Tag Archives: Matakota

GnB team dan 7 Startup program akselerator batch keempat / GnB Accelerator

GnB Accelerator Hadirkan Tujuh Startup Terpilih di Batch Keempat

Untuk keempat kalinya program GnB Accelerator memilih tujuh startup yang berhak mendapatkan pelatihan dan mentoring hingga pendanaan sebesar $50 ribu (sekitar Rp 710 juta) untuk investasi awal. Program Manager GnB Accelerator Kentaro Hasimoto mengungkapkan, ketujuh startup tersebut terpilih dari sekitar 150 startup yang mendaftarkan diri untuk batch keempat. Nantinya, selama tiga bulan, tujuh startup yang terpilih akan dibina mitra dan mentor dari GnB Accelerator.

“Program ini kami rancang secara konsisten juga untuk memberikan world-class accelerator program. Tidak saja melalui pendanaan, tapi juga menawarkan mentorship, support, dan training dari para expert dari dalam dan luar negeri yang telah berpengalaman di bidangnya.”

Sebelum menyaring tujuh startup terpilih, program akselerator GnB telah melakukan road show selama dua hari di kota-kota seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Jakarta. Road show ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi para pelaku startup di luar kota, baik untuk akses ke pendanaan, mentor, maupun jaringan internasional.

Program yang diinisiasi Fenox Venture Capital yang berbasis di Silicon Valley dan perusahaan IT Jepang, Infocom Corporatio tersebut hingga kini telah melahirkan sekitar 25 startup lulusan.

“Untuk Fenox sendiri kami saat ini sudah memberikan investasi kepada lebih dari 30 startup yang memiliki potensi dan model bisnis yang menarik,” kata SEA Regional Manager Fenox VC Retno Dewati.

Program yang sudah mulai berlangsung sejak tahun 2016 ini diklaim memperkuat posisi GnB sebagai wadah akselerator terbaik di Indonesia yang secara konsisten mendukung perkembangan startup lokal potensial.

Berbagai layanan

Dari tujuh startup yang dilirik program GnB Accelerator, terdapat layanan yang sudah familiar, di antaranya adalah katering rumahan online, teknologi untuk melakukan riset secara terpadu, hingga platform untuk calon mahasiswa menentukan jurusan terbaik di universitas.

Berikut adalah tujuh startup yang mendapatkan kesempatan mengikuti program dengan dukungan dan training di gelombang keempat:

Infra Digital. InfraDigital merupakan layanan keuangan digital untuk bisnis tradisional untuk mengotomasi proses penagihan dengan memanfaatkan channel fintech dalam mengumpulkan dan menyalurkan pembayaran.

Matakota. Matakota adalah media sosial dengan konsep smart citizen yang menghubungkan masyarakat dan stakeholder untuk berinteraksi secara kolaboratif pada enam sektor utama, yaitu sosial, lalu lintas, kriminal, kebakaran, bencana dan perlindungan anak.

Populix. Populix merupakan startup yang membangun database responden di seluruh Indonesia. Database ini digunakan oleh perusahaan, lembaga masyarakat, pemerintah, akademisi, ataupun institusi lainnya untuk keperluan riset, marketing, dan pengujian produk, sehingga bisa dimanfaatkan untuk penentuan keputusan dan strategi yang lebih tepat bagi setiap penggunanya.

Bookslife. Bookslife adalah platform penerbitan digital. Dengan pendekatan yang mudah, murah dan personal. Bookslife memberikan solusi bagi para penulis, pembaca dan penerbit menggunakan sistem part untuk menggerakkan dan menciptakan atmosfir yang lebih positif dalam industri konten penerbitan.

Playable Kids. Playable Kids merupakan aplikasi yang menyediakan konten digital yang aman, edukatif dan menghibur bagi anak serta orang tua. Konten digital yang disediakan berupa educations games, interactive learning video. Playable Kids juga menyediakan fitur school management system dan parental control untuk membantu orang tua memonitor perkembangan anak di sekolah.

Homade. Homade adalah sebuah startup yang bergerak didalam industri makanan jadi (catering) yang memiliki standar kesehatan, rasa dan berkualitas dengan harga ekonomis. Keunggulan Homade adalah memberdayakan ibu rumah tangga untuk memasak, menggunakan makanan serta bumbu yang terjaga kualitasnya serta harga yang ekonomis dengan kemudahan memesan melalui aplikasi.

Ikigai. Ikigai adalah portal rekrutmen mahasiswa. Menghubungkan mahasiswa ASEAN dengan universitas di seluruh dunia dengan misi untuk memberdayakan siswa dalam memilih pendidikan, melalui pilihan studi yang transparan, interaktif dan cocok dengan psikologi siswa.

ID.Connect Organized in Surabaya, Matakota Smart City Solution Won The Competition

D~NET (PT Dutakom Wibawa Putra) team up with Express Wi-Fi by Facebook on Sunday (11/19) held a technology exhibition themed ID.Connect in Surabaya. The event’s main theme is “Hello Digital Inspiration” and expected to be an inspiration for young generation to develop more in technology. The exhibition is designed to facilitate startup community in sharing information regarding its products and services to target market and exchanging insights on the latest technology development, and meeting with investors.

“With Hello Digital Inspiration theme, D~NET invites every young generations to look at social issues distinctly and come up with a solution, making concept and building business idea through digital technology,” Caroline Gondokusumo, D~NET’s CEO & Founder, said.

This event consist of seminar, talkshow, exhibition and competition. Few speakers including Gaurav Girotra (Facebook’s Business Development Manager), Bastian Purrer (Lyke’s CEO), Wilson Yanaprasetya (Qerja’s CEO) and others are there. For the competition, it’s addressed for East Java startups.

There are 18 startups join this competition. As developer in building smart solution for city, Matakota wins the first place, Maulidan Games at the second place, and third place is taken by The Provit. Besides awarded by cash prizes, the winners also get special mentoring session with business figures such as; Caroline Gondokusumo, Ivan Kamadjadja, Septo Anggoro and many others.

“A purpose of this event is for D~NET to facilitate digital startup owners community in developing their entrepreneurship skill and meeting with investors. With this event, young generation are expected to take Indonesia into advance level,” Gondokusumo said.


Disclosure: DailySocial is a media partner for ID.Connect in Surabaya
Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Matakota Sajikan Layanan Pelaporan Warga Berbasis Media Sosial

Matakota merupakan platform berbasis media sosial yang difungsikan untuk menampung informasi pelaporan warga. Konsepnya secara umum tidak jauh beda dengan solusi perkotaan pintar yang sudah ada sejauh ini. Pengguna dideteksi berdasarkan lokasi akses, kemudian dapat memberikan informasi pelaporan berdasarkan kategori yang sudah disediakan. Berbasis media sosial, Matakota diharapkan dapat menampung laporan warga secara instan dan mendapatkan follow up lebih lanjut dari pihak terkait.

“Setiap user Matakota bisa melaporkan kejadian dengan enam kategori, yaitu laporan lalu lintas, kebakaran, kriminal, bencana alam, kegiatan sosial, dan perlindungan anak. Dalam menangani perlindungan anak, kami juga sudah bekerja sama dengan Kak Seto, Ketua Umum LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia),” terang Co-Founder & CEO Matakota Henry Karya Nugraha.

Mengingat informasi tersebut bisa disampaikan oleh siapa saja, Matakota dibekali dengan fitur “Fake Report” di setiap posting yang dibuat penggunanya. Ini untuk meminimalkan adanya informasi hoax. Dalam sebuah laporan, jika ada yang menekan tombol Fake Report lebih dari lima kali, maka akan otomatis terhapus. Jadi informasi berasal dari warga, dan validasi informasi pun dari partisipasi warga.

Matakota juga dilengkapi dengan fitur Panic Button. Fitur tersebut hanya bisa digunakan untuk pengguna yang sudah memvalidasi profilnya dengan data e-KTP. Selain itu, Matakota juga dilengkapi dengan fitur News yang menyuguhkan berita lokal, nasional, maupun internasional untuk memberikan wawasan lebih luas kepada smart citizen.

Terintegrasi dengan layanan berbasis perangkat

Selain sebagai wadah untuk menampung dan memvalidasi informasi dari masyarakat, layanan Matakota didesain untuk bisa diintegrasikan dengan perangkat keras seperti Beacon, CCTV/IPTV, TMC, ATCS, dan sensor bencana. Sehingga harapannya pihak terkait dengan mudah bisa memantau kondisi kota dan memberikan peringatan dini ketika akan terjadi bencana.

“Jika saya lihat, saat ini beberapa instansi pemerintah seperti kepolisian, PMI, BPBD, dan PMK masih berjalan sendiri-sendiri. Belum terintegrasi menjadi satu. Jadi masyarakat harus menghafalkan nomor telepon penting itu masing-masing. Sedangkan jika dalam kondisi darurat bisa jadi masyarakat kesulitan mengingatnya. Jadi kami ingin mengintegrasikannya dan meningkatkan durasi quick response pemerintah dalam menangani laporan. Saat ini quick response instansi berwenang dalam menangani laporan yang membutuhkan respons cepat masih belum maksimal, rata-rata kasus ditangani setelah 30 menit kejadian berlangsung,” terang Henry.

Matakota didirikan oleh Henry (CEO) dan rekannya Gita Hanandika (CEO). Diawali dengan bootstrapping, saat ini Matakota sedang dalam tahap fundraising. Matakota belum lama ini juga menjadi pemenang pertama pada kompetisi ID.Connect di Surabaya yang diselenggarakan oleh D~NET bekerja sama dengan Express Wi-Fi by Facebook.

“Untuk pengembangan produk satu tahun ke depan Matakota akan mengembangkan fitur Lost & Found, pengembangan IoT Beacon private dan business, serta Early Warning System. Sedangkan dari segi bisnis kami ingin bekerja sama dengan lebih banyak kota di Indonesia,” lanjut Henry.

Di akhir perbincangan tim Matakota juga menyampaikan pendapatnya tentang sebuah kota pintar yang ideal. Menurutnya, kota pintar ideal adalah sebuah kota yang memiliki unsur smart government, smart economy, smart environment, smart mobility, dan smart living. Terdapat integrasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sehingga menghasilkan sebuah kinerja yang efektif dan efisien baik itu untuk pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Application Information Will Show Up Here

ID.Connect Berlangsung di Surabaya, Pengembang Solusi Kota Pintar Matakota Juarai Kompetisi

D~NET (PT Dutakom Wibawa Putra) bekerja sama dengan Express Wi-Fi by Facebook pada hari Minggu (19/11) mengadakan pameran teknologi bertajuk ID.Connect di Surabaya. Acara ini mengusung tema utama “Hello Digital Inspiration” dengan harapan menjadi salah satu inspirasi kawula muda untuk berkarya di bidang teknologi. Pameran ini juga didesain untuk memfasilitasi para komunitas startup untuk membagikan informasi mengenai produk dan layanannya ke target market dan saling bertukar pengetahuan dalam perkembangan teknologi terbaru, serta bertemu dengan investor.

“Dengan tema Hello Digital Inspiration, D~NET ingin mengajak generasi muda untuk jeli dalam mengamati permasalahan sosial yang ada dan menemukan solusi atas persoalan tersebut, mengonsep serta membangun ide bisnis melalui teknologi digital,” ujar Founder & CEO D~NET Caroline Gondokusumo.

Rangkaian acara ID.Connect terdiri dari kegiatan seminar, talkshow, pameran, dan juga kompetisi. Beberapa pemateri yang dihadirkan termasuk Gaurav Girotra (Business Development Manager Facebook), Bastian Purrer (CEO Lyke), Wilson Yanaprasetya (CEOO Qerja), dan beberapa lainnya. Sedangkan untuk kompetisi yang diadakan dalam ID.Connect adalah kompetisi startup yang diikuti oleh peserta dari Jawa Timur.

Sebanyak 18 startup tergabung dalam kompetisi ini. Matakota selaku pengembang solusi cerdas untuk menciptakan kota yang nyaman terpilih sebagai juara pertama, Maulidan Games sebagai juara kedua, dan juara ketiga diduduki oleh The Provit. Para pemenang kompetisi, selain mendapatkan hadiah uang tunai juga akan mendapatkan sesi mentoring khusus dari para tokoh bisnis seperti Caroline Gondokusumo, Ivan Kamadjaja, Septo Anggoro, dan beberapa lainnya.

“Salah satu tujuan dari acara ID.Connect adalah D~NET ingin memfasilitasi komunitas pemilik digital startup agar dapat mengembangkan entrepreneurship skill mereka dan ajang untuk bertemu dengan investor. Dengan acara ini diharapkan juga generasi muda dapat memajukan Indonesia hingga disegani bangsa lain,” tutur Caroline.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara ID.Connect di Surabaya