Tag Archives: Marketing Tools

MTARGET Introduces Oneblink to Help SMEs with Online Shopping Page

MTarget, known as a startup that offers marketing solutions and automation tools, has launched Oneblink. A digital platform to help SMEs create pages for their products. The objective is to facilitate business players easy way to show its products to potential customers.

“Oneblink is a tool to create a mini-website for online catalogs and business menu without any difficult coding. It only takes time to register, enter the business links, then publish. Instantly, the digital marketing asset is ready,” MTARGET’s Founder & CEO Yopie Suryadi explained.

He further explained, through Oneblink, users can attach links such as Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, GrabFood, GoFood, and so on. They will also be facilitated to directly choose and buy domains for their business.

“First of all, it’s because of this pandemic. All businesses are being ‘forced’ to go digital. The digital adoption wave that used to be slow, is now getting rapid. It has to be digital or left behind. Also, there are many new businesses that arose during this pandemic. At least they must have a digital identity first. Then, learn how to do ads on social media and understand what to do these ads,” Yopie continued.

Oneblink’s features already exist in the MTARGET platform, however, to reach more users outside the corporation or enterprise MTARGET finally introduces Oneblink as another vertical focused on SMEs.

“Oneblink remains under MTARGET for now. We made this tool so easy that it could become a low-touch SaaS,” Yopi continued.

Oneblink leading feature

The concepts and features in Oneblink are not new. Face to face services like Linktree. However, Yopie is quite optimistic about Oneblink. There are also some excellent features such as unlimited links, domain customization, templates, embedded pixels, analytics, and others.

“[the differentiator] First, of course, local support. Our team is ready to help. Then on this Oneblink template can be sent to other users, therefore, it will open up opportunities for designers to design template services. From the technical side, this landing page builder feature has been very complete,” he explained.

The journey of Oneblink as one of MTARGET products is still long, they said the focus will be on product development and UI / UX, also continue on their mission to help more SMEs go digital.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

MTARGET Oneblink

MTARGET Kenalkan Oneblink, Mudahkan UKM Buat Laman Etalase Online

MTarget startup yang dikenal menyediakan solusi marketing dan automation tools memperkenalkan Oneblink. Sebuah platform digital yang dapat membantu UKM membuat halaman (web) untuk etalase produk mereka. Tujuannya agar pelaku usaha mudah ketika ingin memperlihatkan apa saja yang mereka sajikan kepada calon konsumennya.

Oneblink ini merupakan tools untuk membuat mini website yang bisa digunakan untuk katalog dan menu bisnis secara online dengan mudah tanpa perlu keahlian coding. Tinggal daftar, taruh link-link bisnis, kemudian tinggal publish. Dalam sekejap sudah ada asset digital marketing,” terang Founder & CEO MTARGET Yopie Suryadi. 

Lebih lanjut ia menjelaskan, melalui Oneblink pengguna bisa memasang tautan seperti Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, GrabFood, GoFood, dan sebagainya. Pengguna juga akan dipermudah dengan kemungkinan untuk memilih dan membeli langsung domain untuk bisnisnya.

“Pertama-tama karena pandemi ini ya. Boleh dibilang seluruh bisnis saat ini ‘dipaksa’ untuk go digital. Gelombang go digital yang tadinya bergerak santai, sekarang jadi begitu rapid. Harus digital atau tertinggal. Ditambah pula selama pandemi ini banyak bermunculan UKM atau usaha kuliner baru. Setidaknya mereka ini harus punya digital identity dulu. Dan berikutnya mulai mempelajari bagaimana melakukan ads di social media dan paham untuk apa melakukan ads ini,” lanjut Yopie. 

Fitur ada di Oneblink pada dasarnya sudah ada di dalam platform MTARGET, namun untuk menjangkau lebih banyak pengguna di luar korporasi atau enterprise MTARGET pada akhirnya memperkenalkan Oneblink sebagai lini bisnis atau produk yang fokus pada UKM.

“Oneblink tetap berada di bawah MTARGET untuk sekarang ini. Kami membuat tools ini begitu mudah sehingga bisa menjadi low touch SaaS,” sambung Yopi. 

Yang jadi unggulan Oneblink

Konsep dan fitur-fitur yang ada di Oneblink bukan solusi baru. Secara langsung berhadapan dengan layanan seperti Linktree. Namun Yopie cukup optimis untuk Oneblink bisa bersaing. Pasalnya di dalam Oneblink juga terdapat beberapa fitur unggulan seperti unlimited link, kustomisasi domain, template, pixel embedded, analitik, dan lainnya.

“[yang menjadi pembeda] Pertama tentunya local support. Tim kami siap membantu. Lalu di Oneblink ini template bisa dikirim sesama user, jadi akan membuka peluang juga untuk para designer untuk jasa design template. Ditambah dari sisi teknis, fitur landing page builder ini sudah lengkap sekali,” terang Yopie. 

Perjalanan Oneblink sebagai salah satu produk dari MTARGET masih panjang, untuk itu mereka menyebutkan masih akan fokus pada pengembangan produk dan fokus pada UI/UX, dan terus fokus pada misi mereka untuk lebih banyak membantu UKM go digital.

MTARGET Reveives Seed Funding from Prasetia Dwidharma

The SaaS platform for marketing automation, MTARGET, receives seed funding from Prasetia Dwidharma without revealing the number. As Yopie Suryadi (Founder & CEO) told DailySocial, the cash will be used to build-up team and to increase penetration. On B2B segment.

In the run of product development and current expansion, MTARGET strives to increase growth and improve the revenue team. During 2018, the company has listed a monthly growth of 22%, with total users reached 2100. And until now it has reached more than 3000 users.

Started with email marketing automation platform named MailTarget, they are now transformed into a marketing cloud solution. They have the vision to help business interaction and brands to get more personal with users, using the right data and tools.

Last year, MTARGET has its debut in Malaysia. In terms of product marketing, they placed a business team there. It’s the same target, supporting SMEs and startups to build marketing strategy through digital channels.

Currently, MTARGET provides some leading features include email marketing, email automation, interactive form, landing page, and social media management platform.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

MTARGET

MTARGET Dapatkan Pendanaan Awal dari Prasetia Dwidharma

Platform SaaS untuk automasi pemasaran MTARGET dapatkan pendanaan awal dari Prasetia Dwidharma dengan nominal yang tidak sebutkan. Menurut pemaparan Yopie Suryadi (Founder & CEO) kepada DailySocial, pendanaan ini akan dialokasikan untuk membangun tim dan memperluas penetrasi di segmen B2B.

Seiring perkembangan produk dan ekspansi yang dilakukan, MTARGET merasa perlu untuk memperkuat tim revenue dan growth. Sepanjang tahun 2018, perusahaan mencatatkan pertumbuhan bulanan mencapai 22%, dengan total pengguna mencapai 2100. Hingga saat ini telah meningkat menjadi 3000 pengguna lebih.

Berawal dari platform email marketing automation dengan nama MailTarget, kini MTARGET telah bertransformasi menjadi marketing cloud solution. Visi mereka untuk membantu interaksi bisnis dan brand menjadi lebih dekat dan personal untuk para penggunanya, melalui data dan alat yang tepat.

Tahun lalu MTARGET juga sudah mulai debut di Malaysia. Untuk memasarkan produk, tim bisnis pun sudah dibangun di sana. Sasarannya sama, membantu UKM dan startup untuk mengembangkan strategi pemasaran melalui saluran digital.

Saat ini MTARGET miliki beberapa fitur unggulan, meliputi platform email marketing, email automation, interactive form, landing page, dan socmed management.

Menentukan target konsumen yang tepat / Pexels

Tiga Cara Lakukan Kegiatan Pemasaran Memanfaatkan “Targeted Ads”

Saat ini sudah banyak brand dan advertiser yang mempromosikan produk mereka secara masal, tanpa melakukan riset dan memanfaatkan data untuk menargetkan konsumen yang tepat. Idealnya adalah produk yang ingin dipasarkan bisa menarik perhatian konsumen dan kemudian langsung membeli, namun jika hal tersebut tidak dijalankan dengan tepat, bisa mengakibatkan pengeluaran yang tidak maksimal dalam jumlah yang besar.

Artikel berikut akan merangkum tiga cara untuk melakukan kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan iklan yang tepat sasaran konsumen.

Cari tahu konsumen yang membutuhkan produk

Cara terbaik melakukan kegiatan pemasaran yang efektif adalah, dengan mencari tahu siapa saja konsumen yang saat ini sedang membutuhkan barang, layanan yang dimiliki brand. Lakukan langkah tersebut dengan memanfaatkan Marketing Tools atau layanan lainnya yang menyediakan data tersebut.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan media sosial dan lakukan pencarian memanfaatkan keywords. Kumpulkan data tersebut sebanyak mungkin, kemudian mulailah sebarkan promo tersebut.

Manfaatkan platform paid marketing tools

Saat ini Google dengan berbagai fitur untuk kegiatan berpromosi sudah menyediakan cara mudah untuk Anda melakukan kegiatan pemasaran dengan menargetkan konsumen yang tepat, demikian juga dan Facebook dan media sosial lainnya.

Jika Anda ingin memasarkan produk baru yang terbilang “niche“, cara ini bisa dilakukan untuk melihat siapa saja konsumen yang tertarik, memanfaatkan kategori yang telah tersedia.

“Facebook is the place to test new ideas and you can get started rather quickly by building a landing page where prospects can sign up to join a waiting list.”

Penyebaran promosi melalui word-of-mouth

Memanfaatkan testimoni dari konsumen yang sudah menggunakan layanan atau produk Anda juga bisa dilakukan untuk mendapatkan konsumen yang tepat, demikian juga dengan rekomendasi atau penyebaran secara word-of-mouth.

Selain lebih relevan dan menarik perhatian konsumen yang tepat, cara seperti ini juga bisa meyakinkan konsumen baru untuk mencoba produk Anda hingga kemudian membelinya.

“Word-of-mouth can be a great tailwind for consumer businesses and this type of activity is a good sign that might take place.”

Memahami Content Marketing dan Cara Tepat Brand Memanfaatkannya

Dalam edisi #SelasaStartup kali ini, topik content marketing dan bagaimana cara yang tepat bagi brand untuk memanfaatkannya, dibahas tuntas oleh Co-Founder dan CEO Indonesia GetCRAFT Anthony Reza Prasetya. Pengalamannya di bidang periklanan dan hubungan baik yang tercipta dengan berbagai brand menghasilkan sebuah perusahaan yang fokus kepada pertumbuhan bisnis dengan pendekatan kepada content marketing yaitu GetCRAFT.

“Saat ini ketika adblocker sudah semakin banyak digunakan oleh pengguna smartphone di Indonesia (40%), mengharuskan brand untuk melakukan cara cerdas memanfaatkan content marketing,” kata Anthony.

Untuk memahami lebih lanjut apa itu content marketing, channel apa saja yang bisa dimanfaatkan, serta faktor pendukung apa yang bisa membantu content marketing tampil lebih stand out, simak paparan Anthony dalam rangkuman tips berikut ini.

Content marketing dibanding iklan berbayar

Salah satu cara paling ampuh untuk brand mempromosikan produk mereka adalah melalui iklan, yang bisa berupa TVC, print ads, video ads dan lainnya. Namun demikian saat ini ketika media, media sosial hingga layanan video streaming mulai banyak menampilkan berbagai iklan tersebut, tidak terlalu memberikan impact yang baik kepada audience.

Banyak alasan mengapa banyak orang kemudian “terganggu” dengan kehadiran berbagai iklan tersebut, namun yang pasti brand dan advertiser mulai menyadari respon negatif dari audience terkait dengan iklan yang dilakukan dengan cara konvensional.

Alasan tersebut menjadikan content marketing tampil lebih unggul, dengan tulisan yang bisa dikustomisasi menyesuaikan dengan target audience yang relevan, iklan dan kegiatan berpromosi yang disematkan dalam bentuk tulisan, bisa membantu brand melakukan edukasi sekaligus melancarkan engagement dengan target audiens yang tepat.

Lebih efektif dibandingkan “programmatic ads”

Keunggulan lain yang dimiliki oleh content marketing adalah sifatnya yang everlasting. Meskipun tidak memanfaatkan media berbayar atau advertising tools, namun jika sarat dengan informasi dan tulisan yang menarik mampu menarik perhatian audience lebih lama. Sementara untuk programmatic ad akan berbeda hasil akhirnya. Ketika budget untuk promosi memanfaatkan advertising tools dihentikan, akan berpengaruh kepada jumlah view hingga traffic. Menjadikan content marketing lebih cost effective sekaligus akurat jika diterapkan dengan tepat.

Content marketing membantu kegiatan pemasaran berbayar

Salah satu cara yang bisa dilakukan brand adalah menyesuaikan konten dari produk yang ingin dipromosikan memanfaatkan media berbayar yang tepat. Misalnya jika brand ingin memasarkan produk teknologi atau gadget terbaru, bisa memuat tulisan berupa ulasan atau tips dan trik yang bisa dipromosikan memanfaatkan media atau influencer (blog). Dengan demikian kegiatan berbayar tersebut akan memberikan hasil yang lebih efektif didukung dengan konten yang relevan.

Membantu membangun kredibilitas brand

Cara terbaik untuk menyebarkan content marketing adalah memberikan ulasan atau informasi yang berbeda kepada target audience yang tepat. Hindari membuat content marketing untuk “semua” namun sesuaikan topik yang berbeda. Dengan demikian audience yang membaca bisa lebih relate kepada konten yang ada dan bisa meningkatkan kredibilitas brand tersebut.

Kombinasikan content marketing dengan media sosial

Media sosial selama ini sudah banyak dimanfaatkan brand untuk melakukan engagement ke audience. Komunikasikan dengan baik tema atau topik dari content marketing memanfaatkan media sosial, untuk itu pastikan tim media sosial Anda melakukan engagement dengan target audience setiap hari.

Dalam hal ini, menurut Anthony, Facebook dan Twitter merupakan media sosial yang tepat untuk melancarkan kegiatan content marketing, sementara untuk Instagram lebih efektif untuk memberikan inspirasi dan kurang efektif untuk kegiatan content marketing.

Tentukan platform yang tepat

Saat ini, ketika Youtube sudah mulai banyak dimanfaatkan brand untuk berpromosi, pastikan untuk membuat iklan dalam bentuk video yang sarat dengan informasi dalam waktu yang singkat. Manfaatkan waktu sesingkat mungkin di awal, sebelum target audience Anda mulai berpaling saat membuka Youtube atau layanan video streaming lainnya.

Menyimak tren kegiatan pemasaran online GetCRAFT/ Pexels

Laporan GetCRAFT: Meningkatnya Penggunaan Media Sosial, “Influencer”, dan “Native Ads” untuk Kegiatan Pemasaran

Untuk memberikan gambaran jelas tentang kegiatan pemasaran secara online, GetCRAFT, platform yang memenuhi kebutuhan content marketing, influencer marketing dan native ads, meluncurkan survei yang berjudul Indonesia Native Advertising & Influencer Marketing Report 2018.

Dalam survei tersebut disebutkan Instagram merupakan platform media sosial populer saat ini (97%) di kalangan influencer, disusul Twitter (67%). Sementara kehadiran influencer masih menempati pilihan pertama perusahaan menyalurkan kegiatan pemasaran, disusul dengan iklan berbayar secara online. Laporan yang dibuat berdasarkan tiga survei terpisah ini ditujukan untuk brand, agensi, penerbit, media hingga influencer.

Media sosial dan kehadiran influencer

Salah satu platform yang paling banyak digunakan brand dan perusahaan melakukan kegiatan pemasaran dan membina relasi serta engagement dengan pengguna adalah melalui media sosial.

Sebagai salah satu negara di Asia yang mengalami peningkatan cukup tinggi terkait dengan penggunaan mobile internet, yaitu 47% (123 juta orang) dan penggunaan internet secara keseluruhan sekitar 51% (133 juta orang), laporan GetCraft menyebutkan media sosial yang paling aktif digunakan adalah YouTube sebanyak 49%, disusul Facebook sebanyak 48%, Instagram 39%, Twitter 38%, Whatsapp (38%), FB Messenger (31%), Line (30%), Linkedin (28%), BBM (26%), Pinterest (22%) dan WeChat (21%).

Selain platform iklan berbayar seperti Google Adwords, Facebook Ads, dan lainnya, kehadiran para influencer di media sosial juga sudah memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dari platform berbayar yang ada. Kegiatan pemasaran memanfaatkan influencer berupa engagement yang dilakukan individu yang memiliki jumlah pengikut yang besar di akun media sosial. Dalam bentuk percakapan, brand dan perusahaan menyematkan konten pemasaran yang beragam, mulai dari gambar, video, hingga blog.

Dalam laporan tersebut juga disebutkan Instagram merupakan platform paling favorit digunakan para influencer untuk melancarkan kegiatan pemasaran dan terbilang paling ampuh. Sebanyak 97% influencer memanfaatkan Instagram, disusul dengan Twitter 67%, Youtube 33%, dan Facebook sebanyak 30%.

Penggunaan native ads yang makin populer

Laporan menarik lainnya yang juga disampaikan oleh GetCRAFT adalah penggunaan native ads yang makin banyak dipilih brand dan perusahaan untuk kegiatan pemasaran. Format native ads yang fleksibel menyatu dengan konten, memberikan kesempatan advertiser untuk mempromosikan konten. Contohnya adalah opsi untuk mendorong posting di Facebook, iklan berbayar di mesin pencari Google, hingga listing promosi di layanan e-commerce.

Definisi native ads sendiri yang dijabarkan dalam laporan tersebut adalah iklan berbayar yang memiliki kesamaan dari sisi format, fungsi hingga kualitas dari konten di media. Biasanya konten ini tidak terkesan “hard sell” namun menyatu dengan topik layaknya sebagai pendukung dari konten tersebut.

Di tahun 2018 nanti diprediksi brand dan perusahaan bakal lebih fokus di penggunaan native ads. Tercatat budget yang dialokasikan brand untuk native ads (dibanding total biaya pemasaran) akan mencapai 16% pada tahun 2018, dibandingkan 9% pada tahun 2017.

Empat Hal yang Perlu Dicermati Tentang Email Marketing

Email marketing saat ini sudah menjadi salah satu marketing tools paling ampuh untuk mempromosikan dan membina relasi dengan pelanggan. Berawal dari visitor atau pengunjung yang melihat situs kemudian berkembang menjadi subscriber atau pelanggan mailing list yang dimiliki oleh perusahaan, penggunaan email marketing bisa memiliki kekuatan tersendiri.

Untuk bisa melancarkan kegiatan promosi melalui email marketing, ada beberapa hal yang wajib dicermati, agar bisa memberikan hasil yang baik bahkan mendatangkan revenue untuk perusahaan, belajar dari VP Customer Success and Growth Ematic Solutions Saloni Singh.

Lakukan uji coba

Sebelum email marketing dikirimkan kepada target pengguna, jangan lupa untuk melakukan AB Testing atau uji coba terlebih dahulu. Kirimkan email marketing secara acak, kemudian cermati, siapa saja pengguna yang kemudian tertarik dan membuka email tersebut.

Buat jadwal untuk kegiatan email marketing

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah, untuk selalu membuat jadwal yang tepat saat email marketing akan disebarkan. Hindari terlalu sering mengirimkan email marketing, yang pada akhirnya akan menjadi SPAM saja dan Anda pun akan kehilangan subscriber.

Jadwalkan dengan tepat dan upayakan untuk membuat konten yang padat dan lengkap untuk setiap kegiatan email marketing Anda. Salina menyarankan untuk hanya melakukan kegiatan pemasaran melalui email marketing satu kali saja setiap bulannya. Dengan demikian terhindar dari kegiatan Unsubscribe potensi pelanggan Anda.

Pilih email marketing tools yang sesuai

Saat ini sudah banyak email marketing tools yang bisa digunakan saat kegiatan pemasaran memanfaatkan email marketing akan dilancarkan. Mulai dari yang gratis seperti Mailchimp hingga yang berbayar. Yang perlu diperhatikan saat memilih produk yang tepat, jangan menggunakan lebih dari satu email marketing tools. Selain akan membuang budget saja, kegiatan tersebut dinilai tidak bermanfaat. Pilih produk email marketing tools yang sesuai dan manfaatkan fitur tersebut sebaik mungkin.

Identifikasi target pengguna

Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk meminimalkan kegiatan Unsubscribe dari pelanggan mailing list perusahaan adalah, menentukan dengan tepat siapa saja pelanggan yang relevan dengan informasi dari kegiatan pemasaran yang akan perusahaan kirimkan. Dengan demikian informasi tersebut akan diterima dengan baik, dibuka dan Anda pun mendapatkan engagement yang positif dari pelanggan yang relevan.

5 cara tepat melakukan branding startup / Pexels

Lima Cara Tepat Melakukan Kegiatan “Brand Awareness”

Berdasarkan data yang dirilis oleh GEM Global Report, 100 juta bisnis diluncurkan setiap bulannya, artinya ada sekitar 11 ribu startup yang hadir setiap jam. Besarnya jumlah tersebut semakin menandakan sempit persaingan dan peluang bagi startup untuk tampil. Agar bisa tampil menonjol dan berbeda dari startup lainnya, diperlukan strategi hingga penerapan yang tepat saat melakukan branding kepada target pengguna. Seperti yang diungkapkan oleh Jeff Bezos,

A brand for a company is like a reputation for a person. You earn reputation by trying to do hard things well.

Artikel berikut ini akan membahas 5 cara yang tepat bagi startup saat melakukan branding.

Temukan identitas startup sejak awal

Agar startup mampu bersaing dan pada akhirnya tampil lebih unggul dari pesaing lainnya, penting untuk menentukan jenis hingga model bisnis yang dimiliki, apakah itu lebih ke arah “niche” atau layanan yang cukup mainstream. Dengan demikian kegiatan pemasaran hingga branding kepada publik lebih mudah dilakukan. Lakukan uji coba kegiatan pemasaran hingga branding yang paling tepat untuk startup, dan jangan harapkan hasil yang cepat dalam waktu 1-2 tahun.

Hadir secara eksklusif

Ketika Pinterest diluncurkan, strategi yang dilancarkan adalah hanya mengirimkan undangan dalam jumlah terbatas kepada pengguna. Dengan demikian ketika akhirnya Pinterest dirilis, banyak pengguna yang langsung mendaftar dan menggunakan platform tersebut. Tampil secara eksklusif secara langsung bisa menarik perhatian pengguna dan menciptakan hype yang cukup masif sejak awal. Terapkan cara ini dengan tepat dan hindari terlalu terlalu banyak memberikan janji atau informasi. Fokus kepada rencana dan lakukan kegiatan ini sesederhana mungkin.

Perhatikan tampilan

Salah satu kesuksesan dari Apple adalah keindahan hingga kesempurnaan dari semua desainnya, sehingga mampu menarik perhatian pengguna untuk mencoba dan membeli berbagai produk yang ada. Jika startup Anda berencana untuk diluncurkan, coba perhatikan tampilan situs, resolusi gambar hingga logo yang dimiliki. Apakah mampu menarik perhatian target pengguna dengan keindahan hingga visi dan misi yang ingin disampaikan.

Jangan terpancing promosi saling menyerang

Sengitnya kompetisi antar perusahaan saat ini terkadang memberikan peluang untuk menciptakan kampanye yang negatif dan cenderung menyerang pesaing dalam media promosi. Sekilas ide ini memang menarik dan bakal memancing respon dari media hingga pengguna dalam media sosial, namun agar brand Anda tetap baik dan terjaga hindari kegiatan pemasaran seperti ini. Intinya adalah jika kegiatan pemasaran tersebut dilancarkan, tidak akan memberikan kesan yang baik dari publik, bahkan akan menimbulkan penilaian yang negatif dari pengguna kepada brand Anda.

Lakukan kegiatan pemasaran yang beragam

Selain cara-cara organik tidak ada salahnya bagi startup untuk memanfaatkan marketing tools berbayar yang saat ini banyak pilihannya. Sesuaikan budget Anda dan pilihlah marketing tools yang paling sesuai untuk mempercepat kegiatan pemasaran dan menumbuhkan brand awareness kepada publik. Hindari melakukan kegiatan pemasaran dan brand awareness yang terlalu masif, saat kondisi startup masih bootstrapping dan baru saja diluncurkan.

Menemukan Pola Pengguna Produk Startup

Target pengguna biasanya ditentukan di awal merumuskan bisnis. Rumusan tersebut umumnya juga digunakan untuk memastikan produk memenjawab kebutuhan dan dapat diterima di pasar. Namun langkah untuk mengenali penggunya harusnya tidak berhenti di situ. Selanjutnya diperlukan beberapa usaha untuk menemukan pola dan karakteristik pengguna. Salah satunya dengan menggali data pengguna dengan mengkategorikan atau memfilter karakter-karakter pengguna.

Founder and Managing Partner Greg Sands dalam laman resmi Medium milik Costanoa Venture Capital memaparkan beberapa pertanyaan yang diperlukan dalam menggali data untuk menemukan pola agar memperjelas kategori pengguna seperti apa yang cocok dengan sebuah produk.

Beberapa pertanyaan tersebut antara lain meliputi demografi perusahaan, jabatan kerja, waktu penjualan, adakah hubungan antara teknologi yang digunakan dengan keputusan pengguna menggunakan produk, apakah produk menjadi alternatif atau solusi utama dari pengguna, berapa dana yang disiapkan pengguna untuk produk, dan beberapa kategori lainnya.

Greg dalam tulisannya menyebutkan bahwa praktik terbaik untuk mengetahui pola pengguna dari sebuah produk adalah dengan menambahkan beberapa pertanyaan untuk mengeksplorasi hipotesis yang muncul. Seringnya beberapa pola akan muncul dan biasanya hanya sebatas pola-pola umum. Sampai tahap ini berarti harus ada beberapa pertanyaan lanjutan yang lebih spesifik mengenai apa yang sebenarnya diinginkan pengguna dan lainnya.

Pada intinya mengetahui lebih lanjut karakteristik berguna untuk mengantisipasi false alarm dari banyaknya penjualan di awal. Harus ada sesuatu yang mengikat mereka, sesuatu yang mempelajarinya untuk menyediakan yang benar-benar mereka butuhkan. Mengantisipasi pengguna yang coba-coba harus ada yang mengenali dan mengetahui kebutuhan mereka lebih lanjut.

Greg dalam akhir tulisannya menyebutkan bahwa memiliki pengetahuan yang mendalam tentang pola pelanggan dapat menjamin sebuah bisnis berada dalam fokus yang benar untuk membangun bisnis jangka panjang.