Tag Archives: lunch actually

Pandemi memaksa terjadinya perubahan perilaku pengguna aplikasi kencan di seluruh dunia. Salah satu indikatornya adalah kian umumnya "video dating"

Pandemi Dorong Perubahan Adopsi Aplikasi Kencan

“Pandemi membawaku ke sini” atau “bagaimana dengan hari-hari karantinamu” mungkin adalah dua jenis pembuka paling sering ditemui di layar aplikasi kencan hampir satu tahun belakangan ini. Jauh dari hiruk-pikuk isu kesehatan, bisnis jodoh ternyata melambung pesat akibat pandemi.

Semua berubah ketika wabah menghantam berkepanjangan seperti sekarang ini. Mengisolasi diri tanpa teman dan hilangnya kesempatan meraih intimasi karena terpaksa membatasi diri berinteraksi dengan seseorang adalah dua hal yang sulit dikompromikan. Keberadaan aplikasi kencan tak pernah sepenting sekarang.

“Saat ini sulit untuk menyangkal bahwa ‘kehidupan nyata’ bersifat fisik dan digital. Social distancing membantu semua orang memahami apa yang sudah kami ketahui di Tinder bahwa koneksi yang terbentuk sepenuhnya melalui sarana digital juga sama bermakna seperti yang terbentuk secara fisik,” ucap juru bicara Tinder Asia Pasifik kepada DailySocial.

Melambung pesat

Bukti eksistensi aplikasi kencan kian kuat terbukti dari angka penggunaan selama pandemi. Apptopia mencatat jumlah pengguna aktif harian (DAU) Tinder melonjak menjadi 5 juta dan Bumble menjadi 4,2 juta pengguna. Hitungan mereka, pada November 2020, sekitar 20 aplikasi kencan di AS memperoleh rata-rata gabungan 17 juta pengguna harian atau 2 juta lebih banyak dari DAU November tahun sebelumnya.

Riset lebih dekat dengan pengguna aplikasi kencan di Indonesia dilakukan Lunch Actually. Lewat metode survei yang dilakukan ke 3500 lajang di Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur, Manila, dan Jakarta, Lunch Actually mendapati 41% responden menjawab tidak ingin sendirian selamanya. Sebanyak 31% lainnya mengaku pandemi menyadarkan mereka pentingnya memiliki pasangan hidup.

Grafik penggunaan aplikasi kencan di Amerika Serikat oleh Apptopia.
Grafik penggunaan aplikasi kencan di Amerika Serikat oleh Apptopia.

Video dating mulai diterima

Jika ada satu perubahan perilaku pengguna paling signifikan dalam aplikasi kencan itu adalah percakapan video yang mulai populer. Banyak penyedia layanan kencan daring beralih fokus menyajikan fitur video selama pandemi.

Di masa normal, mengajak teman kencan untuk bertatap muka melalui panggilan video bukan sesuatu yang umum. Lagi-lagi efek wabah yang berkepanjangan mengubah itu semua. Pengguna makin mewajarkan berbincang dengan teman kencannya via video. Para penyedia pun menangkap perubahan perilaku itu dengan meluncurkan fitur video chat di dalam aplikasi mereka.

Tinder menguji coba fitur panggilan video mereka yang bernama Face to Face sejak Juni dan akhirnya resmi meluncur secara global pada Oktober kemarin. Lunch Actually yang belum lama merilis aplikasi kencannya juga menjadikan video chat sebagai fitur utama yang dapat menarik pengguna.

CEO dan Co-Founder Lunch Actually Violet Lim menyebut dalam survei mereka sekitar 56% lajang yang menjadi responden telah mencoba video dating dan bersedia berkencan dengan metode tersebut. Responden dalam survei itu juga menyatakan fitur video call itu membantu mereka dalam menyaring orang-orang yang pada akhirnya ingin mereka temui di kehidupan nyata.

“Alternatif ini mungkin tidak bisa menggantikan kencan tatap muka namun dengan berbagai keunggulan yang dimiliki mampu memperkuat posisi video dating sebagai sebuah babak baru dalam hubungan berpacaran sehingga memungkinkan lajang menghemat waktu dan mengenal satu sama lain secara lebih baik sebelum menghabiskan lebih banyak waktu untuk bertemu secara langsung tanpa memperhitungkan jarak,” ungkap Violet.

Tinder menyebut faktor keamanan juga jadi pertimbangan hadirnya fitur Face to Face. Juru bicara Tinder Asia Pasifik mengatakan fitur itu dapat membantu pengguna dalam melaporkan kejadian tak mengenakkan yang mereka alami.

“Setiap kali pengguna kami merasa tidak nyaman saat menggunakan Face to Face Video, mereka selalu dapat mematikan panggilan [dan] melaporkan akun tersebut. Kemudian tim trust & safety kami akan menyelidikinya.”

Mencari hubungan lebih serius

Rasa kesepian selama berbulan-bulan kala pandemi cukup untuk mengubah cara pandang seseorang dalam mencari pasangan hidup. Jika sebelumnya layanan biro jodoh daring mendapati mayoritas penggunanya mencari hubungan yang bersifat kasual, saat ini mereka yang mencari hubungan yang lebih serius justru meningkat.

Survei Lunch Actually memperoleh fakta tersebut dari para respodennya. Sekitar 74% pengguna mengakui pandemi membuat mereka menginginkan hubungan yang serius. Sebanyak 54% responden merasa lebih jujur dalam berinteraksi dengan lawan bicaranya selama pagebluk ini. Terakhir, 53% responden membaca profile match mereka dengan lebih hati-hati dan saksama.

“Hasil survei kami menunjukkan bahwa pandemi telah meningkatkan keinginan mereka dalam menemukan cinta karena kondisi ini membuat mereka menyadari pentingnya memiliki pasangan hidup,” jelas Violet.

Sejurus dengan temuan Lunch Actually, survei yang dibuat Match, layanan biro jodoh daring asal AS, menunjukkan hal serupa. Dari 5.000 orang yang mereka survei, 58% di antaranya mengaku lebih bertujuan dalam mencari teman kencan, 63% menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengenal lebih baik pasangan potensial mereka, dan hampir 70% merasa lebih jujur dalam interaksinya.

Mengutip, Mashable, CEO Match Hesam Hosseini mengatakan perubahan tersebut menggeser orientasi pengguna mereka, yang sebelumnya cenderung ke hubungan yang lebih singkat seperti cinta satu malam, menuju hubungan yang lebih bertujuan.

Penyedia layanan kencan lokal masih kalah bersaing di dalam negeri. Perlu ada penyesuaian dalam memahami karakter pengguna

Melawan Dominasi Platform Biro Jodoh Asing

Pernah terpikir tak satu pun aplikasi kencan yang populer di Indonesia saat ini yang buatan anak bangsa? Sebagai pemain lokal, mereka seharusnya punya keuntungan mengenal lebih dalam karakter konsumen di sini.

Kenyataan berkata sebaliknya. Tinder, OKCupid, Bumble, dan Coffee Meets Bagel merupakan contoh aplikasi kencan yang, berdasarkan survei kecil-kecilan kami, paling disukai pengguna dalam negeri.

Kami berbicara dengan Love Actually, Tinder, dan beberapa pengguna untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dipertimbangkan pengguna saat menggunakan jasa aplikasi kencan.

Belum tertarik buatan lokal

Anya (bukan nama sebenarnya) adalah perempuan yang sudah cukup lama menggunakan aplikasi kencan. Anya mencoba Tinder yang pada 2014 silam cukup booming.

Dari semua aplikasi kencan, Anya merasa paling nyaman dengan Bumble. Ia menitikberatkan pada “kualitas basis penggunanya”. Bumble, menurut Anya, punya basis pengguna yang relatif lebih kecil dibanding aplikasi kencan lain yang lazim digunakan banyak orang, seperti Tinder dan OKCupid.

“Jadi faktor gue pake terus atau enggak sebenarnya lebih yang mana yang lebih banyak orang yang satu frekuensi atau enggak,” terang Anya.

Jordi Farhansyah (27 tahun) mengaku lebih menyukai OKCupid untuk mencari teman kencan. Sama seperti Anya, Jordi sudah mencoba sejumlah aplikasi kencan lain. Pada akhirnya dia memilih OKCupid karena aplikasi tersebut kaya akan fitur yang mempermudah para lajang mengenal satu sama lain, seperti preferensi hiburan, orientasi seksual, politik, hingga jenis hubungan yang dicari.

“Kita juga bisa kirim komentar langsung ke detail informasi yang mereka share, seperti musisi favorit, film, hingga hal-hal random lain sehingga memudahkan orang untuk mencari sesuatu yang bikin relate dengan orang itu,” sambung Jordi.

Anya dan Jordi belum melihat ada aplikasi kencan lokal yang bisa menawarkan hal serupa. Satu-satunya aplikasi lokal yang pernah mereka dengar adalah Setipe yang telah diakusisi platform Singapura Lunch Actually 3 tahun lalu.

Yang tak dimiliki pemain lokal

Co-Founder dan CEO Lunch Actually Violet Lim menjelaskan, tiap populasi suatu negara memang memiliki preferensi berbeda dalam memilih aplikasi kencan lokal favoritnya. Lim memberi contoh mereka yang mencari pasangan untuk menjalin hubungan yang lebih kasual kemungkinan akan memilih Tinder, sementara mereka yang ingin hubungan lebih serius akan memakai platform yang sesuai untuk tujuan itu, seperti Coffee Meets Bagel atau Setipe.

Lunch Actually adalah salah satu perusahaan terbesar di Asia Tenggara dalam membantu orang-orang mencari jodoh. Mereka mengakuisisi Setipe pada 2017 silam. Meskipun demikian, hasil akuisisi tersebut tampaknya tidak berjalan baik. Lunch Actually kemudian merilis aplikasi kencannya sendiri untuk memperkuat keberadaan mereka di peta kompetisi aplikasi kencan Indonesia.

Berdasarkan pengalamannya, Lim mengatakan pada dasarnya layanan kencan bukan industri yang mudah untuk ditembus. Selain itu, kerap kali penyedia layanan kencan kesulitan memonetisasi layanannya.

“Industri kencan bukanlah industri yang mudah untuk dimasuki, karena semakin baik Anda melakukan pekerjaan Anda, semakin cepat klien akan meninggalkan Anda,” tukas Lim.

Apa yang dimiliki penyedia lain yang lebih populer, seperti Tinder, OKCupid, dan Bumble, adalah faktor branding yang sangat kuat. Lim menyadari hal itu karena ketika perusahaan-perusahaan tersebut memasuki pasar Indonesia, calon pengguna langsung tertarik mencobanya ketimbang nama-nama yang kurang akrab di telinga.

Tinder memasuki pasar Indonesia selayaknya badai yang menerjang cepat. Ketika mereka masuk, demam mencari pasangan instan via aplikasi menyebar di mana-mana. Karakter layanan Tinder yang sederhana lewat fitur swipe mereka jadi tren. Kini Tinder beroperasi di 190 negara dengan unduhan 600 juta kali dan 6,6 juta pengguna berbayar.

Juru bicara Tinder Asia Pasifik kepada DailySocial mengatakan, mereka menciptakan layanan dengan keyakinan manusia butuh untuk terhubung satu sama lain. Mereka juga mengklaim cepat beradaptasi dengan penggunanya yang lebih dari 50% di antaranya adalah Gen Z.

“Di Indonesia kami memiliki kampanye brand #BisaBareng yang terinspirasi oleh Gen Z saat mencari teman,” ujar juru bicara perusahaan lewat pernyataan tertulis.

Terus bersaing

Personalisasi layanan dengan karakter target pengguna itu disadari Ajeng (27 tahun). Sebagai pengguna layanan aplikasi kencan lokal yang sudah cukup lama, ia menilai hal itu tidak tampak dari layanan-layanan kencan buatan lokal. Dia mengonfirmasi keraguannya itu dari lingkaran pertemanannya dan teman-teman kencan terdahulu yang sama sekali tidak pernah mencoba aplikasi kencan lokal.

“Mungkin sebenarnya dating app lokal sama bagusnya. Hanya saja mereka tidak mampu menarik pengguna semasif dating app dari luar yang sudah lebih dulu ada,” jelas Ajeng.

Lim menilai tantangan utama industri layanan kencan ini adalah mereka yang puas justru tak akan kembali. Semakin cepat mereka menjodohkan para lajang, semakin mereka ditinggal pengguna. Belajar dari Setipe dan kompetisi di pasar lokal saat ini, ia yakin paduan branding yang kuat, inovasi teknologi, dan riset pasar yang cermat dapat mendorong mereka menandingi layanan kencan yang sudah populer.

“Selain memanfaatkan iklan [di mesin pencari dan media sosial] untuk mendapatkan pengguna baru, kami merasa kekuatan terbesar sebenarnya dari strategi mouth to mouth dan kehumasaan,” pungkas Lim.

Belajar dari Perjalanan Awal Setipe Hingga Diakuisisi Lunch Actually Group

Salah satu kehebohan di lanskap sartup Indonesia pada bulan ini adalah kabar akuisisi layanan perjodohan online Setipe oleh Lunch Actually Group Singapura. Implikasinya Setipe akan menjadi unit bisnis di bawah kelolaan Lunch Actually Group dan CEO Setipe Razi Thalib akan memimpin operasional Lunch Actually Group di Indonesia. Bergabungnya Setipe ke Lunch Actually Group ditargetkan mampu mendukung langkah untuk mendominasi industri perjodohan (online dan offline) di Indonesia.

Akuisisi ini justru menjadi kabar baik, pasalnya memberikan dampak kemitraan dan strategi bisnis yang lebih besar bagi kedua belah pihak. Terlebih founder-nya pun turut diboyong untuk berpartisipasi memimpin bisnis di basis startup didirikan. Sehingga layak untuk dicermati tentang pertimbangan apa yang dipikirkan oleh sang founder sehingga memilih untuk bergabung dengan perusahaan tersebut, dan apa kiatnya sehingga startup yang sudah didirikan dari nol dapat dilirik oleh perusahaan besar dari luar.

Untuk membahas topik tersebut, DailySocial akan menghadirkan langsung CEO Setipe Razi Thalib untuk berbagi tips dan kesan membawa Setipe dari awal didirikan hingga sekarang diakuisisi oleh Lunch Actually. Razi akan berbincang pada sesi #SelasaStartup bertemakan “#Startuplife: From Seed Funding, To Acquisition” yang akan diselenggarakan pada 23 Mei 2016 mulai 18.00 WIB bertempat di DailySocial HQ – Jln Tebet Timur Dalam II No. 14 (http://dly.social/map).

Acara ini dapat diikuti secara gratis oleh para penggiat startup atau siapapun yang tertarik untuk mempelajari bisnis digital dari perjalanan Setipe. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi laman http://dly.social/dswithrazi.

digital marketer Indonesia

Setipe Diakuisisi Lunch Actually Group

Layanan perjodohan online Setipe mengumumkan pihaknya telah bergabung dengan Lunch Actually Group Singapura dengan nilai yang tidak diumumkan. Setipe akan menjadi unit bisnis di bawah kelolaan Lunch Actually Group dan CEO Setipe Razi Thalib akan memimpin operasional Lunch Actually Group di Indonesia. Bergabungnya Setipe ke Lunch Actually Group diharapkan bisa mendukung langkah mendominasi industri perjodohan (online dan offline) di Indonesia.

Secara bisnis, Setipe dan Lunch Actually tidak sepenuhnya beririsan. Lunch Actually, yang hadir tahun 2014 di Indonesia, lebih fokus ke kegiatan secara offline meskipun memiliki representasi online. Setipe, di sisi lain, membangun bisnisnya dari awal secara online.

Setipe diawali tahun 2014 oleh Razi Thalib dan Kevin Aluwi. Kevin sendiri sudah tidak aktif di Setipe setelah ikut mendirikan Go-Jek. Keduanya sempat sama-sama bekerja di Zalora Indonesia. Setipe adalah alumni Google Launchpad Accelerator batch kedua.

Sinergi kedua entitas tersebut tidak hanya terjadi akhir-akhir ini. Di tahun 2016, Setipe dan Lunch Actually sempat berkolaborasi meluncurkan situs edukasi perjodohan, meskipun tampaknya situs tersebut tidak bisa diakses lagi.

Kepada DailySocial, Razi tentang keputusan penggabungan bisnis ini mengatakan:

“Kami menyadari monetisasi layanan perjodohan membutuhkan kehadiran [bisnis] offline yang kuat. Kami pernah bermitra dengan Lunch Actually dan hubungan ini berlanjut dari situ. Lunch Actually telah melakukan hal ini selama 13 tahun. Pengalaman mereka dengan [kehadiran] offline / model hibrida, pengalaman penjualan, ambisi regional, dan yang terutama fokus yang sama soal hubungan [perjodohan] serius [mendorong kami merealisasikan hal ini].”

Secara statistik, Razi menyebutkan pencapaian Setipe adalah memiliki lebih dari 800 ribu pengguna dan lebih dari 200 undangan pernikahan (yang terhubung melalui Setipe). Dengan bergabungnya Setipe, secara total Lunch Actually Group memiliki 110 orang pegawai.

Di Indonesia, bisa dibilang pesaing Lunch Actually Group adalah Tinder dan Paktor. Yang terakhir, juga berasal dari Singapura, memiliki kehadiran yang serius di Indonesia.

Bergabungnya dua layanan ini diharapkan menjadi milestone bagi pertumbuhan grup. Setipe akan menjadi bagian produk Lunch Actually Group. Produk lainnya termasuk esync, LunchClick, Lunch Actually Academy, dan Peerage. Disebutkan Lunch Actually telah memiliki 2 juta pengguna di Indonesia.

Co-Founder dan CEO Lunch Actually Group Violet Lim dalam pernyataannya menyebutkan, “Kami terkesan dengan apa yang telah dilakukan Razi dan timnya dalam memperbesar Setipe, dan kami sangat antusias untuk memiliki mereka dalam ekspansi ini di Indonesia.”

“Dengan pengetahuan kuat akan budaya kencan lokal yang dimiliki Setipe dan telah menjadi merek ternama yang pertama kali muncul di dalam benak para single di Indonesia, ditambah dengan pengalaman 13 tahun dari Lunch Actually Group yang telah terbukti, kami percaya dengan bergabung bersama, kami akan mengembangkan bisnis ke tingkat yang lebih tinggi di Indonesia,” ujarnya.

Pasca penggabungan bisnis, Razi menyebutkan:

“Beberapa perubahan telah direncanakan untuk mengintegrasikan layanan Setipe ke dalam ekosistem Lunch Actually. Kami juga akan memperkenalkan sejumlah produk baru dalam beberapa minggu atau bulan ke depan. Kami akan fokus soal pendapatan dan keuntungan.”

Application Information Will Show Up Here

Setipe dan Lunch Actually Luncurkan Situs Edukasi Dating Online

Faktanya saat ini masih banyak kalangan lajang pria dan wanita yang belum mempercayai dan masih enggan untuk mencoba berbagai layanan dating service atau online dating di Indonesia. Berbagai alasan pun kemudian mulai muncul, seperti takut ditipu, ancaman keselamatan hingga perampokan.

Menjawab keresahan tersebut, premium dating service asal Singapura Lunch Actually dan biro jodoh online lokal Setipe meluncurkan situs edukatif onlinedatingaman.org yang sarat dengan informasi, tips hingga fasilitas forum untuk mengedukasi dan mensosialisasikan perilaku kencan online yang sehat dan aman.

Online dating adalah industri yang relatif baru di Indonesia dan persentase orang yang telah mencoba online dating jauh lebih kecil daripada mereka yang belum pernah mencobanya. Karena itu lebih penting bagi pemain-pemain kredibel di industri ini untuk bekerja sama membangun customer base orang yang terbuka menggunakan online dating sebagai ajang menemukan pasangan hidupnya,” kata CEO Setipe Razi Thalib.

Dalam situs tersebut calon pengguna yang ingin memanfaatkan situs dating online bisa mempelajari terlebih dahulu hal-hal yang perlu dilakukan mulai dari mendaftarkan akun di situs dating online, memilih dan menentukan janji dan pertemuan hingga proses pertemuan dilakukan. Selain itu, situs tersebut juga dilengkapi dengan forum yang bisa dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman sesama pengguna yang telah memanfaatkan layanan dating online.

“Ketika masyarakat merasakan keamanan dan kenyamanan untuk mencari teman dan pasangan di online dating, industri akan terus bergerak ke arah positif. Semoga kerja sama ini memacu kami untuk terus meningkatkan pelayanan kami dan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan industri ini di Indonesia. Dan situs kencan online menjadi pilihan bagi para lajang yang tidak punya waktu menemukan orang-orang baru di dunia nyata untuk mencoba mencari pasangan melalui dunia maya,” kata CEO Lunch Actually Group Violet Lim.

Baik Lunch Actually maupun Setipe saat ini sudah berhasil mempertemukan pasangan yang memanfaatkan layanan dating secara online. Setipe mengklaim saat ini telah berhasil mempertemukan 135 pasangan. Sementara Lunch Actually yang telah berusia 12 tahun, memiliki banyak pengalaman di bidang layanan online dating.

“Tentunya untuk meningkatkan awareness masyarakat yang masih ragu mencoba online dating, supaya mereka bisa memperlengkapi diri sebelum akhirnya bergabung online dating demi kenyamanan mereka dan juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga menciptakan pengalaman online dating yang aman, nyaman dan menyenangkan,” tuntas Razi.

Platform Pencarian Jodoh Online-Offline eSynchrony Hadir di Jakarta

Tingginya penetrasi internet serta penggunaan smartphone yang meningkat jumlahnya secara signifikan di Indonesia, menjadi alasan utama Lunch Actually Group, biro jodoh terbesar Asia Tenggara dari Singapura meluncurkan platform layanan online-offline terbaru untuk pencarian jodoh. Dengan mengadopsi teknologi serta fitur yang hampir serupa di web based, eSynchrony hadir sebagai aplikasi pencarian jodoh yang mengklaim menjadi yang paling komplit, eksklusif dan terpercaya di Indonesia. Setelah Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Hong Kong dan Bangkok, Jakarta menjadi kota tujuan oleh eSynchrony.

Dalam acara peluncurannya, Co-Founder Lunch Actually Violet Lim menegaskan eSychrony hadir untuk menjawab keinginan para pengguna setia Lunch Actually yang ingin mengakses aplikasi secara mobile. Aplikasi eSynchrony saat ini sudah bisa diunduh di App Store dan Google Play.

“Pengalaman Lunch Actually di berbagai negara selama ini membuat kami menerima banyak masukan untuk menambah layanan baru, agar calon klien kami benar-benar bisa lebih mudah mencari pasangan hidupnya. Kami memadukan antara proses pencarian offline dengan intelligent profiling dalam dunia maya, kata Violet.

eSynchrony mencatat sejak diluncurkan layanan ini pada April 2015 lalu, jumlah anggota yang ada di Indonesia sudah terdaftar 200 orang.

“Kami menyadari saat ini sudah banyak kompetitor yang ada dalam hal layanan dating service, namun eSynchrony memiliki perbedaan yang cukup menonjol yaitu kami serius untuk mencarikan jodoh yang tepat dengan algoritma yang ada serta sistem pembayaran yang dikenakan kepada pelanggan, membuktikan keseriusan kami untuk membantu pengguna,” kata Violet.

Cara mudah menjadi anggota eSynchrony

0202

Untuk mendaftar di eSynchrony, calon anggota harus melewati 16 tes kompatibilitas. Termasuk di dalamnya adalah tes kepribadian yang didesain untuk mengungkap profil calon anggota. Selain itu eSynchrony akan menghubungi anggotanya dan melakukan verifikasi data sekaligus juga untuk berkonsultasi dengan bantuan dating consultant. Ketika akun sudah terverifikasi, mereka dapat melihat siapa saja anggota yang memiliki kecocokan dengan mereka berdasarkan kuis yang mereka isi saat proses registrasi.

“Layanan kami hanya untuk mereka yang benar-benar serius mencari pasangan hidup, kami meminimalisir sekecil mungkin potensi fake profile. Apalagi nantinya mereka yang sudah cocok melalui dunia maya akan kami pertemukan dalam kencan nyata. Bisa dibayangkan kalau pertemuan pertama ini tidak didahului dengan proses terverifikasi sejak awal,” kata Violet.

Menjaga privasi serta mengedepankan data yang akurat merupakan kultur yang dimiliki oleh eSynchrony. Hal ini terlihat dari tidak dilengkapinya in-app messaging dalam aplikasi maupun situs eSynchrony. Selain itu bagi pengguna yang tidak terlalu percaya diri untuk memperlihatkan foto profil mereka, bisa menyembunyikan atau tidak memperlihatkan foto diri di profil eSynchrony.

“Kami menawarkan pilihan keanggotaan yang bervariasi kepada para pengguna, dengan harga mulai dari Rp 800 ribu, pengguna bisa memilih waktu keanggotaan mulai dari 2, 4, hingga 6 bulan,” kata Violet.

Dalam kurun waktu yang ditentukan oleh pengguna, dating consultant secara rutin akan menghubungi pengguna menanyakan perkembangan sebelum dating hingga usai dating. Jika pengguna tidak menemukan pasangan yang tepat hingga waktu yang ditentukan, eSynchrony akan mengembalikan uang pendaftaran kepada pengguna.

“Kami menyadari, meskipun platform yang kami buat secara total kami hadirkan [untuk memenuhi kebutuhan anggota], namun dengan perkembangan yang ada kesuksesan belum tentu bisa terjadi. Untuk itu kami menawarkan proses refund kepada pengguna yang merasa tidak puas dengan layanan dari eSynchorny,” kata Violet.

eSynchrony mengklaim persentase kesuksesan pencocokan jodoh adalah 70%. Semua berdasarkan proses awal registrasi serta algoritma yang ada untuk menjodohkan pengguna laki-laki dan perempuan.

‘Saya berharap eSynchrony bisa menjadi platform layanan online-offline terbaru pencarian jodoh yang mudah, lengkap dan tentunya terpercaya untuk pria dan wanita lajang usia 28 tahun ke atas di Indonesia,” tutup Violet.

Wavoo Lets Users Pick Their Match Directly from Their Mobiles

It’s quite surprising to learn that more and more people are reliant to digital products nowadays, even when it comes to their personal needs, say, dating for instance. For digital players, this condition is highly promising. Just take a look at Wavoo, a mobile app which allows users to find “friends” and is often regarded to be likewise to Tinder dating app. Continue reading Wavoo Lets Users Pick Their Match Directly from Their Mobiles

Hadirnya Lunch Actually Beri Warna Baru Persaingan Antar Biro Jodoh Online di Indonesia

Walau banyak dari kita yang mungkin kerap menghindari, jasa biro jodoh bisa jadi adalah salah satu alternatif terampuh dalam mengatasi problema pencarian pasangan hidup. Di era serba digital seperti saat ini, platform online biro jodoh terus bermunculan, tak terkecuali di Indonesia. Seperti halnya dengan Lunch Actually, perusahaan asal Singapura yang belum lama ini baru saja membuka layanannya di Indonesia. Seperti apa peluang Lunch Actually di Indonesia? Continue reading Hadirnya Lunch Actually Beri Warna Baru Persaingan Antar Biro Jodoh Online di Indonesia