Tag Archives: mapping

Layanan pemataaan MAPID

MAPID Hadirkan Layanan SaaS Pemetaan dan Analisis Geospasial

Besarnya persoalan pemetaan lokasi di Indonesia telah melahirkan beberapa produk lokal untuk menawarkan solusi terbaiknya. Salah satu platform yang mencoba untuk menyasar sektor tersebut adalah MAPID.

Secara khusus MAPID didesain menjadi platform Sistem Informasi Geografis berbasis cloud untuk membantu mengumpulkan, mengelola, memvisualisasikan, dan menganalisis data berbasis lokasi (data geospasial). Skenario penggunaannya dapat diaplikasikan di berbagai sektor, seperti industri, pertanian, pertambangan, dan lain-lain.

Kepada DailySocial, CEO MAPID Bagus Imam Darmawan mengungkapkan, layanannya hadir untuk menjawab permasalahan yang ada mengenai data dan pemetaan. Salah satu yang paling mendasar adalah sumber data masih sangat sempit. Padahal, data digital saat ini 80% mengandung unsur geografis. Kemudian kebanyakan visualisasi peta masih bersifat statis, padahal data saat ini bersifat dinamis, dan masalah-masalah lainnya terkait data dan pemetaan.

“MAPID diciptakan untuk membantu berbagai sektor untuk mengoptimalkan pengolahan dan analisis data sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan.”

Saat ini MAPID telah memiliki sekitar 2 ribu lebih pengguna dengan 900 lebih pengguna aktif dalam platform. Mayoritas pengguna dari MAPID tergabung dalam lisensi organisasi. Layanan dan produk MAPID saat ini juga telah tersedia di seluruh Indonesia.

Di Indonesia sudah ada beberapa startup yang juga garap solusi terkait pemetaan. Di antaranya platform LOKASI dan Dheket yang dikembangkan oleh Bhumi Varta Technology. Kemudian ada juga pemain asal Singapura yang telah ekspansi sejak pertengahan tahun lalu, yakni NextBillion.ai.

Data terintegrasi

Aplikasi MAPID Now sebagai salah satu implementasi dari teknologi yang dikembangkan / MAPID
Aplikasi MAPID Now sebagai salah satu implementasi dari teknologi yang dikembangkan / MAPID

Produk MAPID adalah SaaS berbasis web, yang dapat diakses langsung melalui situs. Setelah terdaftar, pengguna kemudian akan dialihkan ke dasbor pribadi dan dapat mulai membuat proyek pemetaan. Ada beberapa hal yang kemudian dapat dilakukan, yaitu mengembangkan platform dan aplikasi pemetaan sebagai alat untuk mengumpulkan data spasial secara masif.

“Melalui teknologi yang dimiliki, data dari manusia dan sensor dapat dikumpulkan secara digital. Platform kemudian dapat memvisualisasikan semua data dalam tampilan peta yang mudah dipahami,” kata Bagus.

Model bisnis yang diterapkan oleh MAPID adalah subscription dan transaction. Bagi pengguna yang ingin menggunakan platform MAPID, harus melakukan subscription terlebih dulu. Subscription ini kemudian dibagi menjadi beberapa opsi yaitu, Student bagi pelajar yang membutuhkan platform pemetaan; Freelancer para konsultan, profesional, freelancer di bidang GIS, pebisnis; dan yang terakhir adalah Organization mereka yang masuk dalam kategori perusahaan besar, pemerintahan dan NGO.

“Data yang ada di dalam MAPID terintegrasi sehingga menghasilkan analisis yang mendalam. MAPID juga menyediakan fitur kolaborasi sehingga koordinasi dapat dengan mudah dilakukan di dalam platform untuk membuat suatu project. Platform MAPID juga mempunyai user friendly UI/UX sehingga tidak hanya para ahli di bidang GIS saja yang dapat menggunakan platform kami,” kata Bagus.

“Tahun ini MAPID berencana untuk fokus melakukan R&D untuk pengembangan produk. MAPID juga ingin melakukan penggalangan dana untuk menunjang rencana tersebut. Kami berharap dapat menjadi location intelligence untuk semua orang,” kata Bagus.

Application Information Will Show Up Here

Mobil-Mobil Mapping Milik Uber Sudah Mengaspal di 5 Benua

Dana sebesar 500 juta dolar Uber siapkan tahun lalu untuk mengembangkan teknologi pemetaan digitalnya sendiri. Bersamaan dengan itu, mereka juga merekrut sejumlah ahli di bidang ini, termasuk salah satunya Brian McClendon yang merupakan mantan petinggi Google Maps, guna memimpin proyek ambisius ini.

Sekitar tujuh bulan berselang sejak inisiatif itu dijalankan, mobil-mobil mapping milik Uber sudah berkeliling di lima benua. Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Inggris Raya, Afrika Selatan dan Australia sudah, dan sekarang giliran Singapura, menjadikannya negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang dipetakan oleh Uber.

Dalam pelaksanaannya, Uber tidak mengoperasikan armada baru, melainkan membekali mobil milik sejumlah mitra pengemudinya dengan perlengkapan ekstra yang dibutuhkan untuk keperluan mapping. Mobil-mobil ini kemudian akan beroperasi seperti biasa, menjemput dan menurunkan penumpang Uber selagi memetakan area di sekitarnya.

Jenis data yang paling diincar Uber adalah pola lalu lintas dan titik-titik penjemputan sekaligus drop-off yang amat spesifik sekaligus presisi, yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan untuk membuat estimasi waktu kedatangan (ETA) jadi lebih akurat. Itulah mengapa Uber merasa perlu menggarap platform mapping-nya sendiri dan tidak terus mengandalkan Google Maps, dimana terdapat sejumlah informasi yang kurang relevan buat Uber.

Selain untuk meningkatkan pengalaman konsumen, upaya pengembangan platform mapping ini juga diyakini dapat memfasilitasi proyek lain Uber, yaitu mobil kemudi otomatis. Seperti yang kita tahu, mobil kemudi otomatis sangat bergantung pada informasi pemetaan yang mendetail, jadi tidak heran apabila Uber terkesan begitu serius menjalankan upaya ini.

Belum diketahui negara mana lagi di Asia yang bakal dikunjungi oleh mobil-mobil mapping Uber. Semoga saja Indonesia bisa menjadi tujuan berikutnya.

Sumber: Uber dan The Verge.