Tag Archives: Martin Hartono

Tingginya Antusias, Konferensi Akbar ICON 2022 Siapkan Sesi Baru dan Tambah Kapasitas VIP untuk Jejaring Bisnis

Antusiasme tinggi menyambut perhelatan konferensi bisnis akbar Innovation Conference 2022 (ICON 2022). Setelah tahun ini resmi diumumkan bahwa perhelatan akan berlangsung secara offline, ICON 2022 juga resmi mengumumkan telah menyiapkan sesi baru bertajuk “Next Gen Entrepreneur” dengan pembicara spesial yakni Martin Hartono yang juga dikenal sebagai CEO dari GDP Ventures. Selain itu, untuk menjawab respon positif, ICON 2022 juga telah menyiapkan tambahan kapasitas bagi sesi VIP untuk jejaring bisnis. ICON 2022 sendiri akan berlangsung pada 6-7 Oktober 2022 mendatang yang bertempat di Ballroom 1 & 2 Pacific Place, The Ritz-Carlton Hotel Jakarta.

Sesi “Next Gen Entrepreneur” yang akan diisi oleh Martin Hartono, akan mengupas pembahasan menarik seputar penelaahan lebih lanjut terkait peluang, dan tantangan yang akan dihadapi entrepreneur masa depan yang datang dari kaum Gen-Z sebagai generasi yang tumbuh bersama kemajuan teknologi digital saat ini. Dengan dimoderasi oleh Hendra Soeprajitno, Editor in Chief Fortune Indonesia, sesi dengan format fireside chat ini dapat diikuti pada 7 Oktober 2022 pukul 9:35 pagi. Anda dapat cek ketersediaan tiketnya di laman ini.

Tentu selain sesi terbaru tadi, ICON 2022 juga bakal mengusung 21 topik menarik yang akan diisi oleh 45 pembicara ternama, yang tak hanya datang dari industri digital, namun juga bakal diisi oleh sosok pemangku kebijakan dari pemerintah seperti Erick Thohir (Menteri BUMN), Sandiaga Uno (Menparekraf), dan juga publik figur tanah air seperti Raisa dan juga Chicco Jerikho.

ICON sendiri adalah acara konferensi inovasi dua tahunan yang membahas tren dan topik di bidang teknologi, digital, pemasaran dan bisnis, serta acara jejaring bisnis untuk pemilik bisnis, praktisi bisnis, dan pemimpin perusahaan. Sesuai dengan temanya yaitu “What’s Normal Now”, ICON 2022 akan menyoroti perubahan baru yang dibawa oleh pandemi COVID-19 dan membawa perspektif baru mengenai cara bisnis beroperasi.

Sebagai respon atas antusiasme yang sangat tinggi, pihak penyelenggara diwakili oleh Ossy Indra Wardhani selaku Head of ICON 2022 Committe menyampaikan, ICON 2022 juga telah menambah kapasitas kursi VIP untuk sesi makan malam.

“Kami sangat senang dengan antusias penonton terhadap ICON 2022. Dalam hitungan hari, kursi VVIP kami yang memberikan kesempatan makan malam dan berdiskusi dengan para pembicara dan 50 pemimpin bisnis lainnya sudah langsung sold out. Untuk itu, karena banyak sekali permintaan, akhirnya kami memutuskan untuk membuka kembali kursi VIP dan menambah sesi yang akan sangat menarik bagi penonton yang ingin menjadi entrepreneur, khususnya generasi muda.” tutur Ossy yang tertuang dalam keterangan resmi.

ICON 2022 menghadirkan Martin Lindstrom yang mendapatkan gelar sebagai World’s Top 50 Business Thinker versi Prestigious Thinkers 50 & World’s 100 Most Influential People versi Majalah Time, ada juga Rohan Mathur, Marketing Director dari LEGO SouthEast Asia, Derek Hsu, President dari 88rising, Armand Hartono, Deputy President Direktur BCA, Andrew Davidge, President Vintage Electric yang membuat sepeda listrik tercepat di Amerika Serikat dan masih banyak pembicara internasional lainnya dan juga lokal dari perusahaan-perusahaan ternama seperti AppsFlyer, Arktivak, Atmos, Blibli, Boga, BumiLangit, CoffeeMeetsBagel, Evos, Filosofi Kopi, GDPLabs, GoPlay, Hangry, Hybrid, Juara, Kantar, Kokumi, Kraken, LunaHabit, Mbloc, Ranch Market, Tahilalats, Tiket.com dan masih banyak lainnya.

Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut seputar agenda, topik, dan detail pembicara ICON 2022 dengan mengakses halaman ini. Anda juga dapat memperoleh penawaran spesial yakni diskon tiket sebesar 10% dengan memasukkan kode: DSICON

Sampai jumpa di ICON 2022.

Pendanaan Prosa.ai

Prosa.ai Dapatkan Pendanaan Seri A dari GDP Venture

Prosa.ai startup pengembang platform artificial intelligence (AI) untuk teknologi pemrosesan teks (NLP – Natural Language Processing) dan pengenalan suara dalam Bahasa Indonesia, hari ini (20/6) mengumumkan perolehan pendanaan seri A yang dipimpin oleh GDP Venture. Tidak disebutkan nominal dana diterima. Investasi tersebut melanjutkan pendanaan awal yang diterima tahun lalu dari Kaskus (juga merupakan portofolio GDP Venture)

“Walaupun jumlah talent AI terbatas termasuk di Indonesia, tetapi para pendiri Prosa.ai menunjukkan bahwa Indonesia mampu untuk mengembangkan teknologi AI dan Prosa.ai pun telah menunjukkan progress yang sangat baik dalam waktu singkat,” sambut CEO GDP Venture Martin Hartono.

Ia juga mengatakan, AI merupakan teknologi yang sedang berkembang dan sangat dibutuhkan untuk menunjang berbagai industri. Sehingga berinvestasi pada teknologi AI merupakan langkah strategis bagi perusahaannya dan diharapkan dapat berpartisipasi dalam kemajuan teknologi di Indonesia.

Prosa.ai didirikan sejak tahun 2018, berawal dari hasil riset para co-founder yakni Ayu Purwarianti, Dessi Puji Lestari dan Teguh Eko Budiarto. Belum lama ini, Prosa.ai bekerja sama dengan Kominfo meluncurkan Chatbot AntiHoaks yang berfungsi untuk mengecek berita, artikel atau tautan yang diberikan oleh masyarakat melalui fitur chat.

“Pendanaan yang kami dapatkan akan kami gunakan untuk memperkuat tim kami, meningkatkan kualitas produk dan data kami menjadi lebih baik lagi. Beberapa produk yang akan kami tingkatkan lagi kualitasnya, seperti Prosa Hoax Intel, NLP Toolkit API, Concept-Sentiment, Chatbot NLP Processing, Text Data Sets, Voice Biometrics, Speech Datasets, Speech-to-Text, Text-to-Speech, Conversational Analytics and Meeting Analytics for Bahasa Indonesia,” ungkap CEO Prosa.ai Teguh Eko Budiarto.

On Lee selaku CTO GDP Venture dan CEO & CTO GDP Labs yang merupakan salah satu Board Directors dari Prosa.ai mengatakan, “GDP Venture sangat senang diberi kesempatan untuk mendanai Prosa.ai karena perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan AI terbaik di Indonesia yang didirikan oleh founders yang kredibel dan mempunyai pengalaman dibidang AI dibarengi dengan tim yang solid dan teknologi yang andal.”

Pendanaan Seri B 6Estates

Startup Kecerdasan Buatan 6Estates Bukukan Pendanaan Seri B dari GDP Venture dan Central Capital Ventura

6Estates, startup pengembang solusi berbasis kecerdasan buatan dan data besar asal Singapura, mengumumkan telah berhasil menyelesaikan putaran pendanaan seri B. Pendanaan ini dipimpin oleh GDP Venture dengan partisipasi Central Capital Venturacorporate venture milik BCA. Penambahan modal ini difokuskan dalam pengembangan solusi cognitive data intelligence miliknya dan ekspansi global.

Pasca pendanaan, perusahaan juga berencana mendirikan kantor di Indonesia untuk memanfaatkan peluang pasar. Termasuk untuk mengakselerasi pengembangan kemampuan Natural Language Processing Bahasa Indonesia dan berkolaborasi lebih dalam dengan BCA guna meningkatkan kompetensi kecerdasan buatan di perbankan.

“6Estates telah mendapatkan traksi pasar yang mengesankan dengan teknologi AI mereka di ruang data besar yang tengah berembang. Dengan DNA inovatif, mereka secara progresif mendorong batas-batas untuk memecahkan tantangan dunia nyata yang disajikan oleh ledakan data pada platform digital yang berbeda. Kami sangat bersemangat untuk berinvestasi di perusahaan dan memimpin putaran seri B-nya,” sambut CEO GDP Venture Martin Hartono.

Salah satu produk 6Estates adalah Market Innovation Knowledge Advisor (MIKA), solusi data berbasis kecerdasan buatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi setiap atribut penjualan produk. MIKA mengidentifikasi tren konsumen mendatang dan atribut pembelian utama yang memungkinkan brand untuk menjalankan desain produk dan kegiatan pemasaran dengan lebih baik.

Solusi yang dikembangkan 6Estates kebanyakan berpusat pada intelijen pasar untuk industri consumer goods dan keuangan. Pendekatan teknologi seperti Natural Language Processing, Explainable Neural Network, dan Knowledge Graph diterapkan pada produk-produk yang dikembangkan.

“Karena kebutuhan konsumen yang terus berubah, klien kami mencari cara untuk tidak hanya memahami tren dengan lebih baik, tetapi mencari solusi yang dapat menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi. Di 6Estates, kami menggunakan terobosan penelitian terbaru untuk menciptakan solusi inovatif untuk memberdayakan klien kami,” ujar Co-Founder & CEO 6Estates Luan Huanbo.

Luat turut menerangkan, bahwa di sektor keuangan 6Estates menerapkan teknologi ekstraksi informasi dan mesin pembaca yang komprehensif untuk membantu klien mentransformasikan dokumen tidak terstruktur menjadi pengetahuan yang bermanfaat. Selanjutnya informasi tersebut akan berguna untuk otomasi intelijen. Saat ini 6Estates juga tengah mengeksplorasi pemanfaatan teknologinya untuk industri perdagangan dan pasar modal.

6Estates
Tim 6Estates di Singapura / 6Estates

“Didirikan oleh pemenang ACM Achievements Award, Prof Chua Tat-Seng, CEO Dr Luan Huanbo dan CTO Dr Wang Chao, 6Estates adalah salah satu ahli kecerdasan buatan dunia. Mereka telah membentuk tim kecerdasan buatan kelas dunia. Mereka adalah salah satu perusahaan kecerdasan buatan terbaik di dunia, yang mampu menggabungkan pengalaman industri dan keahlian akademis,” ujar CTO GDP Venture, CEO/CTO GDP Labs On Lee, yang juga akan turut bergabung dalam dewan direksi 6Estates.

Kepercayaan investor juga didorong oleh prestasi bisnis yang mengesankan. Disampaikan pertumbuhan 6Estate mencapai 300% YoY dalam 12 bulan terakhir, didorong permintaan solusi intelijen pasar dari perusahaan Fortune 500 seperti P&G, Nestle, dan Unilever. Untuk solusi finansial yang dikembangkan, saat ini tengah diterapkan di beberapa perusahaan, seperti HengFeng Bank dan South-West Securities.

Rama Raditya, Qlue's CEO

Qlue Secures Funding from GDP Venture and MDI Ventures

After the positive achievement last year, and entering the second month in 2019, Qlue manages to secure new funding. The latest round was led by GDP Venture and supported by MDI Ventures.

Qlue said the fresh funding is to be used for talent acquisition in technology and business to develop Artificial Intelligence (AI) and Internet of Things (IoT). They are expected to improve services and smart city solution offered by Qlue.

There is no further details of the total value, however, Telkom’s participation is expected to give a strategic touch of the synergy in Indonesia’s government and state-owned enteprise.

The CEO, Rama Raditya said, “our initial mission is to accelerate the positive movement in the world, and we’re to make synergies with partners in similar mission. Telkom will be helping to strengthen scalability in the government and state-owned enteprise for our solution can give positive impact on digital transformation in Indonesia, according to the government lead to industry 4.0.”

“GDP Venture, on the other hand, has been helping us to build a developed and sustainable business. We’re very pleased and thrilled to join parnership with MDI Venture and Prasetia in our journey for better Indonesia,” he added.

Qlue is in a process to builf the biggest smart city ecosystem in Indonesia by improving smart city solution service for house developer, apartment, police department, toll, shopping center, industry area, and others through computer vision technology, such as face recognition, license plate recognition, street analysis, and people counting.

Regarding this round, MDI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said, “MDI Ventures has vision to build the leading startup generation in Indonesia, this investment is a realization of our attempt to make it happen. We’ve known Qlue since the beginning, and consider them to have disruptive and innovative mindset.”

He also aware of Qlue’s partnership with the government, it goes along with Telkom Indonesia’s main synergy. Moreover, their team decided to support Indonesian local startups with disruptive and game changing mindset like Qlue.

A similar speech comes out from GDP Venture’s CEO, Martin Hartono. He’s aware of Qlue’s smart city solution has the same vision and mission, and considered to be sustainable and capable to adapt with market situation, not only the government but also corporate.

“Qlue’s ability to provide command center and tech and data-based smart city management, is a crucial base towards Indonesia’s better future. We’re proud in supporting Qlue with the same vision and mission, not only for the development of digital tech ecosystem but also a very useful app for Indonesian people,” Hartono said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Ingin lebih banyak bersinergi dengan mitra yang memiliki visi sama

Qlue Amankan Pendanaan dari GDP Venture dan MDI Ventures

Setelah melewati tahun 2018 dengan capaian positif, memasuki bulan kedua tahun ini Qlue berhasil mengamankan pendanaan terbaru. Putaran pendanaan terbaru kali ini dipimpin oleh GDP Venture dengan partisipasi dari MDI Ventures.

Pihak Qlue menyebutkan bahwa dana segar yang didapatkan akan dimanfaatkan untuk merekrut para ahli di bidang teknologi dan bisnis untuk mengembangkan produk Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT). Talenta-talenta baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan layanan dan solusi smart city yang ditawarkan oleh Qlue.

Tidak ada informasi resmi mengenai jumlah dana yang didapatkan, hanya saja keterlibatan Telkom diharapkan mampu memberikan sisi strategis sinergi di dalam pemerintahan dan BUMN Indonesia.

CEO Rama Raditya mengatakan, “Misi kami sejak awal adalah untuk mengakselerasi perubahan positif di dunia, dan kami ingin bersinergi sebanyak-banyaknya dengan mitra usaha yang memiliki kesamaan misi. Telkom akan banyak membantu kami untuk memperkuat skalabilitas di dalam pemerintahan dna BUMN agar solusi kami bisa memberikan dampak positif bagi transformasi digital di Indonesia sesuai arahan pemerintah menuju industri 4.0.”

“Sedangkan GDP Venture, sudah sejak lama membantu kami dalam membangun bisnis Qlue agar lebih maju dan berkelanjutan. Kami sangat terhormat dan bersyukur dapat menjalin kerja sama dengan MDI Ventures, GDP Venture dan Prasetia dalam perjalanan kami memberikan kemajuan bagi Indonesia,” lanjutnya.

Qlue tengah mengupayakan pembangunan ekosistem smart city terbesar di Indonesia dengan meningkatkan layanan solusi smart city untuk pengembang perumahan, apartemen, kepolisian, jalan tol, pusat perbelanjaan, kawasan industri dan mitra bisnis lainnya melalui inovasi teknologi computer vision seperti face recognition, license plate recognition, street analysis dan people counting.

Menanggapi putaran pendanaan ini, CEO MDI Ventures Nicko Widjaja menyampaikan, “MDI Ventures memiliki visi untuk membangun generasi startup terdepan di Indonesia dan investasi ini merupakan sebuah wujud nyata dari konsistensi kami untuk mendorong visi tersebut. Kami sudah mengenal Qlue sejak awal perusahaan tersebut berdiri, dan kami menilai bahwa Qlue selalu memiliki pola pikir disruptif dan inovatif.”

Nicko juga melihat bahwa Qlue bekerja sama dengan pemerintah, hal tersebut selaras dengan sinergi utama Telkom Indonesia. Selanjutnya pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung startup-startup lokal Indonesia yang memiliki pola pikir disruptif dan game changing seperti Qlue.

Hal senada disampaikan CEO GDP Venture Martin Hartono. Ia melihat Qlue memiliki solusi smart city yang juga memiliki visi dan misi yang sama, karena dinilai mampu terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar, tidak hanya pemerintahan namun juga korporasi.

“Kemampuan Qlue untuk menyediakan command center dan pengelolaan smart city berbasis teknologi dan data merupakan salah satu pilar penting menuju masa depan bangsa Indonesia. Kami bangga dapat turut serta mendukung Qlue yang memiliki visi dan misi bukan saja untuk perkembangan ekosistem digital teknologi Indonesia tetapi juga mengembangkan suatu aplikasi yang sangat bermanfaat untuk bangsa Indonesia,” jelas Martin.

Application Information Will Show Up Here
(le-ri) Yang Wang (CTO), Rizki Suluh Adi (Head of Indonesia), and Adam Perold (CEO) in #SelasaStartup / DailySocial

GDP Venture and PTB Venture Lead Investment for AI Startup Element Inc

Artificial Intelligence (AI) Startup, Element Inc, announces Series A funding of $12 million (about Rp171 billion) led by GDP Ventures and PTB Ventures. Also participating are some of Indonesia’s top-tier corporates, such as BCA (through its investment company, Central Capital Ventura), BRI (through its investment unit), Telkom Indonesia (through MDI Ventures), and Maloekoe Ventures (partner of Ayala Corporation, the Philippines).

David Fields, PTB Ventures’ Managing Partner and GDP Venture’s CTO On Lee will join Element Inc’s board of Directors. Pandu Sjahrir also continues his investment in this round.

Element Inc was founded by Adam Perold (Stanford’s graduate in product design) and Yann LeCun (machine learning expert) in the US. LeCun is a professor in NYU and previously was Facebook’s AI Research Director.

This startup develops and distributes mobile-based software platform creating a biometric identity. The company produces a thorough biometric solution that mostly used to build global vaccination platform. It allows initiate diagnose, gives identity source to the health services, and creates access for financial services.

“Our mission in Element is to provide an identity for billions of people in need. We want to build an efficient and inclusive public. Currently, the opportunity for digital transformation in Asia and Africa is very engaging. We are honored to be able to partner with these world-class companies,” Adam Perold, Element Inc’s CEO and Co-Founder, said in the release.

In Indonesia, Element Inc has built the operational team by recruiting Rizki Suluh Adi as the Head of Indonesia.

Martin Hartono, CEO of GDP Venture, said on this funding, “GDP is always open for global investment that can give a big impact on Indonesia’s development, world’s fourth-largest population. By investing in Element Inc, we spot a chance to advance Artificial Intelligence technology, particularly for digital identity safety to be implemented in various sector.”

“After years of operation, we’ve observed the well-known companies using Artificial Intelligence in Asia, US, Canada, and Europe. The end-to-end AI produced by Element for mobile and cloud is very unique,” On Lee, CTO of GDP Venture, added.

David Bangun, Telkom Indonesia’s Director of Digital & Strategic Portfolio, said, “Currently, Telkom has 180 million customers and business unit that provides national-scale IT infrastructure includes cloud, security, and broadband solution. With Element, we notice a big opportunity for partnerships that can give numerous advantage to our customers on a big scale.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

(ki-ka) Yang Wang (CTO), Rizki Suluh Adi (Head of Indonesia), dan Adam Perold (CEO) saat acara #SelasaStartup / DailySocial

GDP Venture dan PTB Ventures Pimpin Pendanaan untuk Startup Artificial Intelligence Element Inc

Startup Artificial Intelligence (AI) Element Inc mengumumkan perolehan dana Seri A sebesar $12 juta (sekitar 171 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh GDP Venture dan PTB Ventures. Turut berpartisipasi dalam pendanaan ini sejumlah korporasi ternama Indonesia, yaitu BCA (melalui perusahaan investasi Central Capital Ventura), BRI (melalui unit investasinya), Telkom Indonesia (melalui MDI Ventures), dan Maloekoe Ventures yang bermitra dengan Ayala Corporation (Filipina).

Managing Member PTB Ventures David Fields dan CTO GDP Venture On Lee akan bergabung di dewan direksi Element Inc. Investor Pandu Sjahrir juga melanjutkan investasinya di putaran kali ini.

Element Inc didirikan oleh Adam Perold (desainer produk lulusan Stanford) dan Yann LeCun (peneliti machine learning kenamaan) di Amerika Serikat. LeCun adalah Profesor di NYU dan pernah menjabat sebagai Direktur Facebook AI Research.

Startup ini mengembangkan dan mendistribusikan platform software berbasis mobile yang menciptakan identitas biometrik. Perusahaan ini memproduksi solusi biometrik dari hulu ke hilir yang banyak digunakan untuk membangun platform imunisasi global. Hal ini memungkinkan diagnosis awal, memberikan sumber identitas untuk penyedia jasa kesehatan, dan mendorong akses terhadap layanan finansial.

Menggunakan teknologi Element Inc yang tersedia dalam bentuk aplikasi mobile, identitas seseorang (pengenalan wajah, sidik jari, dan lain-lain) akan lebih mudah disimpan dan digunakan. Hal ini dapat mengubah bagaimana berbagai layanan, termasuk perbankan dan kesehatan, mengelola data konsumennya.

“Misi kami di Element adalah untuk memberikan identitas pada miliaran orang yang membutuhkannya. Kami ingin membangun masyarakat yang lebih efisien dan inklusif. Saat ini, kesempatan untuk melakukan transformasi digital di Asia dan Afrika sangatlah menarik. Kami merasa terhormat bisa bergabung dengan perusahaan-perusahaan mitra kelas dunia ini,” kata Co-Founder dan CEO Element Inc Adam Perold dalam rilis yang kami terima.

Di Indonesia Element Inc telah membangun operasionalnya dengan merekrut Rizki Suluh Adi sebagai Head of Indonesia.

Menanggapi pendanaan ini, CEO GDP Venture Martin Hartono berujar, “GDP selalu terbuka untuk melakukan investment global yang dapat memberikan dampak besar terhadap pembangunan Indonesia, negara yang memiliki populasi keempat terbesar di dunia. Dengan berinvestasi di element inc, kami melihat adanya kesempatan untuk memajukan teknologi Artificial Intelligence khususnya keamanan identitas digital yang bisa diterapkan di berbagai bidang di Indonesia.”

“Setelah bertahun-tahun beroperasi, kami telah memantau perusahaan-perusahaan ternama yang menggunakan Artificial Intelligence di Asia, Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. Teknologi end-to-end AI yang diproduksi oleh Element untuk penggunaan mobile dan cloud sangatlah unik,” CTO GDP Venture On Lee menambahkan.

Director of Digital & Strategic Portfolio Telkom Indonesia David Bangun mengatakan, “Saat ini, Telkom memiliki 180 juta pelanggan seluler serta unit bisnis yang menyediakan infrastruktur TI berskala nasional, termasuk layanan cloud, solusi broadband dan security. Bermitra dengan Element, kami melihat banyaknya peluang kolaborasi yang akan memberikan sejumlah manfaat bagi pelanggan kami dalam skala besar.”

Kerja Sama dengan Platform Konten Lokal, Kaskus Inisiasi “Kaskus Networks”

Kaskus, yang kini memposisikan diri sebagai social commerce platform, mengumumkan telah menjalin kerja sama dengan beragam content platform lokal untuk menginisiasi jaringan konten “Kaskus Networks”. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mensinergikan content platform lokal dan membangun ekosistem bisnis yang positif dan saling mendukung. Di tahap awal ini ada lima content platform yang sudah bergabung yaitu Infokost, Bolalob, Opini, Womantalk, dan Beritagar.

CMO Kaskus Ronny W. Sugiada dalam keterangan media mengatakan, “Kami mengajak seluruh content platform lokal di Indonesia untuk bergabung dengan Kaskus Networks dan membangun ekosistem konten yang positif. Sinergi ini juga tentunya akan memberikan value lebih bagi setiap member, baik dari sisi user traffic, revenue, maupun SEO (Search Engine Optimization).”

“Kami juga akan memaksimalkan penggunaan di seluruh channel [Kaskus], baik website, mobile web, mobile apps, hingga social media sebagai bagian dari Kaskus Networks untuk memberikan pengalaman dan hasil terbaik bagi brand yang bekerja sama dengan kami,” lanjut Ronny.

Sebagai informasi, content platform yang saat ini bergabung di Kaskus Networks sebagian besar adalah perusahaan yang berada di bawah naungan Global Visi Media, salah satu perusahaan yang berada di bawah manajemen GDP Venture.

CEO Kaskus Martin B. Hartono menegaskan bahwa Kaskus Networks adalah jaringan yang terbuka bagi setiap content platform yang ingin bergabung. Martin juga berharap ke depannya Kaskus Networks dapat menjadi salah satu leading content & advertising network di seluruh Indonesia dan mampu membawa content platform lokal secara bersama-sama untuk lebih eksis di panggung global.

Kaskus dibuat oleh Andrew Darwis pada tahun 1999 yang kemudian di tahun 2008 dibawa kembali ke Indonesia dan resmi menjadi sebuah perusahaan di bawah payung PT Darta Media Indonesia. Meski sudah ditinggal oleh Ken Dean Lawadinata, Kaskus sendiri kini sudah berkembang menjadi sebuah social commerce platform terbesar di Indonesia – dari yang tadinya hanya sekedar forum diskusi.

Di samping forum umum untuk diskusi dan melakukan transaksi jual-beli, Kaskus sendiri telah memiliki kanal forum News yang kontennya banyak diisi oleh media yang memiliki kanal berita online seperti Metrotvnews, Gatra, dan Beritagar. Kaskus juga mengklaim kini telah memiliki lebih dari sembilan juta member yang terdaftar dan memiliki kurang lebih 20.000 komunitas di dalamnya.

_

Disclosure: Kaskus dan DailySocial berada di bawah naungan induk perusahaan yang sama

Application Information Will Show Up Here

Publikasi Digital IDN Media Peroleh Pendanaan Seri A

Publikasi digital IDN Media mengumumkan perolehan pendanaan Seri A, dalam jumlah yang tidak disebutkan, dari North Base Media, GDP Venture, East Ventures, dan MNM Creative. Pendanaan akan digunakan untuk memperkuat kualitas dan skalabilitas IDN Media, termasuk mengekspansikan program digital berbasis video IDNtv, memperkuat tim IDN Creative, dan membangun platform iklan IDN Ads.

IDN Media didirikan di tahun 2014 oleh Winston Utomo dan William Utomo. Saat mereka memiliki dua properti utama, IDN Times dan Popbela. Dengan fokus pembaca kaum millenial, IDN Times disebutkan telah memiliki 13 juta pageviews per bulannya, sedangkan Popbela di angka 2 juta.

Co-Founder dan CEO IDN Media Winston Utomo dalam pernyataannya mengungkapkan, “Saat ini adalah waktu yang menarik bagi industri media, ketika terjadi konvergensi antara sosial, mobile, dan digital yang mendorong perubahan cara konsumen mengkonsumsi konten. Kami percaya IDN Media adalah [yang terdepan] di era baru media digital.”

CEO GDP Venture Martin Hartono, tentang keputusannya mendukung IDN Media, menyebutkan, “IDN Media memiliki visi dan pemahaman yang sama dengan kami tentang masa depan media dan peranannya dalam membangun negara yang lebih kuat.”

Sementara Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, dalam partisipasi pendanaan kembali untuk IDN Media, menambahkan, “Mereka telah meraih audiens yang loyal dan masif dan telah terbukti termasuk dalam jajaran pemain media baru yang paling kreatif, populer, dan berpengaruh.”

East Ventures adalah yang pertama secara publik memberikan pendanaan untuk IDN Media persis setahun yang lalu. Di segmen yang menempatkan Buzzfeed sebagai panutan, IDN Media bersaing dengan Hipwee (yang diakuisisi Migme akhir tahun lalu) dan WowShack.


Disclosure: DailySocial dan GDP Venture berada di bawah naungan induk perusahaan yang sama

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak dan Kaskus Klarifikasi Rumor IPO (UPDATED)

Pekan lalu beredar kabar bahwa Bukalapak dan Kaskus tengah dalam pembicaraan dengan Bursa Efek Indonesia untuk melakukan IPO. Menurut Direktur Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio, Bukalapak dan Kaskus sudah melakukan penjajakan untuk melakukan IPO dan diklaim masih ada beberapa hambatan dalam hal kesiapan legal dan administrasi. Belakangan, baik pihak Bukalapak maupun Kaskus membantah pihaknya akan mendaftarkan diri secara publik dalam waktu dekat.

CEO Bukalapak Achmad Zaky kepada DailySocial mengungkapkan bahwa pihaknya belum ada rencana sama sekali untuk IPO dan berita yang beredar tidaklah benar. Justru pihak BEI yang mengundang Bukalapak untuk untuk IPO.

“Tidak ada omongan sama sekali soal BL [Bukalapak] ingin IPO. Cuma ketemu Pak Tito Kepala BEI (Bursa Efek Indonesia) dan beliau yang ngajak untuk IPO,” ujar Zaky.

Hal yang sama juga diklarifikasi pihak Kaskus. Direktur GDP Venture (investor Kaskus) Martin Hartono mengungkapkan bahwa Kaskus tidak akan melakukan IPO dalam waktu dekat. Sebelumnya Co-Founder Kaskus Andrew Darwis mengungkapkan keinginan Kaskus untuk IPO dalam jangka waktu beberapa tahun lagi.

Sejauh ini belum ada startup yang benar-benar memasang target atau setidaknya melakukan IPO dalam beberapa tahun ke depan. Hanya Bhinneka dalam pembicaraan mengenai target dan rencananya di tahun 2016 kepada Dailysocial mengungkapkan rencananya untuk bisa menjadi salah satu startup yang melakukan IPO setidaknya sekitar dua tahun mendatang.

Satu-satunya kisah keterbukaan startup Indonesia sejauh ini adalah KinerjaPay, sebuah platform e-commerce, yang terdaftar di bursa OTC Amerika Serikat.

Menurut venture capitalist Aileen Lee, bagi startup, termasuk yang sudah berstatus unicorn, kondisi privat cenderung lebih nyaman karena tidak perlu melaporkan kondisi keuangan secara publik, tidak perlu berhadapan dengan investor aktivis (tidak banyak di Indonesia, tetapi banyak di negara-negara maju), bisa fokus ke strategi jangka panjang, dan tidak perlu mengungkapkan strategi bisnisnya ke publik.

Update: Co-Founder Kaskus Andrew Darwis menanggapi isu IPO menjawab, “Semua startup / pemain di industri .com itu pasti punya mimpi untuk bisa IPO / masuk bursa saham. Kita (Kaskus) udah pernah ada pembahasan IPO tapi sampe sekarang belum ada rencana untuk IPO. Jadi pemberitaan di MetroTV itu kurang akurat karena saat itu kita diundang untuk Pembukaan Pasar Modal dan bukan untuk pembicaraan IPO.”