Lewat Galaxy M series, Samsung berupaya menghadirkan smartphone dengan titik harga dan performa terbaik. Membawa tagline #SobatAntiLowbat, kapasitas baterai besar menjadi identitas dari seri ini dan yang terbaru; Galaxy M51 mengemas baterai 7.000 mAh.
Smartphone yang dijual seharga Rp5.499.000 ini tak hanya bermodalkan baterai jumbo. Di atas kertas, aspek lain seperti layar, kamera, dan performa juga tidak akan mengecewakan, karena dicomot langsung dari Galaxy A71 yang merupakan smartphone A series paling top saat ini. Namun guna menekan harga agar lebih terjangkau, Samsung mau tidak mau harus mengorbankan beberapa hal, apa saja itu? Berikut review Samsung Galaxy M51 selengkapnya.
Desain Klasik
Penggunaan baterai besar tentu membuat bodi Galaxy M51 cukup gemuk, ketebalannya di angka 9,5mm belum termasuk case dan bobotnya 213 gram. Bahkan tonjolan modul kamera belakangnya hampir sama rata dengan permukaan punggungnya.
Desainnya klasik, bagian muka mengemas Infinity-O display berukuran 6,7 inci dengan lubang kamera depan di dahi. Sementara, bingkai dan bagian belakangnya terbuat dari material plastik dengan finishing glossy polos tanpa motif. Saat proses foto dan syuting Galaxy M51, saya harus rajin-rajin membersihkan noda atau bekas sidik jari yang sangat mudah menempel.
Saat dibandingkan dengan Galaxy A71, Galaxy M51 memang terlihat sedikit lebih tebal meski panjang dan lebarnya mirip. Menurut saya, ketebalan 9,5mm ini masih tergolong wajar dan justru terasa mantap dalam genggaman tangan. Meski beratnya mungkin akan sedikit merepotkan saat digunakan dalam durasi lama.
Samsung memangkas kelengkapan seperti earphone, case, dan anti gores dalam paket penjualan guna menekan harga. Menurut Samsung, meski case dan anti gores penting untuk menjaga perangkat dalam penggunaan sehari-hari, tetapi aksesori tersebut bisa dengan mudah dibeli secara terpisah.
Selain itu, Samsung juga mengambil fitur premium fingerprint under display digantikan sensor sidik jari konvensional yang terintegrasi dengan tombol power yang terletak di samping kanan. Kabar baiknya, performa kecepatan dan keakuratan dalam membuka kunci layar jauh lebih cepat.
Untuk atributnya, selain tombol power di samping kanan juga terdapat tombol volume dan SIM tray berada di sisi sebrangnya yang terdiri dari dua slot kartu SIM dan satu microSD. Di atas ada mikrofon sekunder, serta di sisi bawa ada jack audio 3,5mm, port USB Type-C, mikrofon utama, dan speaker.
Layar Terbaik di Kelasnya
Bentang layar 6,7 inci milik Galaxy M51 mengandalkan panel Super AMOLED Plus dengan resolusi 1080×2400 piksel dalam rasio 20:9 dan diproteksi Gorilla Glass 3. Kualitas layarnya ini salah satu yang terbaik di kelas menengah, khas AMOLED yang dapat menampilkan warna hitam pekat, kontras tinggi, dan warna-warna cerah secara lebih menonjol.
Di pengaturan terdapat screen mode, bagi yang kerap edit foto di smartphone dan butuh keakuratan warna bisa memilih mode natural. Sementara, bagi penikmat konten multimedia seperti nonton video atau bermain game akan lebih dimanjakan dalam mode vivid. Dark mode dan fitur blue light filter juga tersedia untuk menyaring cahaya biru agar ramah dilihat mata.
Layarnya juga sudah dilengkapi dengan sertifikasi Widevine L1 yang memungkinkan menikmati konten HD saat streaming di aplikasi Netflix. Anda juga bisa menikmati video HDR di YouTube, pengalaman saya menonton video HDR 1080p 60fps di Galaxy M51 terasa sangat mengesankan.
Selain itu, layarnya ternyata memiliki tingkat kecerahan maksimum lebih tinggi dibanding layar Galaxy A71. Bagi yang kerap bekerja di lapangan, layar yang terang ini penting agar smartphone tetap nyaman ketika dipakai di bawah terik matahari.
Kombinasi baterai besar membuat kita tak perlu khawatir akan cepat kehabisan daya ketika menggunakan kecerahan maksimum. Lalu apa yang kurang? Samsung masih mengandalkan panel dengan refresh rate standar 60Hz, padahal di segmen ini para kompetitornya sudah mulai menawarkan layar dengan refresh rate tinggi 90Hz atau 120Hz.
One UI Core 2.1
Beralih ke antarmuka, Samsung Galaxy M51 ini menjalankan One UI Core versi 2.1 berbasis Android 10. Bedanya apa dengan One UI yang standar? Ini adalah versi yang lebih basic dari One UI, jadi beberapa fitur tidak tersedia.
Penggunaan One UI Core juga salah satu cara Samsung menekan harga dan sekaligus menjadi pembeda dengan Galaxy A series yang lebih mahal. Dibanding One UI 2.1 di Galaxy A71, saya menemukan beberapa fitur yang hilang antara lain Bixby, Secure Folder, Link to Windows, Edge Lighting, Samsung Kids, dan mungkin ada lagi yang lain.
Mungkin pemangkasan beberapa fitur bawaan Samsung ini akan mempengaruhi pengalaman pengguna, tetapi perbedaannya tidak begitu signifikan. Untuk antarmukanya juga semakin matang, sangat intuitif, dan mudah digunakan dengan ikon dan elemen menu berukuran besar.
Galaxy M51 sendiri merupakan smartphone Galaxy M series pertama yang memiliki konektivitas NFC, fitur ini dianggap semakin penting ke depannya. Fitur Samsung Pay juga tersedia yang memungkinkan lebih cepat melakukan pembayaran dengan teknologi QR menggunakan dompet digital Dana.
Quad Camera dengan Kamera Utama 64MP
Beralih ke sektor fotografi, Galaxy M51 dibekali empat unit kamera belakang dengan kamera utama 64MP f/1.8 menggunakan sensor Sony IMX682 berukuran 1/1.73 inci dan piksel 0.8µm. Sensor ini mengadopsi teknologi Quad Bayer, di mana hasil optimalnya secara default 16MP dengan piksel besar 1.6µm atau 64MP jika semua piksel digunakan dengan piksel 0.8µm.
Proses pemotretannya didukung fitur HDR yang secara otomatis aktif bila dibutuhkan dan AI Scene Optimizer yang akan mengenali subjek atau adegan, kemudian mengoptimalkan pengaturan sesuai kondisi. Mode foto 64MP bisa dipilih di pengaturan aspek rasio, namun perlu dicatat mode resolusi tinggi ini tidak didukung HDR dan AI Scene Optimizer.
Kamera utamanya turut ditemani kamera sekunder 12MP f/2.2 dengan lensa ultrawide yang memberikan bidang pandang seluas 123 derajat. Kemudian 5MP f/2.2 sebagai depth sensor dan juga 5MP f/2.4 dengan lensa macro. Serta, kamera depan 32MP f/2.0 menggunakan sensor Sony IMX616. Konfigurasi kameranya sangat mirip dengan Galaxy A71, bedanya kamera utama Galaxy A71 menggunakan sensor ISOCELL Bright GW1.
Meski begitu, dukungan fitur-fitur kameranya sangat identik. Ada Single Take yang mana dalam sekali tekan dapat mengambil foto dan video secara bersamaan untuk mengabadikan momen secara lebih lengkap. Peningkatan mode kamera Pro, di mana kita dapat melakukan penyesuaian mulai dari ISO, shutter speed, fokus manual, white balance, dan exposure compensation. Juga terdapat semacam profil, di mana kita bisa mengatur temperature, tint, contrast, saturation, highlight, dan shadow.
Baik kamera depan maupun belakang sudah mendukung perekaman video dari resolusi 720p, 1080p, hingga 4K pada frame rate 30fps. Dilengkapi fitur Super Steady khusus untuk kamera belakang dengan memanfaatkan kamera wide angle untuk mendapatkan pergerakan yang lebih mulus di video.
Ada dua hal yang saya harap bisa hadir di Galaxy M51 lewat update firmware berikutnya. Pertama ialah opsi untuk menyimpan foto dalam format Raw yang secara signifikan dapat meningkatkan hasil foto.
Kemudian yang kedua opsi frame rate 60fps di video yang mana memungkinkan memperlambat video hingga 40 persen untuk mendapatkan efek sinematik. Samsung memang menyematkan mode slow-mo dan super slow-mo, tapi pengaturannya tidak bisa diotak-atik dan hasilnya terbatas pada resolusi 720p.
Berikut hasil foto kamera utama dan mode wide-angle Samsung Galaxy M51:
Hardware & Performa
Dari sisi performa, Galaxy M51 ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 730G yang sedari awal dirancang untuk keperluan gaming. Kemampuan olah grafisnya disebut 15 persen lebih baik dibanding Snapdragon 730 versi standar dan dilengkapi beberapa fitur Snapdragon Elite Gaming seperti Jank Reducer yang secara signifikan mencegah terjadinya lag dan mendukung True HDR 10-bit.
SoC ini memiliki fabrikasi 8nm dengan AI Engine generasi ke-4, mengemas CPU octa-core yang terdiri dari dual-core 2.2GHz Kryo 470 Gold dan hexa-core 1.8GHz Kryo 470 Silver, serta GPU Adreno 618. Berpadu RAM sebesar 8GB dan penyimpanan internal 128GB yang bisa ditambah dengan menyisipkan microSD.
Semua fitur gaming di Galaxy M51 bisa diakses lewat Game Launcher. Pusat kontrol permainan ini memiliki fitur Game Booster yang mana salah satunya kita bisa mengatur mode game ke focus on performance bila membutuhkan tenaga ekstra. Lewat Game Launcher, game-game yang diinstal dapat dikumpulkan menjadi satu, lengkap dengan statistik, history, dan tips bermain.
Ada beberapa game yang saya coba, Genshin Impact, Honkai Impact 3, League of Legends: Wild Rift, dan Mobile Legends. Semua game tersebut dihajar habis-habisan tanpa kendala dan sebagai gambaran soal performa di atas kertas berikut hasil benchmark dari Galaxy M51.
Soal baterai, kapasitas 7.000 mAh dapat memberi ketenangan bagi para penggunanya. Untuk pemakaian yang cukup intens, Galaxy M51 dapat bertahan sepanjang hari. Menurut Samsung, bisa buat telponan hingga 64 jam, mendengarkan musik hingga 182 jam, dan hingga 34 jam buat streaming maraton nonton film series.
Baterai jumbo tersebut tentu perlu pasangan yang tepat. Dalam paket penjualan sudah dilengkapi adaptor charger dengan teknologi Super Fast Charging 25W yang dapat mengisi penuh baterai 7.000 mAh dalam waktu kurang lebih 115 menit atau hampir dua jam.
Kabel data yang disertakan sudah menggunakan USB Type-C ke USB Type-C dan dengan kemampuan Wired Powershare, Galaxy M51 bisa berfungsi layaknya power bank. Anda bisa berbagi daya dengan smartphone lain yang menggunakan port USB Type-C.
Verdict
Samsung Galaxy M51 adalah smartphone klasik yang berfokus pada kebutuhan pokok ber-smartphone secara umum. Anda akan mendapat baterai besar 7.000 mAh, layar besar 6,7 inci Super AMOLED Plus, kamera utama beresolusi besar 64MP yang dapat diandalkan, dan performa besar Snapdragon 730G yang powerful untuk komputasi sehari-hari bahkan untuk gaming.
Dibanderol Rp5.499.000, harga Galaxy M51 memang sangat kompetitif di kelasnya meskipun tidak bisa dikatakan ‘murah’. Namun untuk mencapai harga tersebut, Galaxy M51 datang dengan sejumlah kompromi. Seperti penggunaan One UI Core 2.1 dengan banyak fitur yang dipangkas, termasuk fingerprint under display dan layarnya juga belum memiliki refresh rate yang tinggi.
Sparks
- Baterai jumbo 7.000 mAh
- Layar lapang 6,7 inci Super AMOLED Plus
- Kamera utama 64MP dengan sensor Sony IMX682
- Performa powerful berkat Snapdragon 730G
- Harga sangat kompetitif di kelasnya
Slacks
- Profil bodinya agak gemuk
- Belum memiliki panel dengan refresh rate tinggi
- Menggunakan One UI Core 2.1, beberapa fitur dipangkas
- Fingerprint under display diganti konvensional, tetapi lebih cepat