Tag Archives: Mallness

Mallness' new app UI/UX interface

Mallness’ New Interface Makes It Easier to Find Recommendation

With objectives to provide relevant recommendation personally and customizing customer’s interest, an app-based digital platform providing information for promos and the latest offers of existing stores in malls, Mallness, updated its UI/UX interface.

The current Mallness app now updated with a new look and more intuitive interface design, allowing users to find real-time offers easily.

Personal recommendation

The new release allows users to share promos in social media with the recommended or personalized look based on user’s profile and most popular transactions in Mallness.

“The objective of this update is to simplify offline search into shopping experience in malls,” Marco Hernaiz, Mallness’ CEO and Co-Founder, said.

Not only providing real-time offers, Mallness also attached a new feature “Disarankan untuk Anda (Recommended for you)” to adjust the category choices of each user. The latest information about offline shopping and entertainment is also featured based on user profiles and favorite categories. On the front page, there’s also a new section called “Transaksi Populer (Popular Deals)” as the most favorite transaction of users with similar profiles.

“The new UI/UX really clicks with the most favorite interface of Indonesia’s users and goes along with the look and touch of the most popular app. The design is very intuitive and easy to navigate,” he said.

Loyalty program

Launched in 2017, Mallness currently made it into 25 thousand downloads and had more than 14 thousand registered users. It’s available in 43 mid-level malls and 8,000 stores in Jabodetabek. Later, it’ll soon to be available in all Indonesia’s major cities during 2018 and will start international expansion throughout the region by 2019.

In increasing engagement between shop owners and customers, Mallness has developed a Loyalty Program to be integrated with retailers enabling loyalty cards stored in one app.

The app is currently categorized transaction based on membership, loyalty cards, and cake cards. It allows users to receive only relevant information and get the maximum results of their membership anywhere.

“We implement the advanced technology as recommendation creator personalized by user profiles, previous habit in-app, and geolocation that allow brand and retailer to connect with certain public offline,” he finished.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi Mallness memperbarui tampilan UI/UX

Mallness Perbarui Tampilan Aplikasi, Permudah Pengguna Temukan Rekomendasi Penawaran

Bertujuan memberikan rekomendasi yang relevan secara personal dan menyesuaikan minat pengguna, platform digital yang menghadirkan informasi, promo, hingga penawaran terbaru dari toko-toko yang masih eksis di mall melalui aplikasi, Mallness memperbarui tampilan UI/UX aplikasi mereka.

Aplikasi Mallness saat ini hadir dengan tampilan baru dengan desain interface baru lebih segar dan lebih intuitif daripada desain sebelumnya, memungkinkan pengguna untuk menemukan penawaran-penawaran real time dengan mudah.

Hadirkan rekomendasi secara personal

Rilis baru ini juga memungkinkan pengguna untuk membagikan info penawaran di media sosial dan tampilan yang disarankan atau dipersonalisasi berdasarkan profil pengguna dan transaksi yang paling dipilih di platform Mallness.

“Tujuan dari pembaruan tampilan adalah untuk menyederhanakan pencarian penawaran offline dan akhirnya mengubah pengalaman berbelanja di mal-mal,” kata CEO dan Founder Mallness Marco Hernaiz.

Selain menghadirkan penawaran di mall pilihan secara real-time, tampilan baru Mallness juga disematkan fitur “Disarankan untuk Anda”, menyesuaikan pilihan kategori masing-masing pengguna. Ditampilkan juga informasi terkini kepada pengguna tentang belanja offline dan hiburan, berdasarkan profil pengguna dan kategori favorit. Di halaman depan juga menampilkan bagian baru bernama “Transaksi Populer”, sebagai pilihan transaksi yang paling banyak disukai oleh pengguna dengan profil serupa.

“Rilis UI/UX baru ini benar-benar klik dengan interface yang paling disukai oleh pengguna Indonesia dan ini sejalan dengan tampilan dan nuansa aplikasi yang paling populer. Bahkan, desain ini sangat intuitif dan mudah dinavigasi,” kata Marco.

Program loyalitas

Diluncurkan pada tahun 2017, saat ini Mallness telah memiliki 25 ribu unduhan dan memiliki lebih dari 14 ribu pengguna terdaftar. Mallness saat ini telah tersedia di 43 mal tingkat menengah dan 8.000 toko di wilayah Jabodetabek. Nantinya, Mallness akan tersedia di semua kota utama di Indonesia selama 2018 dan memulai ekspansi internasionalnya di seluruh Asia Tenggara pada 2019.

Untuk meningkatkan engagement antara pemilik toko dan pembeli, Mallness juga mengembangkan Program Loyalitas untuk diintegrasikan dengan retailer sehingga memungkinkan untuk menyimpan semua kartu loyalitas dalam satu aplikasi.

Saat ini aplikasi mengatur transaksi berdasarkan juga pada keanggotaan pengguna, kartu kesetiaan, dan kartu kue. Pilihan ini memungkinkan pengguna untuk hanya menerima informasi yang relevan bagi mereka sambil mendapatkan hasil maksimal dari keanggotaan mereka di mana pun mereka berada.

“Kami menerapkan teknologi canggih seperti mesin pembuat rekomendasi yang dipersonalisasi berdasarkan profil pengguna, perilaku sebelumnya pada aplikasi dan geolokasi yang memungkinkan brand dan retailer untuk terhubung ke khalayak yang diinginkan secara offline,” tutup Marco.

Application Information Will Show Up Here
Echelon Asia Summit 2018 kembali diselenggarakan di Singapura

Startup Indonesia di Ajang Echelon Asia Summit 2018

Echelon Asia Summit kembali diselenggarakan. Ajang berkelas regional ini banyak dijadikan oleh startup untuk berunjuk gigi, memamerkan solusi produk yang dikembangkan dan memperluas koneksi pasar. Echelon sendiri selalu menghadirkan sesi bertajuk “Top100”, kesempatan bagi startup di tahap early-stage untuk berkompetisi mempresentasikan karyanya. Di antara 100 startup yang berhasil dikurasi dari seluruh wilayah Asia Pasifik, 9 startup di antaranya hadir dari Indonesia.

Berikut ini adalah daftar startup Indonesia yang hadir mengikuti pameran di Echelon Asia Summit 2018:

Exquisite Informatics (SaaS)

Fikri Akbar, Co-Founder & Head of Product Exquisite Informatics
Fikri Akbar, Co-Founder & Head of Product Exquisite Informatics

Startup yang berdiri sejak Oktober 2016 ini menyediakan layanan analisis data dan pengembangan platform data untuk korporasi. Saat ini telah menangani beberapa bidang bisnis, mulai dari perbankan, medis, ritel hingga perusahaan energi. Di Echelon kami bertemu dan berbincang dengan Fikri Akbar selaku Co-Founder & Head of Product Exquisite Informatics.

Ia menceritakan bahwa klien korporasi di Indonesia memiliki tantangan tersendiri saat hendak memilih platform data. Beberapa kultur yang ada seperti: mereka hanya mau menggunakan produk dari brand besar, setiap transisi kepemimpinan akan menghasilkan kerja sama dengan perusahaan teknologi mereka, bahkan mereka sering tidak mau mengakui bahwa perusahaannya tidak pernah aware dengan strukturisasi data.

Dari hal tersebut Exquisite Informatics sadar betul untuk tidak bermain produk data –karena dirasa sulit jika harus bersaing dengan Oracle, Microsoft, IBM dll. Solusi yang coba ditawarkan ialah menghadirkan dasbor yang menjadi hub di antara platform data yang sudah dimiliki oleh perusahaan dan menyatukan ke dalam sistem yang saling terintegrasi.

Produk Exquisite Informatics memungkinkan data dari berbagai sumber untuk disatukan dan direstrukturisasi, sehingga memudahkan proses visual dan analisis terjadi dalam satu dasbor terpadu. Selain produk berupa SaaS, Exquisite Informatics juga menyediakan layanan pengembangan dan konfigurasi infrastruktur server. Hal ini mengingat banyak perusahaan yang butuh comply dengan memiliki pusat data on-premise untuk server yang menampung data konsumen Indonesia.

Gradana (Fintech)

(kanan) Chief Strategist Gradana Meirisha Berisdha
(kanan) Chief Strategist Gradana Meirisha Berisdha

Gradana menyediakan layanan P2P lending khusus untuk produk-produk properti. Saat ini pihaknya memiliki tiga varian produk. Pertama ialah GraDP, memungkinkan peminjam mengajukan biaya untuk pembayaran uang muka/down-payment dalam pembelian rumah. Kedua ialah GraSewa, produk ini memungkinkan pengguna mengajukan pinjaman untuk biaya sewa yang umumnya (di Indonesia) harus dibayar minimal satu tahun di muka.

“Di Indonesia itu unik, orang yang ingin melakukan sewa properti biasanya harus membayar minimal satu tahun di muka, untuk beberapa orang atau bisnis kecil sering kali memberatkan. Dengan GraSewa, kita bantu membayarkan di muka, sehingga dari sisi konsumen tetap serasa membayar sewa bulanan,” ujar Chief Strategist Gradana Meirisha Berisdha.

Selanjutnya untuk produk ketiga ialah GraKarya, yakni pembiayaan untuk pembelian aset atau layanan properti lainnya, misalnya untuk pembiayaan interior. Dengan tiga varian produk tersebut, Gradana saat ini sudah melayani pinjaman di beberapa kota, di antaranya di Jakarta, Medan, dan Bandung. Memang tidak langsung banyak bisa ekspansi ke luar, karena untuk memberikan layanan properti Gradana juga membutuhkan rekanan lokal untuk verifikasi dan lain-lain.

Didirikan sejak tahun 2016, Gradana baru go-to-market sekitar awal tahun 2017. Bulan Desember tahun lalu pihaknya baru mendapatkan perizinan dari OJK. Saat ini sudah mendapatkan pendanaan pra-seri A dari angel investor, dan ditargetkan tahun ini dapat membukukan pendanaan seri A untuk perluasan operasional dan bisnis.

JALA Tech (IoT)

Co-Founder JALA saat mempresentasikan produknya di hadapan juri
Co-Founder JALA saat mempresentasikan produknya di hadapan juri

JALA adalah pengembang perangkat IoT yang ditujukan untuk memonitor kualitas air pada tambak udang. Perangkat ini didesain untuk dapat mengatasi masalah budidaya udang dengan mengukur, menganalisis dan memberikan semua rekomendasi berdasarkan kondisi kualitas air tambak. JALA dikembangkan untuk membantu petambak udang dan meningkatkan respons petambak dalam menjaga kualitas air dan mengurasi kesalahan penanganan dalam bertambak udang.

Sistem JALA sendiri terdiri dari tiga bagian, pertama ialah sebuah perangkat yang dilengkapi sensor untuk memahami kadar oksigen terlarut, suhu, pH, salinitas, dan TDS (Total Dissolved Solid). Kemudian hasil pantauan dari sensor tersebut akan diproses dan dikirimkan hasilnya melalui aplikasi web dan SMS. Dibanding mobile app, SMS tampaknya memang lebih efisien untuk petani udang di lapangan. Dalam laporannya, JALA memberikan informasi dan rekomendasi untuk membantu petambak dalam mengambil tindakan yang tepat berdasarkan kondisi kualitas air tambak udang yang telah diukur.

Mallness (Lifestyle)

Tim Mallness dalam booth pameran yang disajikan dalam Echelon
Tim Mallness dalam booth pameran yang disajikan dalam Echelon

Mallness adalah aplikasi berbasis informasi yang menyajikan berbagai promosi, diskon, informasi program loyalitas member, dan berbagai hal lainnya seputar pengalaman belanja di pusat perbelanjaan (mall). Dari bisnis prosesnya, Mallness menyasar dua segmen sekaligus, yakni B2B dan B2C. Untuk B2B, Mallness memberikan layanan bisnis promosi kepada pusat perbelanjaan, brand, dan toko. Sedangkan untuk B2C, Mallness menyajikan pengalaman digital kepada para pengunjung pusat perbelanjaan.

Hal menarik dari aplikasi ini ialah penyajian konten yang dipersonalisasi. Tidak semua informasi ditampilkan ke semua orang, melainkan berdasarkan tren histori dan minat yang disukai saja. Startup ini berdiri sejak Desember 2017, didirikan dua co-founder berkebangsaan Spanyol, yakni Marco Hernáiz dan Mireya de Mazarredo.

Untuk tahun 2018, Mallness memiliki dua target utama, pertama ialah integrasi dengan payment gateway di aplikasi untuk pembayaran. Sedangkan yang kedua pihaknya merencanakan melakukan ekspansi ke Surabaya dan Medan.

MallSini (Lifestyle)

Partnership Executive MallSini Theresia Livinka
Partnership Executive MallSini Theresia Livinka

Mirip dengan Mallness, aplikasi MallSini menyajikan direktori promosi dan informasi seputar pusat perbelanjaan di Jakarta. Perbedaannya, untuk beberapa pusat perbelanjaan yang sudah bekerja sama, di aplikasi didesainkan indoor mapping untuk memudahkan pengguna ketika ingin menemukan gerai tertentu. Kepada pengelola pusat perbelanjaan, MallSini memberikan layanan berupa analisis dan tren kecenderungan konsumen yang didapat dari aplikasi, dimaksudkan untuk peningkatan pelayanan dan pengalaman pengunjung.

Meluncur sejak Maret 2018, MallSini telah membukukan lebih dari 5000 pengguna. Saat ini sekurangnya sudah ada 25 pusat perbelanjaan di Jakarta yang menjadi mitra. MallSini juga mendapatkan dukungan dari Agung Sedayu dan Summarecon Mall.

Medika App (Healthtech)

Co-Founder Medika App yang hadir dalam Echelon Asia Summit
Co-Founder Medika App yang hadir dalam Echelon Asia Summit

Startup yang digawangi oleh Danang Firdaus (CEO) dan Suka Bayuputra (COO) ini menawarkan platform end-to-end untuk menghubungkan masyarakat dengan layanan kesehatan. Implementasinya bekerja sama langsung dengan rumah sakit atau institusi kesehatan lainnya. Startup yang didirikan sejak Mei 2017 ini terakhir mengumumkan perolehan pre-seed funding dari Fenox Venture Capital senilai USD50.000.

Terkait model bisnisnya, Medika App menyasar langsung segmentasi B2B dan B2C. Melalui model B2B pihaknya menyajikan layanan manajemen pasien di rumah sakit, termasuk aplikasi untuk kebutuhan operasional dan administrasi medis. Sedangkan di sisi B2C, Medika App menyediakan aplikasi pemesanan kepada pengguna untuk layanan dokter dan kesehatan. Di pembaruannya, saat ini Media App juga melayani pemesanan jasa kecantikan dan perawatan kesehatan.

Di Media App, pengguna tidak hanya bisa membuat janji dengan dokter. Saat ini aplikasi sudah terhubung dengan sistem pembayaran berbasis payment gateway. Sehingga pengguna dapat melakukan pembayaran di awal melalui kartu kredit atau transfer bank, saat di klinik atau rumah sakit tidak perlu lalu melakukan pembayaran.

MyClinicalPro (Healthtech)

Co-Founder & COO MyClinicalPro William Suryawan
Co-Founder & COO MyClinicalPro William Suryawan

Startup ini menyediakan aplikasi manajemen yang membantu klinik dan dokter agar punya sistem operasional yang lebih terstruktur. Di dalamnya juga mengakomodasi kebutuhan pencatatan rekam medis pasien. Menariknya MyClinicalPro didesain sebagai platform yang membantu dokter melakukan analisis atas tren pasien. Dengan demikian diharapkan dapat terhubung dengan pasien secara lebih optimal.

“Selama ini kebanyakan klinik tidak memiliki data valid dari histori penanganan pasien, misalnya mengetahui tren usia, tren penyakit yang ditangani dan sebagainya. Padahal dengan mengetahui hal itu, dokter dan klinik akan banyak diuntungkan, terutama untuk peningkatan bisnis kesehatan itu sendiri,” ujar Co-Founder & COO MyClinicalPro William Suryawan.

Beroperasi sejak tahun 2016, saat ini MyClinicalPro sudah terhubung dengan 300 dokter dan klinik di 10 kota di Indonesia. Tahun ini mereka merencanakan untuk merilis aplikasi di sisi pasien, sehingga dapat menghadirkan layanan yang menghubungkan langsung dengan dokter.

Tanijoy (Agrotech)

Co-Founder & CEO Tanijoy Nanda Putra
Co-Founder & CEO Tanijoy Nanda Putra

Tanijoy adalah sebuah platform pemberdayaan petani yang terdiri dari dua sistem utama, yakni permodalan dan manajemen pengolahan lahan. Startup ini berdiri atas inisiatif salah satu co-founder yang sebelumnya berpengalaman 6 tahun menjadi petani. Banyak hal yang dirasa perlu diselesaikan, salah satunya soal peningkatan perekonomian para petani. Selain menyalurkan pembiayaan –layaknya aplikasi investasi pertanian yang saat ini ada—Tanijoy juga memberikan manajemen pengolahan lahan.

“Dari data kami, 70% petani mitra di Bogor tidak piawai baca-tulis, dari situ kami menyadari perlu adanya pendamping lapangan yang mengarahkan mereka. Sehingga di Tanijoy kami tidak melepaskan petani secara penuh, setiap hari ada yang disebut field manager melakukan pengambilan data terkait kebutuhan petani dan lahan yang digarap. Dari situ sistem kami memantau dan memberikan informasi kepada pihak terkait, termasuk investor,” ujar Co-Founder & CEO Tanijoy Nanda Putra.

Sampai tahun ini, Tanijoy masih akan memfokuskan pada riset produk dan layanan. Harapannya ketika nanti dilakukan perluasan, sistem yang diusung memiliki SOP dan spesifikasi yang pas untuk efisiensi dalam bisnis pertanian di Indonesia.

Tjetak (Marketplace)

Booth Tjetak dalam sesi pameran Echelon
Booth Tjetak dalam sesi pameran Echelon

Tjetak adalah sebuah B2B marketplace yang membantu individu dan bisnis untuk melakukan pencetakan berbagai kebutuhan desain. Produk yang dijual mulai dari kartu nama, stiker, kalender, buku, kaos, hingga pernak-pernik acara seperti gelas plastik. Untuk konsumen individu, Tjetak menawarkan sistem keagenan memungkinkan setiap orang untuk menjual produk cetakan secara instan. Sedangkan untuk bisnis, Tjetak menyediakan API untuk dihubungkan ke situs yang dimiliki sehingga dapat mengintegrasikan sistem pemesanan kebutuhan desain cetak secara mudah.

Startup ini baru melakukan go-to-market per Juli 2018 ini. Untuk operasional, Tjetak bekerja sama langsung dengan pemilik vendor percetakan dari berbagai wilayah operasional. Selain menawarkan desain dan jasa pencetakan, dalam aplikasi juga sudah diakomodasi layanan logistik untuk pengantaran produk yang dipesan.

Aplikasi Mallness terapkan skema O2O / Mallness

Mallness Hadir untuk Bantu Pemilik Toko dan Restoran di Mall Promosikan Bisnisnya

Meningkatnya jumlah orang yang memanfaatkan layanan e-commerce saat ini ternyata tidak menurunkan minat pelaku startup untuk menciptakan peluang baru menyasar merchant ritel yang bersifat offline.

Salah satunya adalah Mallness, platform digital yang menghadirkan informasi, promo, hingga penawaran terbaru dari toko-toko yang masih eksis di mall melalui aplikasi. Aplikasi yang dibuat OPI Digital Group ini, diharapkan bisa menjadi wadah terlengkap bagi pemilik bisnis offline.

Kepada DailySocial, CMO OPI Digital Group Mireya Lumbreras De Mazarredo mengungkapkan, layanan yang saat ini sudah beroperasi di Jabodetabek bisa membantu pemilik toko, brand hingga restoran menawarkan promo, diskon dan lainnya sesuai dengan target konsumen yang relevan.

“Tujuan utama kami adalah menciptakan pengalaman berbelanja offline memanfaatkan teknologi. Dengan skema O2O kami ingin membantu pemilik toko mengajak kembali konsumen berbelanja secara offline.”

Mallness juga memanfaatkan strategi targeted marketing, agar pemilik toko bisa membina relasi yang lebih relevan dengan konsumen dan melakukan engagement langsung dengan mereka.

Melalui aplikasi yang saat ini sudah bisa diunduh di Google Play, toko yang selama ini “kurang eksis” di mall, bisa lebih menonjol melalui aplikasi Mallness menawarkan promo, diskon hingga informasi menarik lainnya secara real time.

Berencana menghadirkan pilihan pembayaran via aplikasi

Saat ini Mallness telah menggandeng sekitar 43 mall di Jabodetabek (level menengah ke atas) dan 8 ribu toko. Rencananya tahun 2018 mendatang Mallness akan melakukan ekspansi ke Surabaya, Bandung dan Medan.

“Untuk target pengguna aktif sendiri Mallnes berharap bisa mendapatkan 500 ribu pengguna aktif dan 3 ribu merchant hingga akhir tahun 2018,” kata Mireya.

Masih menjalankan bisnis secara bootstrapping dan masih mencari investor yang tepat untuk mengembangkan bisnis, Mallness belum melancarkan strategi monetisasi. Namun Mallness berencana untuk meluncurkan pilihan pembayaran via aplikasi kepada merchant, sekaligus menawarkan platform yang bisa dimanfaatkan merchant untuk melihat consumer behavior memanfaatkan big data.

“Dalam waktu dekat fitur tersebut rencananya akan kami hadirkan, diharapkan bisa membantu Mallness mendapatkan profit,” kata Mireya.

Application Information Will Show Up Here