Tag Archives: Loft Orbital

MDI Ventures Involves in Seed Round for U.S-Based Space Tech Startup Loft Orbital

MDI Ventures, corporate venture capital supported by Telkom Group, has announced its involvement for seed funding in space tech startup Loft Orbital, which is based in San Fransisco, United States. Uncork Capital, v1.vc, Mercuria Investment Co, RESTEC Japan, and a number of top executives in the space industry are participated. The total fund disbursed for this round is $3.2 million (over 43 billion Rupiah). It’s expected that this funding will be followed up by collaboration between Telkom Group and Loft Orbital.

Loft Orbital has rental business model for sensor placement in its sensory satellites. Third party companies can use it to obtain earth’s scenery images for various purposes, including education, maritime, weather, prediction of crops, and others.

Usually, companies have to buy satellites (in full ownership) to obtain accurate data of earth. This service expected to be able to minimize the costs and encourage further research of earth.

Loft Orbital was founded by Antoinne de Chassy, Pierre-Damien Vaujour, and Alex Greenberg. They have 50 years experience altogether in the space industry. Previously, de Chassy was the CEO of Airbus Geo North America, Vaujour was a NASA aerospace engineer, and Greenberg is a Silicon Valley veteran in the space industry.

Loft Orbital’s CEO, Antoinne de Chassy, said, “MDI Ventures was one of the first major investors committed to Loft Orbital. They saw the value our satellite leasing solution could bring to solving some of the most pressing issues in Indonesia as well as the opportunities for business growth in the region. We offer our customers easy access to Space and control of the data collection, and we are excited to serve the needs and demands of commercial and Government customers in Indonesia.”

MDI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja, exclusively to DailySocial told, this segment can be considered relatively new, even in the United States. He considered innovation in this sector, for the past three years, has been driven by price of satellite platforms that’s getting more affordable and numbers of countries that has spent (between $10 million and $100 million) on activities in space (called as “space nation”). Many of data and analytics companies are looking for cheaper solutions to launch their sensors into space.

This kind of solutions are said to “democratise” business in the space segment.

Regarding Loft Orbital and Telkom Group’s potential partnership, Nicko replied, “As most of our portfolio is based on immediate synergy value, we’re looking forward to see a collaboration in near future with this type of companies. Loft Orbital is founded by pioneers and consists of people within the circle of space-tech (Lockheed Martin, SpaceX, Airbus, OneWeb) and this sets our foot in the sector strategically.”


Initially written in Indonesian, translated by Kristin Siagian

MDI Ventures Terlibat Pendanaan untuk Startup Teknologi Angkasa Amerika Serikat Loft Orbital

MDI Ventures, perusahaan modal ventura yang didukung Telkom Group, mengumumkan pihaknya terlibat dalam pendanaan awal untuk startup teknologi angkasa (space tech) Loft Orbital, yang berpusat di San Francisco, Amerika Serikat, bersama Uncork Capital (yang memimpin pendanaan), v1.vc, Mercuria Investment Co, RESTEC Jepang, dan sejumlah eksekutif ternama di segmen luar angkasa. Total dana yang digelontorkan di tahap awal ini senilai $3,2 juta (lebih dari 43 miliar Rupiah). Diharapkan kolaborasi ini akan mendukung kemitraan antara Telkom Group dan Loft Orbital.

Loft Orbital memiliki model bisnis penyewaan tempat untuk peletakan sensor di satelit-satelit inderaja yang diluncurkannya. Pihak ketiga bisa memanfaatkannya untuk memperoleh citra bumi untuk berbagai kepentingan, termasuk pendidikan, maritim, cuaca, prediksi hasil bumi, dan lain-lain.

Selama ini perusahaan harus membeli satelit (secara utuh) untuk memperoleh data akurat tentang bumi. Diharapkan layanan ini akan meminimalisir biaya yang dibutuhkan dan mendorong lebih banyak riset tentang kebumian.

Loft Orbital didirikan oleh Antoinne de Chassy, Pierre-Damien Vaujour, dan Alex Greenberg. Secara total pengalaman mereka di industri angkasa mencapai lebih dari 50 tahun. de Chassy sebelumnya pernah menjadi CEO Airbus Geo Amerika Utara, Vaujour adalah engineer luar angkasa NASA, dan Greenberg adalah veteran Silicon Valley di industri angkasa.

CEO Loft Orbital Antoinne de Chassy menyebutkan, “MDI Ventures adalah salah satu investor utama yang di awal memberikan komitmen untuk Loft Orbital. Mereka melihat nilai solusi penyewaan satelit kami bisa membantu menyelesaikan sejumlah isu di Indonesia, termasuk mendorong peluang pertumbuhan bisnis di kawasan. Kami menawarkan akses yang mudah bagi konsumen ke angkasa dan kontrol terhadap koleksi data [yang diperoleh]. Kami sangat senang untuk bisa melayani kebutuhan konsumen komersial dan pemerintahan di Indonesia.”

Menurut CEO MDI Ventures Nicko Widjaja kepada DailySocial, segmen ini bisa dibilang relatif baru, bahkan di Amerika Serikat sendiri. Menurutnya inovasi di sektor ini, dalam tiga tahun belakangan, didorong semakin murahnya biaya platform satelit dan semakin banyaknya negara yang mengeluarkan dana (antara $10 juta hingga $100 juta) untuk kegiatan-kegiatan di angkasa. Banyak perusahaan data dan analytics yang mencari solusi lebih murah untuk meluncurkan sensornya ke angkasa.

Solusi seperti ini disebutkan akan “mendemokratisasi” bisnis di segmen angkasa karena biayanya akan semakin terjangkau.

Disinggung soal kemitraan Loft Orbital dan Telkom Group, Nicko menjawab, “Karena kebanyakan portofolio kami didasari nilai-nilai sinergi yang bisa dikolaborasi secepatnya, kami menantikan kemitraan dengan tipe perusahaan seperti ini. Loft Orbital didirikan oleh para pionir dan orang-orang yang telah lama berkecimpung di dunia teknologi angkasa (Lockheed Martin, SpaceX, Airbus, dan One Web). Hal ini meletakkan kami di industri angkasa dengan sangat strategis.”

“Indonesia adalah pasar yang sangat menarik bagi perusahaan teknologi angkasa mengingat lokasinya. Tentu saja banyak peningkatan bisa dilakukan berdasarkan data-data teknologi angkasa, misalnya efisiensi biaya di sektor maritim dan infrastruktur,” tutup Nicko.