Tag Archives: MatchMove Pay

Jajaran direksi dan komisaris Kresna Graha Investama saat paparan publik / DailySocial

Kresna Graha Siapkan Lima Anak Usaha “Go Public” di Bursa Indonesia dan New York

Kresna Graha Investama mengungkapkan setidaknya akan mendorong lima anak usaha untuk melantai di bursa efek pada tahun ini. Satu atau dua anak usaha akan diarahkan untuk melantai di bursa efek New York, sementara tiga diantaranya akan melantai di bursa lokal.

“Yang akan listed di bursa luar negeri itu anak usaha kita yang ada di pasar global. Itu masih kami kaji dan masuk rencana tahun ini. Untuk yang anak usaha lokal, dua minggu lagi akan ada public expose, rencananya setelah Lebaran akan melantai,” ujar Managing Director Kresna Graha Investama Surjandy Jahja, kemarin (17/5).

Seluruh anak usaha yang akan didorong Kresna Graha adalah perusahaan yang bergerak di bidang digital. Perseroan ingin mendorong anak-anak usahanya untuk mendapatkan tambahan dana segar dari pasar modal demi mengembangkan bisnisnya.

Hanya saja, Jahja enggan membeberkan nama-nama anak usaha yang akan didorong untuk melantai tersebut. Salah satu perusahaan anak usaha Kresna yang bergerak di pasar global adalah MatchMove Pay Pte Ltd (MMP) yang berbasis di Singapura dengan kepemilikan saham 15,5%.

Tak hanya mengambil saham MMP, sebelumnya Kresna Graha juga menguasai saham MatchMove Indonesia (MMI) bersama M Cash dengan masing-masing kepemilikan 14,81%. Sedangkan untuk anak usaha lokal Kresna Graha yang sudah memiliki jadwal melantai adalah PT NFC Indonesia.

Bila tidak ada aral melintang, Kresna Graha berencana menggelar public expose untuk anak usahanya tersebut pada awal Mei 2018. Ditargetkan NFC akan segera melantai setelah Lebaran, atau sekitar Juli 2018.

Kresna Graha akan melepas saham baru sebanyak 25% dan target dana yang didapat sekitar Rp225 miliar sampai Rp325 miliar. Proses roadshow ke luar negeri juga telah dilakukan perusahaan guna mendapatkan komitmen dari investor.

“Yang dua lagi [anak usaha lokal] sedang kita kaji yang mana yang akan kita dorong IPO. Setelah NFC, berikutnya bukan MMI. Setiap anak usaha yang mau kita IPO, prosesnya sama seperti saat M Cash, persis sekali.”

NFC adalah perusahaan yang bergerak di bidang digital hub exchange, beroperasi sejak 2013. Beberapa produk dari NFC adalah toko online Selalu Ada, marketplace barang bekas Tawarin, pulsa agregator, dan aplikasi TV streaming OONA.

Secara total, anak usaha digital yang berada di bawah Kresna Graha mencapai lebih dari 10 perusahaan.

“Sejak 2015 kami transformasi dari holding jasa keuangan sekarang merambah ke bisnis digital. Perusahaan-perusahaan yang unik dan sudah menghasilkan profit akan disiapkan untuk menuju ke bursa.”

Dorong kontribusi bisnis digital

Lini digital menjadi kontributor utama dalam bisnis perseroan, bila dilihat dari laporan keuangan di kuartal I/2018, pendapatan perseroan mencapai Rp950,4 miliar atau tumbuh 764,2% dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

Dari pencapaian tersebut kontribusi dari bisnis digital mencapai 83%, meningkat dari tahun lalu sebesar 75%. Perseroan meraih pendapatan sebesar Rp1,57 triliun di 2017, tahun ini ditargetkan sebesar Rp5 triliun, diperkirakan 90% diantaranya berasal dari lini digital.

“Melihat capaian kami di kuartal I/2018, target Rp5 triliun itu cukup konservatif. Tahun ini kami targetkan 90% pendapatan ditopang oleh sektor digital.”

Kendati pendapatan didorong dari digital, perseroan mengungkapkan bila dilihat dari segi laba lini tersebut baru menyumbang kurang dari 10% dari perolehan laba. Mayoritas di antaranya berasal dari perolehan bisnis M Cash.

Jahja memproyeksikan lini digital baru bisa memberikan laba yang signifikan sekitar 40%-50% pada 2022 untuk perseroan. Maka dari itu perseroan akan memperkuat anak usaha, disamping itu menambah jumlah anak usaha yang siap diakuisisi.

Direktur Utama Kresna Graha Investama Michael Steven menambahkan, perseroan telah menyiapkan dana belanja (capex) sebesar Rp350-400 miliar untuk akuisisi anak usaha baru. Sekitar Rp50 miliar di antaranya akan diberikan sebagai penyertaan modal untuk Kresna Sekuritas, sehingga modal dari perusahaan efek itu meningkat jadi Rp 155 miliar.

Sisanya akan dipakai untuk akuisisi perusahaan digital lainnya. Di dalam pipeline perseroan, setidaknya ada lima sampai 10 perusahaan yang akan dibidik.

Kresna Graha and M Cash signing for MatchMove Indonesia's share / Kresna Graha

Kresna Graha Plans to Invest in MatchMove Pay’s Parent Company

Kresna Graha Investama announces to invest in a Singapore-based company, MatchMove Pay Pte Ltd (MMP), by acquiring 15,5% of its shares. As quoted from e27, the plan will be executed at least in the second quarter of 2018.

“We notice the advanced technology of MMP will support the company’s digital transformation. With this synergy, KREN and MMP will have exposure for broadening the local and global market,” Michael Steven, President Director of Kresna Graha, said on the official release to DailySocial.

Previously, Kresna Graha is also the shareholder of MatchMove Indonesia (MMI), with M Cash (Kresna Graha subsidiary), each owns 14,81% of MatchMove Pay. It was announced through a ceremonial in November 2017.

MMP works in the Award-Winning Banking OS that allows various features from mobile apps and websites to be integrated with banking as “Spend. Send. Lend” service, therefore, create access for end-user to get an instant financial service.

In terms of payment, shipping, and loan, the service development will take almost three years and lots of money. However, it’ll take only 2-4 weeks with MMP.

Indonesia as the R&D center

Shailesh Naik, CEO of MMP, said that the company will set an equal capability in Indonesia and plan to launch payment platform with a few banks and top-tier companies in e-commerce, transportation telecommunications, to the digital lifestyle.

Indonesia is set as the center of R&D for products and services to cover SEA market widely. The company will provide Singapore talents for Indonesia, specifically in data analytics and artificial intelligence, to ensure the advanced intellectual property (IP) can be developed.

Currently, MMI business development has formed strategic partnerships with BRI, M Cash, DAM, e-mas, Collega, Ayopop, and Harga Hot. In BRI case, the company will provide the technology for e-wallet and perform co-branding for various features, such as p2p transfer, top-up channels, close or open payment, reward, and promotion.

MMI also plans to follow M Cash to enter IDX (Indonesia’s Stock Exchange) by next year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kresna Graha Umumkan Rencana Investasi ke Induk MatchMove Pay

Kresna Graha Investama mengumumkan rencana investasi untuk induk MatchMove Pay Pte Ltd (MMP) yang berbasis di Singapura dengan mengambil saham sebesar 15,5%. Aksi tersebut akan dituntaskan paling lambat dalam kuartal kedua tahun ini, seperti dikutip dari e27.

“Kami melihat bahwa kemutakhiran teknologi yang dimiliki oleh MMP akan mendukung proses transformasi digital yang sedang dilakukan oleh perseroan. Melalui sinergi ini, KREN dan MMP akan memiliki exposure terhadap pasar dalam dan luar negeri yang lebih besar,” ucap Direktur Utama Kresna Graha Michael Steven dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Sebelumnya, Kresna Graha juga menjadi salah satu pemegang saham untuk MatchMove Indonesia (MMI), bersama dengan M Cash, anak usaha Kresna Graha lainnya, dengan kepemilikan masing-masing sebesar 14,81% dari induk MatchMove Pay. Aksi ini diumumkan pada November 2017 lewat seremonial yang dihadiri ketiga belah pihak.

MMP berjalan dalam sistem operasi Award-Winning Banking OS, memungkinkan beragam fitur dari aplikasi mobile dan website untuk diintegrasikan dengan fungsi perbankan sebagai layanan “Spend. Send. Lend”, sehingga membuka akses bagi end-user untuk mendapatkan layanan finansial yang instan.

Untuk kebutuhan pembayaran, pengiriman, dan pinjaman uang umumnya pengembangan layanan butuh waktu hingga tiga tahun dengan biaya yang cukup besar. Akan tetapi dengan MMP diklaim jadi lebih singkat hanya sekitar 2-4 minggu.

Indonesia sebagai pusat R&D

CEO MMP Shailesh Naik menambahkan MMP akan membawa kapabilitas yang sama ke Indonesia dan berencana meluncurkan platform pembayaran dengan beberapa bank dan perusahaan terkemuka di sektor e-commerce, transportasi, telekomunikasi, hingga digital lifestyle.

Pihaknya juga berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan produk dan layanan (R&D) sebagai upaya merangkul pasar Asia Tenggara secara lebih luas. Perusahaan bakal mentransfer talenta Singapura untuk diboyong ke Indonesia, terutama untuk di bidang data analytics dan artificial intelligence, demi memastikan advanced intellectual property (IP) dapat dikembangkan ke Indonesia.

Perkembangan bisnis MMI saat ini telah melakukan kemitraan strategis dengan BRI, M Cash, DAM, e-mas, Collega, Ayopop, dan Harga Hot. Dengan BRI, perusahaan akan menjadi penyedia teknologi untuk dompet elektronik perseroan dan melakukan co-branding untuk berbagai fitur seperti p2p transfer, top up dari banyak channel, pilihan pembayaran terbuka atau tertutup, reward, dan promosi.

Rencananya MMI juga akan mengikuti jejak M Cash untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun depan.

Rencana Platform E-Wallet MatchMove Pasca Diakuisisi Kresna Graha dan M Cash

Perusahaan dompet elektronik MatchMove Indonesia (MMI) mengungkapkan sejumlah rencana agresif pasca masuknya Kresna Graha Investama dan M Cash Indonesia sebagai pemegang saham yang memiliki kepemilikan masing-masing sebesar 14,81%. Mulai dari kemitraan strategis dengan BRI, M Cash, DAM, e-mas, Collega, Ayopop, Harga Hot, dan lainnya.

Selain bermitra dengan berbagai perusahaan, MatchMove juga akan mengikuti jejak M Cash melantai tahun depan.

Komitmen serius tersebut dibuktikan dengan menjadikan Indonesia sebagai pusat bisnis MatchMove. Untuk kebutuhan mengembangkan produk, riset dan pengembangan (R&D), operasional, dan lainnya.

Soft launch dengan BRI akan diumumkan pada akhir tahun ini. Nasabah BRI dapat menggunakan kartunya di luar negeri. Di luar itu, kami juga mempersiapkan rencana IPO untuk MatchMove pada tahun depan,” terang Managing Director Kresna Graha Suryandy Jahja, Senin (20/11).

Khusus dengan BRI, MatchMove akan menjadi menjadi penyedia teknologi untuk dompet elektronik perseroan. Kemudian, co-branding untuk berbagai fitur seperti P2P transfer, top up dari banyak channel, pilihan pembayaran terbuka atau tertutup, reward, dan promosi.

Sementara dengan M Cash, MatchMove akan menyediakan produk on demand bank account, on boarding dan e-KYC dari kios, deposit dan collect cash, top up dan pembayaran tagihan.

“Kalau maskapai penerbangan kan ada berbagai merek. Tapi yang buat pesawat sendiri ada Boeing dan Airbus. Nah kami menjadi Boeing dan Airbus. Orang-orang tinggal pakai saja, daripada bangun sendiri butuh waktu lama.”

Menurut Jahja, yang terpenting dari sini adalah konektivitasnya. Pengguna kartu bisa lintas negara dengan kartunya sendiri. Pasalnya, MatchMove telah bermitra dengan MasterCard.

Dia mencontohkan, saat ini untuk belanja online di platform e-commerce seperti Amazon, nasabah tidak bisa menggunakan pembayaran lewat platform e-wallet lokal yang beredar saat ini. Namun dengan MatchMove, transaksi tersebut dapat dilakukan.

Dari segi jaminan keamanan pun sudah dijamin karena ada dukungan sistem keamanan yang tinggi digunakan MasterCard. Sementara, untuk perizinan yang diperlukan Bank Indonesia, Jahja mengaku masih diurus.

Pihaknya meyakini proses akan berjalan cepat karena telah ada kerja sama dengan pihak perbankan dan sistem pembayaran internasional dari MasterCard.

Bekal jaringan global yang dibangun MatchMove dianggap menjadi nilai lebih bagi seluruh pihak terkait. MMI juga diuntungkan dengan infrastruktur digital dan ekosistem milik Kresna, termasuk lebih dari 9 juta pengguna demi mempercepat penetrasi MMI ke pasar Indonesia.

Sementara bagi M Cash, kehadiran MatchMove memberi keuntungan adanya kepastian kehadiran produk yang terus berkelanjutan di masa mendatang. Kini setiap produk yang dihadirkan MatchMove akan hadir dalam kios digital M Cash.

“M Cash itu distribution channel. Apapun produk yang dikeluarkan MatchMove, akan didistribusikan ke seluruh jaringan kami. Rencananya sampai akhir tahun ini ada 1000 titik dan tahun depan ada 5 ribu titik,” ucap Direktur Utama M Cash Marthin Suharlie.

Belum kantungi persetujuan dari BKPM

Kendati sudah berbadan hukum resmi, PT MMI belum memiliki persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan instansi terkait lainnya. Mengingat MMI adalah perusahaan patungan antara perusahaan lokal terbuka dengan asing, Jahja memastikan dalam sebulan ini persetujuan sudah bisa diperoleh dari BKPM.

“Kita masih menunggu persetujuan dari BKPM karena ada beberapa hal yang kita jaga, mengingat Kresna Graha dan M Cash adalah perusahaan publik. Jadi segala sesuatu yang kita sampaikan ke publik akan ditanya. Harusnya bulan ini [November] selesai.”

Secara global, pemegang saham mayoritas MMP adalah Vickers Venture Partners, yang di dalamnya terdapat Kresna Graha sebagai salah satu pemegang sahamnya. Untuk memiliki langsung saham MMP, Kresna Graha dan M Cash masuk melalui anak usaha patungan MMP di Indonesia dengan nama badan hukum PT MatchMove Indonesia (MMI).

MatchMove Pay (MMP) merupakan perusahaan platform-as-a-service (PaaS) berbasis berbasis di Singapura yang sudah berdiri sejak 2009. Perusahaan ini menyediakan solusi pembayaran secara end-to-end membantu bisnis memiliki fitur dompet elektronik dalam layanannya.

Pemilik aplikasi memiliki fleksibilitas untuk menawarkan fully branded dan secure mobile banking wallet solution, seperti P2P transfer, remitansi, top up channel, virtual payment cards, loyalty points, dan rewards.

Dalam cakupan operasional bisnis, MMP telah beroperasi di India, Filipina, Amerika Serikat, Chili, dan Vietnam. Setelah Indonesia, perusahaan akan berekspansi ke Malaysia, Brazil, UAE, Afrika Selatan, dan Australia.

Beberapa perusahaan global yang sudah menggunakan layanan MMP adalah GlobalRoam (Singapura), Paul Fincap (India), Ongo (India), Bonfleet (India), VTC (Vietnam), dan BlackHawk Network (Singapura)

Pasca IPO, M Cash Akuisisi Saham MatchMove Indonesia untuk Persiapan Ekspansi Internasional

Pasca perolehan dana segar baru melalui IPO kemarin, yang disebutkan mencapai lebih dari Rp300 miliar, PT M Cash Integrasi (MCI) langsung melancarkan aksi perusahaan. Bersama induk perusahaannya, PT Kresna Graha Investama, keduanya mengambil alih minoritas saham MatchMove Indonesia, masing-masing sebesar 14,81%.

MatchMove Indonesia adalah bagian dari MatchMove Pay Ltd, berpusat di Singapura, yang fokus ke layanan pembayaran digital dalam bentuk mobile wallet. Selain di Indonesia, MatchMove juga beroperasi di negara-negara lain di Asia Tenggara dan Amerika Serikat.

Kepada DailySocial, CEO MCI Martin Suharlie mengungkapkan, “MatchMove adalah perusahaan yg sudah memiliki platform fintech yang sangat siap dan sudah beroperasi secara operasi internasional sehingga diharapkan ke depan dapat memudahkan kami melakukan ekspansi secara internasional.”

Meskipun demikian kami belum memperoleh informasi mendetail bagaimana bentuk ekspansi ini akan dilancarkan.

Dalam wawancara terdahulu, disebutkan MCI akan terus memperkuat pasarnya di dalam negeri dengan menyebar 4000 kios hingga akhir tahun depan.

IPO selanjutnya anak perusahaan Kresna

IPO M Cash bisa dibilang menjadi awal bagi anak-anak perusahaan Kresna untuk go public. Melihat animo publik yang dianggap positif, disebutkan bakal ada 3 anak usaha yang go public, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri.

Dirut Kresna Graha Investama, yang sekaligus adalah Komisaris Utama MCI, Michael Steven dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan bakal ada tiga anak usaha lagi yang go public tahun depan, termasuk di luar negeri. Meskipun demikian belum ada informasi tentang perusahaan apa saja yang bakal go public tersebut.

“Selanjutnya, tiga anak usaha kami juga akan melakukan IPO, tidak hanya di
Indonesia, namun juga di luar negeri. Salah satunya akan ada di semester 1 tahun 2018,” ujar Michael.

Hal ini menarik karena selama ini perusahaan teknologi cenderung mencari dana melalui investor atau VC ketimbang meraup dana publik. Biasanya startup cenderung agresif untuk mencari pertumbuhan dan untuk sementara mengenyampingkan urusan pendapatan dan keuntungan.

Dalam wawancara terdahulu, disebutkan salah satu alasan mereka “berani” untuk IPO adalah akuntabilitas yang lebih transparan dan kesempatan saham yang bisa dinikmati banyak orang, tidak hanya segilintir kalangan.