Tag Archives: marketing platform

UMKMLab GDILABS

GDILab Rilis Produk SaaS “UMKMLab” dan Perbarui Fitur Media Sosial “SocialConnext”

GDILab, anak usaha Young on Top yang bergerak di digital analitik, mengumumkan produk SaaS untuk bantu pelaku usaha yang memasarkan produknya di platform media sosial “UMKMLab,” serta memperbarui tampilan dan fitur aplikasi media sosial “SocialConnext.”

Executive Assistant of CEO YoT Chelen menjelaskan, UMKMLab dirilis untuk membantu para pelaku usaha yang memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook Shop dan Instagram Shop untuk berjualan. Selama ini, setiap transaksi yang terjadi lewat kedua platform tersebut masih sangat manual karena menggunakan WhatsApp.

Kondisi tersebut membuat banyak pelaku usaha yang kehilangan leads dengan berbagai alasan, misalnya lama membalas, proses inventori tidak rapi, dan masih banyak lagi. Agar mereka tetap dapat berjualan di Facebook Shop dan Instagram Shop, maka proses transaksi harus dilakukan secara otomatis. Untuk itu dibutuhkan situs yang dapat langsung terintegrasi dengan keduanya.

“UMKMLab hadir sebagai penyedia website yang dapat langsung terintegrasi dengan Facebook dan Instagram Shop sehingga proses transaksi bisa dilakukan lebih otomatis,” ucap Chelen saat dihubungi DailySocial.

UMKMLab memiliki berbagai fitur, di antaranya memilih domain dan desain website profesional, otomatis terintegrasi dengan jasa pengiriman dan pembayaran, dapat mengakses data statistik penjualan kapan saja, cetak label pesanan & faktur, dan notifikasi email pesanan untuk setiap transaksi. Setiap fitur tersebut disediakan oleh GDILab hasil kerja sama dengan berbagai pihak ketiga yang sudah dikurasi demi menyesuaikan dengan kebutuhan UMKM.

Pembeda tersebut membuat UMKMLab jadi lebih kompetitif di industri. Dari segi harga berlangganan yang tertera di situsnya dimulai dari Rp228 ribu per bulan. Untuk segmen usaha yang dapat menggunakan UMKMLab sebenarnya sangat luas, tapi Chelen mengaku saat ini sedang fokus untuk menyasar pelaku usaha yang bergerak di fesyen, F&B, dan kerajinan lokal.

“Harapannya Young on Top dan GDILab melalui UMKMLab ini dapat membantu para UMKM bisa go digital yang pada akhirnya dapat menaikkan omzet mereka melalui Facebook Shop dan Instagram Shop.”

Pembaruan SocialConnext

Sementara itu, GDILab juga sebelumnya merintis aplikasi media sosial SocialConnext sejak 2018 bertepatan pada acara Young on Top National Conference. Dalam perjalanannya hingga versi teranyar, Partnership SocialConnext Iis Dayanti menuturkan platform tersebut banyak mengalami peningkatan dari sisi UI/UX serta performa aplikasinya. Dari segi jumlah unduhan kini sudah menembus ke angka 5000 unduhan dengan pengguna aktif 933 orang. Para pengguna ini berada di rentang usia 18-25 tahun.

Tampilan aplikasi SocialConnext / YoT
Tampilan aplikasi SocialConnext / YoT

SocialConnext membawa pendekatan yang berbeda dibandingkan aplikasi sejenisnya, yakni pengembangan komunitas anak muda. Dari visi tersebut, SocialConnext menghadirkan fitur-fitur yang didesain dan dikembangkan secara relevan untuk generasi muda dalam mengembangkan kreativitas, soft skill, dan hard skill, seperti Artikel, Podcast, Trivia, Community, Chat, dan Ask Mentor.

Fitur unggulan dari SocialConnext adalah Community yang memungkinkan para pengguna terhubung dengan komunitas lainnya di seluruh Indonesia dan Ask Mentor yang memberikan kesempatan para pengguna untuk bertanya kepada para mentor yang sudah berpengalaman di bidangnya. Ada berbagai topik yang bisa ditanyakan, mulai dari teknologi, investment, self-development, karier, dan lainnya.

Iis menuturkan ada 15 mentor yang sudah bergabung. Mereka adalah Billy Boen (CEO dan Founder YoT), Richie Wirjan (VP Investment at Kejora SBI Orbit), Gunawan Susanto (Country Manager AWS Indonesia), Maya Arvini (CCO dan COO Qlue), Nendra Rengganis (CEO hipwee) dan masih banyak lagi.

Tantangan SocialConnext untuk menjaring lebih banyak pengguna yang tidak sebatas mengunduh aplikasinya saja, tapi juga mampu memanfaatkan fitur-fitur untuk pengembangan komunitasnya. “Peluang SocialConnext adalah aplikasi one stop solution platform bagi para komunitas, mereka bisa engage, connect, bahkan memonetisasi kegiatan mereka untuk mendapatkan keuntungan,” tutup Iis.

Application Information Will Show Up Here
Tribelio

Tribelio Hadir sebagai Platform Pemasaran Berbasis Komunitas

Menyederhanakan kanal pemasaran dan menjangkau pelanggan yang kemungkinan besar menyukai suatu produk jadi ide utama Founder & CEO Tribelio Denny Santoso. Baginya kedua pertanyaan di atas dapat terjawab dengan membangun komunitas yang mana dia wujudkan melalui Tribelio.

Denny meluncurkan Tribelio sejak September tahun ini. Platform ini ia buat dengan tujuan mempermudah pengusaha membangun komunitas yang dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak penjualan produk mereka.

“Indonesia memasuki era di mana semua semakin mudah mendapatkan dan menjual produk, bahkan yang tak punya produk bisa berjualan. Lalu bagaimana caranya di era produk ini untuk naik level? Dengan membangun komunitas,” tutur Denny kepada Dailysocial.

Secara sederhana, Tribelio ini merupakan platform yang memungkinkan pemilik produk (atau dalam istilah di Tribelio adalah “Chief”) berinteraksi dengan anggota  yang pernah membeli produk itu atau sekiranya tertarik dengan produk tersebut.

Cara kerja Tribelio seperti gabungan Facebook Group atau aplikasi messaging dengan email marketing, serta landing page. Denny meyakini penggabungan fungsi itu ke dalam satu aplikasi dapat memudahkan interaksi dari Chief ke anggotanya sehingga dapat mengukir rasa percaya dan kesetiaan pelanggan terhadap produk yang dimiliki.

Mindset-nya sederhana bahwa jualan itu butuh komunitas. Anggaplah ada orang yang belanja di marketplace kita, tapi kita tidak bisa follow up, tidak ada data mereka ketika kita ingin memberitahu produk baru kita ke mereka. Jadi ngapain bikin iklan baru ketika orang yang sudah kenal produk kita akan beli,” imbuh Denny.

Untuk mengaksesnya, Tribelio memasang biaya berlangganan sebesar Rp855.000 per bulan. Chief bisa membayar lebih hingga Rp2,6 juta untuk paket berlangganan selama empat bulan dan seminar online & offline bersama Denny. Sebagai informasi, Denny yang memang sudah dikenal sebagai praktisi pemasaran memasang biaya sekitar Rp13 juta hingga Rp80 juta untuk kelas seminarnya.

Dua bulan lebih beroperasi, Tribelio memperkenalkan diri ke publik pada awal November ini. Selama dua bulan itu, Denny mengklaim Tribelio sudah memiliki lebih dari 24.000 anggota dengan 600 Chief. Ia menargetkan platform ini bisa meraih 1 juta pengguna hingga akhir tahun depan.

Sebagai tambahan, Tribelio memberikan iming-iming dua level sebesar 30% dan 5% dari biaya berlangganan apabila seorang Chief berhasil mengajak orang lain bergabung menjadi Chief.

Dengan target besar 1 juta pengguna di akhir tahun depan, Tribelio membutuhkan dana untuk scale up. Mengklaim sudah profit miliaran Rupiah, Denny tetap siap menyambut investor yang ingin melakukan pendanaan. Ia pun mengaku saat ini sudah ada sejumlah pihak yang sudah tertarik memberi pendanaan meski masih jauh dari kata sepakat.

“Kita terbuka untuk pendanaan tapi saat ini masih bootstrap,” pungkas Denny.

Ivosights Launches “Tania”, Customer Service Digital Channel Aggregation

Developer of customer engagement platform Ivosights recently launched its newest product, called Tania. This product is an aggregator application that enables the brand owner to connect with the customer, or can be called customer touchpoint. This app is made on Android platform and expected to be able to gain more consumers.

“Tania was developed to facilitate consumers in interacting with the brand, without confusion of seeking and determining the official account of a particular brand,” said Ivosights’ CEO, Elga Yulwardian.

Tania is currently connects consumers to email and branded official accounts on social media directly  like Facebook, Twitter and Google+. Impressively, Tania has curated and verified the brand, so that consumers are certainly connected to the right channel . Tania itself is designed to accommodate suggestions, questions / requests, and complaints about services or products used by consumers.

“We have 850 brands from 35 industry sectors accessible through Tania, and this number will continue to increase,” Yulwardian said.

Previously, Ivosights slid an offer of three excellent platforms for the consumer services management in social media, namely Digital Monitoring Platform, Social Customer Care Platform, and Automation Social CRM Platform. By presenting end-to-end solution, Ivosights expects its services can be an alternative domestic product for digital marketing. Most businesses are often use services such as Zendesk to monitor all their social media marketing activities.

Handling consumers on social media is not easy

Social media is an effective way to bring the brand closer to the consumer, as in average today’s digital consumer is closely related with the use of social media. However, is it as easy as its implementation? Looking at the practice of many existing top brands in handling customer complaints via social media, it is quite complicated. Each customer is unique with very different nature. This is a difficult point to accommodate by technology, beyond the speed of any possible responses.

However, some time ago Ivosights have established special cooperation with LIPI. One of its target achievements is to present a system that is able to recognize the sentiment (positive or negative) of social media user behavior related to customer service. Basically, such automation is possible, considering concepts such as Artificial Intelligence, Machine Learning, or Data Science are getting very real.


The original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Penyedia Platform Pintar untuk E-Commerce Betaout Dapatkan Investasi untuk Ekspansi ke Indonesia

Penyedia platform customer intelligence dan marketing automation yang dikhususkan untuk bisnis e-commerce, Betaout, hari ini mengumumkan perolehan pendanaan dari East Ventures dan angel investor dengan jumlah yang tidak disebutkan. Sesuai dengan cakupan investor, yakni di wilayah Asia Tenggara, pendanaan ini akan membawa startup asal India tersebut melakukan ekspansi ke Indonesia dan beberapa wilayah Asia Tenggara lainnya.

Tidak hanya memperluas jaringan operasional, Betaout mengharapkan bisa mendapatkan insight untuk memperluas pengembangan produk yang mereka miliki menyesuaikan karakteristik pasar e-commerce. Beberapa produk yang akan ditawarkan pada debut awalnya seperti machine learning, live chat plug-ins dan beberapa unsur lain yang dibutuhkan oleh sebuah sistem e-commerce.

Sistem all-in-one yang dikembangkan oleh Betaout dinilai mampu membantu perusahaan membangun basis data intelijen pengguna. Fokus utamanya pada pemasaran B2C, kendati beberapa bisnis B2B juga telah masuk ke dalam daftar konsumen Betaout.

Dalam rilisnya, CEO dan Co-Founder Betaout Ankit Maheshwari menegaskan bahwa Indonesia adalah pasar yang sangat penting. Dukungan East Ventures dengan pemahamannya di pasar tersebut akan menjadi pendorong startup yang ia gawangi untuk memasarkan Betaout guna membantu pemasar e-commerce di Indonesia mempertahankan pelanggan mereka dan mendorong ROI (Return of Investment) dengan lebih baik.

Secara total, Betaout telah memperoleh investasi (yang diumumkan) senilai $2,12 juta dalam 4 putaran pendanaan.

Sebelum rencana ekspansi ini, beberapa perusahaan di Asia Tenggara, seperti Tokopedia, Ralali, dan Tripvisto, telah memanfaatkan beberapa produk yang ditawarkan oleh Betaout, terutama yang berkaitan dengan analisis dan otomatisasi kampanye pemasaran.

Bagi Willson Cuaca, selaku Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, pihaknya begitu bersemangat mendukung ekspansi Betaout. Dengan pertumbuhan pasar e-commerce di Asia Tenggara yang sangat besar (diperkirakan akan mencapai $130 miliar pada tahun 2020), fokus Betaout pasar ini begitu menggairahkan, didukung dengan upaya dan inovasi yang telah dicapai oleh timnya.

CEO Ralali Joseph Aditya, yang merupakan klien Betaout, menyebutkan personalisasi pintar dalam sistem komunikasi e-commerce sangat diperlukan, termasuk untuk menjangkau setiap segmen pelanggan yang berbeda. Ralali sendiri merupakan salah satu platform online B2B yang memasok barang untuk kebutuhan bisnis.

Dealoka Peroleh Pendanaan Seri A dari SB ISAT Fund

Platform Pemasaran Dealoka / Dealoka

Startup jebolan Ideabox batch pertama Dealoka memperoleh pendanaan Seri A dari SB ISAT Fund dengan nilai yang tidak disebutkan. Dealoka menjadi startup pertama yang memperoleh investasi dari SB ISAT Fund yang diumumkan delapan bulan lalu. SB ISAT Fund adalah dana hasil kerja sama SoftBank Jepang dan Indosat senilai $50 juta untuk pengembangan startup di Indonesia yang bergerak di bidang e-commerce, digital dan media sosial, dan layanan keuangan mobile.

Continue reading Dealoka Peroleh Pendanaan Seri A dari SB ISAT Fund