk mengedit foto menggunakan Lightroom tanpa menyentuh keyboard atau mouse sama sekali.

Sebagai gantinya, semua tool yang tersedia dalam Lightroom tersaji dengan rapi di aplikasi Control Room. Slider untuk mengatur suhu warna, kontras, saturasi dan lain sebagainya dapat diakses dari smartphone, dan semua perubahan yang ditetapkan akan langsung terlihat di komputer secara real-time.

Control Room for Adobe Lightroom

Control Room juga dapat disesuaikan dengan alur kerja masing-masing pengguna. Kalau memang mau, pengguna dapat merancang sendiri tool apa saja yang akan ditampilkan di aplikasi, sehingga yang tidak pernah disentuh bisa disingkirkan.

Selain untuk membantu proses editing, Control Room juga dirancang untuk membantu pengguna mengorganisasikan foto berdasarkan rating, label, flag dan lainnya. Control Room saat ini sudah tersedia untuk iOS dan Android seharga Rp 59 ribu. Sebelum memakainya, pengguna juga harus mengunduh dan meng-install plugin Lightroom-nya terlebih dulu.

Sumber: PetaPixel.

Update Adobe Lightroom Mobile Hadirkan Fitur dan Tampilan Baru di iOS dan Android

Lightroom Mobile memang tidak memiliki fitur selengkap versi desktop-nya, namun setidaknya performanya tidak sedemikian lamban sampai-sampai Adobe berjanji untuk segera membenahinya. Asalkan Adobe rajin meluncurkan update, Lightroom Mobile perlahan bisa jadi sekapabel versi desktop-nya, seperti yang ditunjukkan Adobe baru-baru ini.

Pada versi terbaru Lightroom Mobile ini, pembaruan yang didapat pengguna iOS dan Android bakal berbeda. Versi iOS-nya lebih berfokus pada penambahan fitur baru dan optimalisasi tampilan untuk iPad, sedangkan versi Android-nya diklaim telah digarap ulang supaya kinerjanya lebih cepat dan efisien.

Lightroom Mobile di iPhone / Adobe
Lightroom Mobile di iPhone / Adobe

Di iOS, Lightroom Mobile kini dilengkapi fitur Selective Brush. Fitur yang sangat dinanti-nanti para pengguna ini memungkinkan Anda untuk melukis bagian mana saja dari gambar yang ingin Anda edit atau beri efek khusus. Kalau iPhone Anda dibekali 3D Touch, maka intensitas efeknya bisa disesuaikan berdasarkan seberapa keras Anda menyentuh layar – juga berlaku untuk iPad Pro menggunakan Apple Pencil.

Tab Details di versi iOS-nya telah diperbarui, dan kini mencakup slider untuk mengatur sharpening beserta noise reduction. Dan seperti yang saya singgung, Lightroom Mobile di iPad kini memiliki tampilan baru yang dirancang untuk memaksimalkan layar besarnya.

Lightroom Mobile di Android / Adobe
Lightroom Mobile di Android / Adobe

Untuk versi Android-nya, Adobe bilang bahwa update terbaru ini membuat Lightroom Mobile terasa “lebih Android” – entah apa maksudnya. Pun demikian, yang pasti versi barunya ini punya performa yang lebih baik kalau Adobe memang benar merombaknya dari awal.

Sumber: DPReview dan Adobe.