Tag Archives: Marketplace jasa

Platform Jasa “Seekmi” Dicaplok oleh Siam Cement Group

Platform marketplace jasa Seekmi resmi dicaplok oleh Siam Cement Group (SCG), perusahaan konglomerasi asal Thailand. Akuisisi ini ditargetkan dapat membantu SCG untuk ekspansi bisnis penyedia jasa on-demand ke pasar Indonesia.

Seekmi merupakan marketplace jasa on-demand untuk berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari pembersihan rumah, penatu, AC, hingga tukang harian. Seekmi berdiri sejak 2015 dan telah beroperasi di delapan kota di Indonesia. Jumlah mitra penyedia jasanya telah mencapai puluhan ribu dengan ratusan ribu pelanggan rumah tangga.

“Saya bangga dengan pencapaian tim kami serta bagaimana Seekmi telah mampu mematahkan batasan dan mengubah industri jasa rumah tangga. Kami senang dan bersemangat untuk bekerja sama dengan perusahaan ternama seperti SCG dalam memperluas bisnis untuk membantu lebih banyak orang Indonesia,” tutur Founder dan CEO Clarissa Leung dalam keterangan resminya.

Sekadar informasi, Siam Cement Group (SCG) merupakan salah satu perusahaan konglomerasi terbesar di Asia Tenggara yang kepemilikannya mayoritas dikuasai oleh Raja Vajiralongkorn. SCG didirikan 1913 menyusul keputusan oleh Raja Rama VI untuk memproduksi semen. Kini, SCG memiliki berbagai lini bisnis, mulai dari konstruksi, pengemasan, tenaga surya, hingga logistik.

Ekspansi ke Indonesia

Masih disampaikan dalam keterangan resminya, SCG sejak lama mengincar ekspansi bisnis ke Indonesia melalui anak usahanya Q-Chang usai melihat adopsi masif terhadap penggunaan jasa on-demand rumah tangga. Diketahui, Q-Chang adalah platform home and living berbasis di Bangkok yang diklaim sebagai salah satu platform home service dengan pertumbuhan tercepat di sana.

SCG menilai Q-Chang dan Seekmi menawarkan solusi dan memiliki core value yang sama, yakni menyediakan layanan jasa rumah tangga berkualitas tinggi yang dapat dipesan melalui aplikasi atau website. Dengan akuisisi ini, Q-Chang dapat memperluas penetrasi bisnisnya ke pasar Indonesia dengan membidik segmen kelas menengah yang kini tengah tumbuh di Indonesia.

Berdasarkan pemberitaan terakhir di DailySocial, diketahui Seekmi mulai mendorong kolaborasi strategis dan fokus menyasar sektor B2B. Sejumlah mitra B2B terkemuka yang telah digandeng Seekmi antara lain IKEA, Samsung, Panasonic, Coca Cola, Toshiba, hingga Orang Tua Group. Layanan yang ditawarkan mulai dari insalasi, perbaikan dan pemeliharaan, hingga layanan pengiriman barang ke konsumen mereka.

Seekmi menilai kebutuhan untuk jasa rumah tangga di Indonesia masih sangat besar. Pengguna jasa ini juga mengaku kesulitan untuk merekrut penyedia jasa yang dapat dipercaya mengingat mereka jarang memiliki lisensi atau sertifikasi untuk membuktikan kompetensi dan keamanannya.

Tak sedikit ditemukan penyedia jasa membatalkan atau menjadwal ulang pekerjaan, bahkan pekerjaan tidak selesai. Ini menjadi salah satu tantangan utama di sektor ini. Maka itu, Seekmi menawarkan sistem untuk melakukan perekrutan, penyaringan, pelatihan, dan pemantauan proses kerja bagi penyedia jasa rumah tangga.

Seekmi tercatat memperoleh pendanaan dari sejumlah VC dan angel investor di 2019 antara lain GDP Ventures, AddVentures, Prasetia Dwidharma, Ventek Ventures, AC Ventures, dan CyberAgent.

Bagaimana Melakukan Validasi Ide Usaha Jasa ala CEO Sribu, Ryan Gondokusumo

Validasi ide adalah langkah yang penting dalam membangun usaha, termasuk usaha jasa. Namun, sayangnya, langkah ini seringkali terlewat dan membuat ide usaha berujung gagal direalisasi.

Untuk menghindarinya, Anda perlu memahami dan menerapkan langkah yang tepat dalam memvalidasi ide usaha. Tapi, sebelum itu, kita simak dulu pengertian dari validasi ide usaha berikut ini.

Pengertian Validasi Ide Usaha

Validasi ide usaha (idea validation) merupakan proses mengumpulkan bukti dengan melakukan eksperimen untuk menilai apakah sebuah ide layak direalisasikan atau tidak. Kata ‘layak’ di sini memiliki arti apakah ide usaha tersebut menjawab kebutuhan target market atau tidak.

Melakukan validasi ide usaha memiliki banyak manfaat untuk Anda yang baru memiliki ide usaha dan berencana mewujudkannya, di antaranya adalah mengurangi risiko kegagalan dan meminimalisir biaya.

Langkah-Langkah Validasi Ide Usaha Jasa

Sumber: pixabay

Untuk bisa melakukan validasi pada ide usaha jasa Anda, Anda tentu perlu mengetahui apa saja langkah-langkahnya. Kali ini, CEO dari marketplace jasa Sribu, Ryan Gondokusumo, membagikan informasi mengenai langkah-langkah untuk memvalidasi ide usaha jasa. Berikut adalah rangkumannya.

Menentukan Target Market

Setelah mendapatkan ide usaha, pastikan Anda menentukan target market usaha Anda. Target market ini juga akan membantu Anda dalam melakukan langkah selanjutnya, yakni survei market.

Untuk membantu menentukan target market, Anda bisa menggunakan informasi mengenai bagaimana Anda akan memasarkan usaha serta mengetahui kebutuhan konsumen.

Survei Market

Menurut keterangan Ryan, survei market adalah cara yang paling tepat untuk memvalidasi ide usaha, terutama usaha jasa. Mengapa? Seperti yang telah dipaparkan di atas, ia berpendapat cara ini dapat membantu Anda mengetahui apakah usaha yang kita tawarkan dibutuhkan atau tidak oleh target market.

Dalam melakukan survei market, Ryan menyebutkan ada lima poin yang harus dicatat dan dipertanyakan, antara lain:

  • Apakah target market membutuhkan jasa Anda?
  • Bagaimana cara target market mendapatkan jasa Anda?
  • Seberapa painful prosesnya?
  • Berapa harga yang bisa di-afford oleh target market?
  • Seberapa besar marketnya?

Dengan mempertanyakan lima poin tersebut akan membantu Anda mengetahui beberapa hal terkait kelayakan ide usaha Anda.

“Kenapa, sih, lima hal ini penting? Karena kalau kita tidak melakukannya, banyak yang mungkin terjadi. Misalnya, usaha yang kita buat peminatnya tidak banyak, usaha yang kita buat itu ternyata nice to have dan bukan sesuatu yang merupakan pain point (kebutuhan) mereka, usaha yang kita buat itu ternyata harganya tidak masuk ke budget mereka, atau usaha yang kita buat itu ternyata sudah banyak pemainnya walaupun banyak yang butuh,” jelas Ryan.

Kemudian, CEO dari Sribu itu juga memberikan tips dalam melakukan survei market. Pertama, usahakan survei dengan jumlah sampel minimal 100. Kedua, jangan lakukan survei pada orang-orang terdekat di sekitar Anda karena orang-orang terdekat belum tentu merupakan target market usaha Anda.

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Memvalidasi Ide Usaha Jasa?

Setelah melaksanakan survei market untuk memvalidasi ide usaha, Ryan juga memaparkan langkah apa yang harus Anda ambil selanjutnya, yakni melakukan product test dan mewujudkan ide usaha tersebut.

Product Test

Product test merupakan step yang dilakukan setelah ide usaha jasa Anda dinyatakan layak melalui validasi ide usaha. Meskipun ide usaha sebelumnya telah dinilai layak, product test tetap perlu dilakukan sebelum merealisasikan ide usaha.

Menurut Ryan, product test atau prototyping adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah produk atau jasa Anda sesuai dengan PMF (Product Market Fit). Dalam melakukan product test, Ryan juga memberikan tips agar sebaiknya dilakukan dengan biaya semurah mungkin dan waktu secepat mungkin.

Build Portfolio

Membangun portofolio adalah langkah awal yang perlu Anda tempuh untuk merealisasikan ide usaha jasa. Sebelumnya Anda mungkin sudah menentukan harga dari jasa Anda, namun Anda pastinya tetap akan menerima negosiasi dari customer.

Untuk awal, Anda bisa menerima pesanan dengan harga di bawah yang Anda tetapkan. Yang terpenting adalah Anda bisa membangun portofolio Anda terlebih dahulu.

Apabila Anda kemudian telah memiliki kemampuan dan portofolio sebagai bukti, Anda akan mendapatkan lebih banyak klien dan bisa memilih untuk menerima pesanan dengan harga yang sesuai seperti yang Anda tetapkan.

Tips Mencari Ide Usaha Jasa

 

Sumber: pixabay

 

Di atas Anda telah mengetahui bagaimana cara mengeksekusi ide yang dinilai telah layak melalui validasi ide usaha. Tapi, bagaimana jika ide yang Anda miliki ternyata tidak layak? Jawabannya adalah Anda selalu bisa mencari ide usaha yang lain.

Selain memberikan informasi mengenai cara memvalidasi ide usaha, Ryan juga membagikan beberapa tips dalam mencari ide usaha jasa. Simak rangkumannya di bawah ini.

Mencari Bidang Keahlian

Tips pertama dalam mencari ide usaha jasa adalah mencari bidang keahlian. Namun, sebaiknya Anda fokus pada bidang jasa apa yang Anda kuasai.

“Kembali lagi ke kita. Sebenernya kita itu penyedia jasa apa?” kata Ryan.

Membangun dan menjalankan usaha jasa yang sesuai dengan keahlian Anda tentu akan lebih mudah dan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses.

Tidak Harus Unik

Berbeda dengan usaha produk fisik yang perlu keunikan dan berbeda dari yang lain, Anda tidak perlu keunikan dalam membangun usaha jasa. Lalu, bagaimana cara bersaing dengan usaha jasa lain yang serupa?

Untuk bisa bersaing dengan usaha lainnya, Anda perlu fokus pada expertise, portofolio, dan pengalaman.

“Semakin kita menambah pengalaman, maka akan semakin bagus hasilnya dan kita bisa charge harga lebih tinggi, serta mendapatkan lebih banyak klien.”

Kiat Menjalankan Usaha Jasa ala Sribu

Berhasil mewujudkan ide usaha Anda? Berikutnya, simak beberapa pesan dan kiat dalam menjalankan usaha jasa ala CEO dari marketplace jasa Sribu.

Explore Industri yang Sedang Booming

Tidak harus unik bukan berarti Anda tidak perlu mengeksplor. Agar tetap bisa relate dengan pasar yang ada saat ini, eksplorasi sangat diperlukan. Anda bisa mengeksplor industri yang tengah booming untuk kemudian Anda terapkan pada usaha jasa Anda.

Sebagai contoh, misalnya Anda ingin menjalankan usaha di bidang kepenulisan dan saat ini industri finansial tengah ramai diperbincangkan. Anda bisa menawarkan jasa penulisan mengenai industri finansial sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.

Tingkatkan Fokus dan Kemampuan

Menurut Ryan, saat ini dunia semakin mendukung para penyedia jasa yang menghasilkan digital product seperti Anda. Dengan perkembangan digital yang pesat dan adanya marketplace jasa berisi banyak projek, seperti Sribu, tentu akan membantu Anda untuk bisa menghasilkan uang di mana saja.

Ryan juga membagikan cerita beberapa penyedia jasa di Sribu yang bisa mendapatkan proyek-proyek dari klien-klien besar di Jakarta meskipun mereka berada di luar Jakarta.

“Karena yang kita sediakan ini kan semuanya digital goods ya. Jadi, kita nggak perlu ke office tapi kita bisa dapet project-project. Seperti freelancer kita banyak yang dapat project-project dari klien-klien gede dari Jakarta padahal mereka tinggal di daerah.”

Nah, dengan semakin mudahnya akses menjalankan usaha jasa ini, Ryan berpendapat bahwa meningkatkan fokus serta kemampuan sangat penting dilakukan agar dapat sukses dalam menjalankan usaha jasa.

Meningkatkan kemampuan ini bisa Anda lakukan seiring dengan semakin banyaknya proyek dan pengalaman yang Anda dapatkan.

Instead of being konsisten, kita itu harus keep growing ya. Jadi, semakin kita dapat banyak job, kita harus semakin banyak belajar. Apalagi urusan teknologi sama digital berubah terus nowadays,” jelas Ryan.

Demikian informasi yang dibagikan oleh Ryan Gondokusumo selaku CEO dari salah satu marketplace jasa terbesar di Indonesia, Sribu, dalam memvalidasi dan mencari ide usaha jasa.

Setelah mengetahui dan memahami langkah-langkahnya, pastikan Anda tidak lagi melewatkan step validasi ide usaha untuk mengurangi risiko kegagalan dalam merealisasikan ide usaha jasa Anda.

Header by Pixabay.

Sidebeep App Facilitates Consumer to Find Curated Services

Looking for high quality and trusted services might be difficult, usually it requires recommendation from colleagues due to trust issue. It doesn’t happen to only a few, but most people including Sidebeep Founder & CEO, Henry Sutioso. It inspired him to release Sidebeep service marketplace.

The business model is quite simple, gathering service providers in one. There are several categories available, from tattoo artist, custom motorcycle, premium sneakers laundry, mobile spa, premium waterless carwash home service, make up artist, trip organizer, gadget repair, fashion & accesories repair, and many more.

Sidebeep’s CMO, Yogi Apriandi said these service providers are already passed the curation process. Starts from administrative data of prospective providers online, the interview process via phone to find out more about provider’s experience. We need to know how long they’ve been running business, how many transactions have been made, and the customers.

“In the final stage, there’s survey to their locations, in case they’ve meet the standard or not. It means, every provider in Sidebeep must be professional. Either it’s personal or a brand,” he said to DailySocial.

He said that currently, there are 100 service providers in average joining Sidebeep, most of them are in Jakarta. In total, the current users are around 10,000 since the general launching in November 2018.

“Many users feel satisfied with our service because they really don’t have to bother coming to an outlet for repair, or laundry. Although some people aren’t really satisfied, It only becomes more challenging to make innovations.”

Business plan this year

He continued, during this year, Sidebeep will start to expand to various major cities outside Jakarta, due to the rapid development of lifestyle. In addition, the demand to contribute for more people. In terms of technology, it’ll be finalized. They want to assure the best experience in selling or booking a service.

Each category in Sidebeep app will be designed according to its characteristic. Moreover, each people will have different experience in selling or booking a service. Currently, Sidebeep is accessible via desktop and Android.

“It’s different when you make order to the tattoo artist and booking a trip organizer. When booking a beauty saloon and ordering laundry sneakers. This is our priority this year.”

In addition, the company plans for business monetizing. There will be subscription feature for service providers. It will be different with the one you get for free in app. Consumers will guarantee more benefits over costs spent.

To date, Sidebeep has received funding from angel investor with no further detail of the value. The plan to get follow-on funding is there. However, it is when the product has reached market-fit with increasing progress, it’s expected to attract investors by the late 2019.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Sidebeep

Aplikasi Sidebeep Permudah Konsumen Cari Layanan Jasa Terkurasi

Mencari jasa yang berkualitas dan terpercaya seringkali sulit ditemukan, biasanya mengandalkan rekomendasi dari orang terdekat karena erat dengan unsur percaya. Kejadian seperti ini tidak hanya dialami oleh segelintir orang saja, hampir semua orang termasuk Founder dan CEO Sidebeep Henry Sutioso. Akhirnya, menginspirasi Henry dengan merilis marketplace jasa Sidebeep.

Model bisnis Sidebeep cukup sederhana, mengumpulkan berbagai penyedia jasa dalam satu tempat. Ada beberapa kategori jasa yang tersedia, mulai dari tattoo artist, kustom motor, premium sneakers laundry, mobile spa, premium waterless carwash home service, make up artist, trip organizer, gadget repair, fashion & accesories repair, dan masih banyak lagi.

CMO Sidebeep Yogi Apriandi menerangkan dalam menghadirkan penyedia jasa ini, sudah melalui proses kurasi. Mulai dari mengecek data-data administrasi calon penyedia secara online, proses interview via telepon untuk mengetahui lebih detail pengalaman penyedia dalam menyediakan layanannya. Menanyakan berapa lama sudah terjun, berapa banyak transaksi yang dihasilkan, hingga pelanggannya.

“Di tahap akhir ada survei ke lokasi dari penyedia jasa apakah sesuai dengan standar atau tidak. Intinya setiap penyedia jasa di Sidebeep harus benar-benar profesional. Mau itu jasa secara personal atau pun sebuah brand,” terang Yogi kepada DailySocial.

Dia menyebut saat ini kurang lebih ada 100 penyedia jasa yang bergabung di Sidebeep, mayoritas berlokasi di Jakarta. Sementara total pengguna sampai hari ini kurang lebih 10.000 sejak pertama kali dirilis secara umum di November 2018.

“Banyak user merasa puas atas layanan kami karena mereka benar-benar tidak perlu repot datang ke outlet untuk sekadar reparasi, atau laundry. Meski ada beberapa yang masih belum merasa terpuaskan, justru ini membuat kami lebih semangat untuk berinovasi.”

Rencana tahun ini

Yogi melanjutkan sepanjang tahun ini Sidebeep akan mulai ekspansi ke berbagai kota besar di luar Jakarta, lantaran terjadinya perkembangan gaya hidup yang mulai pesat. Ditambah keinginan untuk berkontribusi ke lebih banyak orang. Dari sisi teknologi juga akan terus disempurnakan. Pihaknya ingin memastikan pengalaman terbaik saat menjual atau memesan jasa.

Tiap kategori yang tersedia di aplikasi Sidebeep akan didesain sesuai dengan karakteristik masing-masing. Pasalnya, pengalaman seseorang baik dalam menjual atau membeli sebuah jasa itu akan berbeda di tiap kategori. Untuk sementara, Sidebeep baru bisa diakses lewat desktop dan Android saja.

“Akan beda jika Anda memesan jasa kepada tattoo artist dengan memesan jasa trip organizer. Atau memesan jasa salon kecantikan dengan memesan jasa laundry sneakers. Ini yang akan kami prioritaskan untuk dikembangkan tahun ini.”

Di samping itu, perusahaan tengah berencana untuk melakukan monetisasi bisnis. Akan tersedia fitur berbayar yang bisa didapat oleh penyedia jasa melalui sistem berlangganan. Kehadiran fitur ini tentunya akan berbeda dengan fitur yang biasa didapat secara gratis di aplikasi. Konsumen bakal menjamin lebih banyak manfaat daripada biaya yang dikeluarkan.

Sejauh ini, Sidebeep telah mendapat pendanaan dari angel investor dengan detail yang tidak disebutkan oleh Yogi. Rencana untuk mendapatkan pendanaan tahap lebih lanjut, tentunya ada. Namun Yogi menyebut, saat produk sudah benar-benar sampai ke level market-fit dan progress yang terus meningkat, diharapkan sampai akhir tahun ini bisa dilirik oleh para investor.

Application Information Will Show Up Here
Persaingan marketplace jasa di Indonesia di awali dengan bersama-sama mengedukasi pengguna / Pixabay

Menilik Persaingan Marketplace Jasa di Indonesia

Persaingan industri startup di Indonesia masih belum benar-benar stabil. Artinya semua pemain di dalamnya masih terbuka peluangnya untuk menjadi top leader di sektor masing-masing. Salah satu sektor yang potensial untuk terjadi persaingan sengit di dalamnya adalah layanan on-demand untuk jasa. Meski belum sepopuler layanan ojek atau pesan antar barang (atau makanan) layanan jasa ini berpotensi untuk menjadi besar. Alasannya sederhana, karena semua membutuhkan kemudahan.

Seperti kita tahu bersama di awal kemunculannya startup yang memberikan layanan on-demand masih belum begitu dipandang dan populer. Kini dengan inovasi berupa aplikasi mobile dan layanan yang semakin beragam layanan ojek ini tak lepas dari keseharian masyarakat. Demikian pula saya prediksikan untuk layanan jasa.

Di Indonesia setidaknya ada beberapa nama yang sudah mulai menunjukkan eksistensinya di sektor ini. Sebut saja Sejasa, Seekmi, dan juga Beres. Meski hanya Seekmi yang asli dari Indonesia tapi semuanya masih berpeluang menjadi penguasa di sektor ini.

Indonesia seperti di kebanyakan sektor merupakan pasar yang cukup seksi. Selain penduduknya yang mencapai ratusan juta penetrasi penggunaan teknologi dalam hal ini smartphone dan internet juga terbilang cukup tinggi. Sejasa, Seekmi, dan Beres harus segera mulai mendekat ke publik Indonesia, baik penyedia jasa maupun calon pelanggan mereka.

[Baca juga: Kiat Sukses Sejasa Utamakan Standardisasi Kualitas Produk dan Layanan]

Dua nama pertama kebetulan pernah diulas di DailySocial. Keduanya sepakat standarisasi atau lebih tepatnya memastikan kualitas penyedia jasa adalah menjadi yang utama. Kedua juga kebetulan menerapkan sistem rating dan review yang tentunya sesuai sehingga data yang terpampang adalah data sesungguhnya. Semua demi kenyamanan konsumen.

Kami sempat menanyakan tanggapan Country Manager Sejasa Indonesia Anthony Eka Wijaya mengenai persaingan ini. Menurutnya untuk saat ini pihak Sejasa tidak begitu khawatir dengan persaingan yang terjadi. Karena pasar di sektor masih baru sehingga proses edukasi akan lebih mudah jika dilakukan bersama.

“Untuk saat ini kami tidak begitu khawatir dengan persaingan, karena kami tidak menganggap marketplace jasa lainnya sebagai saingan. Hal ini dikarenakan marketplace jasa sebetulnya merupakan business model yang relatif baru. Kehadiran marketplace jasa lainnya justru akan membantu dalam mengedukasi market bahwa ada alternatif lain bagi customer untuk menemukan penyedia jasa terpercaya dan bagi penyedia jasa bahwa ada channel alternatif untuk mendapatkan akses ke customer baru,” jelasnya kepada DailySocial.

[Baca juga: Seekmi, Google Launchpad Accelerator, dan Fokusnya di Tahun 2016]

Hal senada juga diungkapkan CEO Seekmi Nayoko Wicaksono. Ia percaya jika di awal edukasi pengguna masih menjadi prioritas. Meyakinkan pengguna bahwa keberadaan marketplace jasa yang bisa membantu mereka akan menjadi masalah yang harus dipecahkan lebih dulu dibanding persaingan.

Selain pasar dan calon pengguna (baik itu penyedia jasa atau pemakai jasa) yang masih perlu edukasi, layanan ini juga membutuhkan model atau bentuk layanan yang mudah dan praktis. Berkaca pada keberhasilan layanan ojek aplikasi mobile tampaknya bisa menjadi model terbaik.

Selain itu, teknologi rating, review dan penyajian daftar penyedia jasa harus sesuai, atau mungkin ada unsur personalisasi. Teknologi matchmaking yang diusung Seekmi bisa menjadi terobosan tersendiri.

Untuk pasar yang baru mungkin terlalu dini untuk berbicara siapa juaranya. Yang jelas untuk saat ini siapa yang bisa bertahan, terus berinovasi dan bisa menjawab kebutuhan dan keinginan pengguna akan menjadi yang terdepan. Itulah mengapa menjamin kualitas penyedia jasa menjadi salah satu hal terpenting.