Tag Archives: magenta

Google Ajak Musisi Berkarya Menggunakan Koleksi Suara Unik Hasil Ciptaan AI

Dua tahun lalu, Google membuktikan bahwa AI juga bisa berperan di bidang seni melalui proyek bernama Magenta. Berbagai eksperimen telah dihasilkan oleh tim Magenta, salah satu yang menarik adalah NSynth (Neural Synthesizer) yang dirilis tahun lalu.

NSynth – bukan grup boyband N’Sync – pada dasarnya merupakan algoritma machine learning yang mampu mempelajari karakteristik suara, lalu menciptakan koleksi suara yang benar-benar baru berdasarkan apa yang dipelajarinya. Output-nya bukan sekadar hasil kombinasi atau blending, tapi benar-benar orisinil.

NSynth Super

Namun suara saja tanpa digubah menjadi musik akan terasa percuma. Dari situ lahirlah eksperimen lain bernama NSynth Super. Berwujud perangkat dengan layar sentuh, NSynth Super memungkinkan para musisi untuk bermain-main dengan koleksi suara ciptaan NSynth.

Tidak tanggung-tanggung, NSynth Super menawarkan lebih dari 100.000 suara yang berbeda, yang dihasilkan dengan mempelajari 16 sumber suara dalam 15 tinggi nada yang berbeda. Dari situ musisi tinggal memilih sumber suara yang hendak dieksplorasi, lalu menavigasikan suara-suara unik – semisal perpaduan suara seruling dan snare drum – menggunakan jarinya di atas touchscreen.

NSynth Super tidak dijual, melainkan ditawarkan sebagai proyek open-source yang bisa dinikmati publik secara luas. Baik algoritma maupun blueprint perangkatnya dapat diakses secara cuma-cuma, dan kalau perlu NSynth Super juga bisa dimainkan via DAW (Digital Audio Workstation), sequencer atau keyboard.

Sumber: Google.

Lewat Proyek Magenta, Google Kembangkan AI Berjiwa Seni

Kecintaan dan komitmen Google terhadap kecerdasan buatan (AI) sangatlah besar. Kalau tidak, mereka tidak akan ambil pusing demi merilis TensorFlow secara open-source maupun memperkenalkan versi baru Google Assistant yang lebih cerdas.

AI memang memegang banyak peran dalam kinerja produk-produk Google. Contoh yang paling gampang adalah hasil pencarian dan rekomendasi lagu yang diberikan pada layanan Google Play Music, tidak ketinggalan juga algoritma penyortir foto dalam Google Photos.

Namun kini Google ingin menggali potensi AI lebih dalam lagi. Problem teknis mungkin mudah saja diselesaikan oleh AI, tapi bagaimana dengan pekerjaan yang membutuhkan kreativitas? Bagaimana dengan seni? Apakah AI juga bisa bermain musik atau malah melukis?

Pertanyaan-pertanyaan itulah yang menjadi alasan di balik lahirnya proyek bernama Magenta. Magenta pada dasarnya merupakan upaya riset Google dalam mengembangkan AI yang berjiwa seni, yang bisa menciptakan karya seni dengan sendirinya.

Magenta dipimpin oleh Douglas Eck, seorang peneliti yang sebelumnya bertanggung jawab atas rekomendasi musik dalam Google Play Music. Beliau kini ingin melihat apakah AI juga bisa menciptakan musik di samping sekadar memberikan rekomendasi berdasarkan riwayat dan selera pengguna.

Merupakan bagian dari tim Google Brain, Magenta memanfaatkan teknologi yang dikemas dalam TensorFlow. Proyek ini pun juga akan dijalankan secara open-source, mengundang para peneliti maupun akademisi lain untuk ikut berpartisipasi via GitHub.

Tujuan akhirnya tentu untuk mencari tahu apakah AI benar-benar bisa berkarya di bidang seni atau tidak. Nantinya tim berencana merilis aplikasi Magenta yang akan menampilkan seni rupa maupun musik gubahan AI dari proyek Magenta.

Sumber: Popular Science dan Quartz.