Tag Archives: liputan

Program Reward Google Play Points Resmi Hadir di Indonesia

Google mengumumkan kehadiran program Google Play Points secara resmi di Indonesia pada tanggal 5 November 2021 kemarin. Sebelumnya sudah hadir lebih dulu di beberapa negara lain, program ini dirancang untuk memberikan poin dan reward kepada pengguna perangkat Android atas berbagai aktivitas mereka di Google Play.

Program ini dapat diikuti tanpa biaya, dan pengguna dapat mengumpulkan Play Points dari pembelian aplikasi, film, buku, pembayaran subscription, in-app purchase, dan lain sebagainya. Selama masih dalam konteks Google Play, pada dasarnya semua transaksi dapat dikonversikan menjadi Play Points.

Di awal, peserta program bakal mendapatkan 1 poin di setiap kelipatan Rp1.500. Jadi semisal Anda membeli 250 Diamond di Mobile Legends seharga Rp75.000 (lewat store bawaan game-nya langsung), maka Anda bakal langsung menerima 50 Google Play Points.

Poin tersebut kemudian bisa ditukarkan dengan beragam reward; bisa berupa in-app atau in-game item, bisa berupa kupon diskon untuk membeli in-app atau in-game item, atau bisa juga berupa saldo Google Play Credit.

Seiring poinnya terakumulasi, jumlah poin yang didapat dari setiap transaksi juga bakal bertambah. Pasalnya, pengguna bisa mencapai empat tingkatan (tier) di program ini. Berikut rincian dari masing-masing tier:

  • Bronze: Tier pertama untuk semua peserta program Google Play Points. Tier ini memberikan 1 poin di setiap kelipatan Rp1.500, beserta kesempatan untuk mendapat hingga 4x lebih banyak poin di game, atau hingga 2x dari menyewa film dan buku dalam event bulanan.
  • Silver: Jika mengumpulkan setidaknya 300 poin dalam tempo satu tahun, maka pengguna akan naik ke tier yang kedua. Di sini mereka bakal mendapatkan 1,1 poin untuk setiap kelipatan Rp1.500 (bonus 10%), lalu kesempatan untuk mendapat hingga 4x lebih banyak poin di game, atau hingga 3x dari menyewa film dan buku dalam event bulanan. Mereka juga bisa mendapat hadiah langsung setiap minggunya dalam bentuk poin (sampai 100 poin).
  • Gold: Jika mengumpulkan paling tidak 1.000 poin dalam tempo setahun, maka pengguna akan naik ke tier yang ketiga. Nilai konversinya naik menjadi 1,2 poin untuk setiap kelipatan Rp1.500 (bonus 20%), dan hadiah mingguannya juga naik menjadi up to 200 poin. Kesempatan untuk mendapat hingga 4x lebih banyak poin di game masih ada, tapi tier Gold juga bisa menerima sampai 4x dari menyewa film dan buku selama event bulanan.
  • Platinum: Saat akumulasi poin dalam setahun mencapai 5.000 poin, maka pengguna akan mencapai tier yang teratas. Di tier ini, setiap kelipatan Rp1.500 akan menghasilkan 1,4 poin (bonus 40%), dan hadiah langsungnya bisa mencapai 500 poin per minggu. Pengguna di tier ini juga berkesempatan mendapatkan hingga 4x lebih banyak poin di game, atau sampai 5x dari menyewa film dan buku selama event bulanan, tidak ketinggalan pula respon tercepat dari tim support apabila membutuhkan.

Muriel Makarim, Head of Brand & Reputation, Google Indonesia, menjelaskan, “Kami ingin memberikan masyarakat Indonesia sebuah program yang dapat mengikuti peningkatan minat mereka terhadap berbagai aplikasi seluler. Orang di Indonesia makin banyak mencari hiburan baru, terutama terkait game, dan mereka ingin terus dihibur, aktif, dan berinteraksi dengan aplikasi. Kami ingin memberikan reward atas engagement itu dengan Google Play Points dan memberi mereka pengalaman yang menyenangkan.”

Ditanya mengenai tarif top up Google Play yang lebih mahal jika dibandingkan dengan berbagai layanan pihak ketiga, Muriel berdalih bahwa memberikan pengalaman yang terbaik kepada konsumen itu tidak selalu lewat harga yang murah, melainkan bisa juga dengan cara [top up] yang seamless.

Program Google Play Points ini pada dasarnya juga bisa dilihat sebagai respon Google terhadap kondisi tersebut. Kalau kita gunakan Mobile Legends lagi sebagai contoh, jadi meskipun jumlah Diamond yang didapat lebih sedikit jika top up langsung via Google Play, pengguna akan mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan beragam reward itu tadi.

Google mengajak lebih dari 25 developer untuk ikut meramaikan program Google Play Points di Indonesia, termasuk halnya developer lokal macam Agate. Arief Widhiyasa, CEO sekaligus co-founder Agate, optimistis bahwa program ini bisa jadi cara yang bagus bagi developer untuk berinteraksi dengan para pemainnya dan memotivasi mereka untuk terus bermain.

Untuk mengikuti program Google Play Points, pengguna hanya perlu mencantumkan metode pembayaran pada akunnya, lalu buka menu profil pada aplikasi Play Store di perangkat Android. Supaya lebih menarik perhatian, semua anggota baru berhak mendapatkan tiga kali lebih banyak poin di setiap pembelian selama satu minggu pertama.

Gandeng Transmart Carrefour, honestbee Resmi Hadir di Indonesia

Satu lagi layanan on-demand belanja dan pengiriman grocery hadir di Indonesia. Kali ini giliran honestbee, startup berbasis di Singapura hari ini resmi meluncurkan layanannya. Dengan menggandeng supermarket terbesar di Indonesia yaitu Transmart Carrefour, honestbee mengklaim bukan hanya sebagai layanan on-demand grocery biasa, namun juga bertekad memberikan dampak sosial untuk masyarakat Indonesia.

“Belajar dari pengalaman kami di Singapura, honestbee ingin memberikan pengalaman belanja kebutuhan sehari-hari secara cepat dan personal, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia,” kata CMO honestbee Paulina Png.

Dampak sosial yang ingin dihadirkan oleh honestbee adalah dengan mengajak semua orang yang tertarik untuk menjadi asisten belanja atau yang dikenal dengan nama Shopperbee dan kurir atau pengantaran produk yang dibeli oleh pengguna yang disebut dengan Rider. Untuk kedua posisi tersebut, perusahaan menawarkan posisi sebagai mitra honestbee.

“Kami memiliki perbedaan dengan layanan yang sudah ada dan serupa di Indonesia, baik dari sisi asisten belanja hingga kurir, semua kami posisikan sebagai mitra dan kesempatan tersebut terbuka untuk semua orang,” kata Country Director honestbee Indonesia Chris Antonius.

Saat ini honestbee sudah tersedia di Singapura, Taipei, Hongkong, Tokyo, Bangkok, Niseko dan Kuala Lumpur. Dengan mengusung konsep one stop shopping dan menyediakan lebih dari 15 ribu pilihan produk dari toko-toko ritel hingga penyedia produk gourmet, pembeli saat ini sudah bisa melakukan pemesanan melalui aplikasi honestbee. Untuk memudahkan layanan, honestbee juga menyediakan pilihan schedule order serta pilihan waktu pengantaran yang diinginkan.

Rencana menambah jumlah mitra di kawasan Jadetabek

Country Director honestbee Indonesia Chris Antonius.

Saat ini Transmart merupakan super store pertama yang bermitra dengan honestbee. Rencananya honestbee akan menambah kemitraan dengan supermarket atau toko serupa lebih banyak lagi. Untuk kerja sama ini Transmart Carrefour secara khusus menyiapkan 17 outlet dengan dua jalur kasir yang dikhususkan untuk pelanggan honestbee di wilayah Jadetabek. Semua harga yang terdapat dalam aplikasi, disesuaikan dengan harga yang tercantum dalam semua produk di Transmart Carrefour, termasuk jika ada promo atau diskon yang diberikan Transmart Carrefour.

“Sejak bergabung dengan honestbee kami mencatat pembelian produk secara online-to-offline (O2O) mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal tersebut menandakan saat ini memang sudah cukup banyak peminat untuk berbelanja online memanfaatkan aplikasi honestbee,” kata Corporate Communication GM Transmart Carrefour Satria Hamid.

Disinggung tentang adanya rencana Transmart Carrefour untuk meluncurkan aplikasi serupa di semua jaringan Transmart di Indonesia, Satria mengungkapkan rencana tersebut tentunya akan masuk dalam rencana besar Group CT Corp.

“Saat ini kita dari Transmart masih akan memanfaatkan kemitraan yang ada, untuk ke depannya apakah Transmart akan menyediakan layanan serupa tentunya akan menjadi rencana jangka panjang dari grup kami,” kata Satria.

Selain dengan Transmart Carrefour, honestbee juga telah menjalin kemitraan dengan Stevan meat Shop, Javara, Sababay Winery, Hatten Wines, The Cook Shop, Magnum Wines dan Michelle organic Corner. Untuk memastikan semua produk yang memang dibutuhkan oleh pembeli, honestbee telah melakukan kurasi produk terlebih dahulu.

“Idealnya kami memiliki banyak produk yang bisa dipilih oleh pembeli, namun agar semua produk dipastikan bakal dibutuhkan oleh pembeli, proses kurasi kami lakukan untuk mitra yang ingin bergabung dengan honestbee,” kata Chris.

Kehadiran honestbee nantinya secara langsung akan berhadapan dengan layanan serupa seperti HappyFresh dan Go-mart dari Go-Jek.

Pilihan pembayaran dan biaya concierge serta pengiriman

Dengan menghadirkan asisten belanja atau Shopperbee, semua calon pembeli bakal dibantu oleh Shopperbee untuk memastikan produk yang dibeli tepat dan tersedia. Untuk pembelian barang memanfaatkan aplikasi honestbee akan dikenakan biaya Rp 10 ribu. Sementara untuk pembelian diatas Rp 250 ribu tidak akan dikenakan ongkos kirim dan biaya concierge atau Shopperbee.

“Saat ini fokus kami adalah masih melakukan edukasi kepada masyarakat Indonesia sambil mengakuisisi lebih banyak pengguna dan merchant, untuk itu monetisasi belum kami lancarkan. Namun nantinya kami akan menerapkan revenue sharing dan iklan dalam aplikasi,” kata Chris.

Untuk pilihan pembayaran honestbee menyediakan pilihan pembayaran Cash on Delivery dan kartu kredit, sementara untuk kanal pembayaran lain untuk saat ini masih belum tersedia. Hal tersebut dilakukan untuk melihat minat serta demand dari pengguna terkait dengan pilihan pembayaran yang diinginkan.

“Jika memang pada akhirnya banyak permintaan dari pelanggan untuk menambah kanal pembayaran yang ada, kami juga secara otomatis akan menambahkan pembayaran tersebut, semua tentunya dengan mengedepankan kepuasan dari pelanggan,” tutup Chris.

Application Information Will Show Up Here

Liputan Acara Kunjungan Pendiri Facebook di Indonesia

Pendiri Facebook dan inisiator Internet.org Mark Zuckerberg mengunjungi Indonesia dalam melanjutkan kampanye perluasan penggunaan Internet secara global untuk menjangkau dua pertiga penduduk dunia yang belum terhubung ke jaringan Internet secara maksimal. Bersama dengan Ericsson sebagai partner global dan XL Axiata (XL) sebagai partner lokal, Facebook dalam Internet.org berinovasi dengan meningkatkan kinerja jaringan untuk app coverage hingga 70% di Indonesia.

Mark Zuckerberg dalam sambutannya mengatakan, “Yang ingin dilakukan oleh Internet.org adalah membantu setiap orang di dunia memperoleh akses terhadap hak dasar Internet secara terjangkau. Secara global, hanya sekitar sepertiga masyarakat dunia saat ini yang terhubung dengan Internet dan dua pertiganya belum. Ada banyak halangan untuk mencapai hal ini. Suatu tempat memiliki halangan teknis infrastruktur, di tempat lain infrastruktur ada tetapi mereka tidak mampu secara ekonomi untuk menjangkaunya, ada pula penghalang sosial budaya misalnya tidak ada konten dalam bahasa lokalnya. Kali ini kita akan fokus ke penghalang ekonomi.”

Lebih lanjut Mark menambahkan dalam sesi tanya jawab dengan media, “Jika setiap perusahaan dan orang di Indonesia terkoneksi dengan Internet, maka masyarakat akan memperoleh akses yang lebih baik terhadap berbagai barang dan jasa, perusahaan dapat melayani konsumen dengan lebih baik, kegiatan bisnis akan menjadi lebih efisien, dan secara umum kemakmuran negara akan berkembang dengan sangat baik.”

Menurut Mark ada banyak kebudayaan dan inovasi di Indonesia yang akan sangat diuntungkan, jika sudah terhubung dengan Internet, karena memiliki kesempatan berbagi dengan seluruh dunia.

Berbeda dengan di India yang menghadirkan kontes tantangan inovasi dengan hadiah hingga $250,000, kegiatan workshop di Indonesia lebih menitikberatkan bagaimana pengembang, terutama pengembang lokal, menciptakan aplikasi mobile yang teroptimasi untuk jaringan seluler. Internet.org percaya bahwa titik berat peningkatan kinerja jaringan dan pengalaman pelanggan di jaringan seluler yang lebih baik adalah kunci kesuksesan program ini di Indonesia.

Saat ini 75% pengguna seluler di Indonesia berada di jaringan 2G GSM/EDGE. XL sendiri mengungkapkan bahwa di tahun 2013 trafik data melonjak sebesar 142 persen berkat separuh pelanggannya yang telah terhubung dengan konektivitas Internet. XL secara total memiliki 62,9 juta pelanggan.

Optimalisasi yang dihasilkan melalui proses yang dilakukan oleh Facebook, Ericsson, dan XL berupa jumlah koneksi yang berhasil diselesaikan (connection completed) dalam tiga detik meningkat hingga 70%, time to content meningkat hingga 70%, dan upload time meningkat hingga 50%.

CEO XL Hasnul Suhaimi menyebutkan, “Ini adalah pertama kalinya di dunia, operator, provider, teknologi jaringan, dan provider aplikasi bekerja sama dalam satu proyek. XL bangga telah dipilih oleh Facebook sebagai mitra operator di Indonesia. Kami yakin bahwa app coverage merupakan hal yang penting dan yang terlihat dalam menggunakan aplikasi Facebook pada network-wide statistics telah terbukti menjadi cara yang inovatif dan efisien untuk mendeteksi dan memberikan kesempatan dalam mengoptimalkan jaringan telekomunikasi dan aplikasi. “

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. Ada perubahan judul dari artikel asli tanpa mengubah maksud dan isi tulisan. 

Tentang Startup dan Liputan Media

Suatu hari saya menemukan tautan artikel ini dari timeline Twitter saya (mohon maaf saya lupa dari siapa saya mendapatkan tautan ini). Artikel tersebut diam di kepala saya karena, bukan hanya menarik untuk dipikirkan tetapi karena saya sendiri mengalami hal yang mirip dengan kondisi yang digambarkan dalam artikel tersebut, saya dari sisi media.

Salah satu poin yang menarik perhatian saya dari artikel yang ditulis oleh Tara Hunt tersebut adalah tentang kesiapan startup yang mengembangkan layanan atau produk mereka untuk diliput oleh media. Bahwa layanan yang masih prematur belum membutuhkan perhatian media, banyaknya liputan media kadang tidak berbanding lurus dengan kesuksesan layanan tersebut dan bahwa kualitas layanan/produk adalah yang utama, startup harus bisa fokus pada pengembangan fitur serta layanan yang maksimal bagi pengguna.

Lalu bagaimana startup menghadapi liputan media, apakah sebaiknya menjauh dari media atau tidak? Apakah sebaiknya perhatian media ditunda selama mungkin sampai layanan siap atau semakin cepat diberitahukan pada media semakin baik?

Continue reading Tentang Startup dan Liputan Media