Tag Archives: lightspeed ventures partners

East Ventures Leads 233 Billion Rupiah Funding to Edtech Startup Geniebook

Singapore-based edtech startup Geniebook obtained series A funding of $16.6 million or around 233 billion Rupiah led by East Ventures through Growth Fund and Lightspeed Ventures Partners. This funding will be used to expand team members.

A series of prominent angel investors include John Danner (Dunce Capital), Gaurav Munjal and Roman Saini (Unacademy), Kunal Bahl and Rohit Bansal (Snapdeal), Alvin Tse (Xiaomi), Linh Pham Giang (Hocmai), as well as several senior executives from the leading companies in Southeast Asia, such as Gojek, Grab, and Shopee, were also participated in this funding.

Previously, Geniebook had secured a $1.1 million pre-series A funding round from Apricot Capital in 2019.

For a general note, Geniebook was founded in 2017 by Neo Zhizong and Alicia Cheong. This platform offers various online learning products through personalization by combining blended learning experiences according to student needs. The subjects provided include English, mathematics, and natural sciences (IPA).

The company claims to have achieved more than 2000% revenue growth with 150,000 user base in Southeast Asia. Currently, the Singapore-based company will continue to expand its business regionally in Indonesia, Vietnam and Malaysia.

Geniebook’s CEO & Co-founder, Neo Zhizhong said he would scale the team for a number of strategic positions, from curriculum, engineering, product, to growth to maximize the online learning experience. To date, Geniebook already has 350 employees worldwide.

“We will continue to innovate on existing Geniebook products. For example, GenieSmart or personalized worksheets with AI, GenieClass or teaching and learning spaces through online classes, and GenieAsk which allows students to chat and receive help from experienced teachers in real-time,” he said in an official statement.

Geniebook’s COO & Co-founder, Alicia Cheong said the company is ready to take the leap to the next step with the extra team, product innovation, and a strong focus on providing a more personalized learning experience supported by technology.

Meanwhile, East Ventures’ Managing Partner, Roderick Purwana revealed, the edtech platform played an important role and accelerated the offering of their solutions to users in line with the Covid-19 pandemic situation in its second year. His team also discovered that Geniebook has shown a strong appeal in foreign markets, including in Vietnam, which has experienced growth of up to three times compared to last year.

Edtech momentum

Various edtech players in Southeast Asia continue to benefit from the Covid-19 situation as a momentum to accelerate product and business growth going forward. Especially in Indonesia, face-to-face teaching and learning activities (KBM) in new schools have been opened gradually.

On a separate occasion, East Ventures’ Co-founder and Managing Partner, Willson Cuaca revealed how the pandemic has accelerated digital adoption and boosted investment in Indonesia’s digital sector. Healthtech and edtech are two of the digital sectors playing a significant role since the pandemic first took place.

Sumber: e-Conomy SEA Report 2020
Source: e-Conomy SEA Report 2020

This is also reflected in the increase in services from the East Ventures portfolio, Ruangguru, with an increase of users up to 50%. In addition, Willson highlighted how the pandemic has boosted the investment climate in Indonesia from previously $3.4 million in 2020 to $4.9 million in the third quarter of 2021.

“This number was identified as consumer behavior changed to digital-based or online behavior. All investors became more aggressive and optimistic because digital acceleration happened on top of everything else,” Willson said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Geniebook

East Ventures Pimpin Pendanaan 233 Miliar Rupiah Startup Edtech Geniebook

Startup edtech asal Singapura, Geniebook memperoleh pendanaan seri A sebesar $16,6 juta atau sekitar 233 miliar Rupiah yang dipimpin oleh East Ventures melalui Growth Fund dan Lightspeed Ventures Partners. Pendanaan ini akan digunakan untuk menambah jumlah timnya.

Sejumlah angel investor terkemuka di antaranya John Danner (Dunce Capital), Gaurav Munjal dan Roman Saini (Unacademy), Kunal Bahl dan Rohit Bansal (Snapdeal), Alvin Tse (Xiaomi), Linh Pham Giang (Hocmai), serta beberapa eksekutif senior dari perusahaan terkemuka di Asia Tenggara, seperti Gojek, Grab, dan Shopee juga ikut terlibat pada pendanaan tersebut.

Sebelumnya, Geniebook telah mengantongi putaran pendanaan pra-seri A senilai $1,1 juta di 2019 dari Apricot Capital.

Sebagai informasi, Geniebook didirikan pada 2017 oleh Neo Zhizong dan Alicia Cheong. Platform ini menawarkan rangkaian produk pembelajaran online melalui personalisasi dengan menggabungkan pengalaman pembelajaran campuran sesuai kebutuhan siswa. Mata pelajaran yang disediakan antara lain bahasa Inggris, matematika, dan ilmu pengetahuan alam (IPA).

Perusahaan mengklaim telah memperoleh pertumbuhan pendapatan lebih dari 2000% dengan basis pengguna sebesar 150.000 di Asia Tenggara. Saat ini, perusahaan yang berbasis di Singapura ini akan terus mengembangkan bisnisnya secara regional di Indonesia, Vietnam, dan Malaysia.

CEO & Co-founder Geniebook Neo Zhizhong mengatakan akan meningkatkan skala tim untuk sejumlah posisi strategis, mulai dari kurikulum, teknik, produk, hingga pertumbuhan demi memaksimalkan pengalaman pembelajaran online. Hingga saat ini, Geniebook sudah memiliki 350 karyawan di seluruh dunia.

“Kami akan terus berinovasi pada produk Geniebook yang sudah ada. Contohnya, GenieSmart atau lembar kerja yang dipersonalisasi dengan AI, GenieClass atau ruang belajar-mengajar melalui kelas online, dan GenieAsk yang memungkinkan murid untuk mengobrol dan menerima bantuan dari guru berpengalaman secara real-time,” paparnya dalam keterangan resmi.

COO & Co-founder Geniebook Alicia Cheong menambahkan, pihaknya siap untuk melakukan lompatan ke pertumbuhan berikutnya sejalan dengan penambahan tim baru, inovasi produk, dan fokus kuat untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih personal dan didukung dengan teknologi.

Sementara itu, Managing Partner East Ventures Roderick Purwana mengungkap, platform edtech memainkan peran penting dan mempercepat penawaran solusi mereka kepada pengguna sejalan dengan situasi pandemi Covid-19 di tahun kedua. Pihaknya juga menilai Geniebook telah menunjukkan daya tarik kuat di pasar luar negeri, salah satunya Vietnam yang telah mengalami pertumbuhan hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Momentum edtech

Berbagai pemain edtech di Asia Tenggara terus memanfaatkan situasi Covid-19 sebagai momentum untuk mengakselerasi pertumbuhan produk dan bisnisnya ke depan. Khusus di Indonesia, kegiatan belajar-mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah baru dibuka secara bertahap.

Dalam kesempatan terpisah baru-baru ini, Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengungkap tentang bagaimana pandemi telah mengakselerasi adopsi digital dan mendorong investasi di sektor digital Indonesia. Healthtech dan edtech merupakan dua dari sekian sektor digital yang memainkan peran signifikan sejak pandemi pertama kali berlangsung.

Sumber: e-Conomy SEA Report 2020
Sumber: e-Conomy SEA Report 2020

Dampak ini turut tercermin dari meningkatnya layanan dari portofolio East Ventures, yakni Ruangguru dengan kenaikan jumlah pengguna hingga 50%. Selain itu, Willson menyoroti bagaimana pandemi mendongkrak iklim investasi di Indonesia dari sebelumnya $3,4 juta di 2020 menjadi $4,9 juta di kuartal ketiga 2021.

“Peningkatan ini teridentifikasi karena perilaku konsumen berubah menjadi perilaku berbasis digital atau online. Semua investor menjadi lebih agresif dan optimistis karena akselerasi digital terjadi sebelum hal lain,” kata Willson.

Application Information Will Show Up Here
Lightspeed Venture Partners Indonesia

Lightspeed Venture Partners Ekspansi ke Asia Tenggara, Indonesia Jadi Target Utamanya


Dalam startup report yang dirilis oleh DailySocial awal tahun 2020 lalu terungkap, pada 2019 ada 113 pengumuman pendanaan startup. Dari 59 transaksi dengan nilai yang diungkapkan, dana yang terkumpul mencapai $2,9 miliar. Gojek mendominasi dengan investasi $ 2 miliar.

Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, jumlah transaksi terpantau meningkat meski nilainya cukup dinamis.Tercatat sedikitnya terdapat 11 venture capital yang cukup aktif melakukan investasi. Mulai dari East Ventures, Alpha JWC Ventures, Skystar Capital, hingga Intudo Ventures.

Tahun 2020 lanskap startup di Indonesia juga diwarnai dengan berbagai pendanaan. Meskipun diganggu pandemi, namun tidak menyurutkan niat investor untuk memberikan dana segar kepada startup logistik, edutech, aquaculture, agriculture, hingga healthtech. Kondisi tersebut membuktikan adanya potensi besar di pasar Indonesia. Tak heran investor dari berbagai negara berbondong-bondong mencoba peruntungan di ekosistem ini.

Salah satu venture capital global yang berencana melakukan ekspansi di Asia Tenggara saat ini adalah Lightspeed Venture Partners. Indonesia menjadi pasar terbesar yang kemudian diincar oleh mereka.

“Indonesia, secara khusus, adalah populasi internet terbesar ke-4 di dunia dan merupakan pasar yang bagus untuk pendekatan investasi kami karena banyaknya perusahaan rintisan teknologi yang menarik. Wilayah ini memiliki populasi muda yang paham digital, ekosistem startup yang tumbuh cepat, serta kebijakan dan platform yang mengutamakan digital yang hanya akan mempercepat digitalisasi dan inovasi,” kata Partner & Regional Head Lightspeed Venture Partners Akshay Bhushan kepada DailySocial.

Kategori startup dan rencana ekspansi

Chilibeli salah satu portofolio milik Lightspeed
Chilibeli salah satu portofolio milik Lightspeed

Sebelumnya Lightspeed telah berinvestasi pada beberapa startup asal Indonesia, di antaranya startup penyedia platform social commerce Chilibeli, aplikasi B2B marketplace Ula, serta perusahaan penyedia solusi pemenuhan gudang dan pengiriman barang Shipper.

Perusahaan yang berkantor pusat di Silicon Valley ini juga telah menanamkan modalnya pada Grab dan penyedia software kecerdasan buatan bagi sektor enterprise NextBillion.ai.

Bersifat agnostik, Lightspeed ingin memberi dukungan kepada para founder yang bisa memecahkan persoalan unik di Asia. Mulai dari sektor transformatif seperti perdagangan, fintech, edtech, dan SaaS. Lightspeed telah menyiapkan dana sebesar $4 miliar yang baru saja diraih dari pendanaan global.

“Kami terus fokus pada misi inti kami dalam membantu wirausahawan yang berani membangun perusahaan yang mendistrupt masa depan. Melalui semua siklus, naik dan turun, kami tetap setia pada misi ini dan ini adalah fokus kami. Kami tidak berkomentar tentang penggalangan dana sebagai kebijakan kami,” kata Akshay.

Saat pandemi tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pendiri startup untuk tetap bisa bertahan menjalankan bisnisnya. Menurut Akshay belajar dari pengalamannya, idealnya semua startup harus kembali fokus kepada misi awal perusahaan. Kegiatan pivoting hingga diversifikasi lebih baik dihindari. Di Indonesia sendiri saat ini sudah banyak startup yang menghadirkan layanan baru hingga melakukan pivoting, agar tetap bisa bertahan menjalankan bisnis dan menjaga kesejahteraan pegawai.

“Selama periode ketidakpastian ini, bisnis perlu kembali ke dasar dalam hal kecintaan pelanggan dan pengelolaan arus kas. Perusahaan portofolio kami berfokus pada disiplin keuangan dan memperkuat bisnis inti mereka dan sebagai hasilnya, sebagian besar dari mereka menjadi lebih kuat. Byju adalah contoh bagus yang telah tumbuh secara signifikan selama beberapa bulan terakhir. Covid-19 telah mempercepat kebutuhan digitalisasi dan inovasi untuk memastikan kesinambungan bisnis, sehingga para pendiri harus bertujuan untuk beralih ke pergeseran digital di pasar mereka.” tutup Akshay.