Tag Archives: Marketer

10 Istilah Mendasar Tapi Penting dalam Digital Marketing

Dalam dunia digital marketing ada banyak istilah tertentu yang harus kita pahami lebih lanjut, karena istilah yang digunakan tidak umum. Marketing atau pemasaran ini sangat erat kaitannya dengan menjaga konsumen atau menarik konsumen baru untuk membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan oleh masyarakat. Sehingga akan ada banyak istilah yang berkaitan dengan hal tersebut.

Contextual Marketing (Pemasaran Kontekstual)

Contextual marketing atau pemasaran kontekstual merupakan istilah pemasaran yang menggambarkan sebuah kondisi memberikan penjelasan produk yang tepat di waktu yang tepat berdasarkan preferensi konsumen yang potensial.

Pemasaran kontekstual memberikan hasil yang lebih efektif bagi pebisnis terkait keakuratan target iklan yang didistribusikan. Konsumen potensial yang didapat saat kondisi pemasaran kontekstual telah melalui proses pertimbangan perilaku konsumen dan brand awareness.

Lookalike Audience

Istilah kedua ini merujuk kepada gambaran terperinci yang dibuat oleh perusahaan untuk menggambarkan konsumen dari produk atau jasanya. Lookalike audience ini biasanya digunakan untuk menargetkan konsumen lanjutan dalam layanan periklanan.

Lookalike audience ini biasanya dilakukan dengan cara penargetan pada minat, perilaku, dan data demografis yang dianggap dekat dengan konsumen yang diharapkan dapat membantu memetakan wilayah.

Quality Score

Istilah ini saat ini sering digunakan oleh para SEO Specialist untuk membuat artikel yang bisa tembus ke pencarian pertama mesin pencari. Salah satu cara untuk mengetahui gambaran situasi peringkat pada Google AdWords dan dapat menampilkan data relevan berdasarkan keyword.

Remarketing

Ketika Anda sudah membuat beberapa strategi penjualan baik di website, media sosial, ataupun secara langsung. Kunjungan mungkin Anda dapatkan tetapi konsumen yang melakukan pembelian tidak sesuai dengan target yang ditetapkan, sehingga dilakukan remarketing atau perubahan strategi marketing. Tujuannya adalah untuk menggerakkan hati konsumen untuk melakukan pembelian.

Lead Generation

Lead generation ini berkaitan dengan kegiatan untuk menarik perhatian orang asing untuk mengenal lebih jauh produk yang ditawarkan. Tujuannya agar orang asing dapat menjadi konsumen potensial bagi usaha yang dijalankan. Istilah ini berkaitan erat dengan penjaringan pelanggan baru dan berkaitan dengan ekspansi bisnis.

Call to Action (CTA)

Istilah ini berkaitan dengan konten promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila Anda menemukan caption atau postingan iklan yang mengarahkan untuk membeli atau membuka link tertentu, itulah yang dinamakan CTA.

CTA ini bertujuan untuk menggerakkan hari konsumen untuk mencari tahu lebih jauh lagi tentang produk yang diberikan ataupun tertarik melakukan pembelian. Selain itu CTA juga memperkuat brand awareness para pelanggan terhadap perusahaan atau produk yang diberikan.

Conversion

Istilah conversion ini merujuk pada situasi di mana konsumen akan melakukan tindakan sesuai dengan keinginan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan CTA dan optimasi digital marketing lain yang dilakukan.

Conversion juga menunjukkan angka setiap konsumen yang mengunjungi website dan melakukan tindakan yang menguntungkan perusahaan.

Conversion Rate Optimization (CRO)

Conversion rate optimization (CRO) bertujuan untuk mengoptimalkan pengunjung website menjadi konsumen tetap. Jumlah pengunjung website yang kemudian menjadi konsumen dikenal dengan istilah conversion rate.

Conversion rate yang rendah menunjukkan bahwa calon konsumen hanya mengunjungi website perusahaan tanpa melakukan tindakan yang bisa menguntungkan perusahaan.

Consumer Acquisition Cost (CAC)

Consumer acquisition cost (CAC) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan konsumen baru. Ketika ingin menambah kosnumen ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan yaitu riset pasar, iklan, dan konten marketing yang membutuhkan biaya. Biaya tersebut yang dimaksud dengan istilah CAC.

Biaya Per Akuisisi (BPA)

Biaya per akuisisi merupakan istilah untuk menggambarkan ukuran biaya untuk menggambarkan ukuran biaya untuk memperoleh konsumen saat mengklik tautan atau melakukan pembelian di website perusahaan.

BPA sendiri merupakan istilah yang menggambarkan pengembalian dana dari investasi pemasaran berdasarkan total biaya pengeluaran digital marketing dengan konversi front-end.

AnyMind Group Officially Launches CastingAsia Marketplace Influencer and TalentMind HR Platform

After previous announcement to launch AI-based recruitment optimation platform SaaS, AnyMind Group, the parent company of AdAsia Holding has officially released TalentMind in Bangkok, Thailand. It was announced in the event that AnyMind is now appointed as the parent company of AsAsia Holdings, covering AdAsia, TalentMind and CastingAsia.

Using the study of depth algorithm

This TalentMind platform targeting B2B will be offered to companies for the easier talent searching, using data from social media, CV and competencies. The process using natural language (NLP) is claimed to narrow the TalentMind search up to the relevant candidates.

“Our HR team has integrated TalentMind to their workload and using the platform to rent additional team for the vertical expanding,” said AnyMind Group’s Co-founder and CEO Kosuke Sogo.

Overall, TalentMind has four stages to determine candidates, begins with the screening using media social data and candidate’s resumee, then analytics to determine framework competency, sourcing to involve the candidates directly on platform and the last is matching candidates to requirements and criteria set.

“We already use AI machine to push influencer match in social media and now escalated into HR industry using series of AI-based solutions in all business aspects,” said Sogo.

CastingAsia marketplace influencer

Targeting micro-influencers, the official CastingAsia is expected to smoothen brand marketing through influencer. On the other hand, influencer can also get profits by joining the marketplace.

“The challenge is how to be an influencer and how to get the right price range. As with the advertiser and brand interested to use influencer in marketing event,” said Shingo Hayashi, CastingAsia’s Regional Head.

Besides CastingAsia as a platform and marketplace, there are other features provided such as CastingAsia engagement as a managed service solution which gives information to marketers regarding local and regional marketing with marketing execution.

“Besides connecting influencer with brand, brand group can also choose the influencer match their criteria in 9 countries where CastingAsia’s products available,” said Hayashi.

To make it easier for brand monitoring the real-time ongoing campaign, there is a dashboard filled with informations to analytics from the campaign for its brand. While influencer can also review its performance by signing up using social media. Later on the landing page, will appear the analytics and the ongoing campaigns, to be followed by influencers.

“Currently we have more than 10 thousand influencers and micro-influencers, we expect to increase it to 50 thousands by 2018,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo, Co-founder dan COO AnyMind Group Otohiko Kozutsumi saat acara peluncuran / DailySocial

AnyMind Group Resmikan Peluncuran Marketplace Influencer CastingAsia dan HR Platform TalentMind

Setelah sebelumnya mengumumkan bakal meluncurkan platform SaaS optimasi rekrutmen berbasis AI, AnyMind Group perusahaan induk dari AdAsia Holding secara resmi meluncurkan TalentMind di Bangkok, Thailand. Dalam kesempatan tersebut turut diumumkan bahwa kini AnyMind ditunjuk sebagai perusahaan induk AdAsia Holdings, yang membawahi AdAsia, TalentMind dan CastingAsia.

Memanfaatkan pembelajaran algoritma mendalam

Platform TalentMind yang menyasar B2B ini nantinya akan ditawarkan kepada perusahaan untuk memudahkan pencarian kandidat pegawai, memanfaatkan data dari media sosial, CV, hingga kompetensi. Pengolahan yang memanfaatkan pemrosesan bahasa alami (NLP) diklaim membuat pencarian TalentMind bisa mengerucut kepada kandidat yang relevan untuk perusahaan.

“Tim HR kami telah mengintegrasikan TalentMind ke dalam alur kerja mereka dan telah menggunakan platform tersebut untuk menyewa tim tambahan untuk perluasan vertikal ini,” kata Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo.

Secara keseluruhan, TalentMind memiliki empat fase saat menentukan kandidat, dimulai dengan screening memanfaatkan data media sosial dan resume kandidat, kemudian analytics untuk menentukan kerangka kerja kompetensi, sourcing yaitu melibatkan kandidat secara langsung di platform, dan yang terakhir matching yaitu pencocokan kandidat ke perusahaan berdasarkan model perekrutan dan bakat yang dimiliki kandidat.

Dengan memanfaatkan pembelajaran algoritma mendalam (deep learning), TalentMind ideal digunakan untuk organisasi yang memungkinkan perusahaan menemukan kandidat yang sesuai dengan persyaratan dan kriteria yang ditentukan.

“Kami telah menggunakan mesin AI untuk mendorong pencocokan influencer di media sosial dan sekarang mengeskalasi ke dalam industri HR memanfaatkan serangkaian solusi berbasis AI di seluruh bisnis,” kata Sogo.

Marketplace influencer CastingAsia

Menargetkan influencer micro-influencers, diharapkan CastingAsia yang secara resmi diluncurkan, bisa membantu brand melancarkan kegiatan pemasaran melalui influencer. Di sisi lain, influencer juga bisa mendapatkan profit, jika bergabung dalam marketplace tersebut.

“Kendala saat ini yang banyak ditemukan adalah bagaimana caranya menjadi influencer dan bagaimana influencer tersebut bisa mendapatkan kisaran harga yang tepat. Demikian juga dengan advertiser dan brand yang tertarik untuk memanfaatkan influencer untuk kegiatan pemasaran,” kata Regional Head CastingAsia Shingo Hayashi.

Selain CastingAsia sebagai platform dan CastingAsia sebagai marketplace terdapat fitur lainnya yang tersedia, yaitu CastingAsia engagement, yang merupakan solusi layanan terkelola yang memberikan informasi kepada marketer mengenai pemasaran lokal dan regional serta eksekusi pemasaran.

“Selain menghubungkan influencer dengan brand, pihak brand sendiri dengan mudah bisa menentukan influencer yang cocok sesuai kriteria di 9 negara di mana produk CastingAsia tersedia,” kata Hayashi.

Untuk memudahkan brand memonitor kampanye yang sedang berlangsung secara real-time, disediakan sebuah dashboard yang berisikan informasi hingga analytics dari kampanye tersebut untuk brand. Sementara untuk influencer bisa melihat juga performa dari mereka dengan mendaftarkan diri menggunakan media sosial. Nantinya di landing page tersebut, bisa dilihat juga analytics dan kampanye yang sedang berlangsung dan bisa diikuti oleh influencer.

“Saat ini kami memiliki basis lebih dari 10 ribu influencer dan micro-influencer, kami bertujuan untuk mengembangkannya menjadi 50 ribu pada akhir tahun 2018,” kata Hayashi.

Tren 2017: Memikatnya “Interactive Content” untuk Pemasaran Brand Indonesia

Interactive content yang sangat bergantung pada penggunaan digital kini mulai banyak dilirik oleh marketeers, bahkan bisa jadi konten interaktif menjadi tren konten pemasaran di tahun 2017 ini. Sumber dari penelitian yang dilakukan oleh Content Marketing Institute, penggunaan konten interaktif mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke tahun 2016 sebesar 75%.

Konten interaktif bertujuan membuat konsumen lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan oleh brand. Sebenarnya apa saja bentuk konten interaktif, bagaimana cara membuatnya, serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Simak yang berikut ini:

Ragam bentuk konten interaktif

Konten interaktif terdiri dari beragam bentuk, yaitu bisa berupa kuis, polling atau survey, assessment, kontes, video, serta infographic. Jika brand Anda ingin meningkatkan awareness, pemilihan konten interaktif berupa kuis/games atau kontes akan memberi pengaruh sebesar 75%.

Publikasi di media massa juga tergolong konten interaktif yang dapat meningkatkan awareness dan kepercayaan publik. Seperti Bukalapak dan Tokopedia sudah aktif menggunakan konten interaktif video sejak tahun 2016 di saluran YouTube. Sekarang media sosial seperti Instagram dan Facebook juga sudah memiliki fitur untuk konten video pendek brand Anda sehingga mudah bagi Anda untuk mulai membuat konten interaktif melalui sosial media.

Tools

Untuk memudahkan Anda membuat konten interaktif, kini tersedia aplikasi yang dapat Anda andalkan. Apester bisa Anda gunakan untuk membuat konten interaktif berupa survei/polling, personality test, dan juga kuis dalam bentuk video. Konten tersebut bisa Anda masukan ke dalam artikel yang akan Anda berikan kepada audiens.

Zaption berguna untuk membuat video interaktif karena Anda dapat menambahkan gambar, tulisan, pertanyaan atau kuis ke dalam video tersebut. Juga WebyClip yang dapat secara aktif me-engagement audiens melalui video yang berisi review produk, customer experience, beserta informasi lain yang dapat meyakinkan audiens ke tahap decision.

Measurement

Keunggulan konten interaktif adalah efeknya yang dapat kita ketahui secara langsung. Pengukuran keberhasilan dari sebuah konten interaktif, misalnya berupa video dapat kita lihat dari berapa banyak viewers serta subscribe dari video tersebut.

Di media sosial misalnya, berapa audiens yang memberi comment atau like sebagai bentuk feedback pada konten interaktif Anda. Selain itu berapa banyak audiens yang men-share konten dan bagaimana kondisi demografi serta letak geografi dari audiens Anda juga dapat diketahui.

Melalui Facebook Analytics atau CrazyEgg, Anda dapat mengetahuinya dengan mudah. Yang terpenting adalah kemauan untuk terus mengikuti perkembangan aplikasi yang dapat memberi kemudahan pada Anda dalam mengembangkan brand.

Konten interaktif dapat membantu Anda mengetahui bagaimana respons audiens terhadap brand. Juga membantu Anda untuk lebih fokus dalam menargetkan audiens yang potensial. Memang tidak secara langsung dapat memberi keputusan pembelian seperti yang berlaku pada hard sell, namun Anda dapat menggiring konsumen dengan lebih pasti.

Data menyatakan bahwa interactive content lebih efektif dalam mengedukasi konsumen sebesar 45% dibandingkan dengan konten pasif. Konten interaktif mampu mencuri perhatian bagi brand yang membutuhkan engaging dengan target konsumennya. Dimulai dari tahapan awareness hingga decision stage bisa diarahkan menggunakan konten interaktif.


Disclosure: Tulisan tamu ini ditulis oleh Gina Dwi Prameswari. Gina adalah Content Consultant di BBOX Consulting. Ia bisa dihubungi melalui blog BBOX.