Tag Archives: media partner

BEYOND EXPO 2023 Kembali Digelar, Bahas Healthcare, Sustainability dan ConsumerTech

Pameran inovasi sains dan teknologi internasional BEYOND EXPO 2023 segera digelar pada tanggal 10-12 Mei 2023 di Venetian Macao Convention and Exhibition Center, Macau. Acara tahunan yang sudah digelar sejak 2020 ini, kini mengangkat tema “Technology Redefined.”

Dalam susunan acaranya, upacara pembukaan BEYOND 2023 akan diadakan di Venetian Theater pada 10 Mei dari pukul 08.45 hingga 11.00 waktu setempat. Nantinya akan dihadiri oleh banyak tamu ternama di berbagai sektor, termasuk ilmuwan kelas dunia dan pemimpin industri, yang berkumpul untuk mempromosikan inovasi teknologi.

Mereka semua akan menjelajahi garis depan inovasi teknologi, menginspirasi inovasi teknologi terbaru, dan bersama-sama membayangkan masa depan inovasi teknologi di bawah tema “What’s Next”.

Adapun para tamu yang akan hadir dalam acara pembukaan adalah sebagai berikut:

  1. Jin Liqun, President dan Chairman, Asian Infrastructure Investment Bank
  2. Jian-Wei Pan, Vice President of the China Association for Science and Technology. Ia adalah Profesor Fisika dari Universitas Sains dan Teknologi China, seorang Akademisi Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS), Rekan dari World Academy of Sciences (TWAS).
  3. Andrew Sheng, Chief Consultant with China Banking & Insurance Regulatory Commission, mantan Chairman Hong Kong Securities and Futures Commission, Advisor Kepala Eksekutif HKSAR untuk ekonomi berkualitas & pembangunan berkelanjutan.
  4. Kishore Mahbubani, dari Asia Research Institute (ARI), NUS; mantan Presiden Dewan Keamanan PBB.
  5. Joseph C. Tsai, Co-founder dan Executive Vice Chairman, Pemilik Grup Alibaba, Brooklyn Nets dan New York Liberty.
Jadwal Beyond Expo 2023

Acara yang berlangsung selama tiga hari ini akan berfokus pada tiga sub-topik pameran —sustainability, healthcare, dan consumertech— untuk mempromosikan kolaborasi melalui pameran independen dan konferensi industri.

Ketiga tema ini merupakan sebagian dari beberapa sektor penting yang akan terus memainkan peran signifikan di masa mendatang. Agar tetap relevan dan mengikuti tren terbaru untuk memberikan solusi terbaik bagi konsumen mereka, industri-industri ini harus terus memanfaatkan teknologi terbaru yang tersedia.

Industri healthcare telah lama dikenal sebagai salah satu industri paling penting yang harus mengintegrasikan teknologi untuk mencapai akurasi yang lebih besar dalam mendiagnosis dan mengobati, efisiensi yang lebih tinggi, dan yang terpenting adalah membuat layanan kesehatan lebih mudah diakses oleh semua orang.

Di sisi lain, consumertech mengubah cara kita hidup dan bekerja seiring dengan meningkatnya jumlah individu yang menunjukkan ketergantungan pada inovasi-inovasi seperti membangun rumah pintar, perangkat yang dapat dikenakan, atau bahkan metaverse.

Sustainability juga dengan cepat menjadi perhatian dunia dengan meningkatnya permintaan untuk mengurangi emisi karbon dan mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan. Sebanyak 87% pemimpin bisnis diharapkan bisa meningkatkan investasi menuju level keberlanjutan. Bagi para pengembang teknologi dan pemimpin bisnis yang ingin tetap relevan dan kompetitif, maka fokus bisnisnya harus diarahkan pada pengembangan solusi teknologi berkelanjutan.

Bidik lebih banyak peserta

BEYOND Expo 2023 menargetkan lebih banyak peserta, keragaman industri perusahaan, jumlah peserta pameran, dan pengunjung, bersatu dalam satu venue dengan skala yang lebih besar. Pameran tahun ini, menempati area seluas hampir 100.000 meter persegi di Venetian Macao Convention and Exhibition Center, mengharapkan lebih dari 1.000 peserta pameran dari 500 perusahaan top dunia, perusahaan multinasional besar, perusahaan inovatif unicorn, dan perusahaan rintisan baru dari seluruh dunia.

Perusahaan dan delegasi internasional akan memamerkan teknologi mutakhir dan pencapaian penelitian mereka di stan mereka. Adapun sejumlah perusahaan yang akan berpartisipasi di BEYOND 2023 Expo, di antaranya:

CTM, Pemerintah Daerah Administratif Khusus Macao – Biro Pengembangan Ekonomi dan Teknologi, Macau Pass, Alibaba Cloud, Chinabric, Deloitte, FUJIFILM (China) Investment Co., Ltd., United Family Healthcare, Inc, Huawei, Cowarobot, Inspur, NAM KWONG (GROUP) COMPANY LIMITED, SenseTime, Industrial and Commercial Bank of China ( Macau) Limited, China Civil Engineering Construction Company (Macao) Ltd., Sands China, China State Construction International Holdings Limited, China Civil Engineering Construction Company (Macao) Ltd., China Taiping Insurance Group Limited, China Water Environment Group, Bank of China Cabang Makau.

Selenggarakan empat forum

Selama pameran, BEYOND juga akan menjadi tuan rumah empat konferensi utama: Sustainability Summit, Healthcare Summit, ConsumerTech Summit, dan International Investment Summit.

Forum ini akan mempertemukan para pemimpin global dalam inovasi teknologi, pakar terkenal, wirausahawan, dan perwakilan dari organisasi internasional untuk berdiskusi tentang topik yang sedang berkembang, berbagi tren industri, menampilkan dampak teknologi, mengeksplorasi ide-ide baru, dan membantu mempromosikan pengembangan dan perubahan industri.

Panitia penyelenggara BEYOND juga akan menyiapkan berbagai kegiatan unggulan selama konferensi tiga hari tersebut, termasuk peluncuran produk baru, DEMO DAY, pengalaman berkendara otonom, tur media, dan pesta.

Diharapkan BEYOND dapat menjadi tuan rumah bagi para pencari inovasi dari seluruh dunia untuk mempromosikan pengembangan industri inovasi teknologi di Asia-Pasifik dan global. Pameran ini akan mendorong penelitian dan pengembangan, transformasi dan penerapan teknologi mutakhir dan disruptive.

Disclosure: DailySocial.id adalah media partner dari BEYOND EXPO 2023

Adopsi kripto di Indonesia

Riset: Adopsi Kripto Tumbuh Subur di Indonesia

Adopsi aset kripto di Indonesia diyakini akan terus tumbuh hingga 10 tahun ke depan. Sebuah riset terbaru dari Chainalysis merilis indeks yang mengukur adopsi kripto global di tahun 2022, hasilnya Indonesia berada di urutan ke-20.

Chainalysis menyebutkan dalam Indeks Adopsi Kripto Global 2022, Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang berpenghasilan menengah ke bawah yang memiliki pertumbuhan adopsi kripto yang tinggi. Meskipun, Indonesia kalah dengan Vietnam yang menduduki nomor satu.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) Teguh Kurniawan Harmanda melihat masuknya Indonesia dalam daftar Indeks Adopsi Kripto Global 2022 versi Chainalysis cukup membanggakan. Pasalnya dalam laporan yang sama tahun lalu, Indonesia belum masuk ke posisi 20 negara teratas.

“Laporan ini cukup membuktikan bahwa pertumbuhan aset kripto di Indonesia itu masih terus berjalan dalam hal baik, meski market sedang lesu. Adopsi kripto yang tinggi ini didorong oleh penetrasi teknologi lebih luas dan edukasi investasi yang terus dilakukan, bersamaan regulasi yang aman melindungi konsumen,” kata pria yang akrab disapa manda.

Acara “Web3 Community Meetup 2022” di T-Hub by Tokocrypto Bali pada 26 Agustus 2022 / Tokocrypto.
Acara “Web3 Community Meetup 2022” di T-Hub by Tokocrypto Bali pada 26 Agustus 2022 / Tokocrypto.

Adopsi Web3 dan Blockchain

Menurut Manda adopsi kripto di Indonesia sudah lebih baik dibandingkan tahun lalu, walaupun dalam masa crypto winter. Aspek nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia memang cenderung menurun, khususnya sejak awal tahun 2022.

Misalnya, pada Juni 2022, nilai transaksi kripto tercatat hanya Rp 20 triliun, turun 65,5% turun dibanding periode Juni 2021 sebesar Rp 58,06 triliun. Penurunan disebabkan oleh kondisi situasi makroekonomi dan inflasi yang yang tinggi di beberapa negara.

Manda menjelaskan mungkin saat ini terlihat investor telah menjauh dari aset kripto yang lebih tradisional seperti Bitcoin mengingat berarish market, mereka mulai beralih ke aset yang dibangun dengan project utilitas yang menarik di dunia Web3, metaverse dan unsur teknologi blockchain lainnya yang membuatnya lebih mudah diakses.

“Adopsi di Indonesia didorong oleh aset kripto yang lebih tradisional yang ditawarkan melalui exchange dan platform teknologi keuangan. Namun, di sisi lain, instrumen kripto tradisional kini kurang diminati, saat ini pertumbuhan yang tinggi ada di project kripto berbasis Web3 yang di mana banyak beralih ke aplikasi, seperti NFT dan game,” jelas Manda.

Masyarakat Tertarik Web3

Lebih lanjut, Manda mengungkap perkembangan industri blockchain, khususnya Web3 di Indonesia, kini sudah jauh lebih baik dan dikenal lebih luas oleh masyarakat. Web3 sudah menjelma menjadi sebuah lahan baru yang memiliki potensi pengembangan dan keuntungan lebih besar, karena bicara terkait teknologi masa depan dengan konsep yang hampir sama dengan internet.

Terlepas dari peringkat adopsi, laporan Chainalysis juga menunjukkan meskipun adopsi kripto lebih lambat di tengah bear market, tapi masih lebih tinggi dari periode sebelum bull run pada tahun 2020.

“Kami yakin aset kripto, Web3 dan segala hal lainnya di dunia blockchain akan melihat adopsi yang cukup tinggi dan meluas dalam 10 tahun ke depan. Untuk memacu adopsi, pengalaman pengguna harus ditingkatkan. Keamanan juga penting, misalnya pemain kripto harus berlisensi dan bersertifikat. Kemudian, edukasi tentang manfaat dan kegunaan dari teknologi yang dikembangkan untuk meraih tingkat kepercayaan yang tinggi di masyarakat,” pungkas manda.

Acara “Web3 Community Meetup 2022” yang diselenggarakan di T-Hub by Tokocrypto Bali / Tokocrypto

Potensi Web3 Tingkatkan Ekonomi Digital Indonesia

Potensi teknologi Web3 telah melihat gelombang pertumbuhan yang besar selama dua tahun terakhir. Banyak startup blockchainyang fokus pada pengembangan proyek Web3, NFT, hingga kripto sebagai ide bisnisnya.

Menariknya, pembahasan Web3 menjadi topik utama dalam acara “Web3 Community Meetup 2022” yang diselenggarakan di T-Hub by Tokocrypto Bali. Salah satu yang menjadi pembicara dalam acara yang digelar pada 26 Agustus 2022 lalu itu adalah Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO), Teguh Kurniawan Harmanda.

Menurut pria yang akrab disapa Manda ini, melihat perkembangan Web3 di Indonesia masih relatif baru. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan untuk memaksimalkan potensi dari Web3 untuk pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

“Meskipun permintaan besar, pengembang Web3 kekurangan pasokan talenta. Konsep Web3 masih merupakan ide yang relatif baru dan dikenalkan sejak tahun 2014. Tidak terlalu banyak mata kuliah yang mengajarkan blockchain, apalagi materi tentang konsep di dalamnya. Ini hanyalah salah satu dari sedikit alasan yang mendorong kami untuk membuat ekosistem yang diarahkan untuk pengembangan talenta di Web3,” kata Manda.

Acara "Web3 Community Meetup 2022" di T-Hub by Tokocrypto Bali pada 26 Agustus 2022. Foto: Tokocrypto.
Acara “Web3 Community Meetup 2022” di T-Hub by Tokocrypto Bali pada 26 Agustus 2022. Foto: Tokocrypto.

Manda yakin Web3 bersama teknologi blockchain, kripto, hingga NFT memiliki prospek menciptakan nilai tambah lebih bagi masa depan ekonomi digital Indonesia. Terlebih, Indonesia merupakan negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan potensi valuasi nilai ekonomi digitalnya bisa mencapai Rp 4.531 triliun pada 2030.

“Salah satu langkah pertama dalam pengembangan Web3 adalah membangun ekosistem yang solid dari hulu ke hilir. Dari sisi pengembangan talenta, regulasi hingga menuju ke industri itu sendiri. Saat ini sudah banyak startup lokal yang fokus dalam pengembangan bisnis di Web3 dan blockchain,” jelasnya.

Exchange Kripto Sebagai Gateway Dunia Web3

Meskipun situasi market sedang lesu, potensi industri kripto dan blockchainmasih sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perusahaan besar yang mulai meramaikan industri blockchain, seperti yang dilakukan GoTo yang mengakuisisi salah satu Calon Pedagang Aset Kripto di Indonesia.

Secara terpisah, Manda melihat aksi korporasi tersebut menjadi salah satu bukti yang menunjukkan industri aset kripto di Indonesia, masih akan terus tumbuh dan memiliki peluang untuk pengembangan bisnis, serta membangun ekosistem yang lebih maju ke depannya.

“Saya meyakini ini bukan aksi korporasi terakhir, kita mungkin bisa saja melihat hal yang serupa di masa mendatang, di mana banyak perusahaan atau institusi masuk untuk mengembangkan bisnisnya di industri kripto maupun blockchainExchange kripto ini sebagai gateway atau pintu masuk untuk potensi pemanfaatan ekosistem blockchain, Web3, metaverse, NFT, dan lainnya.” tuturnya.

Ketua Umum ASPAKRINDO, Teguh Kurniawan Harmanda di acara Web3 Community Event, pada Jumat 26 Agustus 2022. Foto: Tokocrypto.
Ketua Umum ASPAKRINDO, Teguh Kurniawan Harmanda di acara Web3 Community Event, pada Jumat 26 Agustus 2022. Foto: Tokocrypto.

Potensi Industri Aset Kripto Indonesia

Industri aset kripto dalam negeri sendiri sejauh ini masih memiliki potensi cukup besar. Bappebti mencatat hingga Juli 2022, jumlah investor aset kripto sudah mencapai lebih 15,57 juta dengan nilai transaksi perdagangan di Indonesia tercatat sebesar Rp 232,4 triliun.

Industri aset kripto ini bisa menjadi tonggak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seperti, membuka lapangan pekerjaan baru, khususnya yang berkaitan dengan teknologi blockchain. Kemudian, sudah banyak masyarakat Indonesia yang terbantu pemulihan ekonominya dengan investasi aset kripto.

Keterbukaan pemerintah juga menjadi momentum baik untuk pertumbuhan industri aset kripto di Indonesia. Indonesia menjadi negara yang memiliki regulasi cukup baik untuk mewadahi transaksi perdagangan kripto yang dianggap sebagai komoditi.

Disclosure: Artikel ini pertama kali dimuat dalam portal news Tokocrypto dengan judul yang sama. Pemuatan ini merupakan bagian dari kolaborasi media partner antara Tokocrypto dan DailySocial.id. Baca artikel aslinya di sini.

Application Information Will Show Up Here

Inilah Juara dari TikTok | FIGHT Campus Legend 2021

Gelaran acara ‘TikTok | FIGHT Campus Legend’ untuk season pertama telah resmi berakhir hari Jumat kemarin. Setelah perjalanan panjang yang diikuti 320 peserta terdaftar, akhirnya berhasil melahirkan juara 1, 2 dan 3.

Sebelum babak final, penyisihan grup diikuti oleh 31 tim yang lolos seleksi. Mereka telah berhasil menyisihkan peserta lain dati total 293 kampus terdaftar. PErtaruang sengit yang berjalan akhirnya menyisakan 4 tim di babak final untuk memperebutkan juara 1, 2 dan 3.

Dalam perebuatan juara, akhirnya tim yang berasal dari Universitas Gunadarma yaitu Gunadarma Tinfor berhasil mengalahkan 3 tim lain dan merebut juara 1 dari turnamen TikTok | FIGHT Campus Legend. Sedangkan Gunadarma Flame berhasil menempati posisi juara 2. Untuk juara 3, perebutan antara UGM Romusha dan Binus ASH akhirnya dimenangkan oleh ASH dari Binus sebagai juara 3.

Babak semi-final atau play off menghadirkan 4 tim yang bertanding, yaitu UGM Romusha vs Gunadarma Tinfor dan Gunadarma Flame vs Binus ASH. Masing-masing pertarungan memakai sistem BO3 (Best of Three) untuk masuk ke babak Grand Final.

Babak Grand Final sendiri akhirnya menampilkan derby Gunadarma, Tinfor vs Flame. Sementara Binus ASH vs UGM Romusha untuk bronze match dimenangkan oleh Binus ASH. Sedangkan untuk perebutan juara 1 dan 2 diperebutkan oleh Gunadarma Tinfor dengan skor 3-0 karena menggunakan sistem Best of 5.

Kemenangan Gunadarma Flame bisa dibilang tidak terduga karena tim ini memperoleh point terendah diantara tim yang lolos group stage. Tapi mereka bisa membuktikan dengan menang telak melawan Binus ASH dengan score 2 – 0 di semi-final.

Sebagai informasi, juara pertama mendapatkan hadiah total 15 juta rupiah, juara kedua 12 juta rupiah dan juara ketiga 10 juta rupiah.

Vita Paulina, Operations and Marketing Management Forest Interactive memberikan komentar atas turnamen ini, “Akhirnya FCL season pertama berakhir dengan baik. Sebagai penyelenggara kami turut bangga dengan antusiasme dan sportifitas seluruh peserta dan penonton yang terlibat menyukseskan kegiatan ini. Tentunya kami bersyukur bahwa FIGHT Esports bisa menjadi medium bagi talenta baru dunia esports tanah air.”

Salah satu peserta, Voker, dari tim Gunadarma Tinfor juga mengatakan bahwa pertandingan antar tim di turnamen ini meneganggkan, “Kesulitan terbesar mungkin lokasi dan kondisi kami. Kami berlatih dan bertanding semuanya secara online dari rumah masing-masing, demi menekan penyebaran covid-19 dan menjaga kesehatan pemain kami. Kesulitan juga kami alami untuk masalah sinyal, terkadang beberapa dari kami kehilangan sinyal ketika sedang berlatih maupun bertanding.”

Sedangkan, Angga Anugrah Putra, Head of Operations, TikTok Indonesia, mengatakan bahwa, “Kami turut senang telah mendukung suksesnya penyelenggaraan ‘TikTok | FIGHT Campus Legend’ 2021. Kompetisi yang disiarkan secara live di TikTok ini juga telah membantu menumbuhkan komunitas gamers dan pecinta e-sport di TikTok, salah satunya melalui interaksi pemain dan penggemar pada periode kompetisi ini. Kami berharap TikTok dapat menjadi platform yang membantu pecinta e-sport menjangkau audiens yang lebih luas, menemukan bakat baru serta tetap terhibur.”

Disclosure: Hybrid.co.id adalah media partner acara ini. 

Lifepal Founder

Strategi Lifepal Difokuskan pada Pemenuhan Kebutuhan Konsumen

Pandemi Covid-19 banyak mengubah pola kehidupan masyarakat yang mulai beralih ke digital. Peluang ini dimanfaatkan beberapa perusahaan asuransi untuk semakin gencar memasuki ekosistem digital.

Meski ekonomi digital Indonesia masih didominasi industri transportasi, travel, e-commerce, dan teknologi finansial (tekfin), insurance technology (insurtech) alias bisnis industri asuransi secara radikal dan positif melalui inovasi teknologi digital sudah mulai banyak penggunanya.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 terhadap 1.418 responden yang telah menggunakan jasa tekfin, pengguna insurtech sebanyak 9,9% atau berada di urutan ketiga setelah tekfin pembayaran (66,6%) dan P2P lending (27,4%).

Marketplace asuransi Lifepal.co.id hadir sebagai insurtech yang memberikan layanan untuk membantu membandingkan, membeli, dan menggunakan produk asuransi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran setiap calon nasabahnya. Adapun produk yang ditawarkan mulai dari asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi kendaraan, asuransi perjalanan, dan sebagainya.

“Kita adalah marketplace asuransi yang mendistribusikan produk asuransi untuk menghubungkan kembali antara asuransi ke konsumen. Kami bermitra dengan 40 brand asuransi. Kami menawarkan banyak produk asuransi secara transparan agar nasabah bisa membandingkan membeli asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi mobil dan lain sebagainya. Semuanya disuguhkan secara transparan, masyarakat tinggal membandingkan sendiri. Mirip ketika orang mencari tiket atau hotel dari traveloka, serupa,” kata Co-founder dan CMO Lifepal Benny Fajarai dalam wawancara bersama DailySocial.id.

Sebagai bagian dari insurtech, Lifepal mendigitalkan manajemen produk asuransi dalam kanal informasi dan perbandingan produk, pemesanan layanan, hingga klaim asuransi.

“Kita seperti marketplace lain yang memanfaatkan teknologi. Dengan teknologi ini, dapat melakukan perbandingan produk, harga, orientasi, dan semua pengalaman untuk membantu konsumen,” ungkap Benny.

Fokus untuk konsumen

Sebagai marketplace asuransi, Lifepal memberikan transparansi pilihan kepada nasabah atau masyarakat yang ingin membeli asuransi. Hal itu dilakukan agar nasabah bisa memberikan persektif yang objektif.

“Posisi marketplace itu kan distributor partner, jadi kita challenge-nya selalu bagaimana berhubungan dengan pelanggan, dan meningkatkan antara pelanggan dan asuransi. Jadi kita perlu memainkan peran dengan objektif serta transparan dan efektif,” jelas Benny.

Dengan tagline ‘Teman Andalanmu’, Lifepal memiliki cara kerja secara objektif agar konsumen bisa memberikan personal perspective yang terbaik.

“Dari perspektif asuransi untuk mengalihkan produk ke orang yang tepat, membimbing audiens untuk mendapatkannya. Dari perspektif pelanggan kita mau bantu mereka dan kasih the best product, very personalize. Personal perspective dari konsumen itu yang penting,” sambungnya.

Dampak Covid-19

Menurut Benny, industri asuransi di Indonesia justru diuntungkan oleh situasi pandemi Covid-19 berkat meningkatnya kesadaran konsumen mengenai risiko hidup dan kesehatan.

“Industri asuransi merupakan salah satu industri yang saat ini sedang berkembang sebagai dampak dari pandemi. Di Q2, Q3, penjualan asuransi jelas lebih kuat. Dampak dari pandemi, produk asuransi benar-benar cepat dijual. Dalam poin ini, masih 3% populasi di Indonesia yang punya asuransi, so worthed buat semakin menaikkan penjualan asuransi di Indonesia,” ungkapnya.

Dengan bantuan perkembangan teknologi di era digital seperti saat ini, masyarakat juga jadi lebih mendapat kemudahan untuk memiliki produk asuransi.

“Sama seperti awalnya ketika kita ingin membeli tiket di agen perjalanan online, banyak dari kita yang bingung dengan transparansi, perilaku pelanggan berubah dari situ. Semakin banyak masyarakat bertransaksi secara online di masa pandemi seperti sekarang.

Lebih lanjut, Benny juga memaparkan, pendistribusian transaksi produk asuransi offline ke online saat ini sangat diharapkan berhubungan dengan 3 bagian. Yaitu:

  1. Pelaku asuransi harus mengubah model produknya. Didistribusikan secara offline ke online.
  2. Transparansi.
  3. Regulator, dari pemerintah harus mengesahkan produk keuangan.

Asuransi Mikro

Saat ini, penjualan produk asuransi sudah mulai menyasar masyarakat ekonomi menengah ke bawah lewat asuransi mikro di luar perlindungan BPJS Kesehatan.

Yaitu, produk asuransi yang diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah alias masyarakat yang penghasilannya tidak lebih dari Rp2,5 juta setiap bulannya.

Asuransi mikro ini dikemas secara sederhana fitur dan proses administrasinya, mudah didapat, dengan harga yang ekonomis serta mampu memberikan penyelesaian pemberian santunan secepat mungkin.

Lantas, apakah Lifepal juga membidik konsumen ekonomi menengah ke bawah lewat asuransi mikro?

“Penetrasi asuransi mikro saat ini populer, mereka memasarkan produk asuransi. Jika melihat total volume industri asuransi, asuransi mikro sangat kecil. Lifepal sendiri kami tidak menargetkan pada asuransi mikro, kami menargetkan audiens menengah untuk produk lengkap,” imbuh alumni Universitas Bina Nusantara.

Artikel ini ditulis oleh Co-Founder dan CMO Lifepal Benny Fajarai, sebagai bagian dari kolaborasi antara DailySocial.id dan Lifepal

Memahami tentang konsep Decentralized Finance

Mengenal DeFi, Tren Blockchain Baru yang Menarik dan Populer

Decentralized Finance atau biasa dikenal dengan sebutan DeFi telah menjadi topik yang hangat dibicarakan di dunia blockchain di seluruh dunia, tidak terkecuali DeFi coin Indonesia. Pada dasarnya, DeFi adalah sebuah sistem yang bertujuan untuk menghadirkan layanan keuangan terbuka dan transparan.

Menariknya, DeFi menawarkan sebuah keunggulan di mana individu dan lembaga dapat memanfaatkan akses yang lebih luas ke aplikasi keuangan tanpa memerlukan perantara pihak ketiga.

Secara umum, DeFi adalah bentuk upaya untuk mendesentralisasi kasus penggunaan keuangan tradisional inti seperti perdagangan, pinjaman, investasi, manajemen kekayaan, pembayaran dan asuransi di blockchain.

Sejatinya, DeFi memberikan kemudahan bagi setiap orang yang sebelumnya belum memiliki akses ke perbankan atau layanan keuangan. Dengan teknologi ini, biaya pun dapat diminimalisir dan setiap orang berpenghasilan rendah juga mendapatkan manfaat dari layanan keuangan yang lebih luas.

Tulang punggung dari semua protokol dan aplikasi DeFi adalah “smart contract”, yaitu aplikasi kecil yang disimpan di buku besar yang dijalankan oleh banyak komputer dalam sebuah jaringan yang didistribusikan.

Keuntungan dari smart contract adalah tingkat keamanannya yang tinggi, di mana teknologi ini menjamin eksekusi deterministik (deterministic execution) dan memungkinkan segala perubahan status yang dihasilkan dapat diverifikasi oleh siapa pun. Smart contract dikenal sangat transparan dan minimnya risiko akan manipulasi dan intervensi.

Terdapat 5 lapisan utama DeFi, yaitu:

1. The settlement layer

Terdiri dari blockchain dan protokol aslinya. Lapisan ini memungkinkan jaringan untuk menyimpan informasi kepemilikan dengan aman dan memastikan setiap perubahan yang terjadi mematuhi aturan yang ditetapkan jaringan.

2. The asset layer

Terdiri dari semua token yang dikeluarkan di atas settlement layer. Lapisan ini mencakup aset protokol asli serta token tambahan apa pun yang didasarkan pada standar token yang didukung blockchain.

3. The protocol layer

Memberikan standar khusus untuk penggunaan seperti pertukaran desentralisasi, pasar utang, derivatif dan manajemen aset on-chain. Standar-standar ini biasanya diimplementasikan sebagai sebuah smart contract dan dapat digunakan oleh setiap pengguna.

4. The application layer

Membuat aplikasi user-oriented yang terhubung ke protokol individu.

5. The aggregation layer

Membuat platform yang berfokus kepada user yang terhubung ke beberapa aplikasi atau protokol. Biasanya disediakan alat untuk membandingkan dan menilai layanan, memungkinkan pengguna dengan mudah menghubungkan beberapa protokol secara bersamaan dan menggabungkan informasi yang relevan dengan jelas dan ringkas.

DeFi memanfaatkan seperangkat alat yang progresif untuk memberikan kontrol kepada pengguna. Fakta bahwa tren DeFi ini menawarkan fungsi ekstra selain mengurangi risiko operasional menjadikan DeFi sebagai pengganti ideal untuk sistem keuangan saat ini.

Lalu, apakah perbedaan antara Decentralized Finance dan Keuangan Tradisional?

Perbedaan Antara DeFi dan Keuangan Tradisional

  • Dalam Decentralized Finance, blockchain berperan utama mengatur segala pengerjaan di sektor keuangan. Sebaliknya, pemerintah publik yang memerlukan hukum dan lembaga keuangan yang teregulasi bertindak sebagai sumber kepercayaan yang mengatur semua kegiatan dalam keuangan tradisional.
  • Decentralized Finance sangat menarik perhatian sejumlah kalangan karena sistemnya yang lebih terbuka dan transparan daripada keuangan tradisional. Siapa pun dapat mengambil bagian dalam membuat layanan dan alat finansial di atas teknologi blockchain.
    Sebaliknya dalam keuangan tradisional, seseorang harus memiliki lisensi dan otorisasi dari pihak yang berwenang atau regulator, sehingga hal ini membatasi inovasi-inovasi dalam sistem keuangan tradisional.
  • Dalam Decentralized Finance, user dapat melakukan transaksi tanpa perantara, sehingga prosesnya akan lebih cepat dan mudah. Hal ini menyebabkan DeFi juga membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan keuangan tradisional

Dari poin-poin di atas, dapat dikatakan bahwa kehadiran DeFi dapat menjembatani kesenjangan yang ada dan memungkinkan industri finansial dapat dinikmati oleh segala kalangan, setiap orang tanpa adanya batasan. DeFi membuka peluang besar bagi para pengguna untuk mengakses beberapa instrumen finansial tanpa adanya batasan-batasan umur, ras, agama, kewarganegaraan hingga masalah geografis.

Setelah mengetahui definisi DeFi dan perbedaannya, nah apa sih kegunaan dan manfaat DeFi itu sendiri?

Kegunaan dan Manfaat DeFi

Terbuka Bagi Siapa Saja

Manfaat yang utama adalah, teknologi DeFi memungkinkan orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki akses pada layanan finansial dapat berpartisipasi dalam ekonomi global.

Berdasarkan data dari World Bank, 1,7 miliar orang di dunia (atau 1 dari 5 orang di dunia) tidak memiliki rekening bank. Artinya, mereka tidak memiliki akses ke rekening bank. Dengan tidak memiliki akses ke layanan finansial, orang-orang tersebut tentu tidak memiliki nilai kredit.

Padahal nilai kredit ini sangat penting dan terkadang dibutuhkan untuk membuka rekening bank atau melakukan pinjaman dana. DeFi memungkinkan orang-orang mengakses berbagai macam layanan keuangan dengan mudah.

Akses ke Bentuk Modal Lain

Di Decentralized Finance (DeFi), tiap orang tidak perlu menerima modal yang dipusatkan oleh pemerintah. DeFi memberikan alternatif pada tiap orang untuk menyimpan asetnya dalam bentuk lain yang stabil. Misalkan, kita tidak harus menyimpan dana dalam bentuk Rupiah, namun bisa dalam bentuk USDT (USD Tether) yang nilainya setara dengan dolar Amerika.

Mudah Diakses

Bukan hanya pengguna DeFi yang dapat merasakan manfaat teknologi ini, namun banyak dari pencipta produk keuangan juga mulai membangun generasi selanjutnya di atas DeFi.

Salah satu manfaat utama dari DeFi adalah bahwa sebagian besar protokol, seperti misalnya Ethereum adalah sebuah open source yang artinya dapat diakses dan digunakan oleh siapa pun, untuk proyek pribadinya.

Siapa pun yang memiliki akses internet bisa membuat DeFi DApps. Sehingga bukan hanya sebagai produk layanan finansial terbuka bagi penggunanya, tetapi juga bagi pemiliknya.

Transparansi Tingkat Tinggi

Di DeFi, segala informasi mudah tersedia dan dapat diakses secara terbuka. Sistem ini percaya bahwa minimnya transparansi dapat mengurangi akuntabilitas dan motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu secara bertanggung jawab.

Meminimalisir Biaya

DeFi dapat mengurangi biaya transaksi karena tidak dibutuhkan perantara dalam setiap layanannya.

Saat ini, DeFi Juga Dapat Digunakan Untuk:

Pemberian Pinjaman

Ini adalah salah satu jenis aplikasi terpopuler dari ekosistem DeFi. Jika dibandingkan dengan sistem kredit tradisional, transaksi pinjam-meminjam dalam DeFi dapat dilakukan secara instan serta ada kemampuan untuk menjamin aset digital tanpa pemeriksaan kredit dan adanya potensi standarisasi di masa depan.

Layanan Moneter Perbankan 

Layanan ini dapat mencakup penerbitan stablecoins, hipotek dan asuransi. Harga aset kripto dinilai dapat bergejolak dengan sangat cepat. Hal ini karena teknologi smart contracts yang dapat meminimalisir waktu dan biaya secara signifikan.

Dengan berbagai manfaat dan kegunaan yang memberikan kemudahan untuk pengguna, kepopuleran DeFi juga semakin meningkat di masyarakat Indonesia. Hal ini pula yang mendorong Tokocrypto, sebagai salah satu exchange dengan pertumbuhan terbesar di Indonesia meluncurkan proyek DeFi lokal pertama di Indonesia yaitu Toko Token (TKO)

Toko Token (TKO) Inisiatif DeFi Pertama di Indonesia

Resmi diluncurkan pada Rabu (31/03/2021), Toko Token (TKO) yang merupakan proyek aset kripto lokal pertama di Indonesia yang memiliki tujuan untuk memberi kemudahan kepada masyarakat yang belum memiliki akses ke fasilitas layanan perbankan. Selain itu, TKO juga menawarkan model token hybrid yang menggabungkan keunggulan dari CeFi dan DeFi dan dibangun di atas Binance Smart Chain.

Selain, pada saat peluncurannya. Kehadiran TKO mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat, dibuktikan dengan melambungnya harga dari TKO pada saat pertama kali listing di Tokocrypto sebesar 3000%.

Gimana? Sudah paham kan tentang DeFi? dengan banyaknya sisi positif yang dibawa oleh DeFi, tidak heran pula kalau sistem blockchain yang satu ini cepat populer ya. Dan untuk Anda yang ingin mendukung dan berpartisipasi dalam proyek lokal DeFi coin Indonesia yang pertama bisa banget lho Anda dapatkan di siniSalam to the Moon!

Disclosure: Artikel ini pertama kali dipublikasikan di kanal Tokocrypto News

e27 Luminaries

e27 Luminaries Tampilkan Daftar Individu di Balik Perkembangan Startup di Asia Tenggara

e27 mengumumkan peluncuran “e27 Luminaries”, yakni sebuah daftar yang menampilkan 56 individu dari ekosistem startup di Asia Tenggara yang berhasil melewati tantangan akibat pandemi Covid-19. Mereka menjadi sosok penting untuk kesuksesan dan pertumbuhan perusahaan masing-masing. Inisiatif ini menyoroti “pahlawan tanpa tanda jasa” di ekosistem startup, individu yang tidak gentar dan berprestasi tinggi dalam mewujudkan visi perusahaan.

Secara spesifik e27 Luminaries menampilkan daftar non-founder yang telah memimpin proyek inovatif, menerapkan ide-ide yang bermanfaat bagi masyarakat, atau membuat pencapaian luar biasa meskipun di tengah situasi yang tidak menguntungkan — dan secara langsung dinominasikan oleh masing-masing perusahaan. Adapun perusahaan yang masuk ke dalam daftar tersebut juga dipilih oleh tim e27 berdasarkan pencapaian luar biasa mereka di salah satu dari lima kategori: Pivot, Pendanaan dan Akuisisi, Kemitraan, Ekspansi, dan Terobosan.

“e27 Luminaries adalah sebuah penghargaan untuk orang-orang yang bekerja di startup, yang berjuang untuk membuat hal-hal yang tidak mungkin terjadi dan bekerja melawan segala rintangan untuk mewujudkan misi-misi di balik startup,” ujar Co-Founder & CEO e27 Mohan Belani.

Lebih lanjut Mohan mengatakan, “Ekosistem teknologi yang berkembang tidak hanya membutuhkan founder visioner dan investor yang bersedia mengiyakan ide-ide gila, tetapi juga sekelompok orang yang berdedikasi kuat untuk menantang pasang-surutnya bekerja di sebuah startup untuk membantu mewujudkan visi dan ide tersebut. Tujuan kami adalah untuk menyoroti individu-individu tersebut dan beberapa pencapaian yang telah mereka buat yang mungkin tidak disadari oleh banyak orang.”

Beberapa sosok penting startup dari Indonesia yang masuk ke daftar tersebut di antaranya: Victor Oloan (Senior Engineering Manager, Finantier), Ade Yuanda Saragih (Country Head Indonesia, GajiGesa), Severan Rault (CTO, Gojek), Andre Widjaja (Chief of Business Development, GudangAda), dan masih banyak lainnya. Untuk daftar selengkapnya dapat dilihat melalui tautan berikut ini: https://e27.co/luminaries-2021/.

Berkat upaya individu-individu ini, perusahaan mereka telah menciptakan lebih dari 13 ribu pekerjaan dan melayani setidaknya 200 juta pelanggan di pasar. Mereka juga menghasilkan valuasi gabungan lebih dari $50 miliar.

Ini adalah satu dari inisiatif yang terus digulirkan e27 untuk mengawal pertumbuhan ekosistem startup digital di regional. Sebelumnya mereka juga meluncurkan Perks, yakni benefit layanan digital yang bisa didapatkan startup untuk mendukung produktivitasnya sehari-hari.

Disclosure: Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan e27

Lebih Dekat dengan Program Akselerator Sembrani Wira dari BRI Ventures

BRI Ventures (BVI) memperkenalkan program akselerator “Sembrani Wira”, bekerja sama dengan Fazz Financial dan didukung Prasetia Dwidharma. Tujuannya untuk membantu founder mempercepat pertumbuhan startupnya, sehingga siap memasuki pasar yang lebih luas secara regional maupun global.

Dalam rangkaian pertamanya, dari ratusan peserta yang mendaftar, telah dipilih 9 startup meliputi GajiGesa, Biteship, MYCL, CookLab, Gredu, Restock.id, Minapoli, Tumbasin, dan Brick.io. Selanjutnya mereka akan mengikuti rangkaian kegiatan selama 8 minggu dibimbing para mentor dan investor dari Indonesia, Singapura, Australia, sampai Amerika Serikat.

Sembrani Wira

Secara filosofis, Wira (वीर) diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti “ksatria”. Itu juga menjadi akar kata dari “wirausaha” atau “wiraswasta”, sesuai dengan DNA seorang founder startup.

“Selama satu dekade terakhir, ekosistem startup Indonesia tumbuh lebih besar, lebih baik, dan lebih berkelanjutan meskipun terjadi krisis di tahun 2020. Sektor teknologi sudah jelas menjadi pemenang meskipun banyak penurunan industri di seluruh dunia. Sekarang founder sudah sangat jauh berbeda, dari tingkat eksekusi ke tingkat pola pikir. Kami sangat optimis bahwa kelompok ini akan menjadi salah satu yang terbaik yang pernah saya tangani dalam karier saya,” ujar CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Dalam wawancara bersama DailySocial, VP Investment & Business Development BRI Ventures Markus Liman Rahardja memaparkan, ada beberapa alasan yang menjadi dorongan kelahiran Sembrani Wira. Pertama, BVI merasa bahwa ini waktu yang tepat untuk “go earlier”. Seperti diketahui saat ini CVC tersebut memiliki beberapa dana kelolaan, untuk growth-stage ke atas dengan main fund yang dimiliki dan untuk early-stage dengan Sembrani Nusantara yang belum lama ini diumumkan.

Lewat program ini, BVI juga memiliki misi untuk melakukan pembinaan dan pengembangan ekosistem lokal untuk generasi startup selanjutnya. “The time is now, pandemi banyak mengakselerasi industri dan sektor baru, sehingga kami melihat banyak startup baru bermunculan dan mereka menarik-menarik [..] Wira itu juga diartikan sebagai ‘perang’, jadi kita ingin mencari ksatria digital baru di Indonesia,” ujar Markus.

Sembrani Wira tidak menargetkan sektor tertentu saja (agnostik), namun ada beberapa kriteria yang menjadi variabel dalam proses seleksinya. Yang paling kentara, mereka mencari startup yang lebih siap secara model bisnis dan produknya — beberapa peserta bahkan sudah mendapatkan pendanaan dari angel investor maupun pemodal ventura.

Fokus program ini adalah untuk memvalidasi lagi model bisnis yang sudah dimiliki, sembari mempertajam produk. Kemudian, ada kesempatan untuk dibantu membuka pangsa pasar lewat jaringan yang dimiliki BRI maupun BVI. Dengan harapan ketika selesai program mereka lebih siap masuk ke pipeline Sembrani Nusantara.

Markus juga menjelaskan, berbeda dengan program akselerator yang model pembelajarannya berupa classroom model, Sembrani Wira lebih banyak menyuguhkan sesi eksklusif untuk mempertemukan founder dengan mentor. Interaksi yang dijalankan lebih banyak fokus ke pengembangan bisnis secara spesifik sesuai kebutuhan masing-masing startup, alih-alih menambah wawasan bisnis secara umum.

Lebih lanjut Nicko menyampaikan, “Salah satu hal penting dalam agenda kami adalah membantu para founder tidak hanya mendapatkan product-market fit, tapi juga go beyond. Jadi kami akan berdiskusi dengan para founder untuk melihat apa tujuan mereka dan membantu mereka untuk menarik kembali apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.”

“Ekosistem startup di setiap negara memiliki pola pikir yang disebut Paying It Forward. Hal ini terlihat ketika Google, Facebook, Amazon, Alibaba, dan lainnya percaya pada ekosistem tempat mereka tumbuh dan berinvestasi ulang untuk mendorong inovasi yang berasal dari para pendiri baru,” imbuh Nicko.

BRI Ventures juga bekerja sama dengan DailySocial sebagai media partner dan penyedia platform akselerator. Selain itu, peserta juga akan mendapatkan bantuan layanan hukum melalui KontrakHukum, kredit AWS, dan manfaat menarik lainnya yang dapat membantu mereka mengembangkan bisnisnya ke tahap yang lebih baik.

Perkembangan Industri Vaksin di Tiongkok

Laporan KrASIA: Perkembangan Industri Vaksin di Tiongkok

Dengan berbagai kekacauan yang disebabkan karena Covid-19, harapan baru mulai muncul dengan mulai didistribusikannya vaksin ke berbagai negara, termasuk di Indonesia. Sejauh ini beberapa negara sudah meneliti dan mengambangkan vaksin yang didistribusikan tersebut, salah satunya Tiongkok dengan produknya seperti Sinovac dan Sinopharm.

Untuk memberikan gambaran tentang kondisi industri vaksin di Tiongkok, KrASIA merilis sebuah laporan bertajuk “The Vaccine Industry”. Di dalamnya berisi lima bahasan utama, sebagai berikut:

  • Pasokan dan permintaan industri vaksin.
  • Kesenjangan antara pengembangan industri vaksin di Tiongkok dan seluruh dunia.
  • Tantangan di Tiongkok.
  • Startup vaksin yang muncul dan sub-vertikal yang menjanjikan di Tiongkok pasca-pandemi.
  • Prospek makro untuk tren yang membentuk masa depan bisnis vaksin global.

Hasil riset ini menjadi menarik untuk disimak, karena berdasarkan tren yang ditangkap, industri vaksin di Tiongkok akan melalui periode perkembangan pesat dalam waktu dekat. Ada beberapa faktor yang mendukung, di antaranya kebijakan domestik dan investasi.

Untuk ulasan selengkapnya, unduh laporannya melalui tautan berikut ini: The Vaccine Industry in China.

Disclosure: KrASIA bekerja sama dengan DS/innovate untuk mendistribusikan laporan ini.

Layanan HRIS CATAPA

Mengulas Tren Teknologi Sistem Manajemen SDM Bersama CATAPA

Peran teknologi untuk mendemokratisasi proses bisnis perusahaan kian meluas, tak terkecuali dalam divisi sumber daya manusia (SDM). Sejatinya, produk teknologi untuk sistem informasi SDM (Human Resources Management System – HRIS) sudah banyak dijajakan di pasaran, khususnya dari vendor luar negeri. Namun karena keterbatasan yang ada, baik dari sisi fitur maupun tahapan implementasinya, masih banyak aktivitas SDM perkantoran yang dikerjakan secara manual. Contohnya pengajuan cuti dengan formulir kertas, proses screening kandidat, sampai penggajian yang ditransfer manual.

Di samping itu, kultur di setiap negara bisa jadi berbeda, sehingga sangat penting bagi pengembang sistem untuk memahami kebutuhan dan pengalaman pengguna yang diharapkan. Ini menjadi peluang bagi startup lokal untuk berinovasi dengan pemahaman yang dimiliki. Berbentuk Software as a Services (SaaS), sudah ada beberapa produk HRIS yang dikembangkan oleh pemain lokal, salah satunya CATAPA. Startup yang dinakhodai oleh Stefanie Suanita (Founder & CEO) ini terbilang cukup gesit dalam melakukan pengembangan produk; di masa pandemi lalu, mereka meluncurkan beberapa fitur untuk penyesuaian.

Salah satunya CATAPA Safe, yakni sebuah aplikasi yang berfungsi mengidentifikasi jarak antar karyawan selama berada di area kerja. Dirilis sejak April 2020, layanan ini memiliki tiga tujuan utama, yakni melakukan Track, Trace, dan Isolate. Apabila ada karyawan yang positif Covid-19, perusahaan dapat melacak siapa yang pernah melakukan kontak dengan karyawan bersangkutan selama 14 hari ke belakang untuk segera diisolasi.

CATAPA Safe

Selain itu, untuk mendukung kegiatan work from home atau remote working, dirilis juga CATAPA Contactless Attendance. Aplikasi presensi yang memungkinkan tim SDM mendeteksi keabsahan mereka dengan melihat foto sampai lokasi bekerjanya.

CATAPA Contacless Attendance

DailySocial berkesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Stefanie, membincangkan isu-isu dalam kebutuhan SDM perusahaan dan tren teknologi yang akan mentransformasi HRIS di Indonesia.

Permasalahan dalam sistem SDM tradisional

Menurut Stefanie, ada beberapa urgensi yang membuat perusahaan mulai mempertimbangkan layanan digital untuk menunjang HRIS. Pertama, dari sistem yang sudah ada masih banyak aspek yang dikerjakan manual, seperti yang disebutkan di awal tadi.

“Banyak perusahaan yang masih pakai Excel untuk pengajuan cuti, isunya akan terjadi single point of failure. Berkas dan knowledge-nya hanya tersimpan di laptop satu orang tim HR saja. Akan terjadi permasalahan jika orang tersebut sakit atau bahkan keluar dari kantor,” kata Stefaine.

Ia melanjutkan, “Belum lagi kalau menyangkut urusan payroll. Mungkin untuk karyawan yang gaji bulanannya tergolong besar, transferan telat beberapa jam tidak terlalu berdampak. Tapi ada beberapa karyawan dengan gaji pas-pasan yang sangat bergantung dengan pemasukan tersebut. Delay satu-dua jam menjadi sangat berpengaruh bagi mereka.”

Kedua, layanan HRIS canggih yang ada biasanya cenderung mahal. Terlebih lagi yang dari vendor internasional, banyak yang belum memberikan dukungan penuh dengan kultur kerja di sini – misalnya sistem payroll yang disesuaikan beleid perpajakan di Indonesia, atau terintegrasi dengan sistem pembayaran di Indonesia. Kemudian yang ketiga terkait dukungan penggunaan; banyak perusahaan yang bilang ke Stefanie berpindah ke layanan HRIS lokal karena menginginkan dukungan penggunaan yang lebih cepat.

Sebagai SaaS, CATAPA mengenakan biaya berlangganan per karyawan dengan biaya sekitar 12 ribuan. Stefanie mengklaim, dengan transformasi digital di ranah sistem SDM dapat menghemat biaya sampai 120 juta Rupiah per tahun dan penghematan waktu hingga 12 ribu menit. Karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk pengadaan infrastruktur dan pekerja tambahan.

Tren teknologi HRIS

Spesifik untuk penunjang HRIS, Stefanie mengungkapkan ada tiga teknologi yang akan membentuk tren di 2021. Pertama, penggunaan cloud-based HRIS yang makin masif. Menurut Gartner Report, 55% revenue HRIS datangnya dari solusi berbasis cloud. Mengindikasikan peminat yang semakin besar.

“Kalau dulu, banyak yang maunya sistem HRIS di-host di server lokal karena khawatir akan keamanan data. Tapi sekarang paradigmanya sudah mulai berubah. Layanan cloud HRIS CATAPA bahkan menawarkan sistem keamanan military grade. Dengan cloud, perusahaan bisa scale lebih cepat dengan biaya terjangkau tanpa harus berinvestasi besar di server dan engineer,” ujar Stefanie.

Tren selanjutnya adalah terkait Employee Wellness System, yakni serangkaian program atau aktivitas untuk mendukung lingkungan kerja sehat. Contohnya ada kebutuhan tim SDM melakukan survei harian, untuk memantau kondisi kesehatan dan tingkat kebahagiaan karyawan untuk menjaga produktivitasnya. Bahkan di saat-saat sekarang ini, catatan suhu tubuh harian juga menjadi salah satu yang diupayakan untuk memantau para karyawan.

“Sepanjang pandemi ini, produk CATAPA Safe banyak diminati. Layanan ini memang dikembangkan salah satunya untuk menunjang lingkungan kerja yang lebih sehat di tengah pandemi,” imbuhnya.

CATAPA Chatbot

Kemudian tren teknologi terakhir adalah HRIS yang memberdayakan kecerdasan buatan. Fitur-fitur seperti chatbot, facial recognition, hingga optical character recognition akan makin masif diimplementasikan ke dalam sistem.

“Misalnya kami di CATAPA menerapkan OCR untuk menghadirkan fitur resume parser, membantu tim HR melakukan seleksi kandidat secara cepat. Resume atau CV yang masuk tidak perlu dibaca satu per satu, langsung dapat diseleksi sesuai kriteria. Teknologi tersebut juga bisa digunakan untuk mempermudah proses reimbursement dengan men-scan kuitansi belanja yang hendak dilaporkan,” jelas Stefanie.

Perkembangan bisnis CATAPA

Sejauh ini, CATAPA telah melayani lebih dari 30 ribu pengguna, tersebar di seluruh Indonesia. Stefanie bercerita, pandemi ini mendorong digitalisasi di berbagai kota, sehingga turut mendatangkan banyak klien baru perusahaan-perusahaan di luar Jawa. Pihaknya juga masih terus fokus mengembangkan use case sembari melakukan edukasi terkait inovasi-inovasi teknologi dalam sistem HR.

“Ketika berhadapan dengan orang HR, akan lebih relevan bicaranya tentang use case, menempatkan layanan kita di sisi mereka dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Misalnya chatbot, alih-alih menjelaskan kecanggihan teknologinya, kita lebih senang menerangkan fungsionalitasnya yang dapat membantu HR menjawab inquiry dari karyawan untuk pertanyaan umum seperti sisa cuti, aturan baru, saldo BPJS dll,” kata Stefanie.

Tim pengembang CATAPA / CATAPA
Tim pengembang CATAPA / CATAPA

Selain layanan siap pakai yang bisa digunakan HR secara instan, CATAPA juga memiliki stack teknologi yang direpresentasikan dalam Application Programming Interface (API). Salah satu misi utamanya untuk membentuk ekosistem di platform CATAPA.

“API juga memungkinkan layanan CATAPA untuk terintegrasi dengan HRIS yang sudah ada, termasuk terintegrasi dengan mitra penyedia HRIS lainnya, misalnya sistem ERP internasional,” imbuhnya.

Ia juga menceritakan, bahwa pelanggan CATAPA bisa memilih layanan yang dibutuhkan saja, tidak harus menggunakan sistem secara keseluruhan. Hal ini bisa memungkinkan proses transisi dilakukan secara bertahap dan parsial. “Misalnya ada sebuah Bank yang hanya ingin menggunakan chatbot kita untuk melayani karyawannya secara efisien, itu juga bisa dilakukan. Ada juga saat awal Covid-19 kemarin perusahaan yang hanya ingin memakai layanan CATAPA Safe saja.”

Tahun 2021, CATAPA masih akan memfokuskan pada pertumbuhan bisnis, dengan menjaring lebih banyak perusahaan untuk menggunakan layanannya. Portofolio GDP Venture tersebut juga mengatakan masih akan fokus memperluas kemitraan dengan rekanan strategis, alih-alih melakukan penggalangan dana. “Untuk fundraising no, but yes for mutual partnership. Kita masih ingin memperkuat ekosistem fitur di CATAPA,” tutup Stefanie.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini merupakan hasil bentuk kerja sama antara DailySocial dan CATAPA

Gambar Header: Depositphotos.com