Platform yang menghadirkan solusi manajemen staf dan tenaga kerja garis depan (frontline) Workmate secara resmi telah diakuisisi oleh PERSOL Asia Pacific.
Dengan akuisisi ini ke depannya Workmate bersama dengan PERSOL ingin mengakselerasi solusi tenaga kerja on-demand di Asia Pasifik. Meskipun telah diakuisisi, namun nantinya Workmate akan menjalankan bisnis secara independen.
PERSOL Asia Pasifik adalah bagian dari PERSOL Holdings, terdaftar di Bursa Efek Tokyo, Prime Market, dan salah satu perusahaan SDM terbesar di Jepang dengan penjualan 1,1 triliun Yen pada FY2021. PERSOL telah secara aktif berinvestasi di perusahaan teknologi SDM yang inovatif di Asia, termasuk Glints.
“Kami sangat senang bergabung dengan PERSOL pada tahap ini dalam perjalanan kami. Kami memiliki visi besar untuk mengubah cara pekerja kerah biru mencari pekerjaan. Menggabungkan teknologi Workmate dengan keahlian PERSOL dan infrastruktur regional menempatkan kami pada posisi yang lebih tinggi untuk bisa mewujudkan visi tersebut,” ujar Founder & CEO Workmate Mathew Ward.
Akuisisi ini akan memungkinkan Workmate untuk mempercepat investasinya ke teknologi dan penjualan serta mempercepat peluncuran mereka ke negara lainnya. Saat ini Workmate telah beroperasi di Thailand dan Indonesia, dan rencananya akan meluncur di Singapura bulan Oktober ini.
“Saya senang menyambut Workmate di PERSOL Group. Kami terkesan dengan nilai yang diberikan platform kepegawaian on-demand all-in-one Workmate kepada kandidat, pekerja, dan pemberi kerja dan sangat antusias untuk bermitra dengan mereka untuk mempercepat inovasi mereka dan memperluas layanan mereka ke pasar lain di Asia,” kata CEO PERSOL Asia Pacific Takayuki Yamazaki.
Hadirkan teknologi terkini
Pada tahun 2025, pasar rekrutmen tenaga kerja informal diprediksi meningkat 2x lipat. Namun, di balik potensi besar ini, metode pencarian tenaga kerja masih berkutat pada cara tradisional, seperti sosialisasi mulut ke mulut.
Secara khusus teknologi yang dihadirkan oleh Workmate adalah mendisrupsi agen kepegawaian tradisional untuk memungkinkan perusahaan dengan cepat mengakses para pekerja berkualitas tinggi yang telah diperiksa sebelumnya untuk pekerjaan kontrak jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam prosesnya platform ini memanfaatkan data yang dimiliki dalam algoritma penilaian kandidat yang didukung AI untuk meningkatkan kualitas pencocokan dan memberikan tingkat kehadiran, retensi pekerja, dan produktivitas yang lebih tinggi.
Didirikan pada tahun 2016, Workmate diluncurkan dengan tujuan untuk membantu bisnis menemukan dan mengelola staf frontline yang andal, dan bagi pekerja untuk mendapatkan pekerjaan yang konsisten di perusahaan terkemuka.
Tahun 2019 lalu perusahaan sebelumnya dikenal dengan Helpster berganti nama menjadi Workmate. Saat ini Workmate mengklaim telah membantu lebih dari 120 ribu pekerja frontline menemukan pekerjaan dan lebih dari 800 perusahaan telah menggunakan layanan dan teknologi dari Workmate.
Terakhir pada tahun 2019 Workmate telah membukukan pendanaan seri A senilai $5,2 juta yang dipimpin oleh Atlas Ventures dengan partisipasi Gobi Partners, Beacon Venture Capital, dan investor sebelumnya.
Di Indonesia sendiri, platform job marketplace yang mengkhususkan untuk pasar blue collar memang berkembang pesat. Baru-baru ini sejumlah startup debut dengan pendanaan awal, seperti Atma, Pintarnya, Lumina, dan beberapa lainnya.