Tag Archives: Mekari

Mekari Conference

Mekari Dorong Resiliensi Pelaku UMKM di Tengah Gejolak Ekonomi

Ajang tahunan Mekari Conference 2022 kembali digelar oleh startup pengembang SaaS untuk bisnis Mekari. Misinya kali ini adalah mengajak para pelaku UMKM di Indonesia untuk tetap resilient di tengah berbagai gejolak ekonomi yang baru.

Mekari Conference berupaya memfasilitasi para pemilik usaha yang ingin mentransformasi bisnisnya dengan menghubungkan mereka ke pelaku teknologi, investor, pakar keuangan dan HRD, hingga sektor pemerintahan.

“Untuk tetap resilient di situasi saat ini, penting bagi UMKM melakukan digital upskilling sehingga mereka tahu cara beradaptasi secara digital. Hal ini juga termasuk bagi UMKM di segmen unbanked untuk mempertimbangkan [adopsi] solusi fintech,” tutur COO Mekari Anthony Kosasih ditemui pada jumpa pers Mekari Conference, Kamis (11/8).

Saat ini, Mekari menawarkan solusi all-in-one di bawah brand Qontak (sales & support), Talenta (HR), Flex (HR), Jurnal (finance), dan Klikpajak (tax). Pihaknya mengklaim telah melayani lebih dari 600 ribu pengguna dan 35.000 bisnis di lebih dari 20 kota di Indonesia.

SMB Pulse Index

Pada ajang ini, Mekari sekaligus memaparkan risetnya bertajuk “SMB Pulse Index” yang menyoroti tiga tren terkait peran teknologi memperkuat resiliensi UMKM dalam menjaga pertumbuhan bisnis di masa pandemi.

Pertama, sebanyak 73% responden dari UMKM yang sudah go digital mengaku bisnisnya bertumbuh saat puncak pandemi di sepanjang 2021. Pergeseran perilaku belanja ke omnichannel atau online juga disebut telah membantu UMKM B2X yang sudah go digital kembali ke titik pertumbuhan positif.

Tren kedua, survei menunjukkan bahwa UMKM yang memakai solusi digital terintegrasi mencatat pertumbuhan 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan UMKM yang hanya menggunakan satu solusi saja.

SMB Pulse Index / Sumber: Mekari

Selain itu, UMKM yang menggunakan berbagai solusi digital (multi-tech adopter) di segmen B2B merekam pertumbuhan 1,54 kali dibandingkan UMKM B2B yang hanya memakai satu solusi saja (single-tech adopter). Di segmen B2C, UMKM multi-tech adopter mencatat pertumbuhan 1,51 kali dibandingkan UMKM single-tech adopter di segmen serupa.

Adapun, tren ketiga menunjukkan bahwa UMKM kini mengadopsi solusi cloud yang dinilai agile dan scalable pada platform di mana solusi-solusi ini dapat berjalan alias menjadi ekosistem digital terpadu.

Ekspansi fintech

Ditanya lebih lanjut mengenai ekspansi Mekari ke layanan fintech, Anthony mengungkap bahwa pihaknya kini tengah menyiapkan produk pinjaman usaha (merchant financing). Pihaknya masih berdiskusi dengan mitra penyalur pinjaman, baik dari bank dan non-bank) untuk memberikan merchant financing.

Sebagai informasi, sebelumnya Mekari sudah masuk ke layanan fintech lewat Mekari Flex yang merupakan platform Earned Wage Access (EWA).

“[Produk fintech yang disiapkan] bukan lending yang terkait dengan consumer. Kalau untuk merchant, saat ini masih in the works. Contoh [use case] adalah working capital atau supply chain financing. Di Jurnal, akan ada semacam add-ons, atau bisa jadi produk baru,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan DailySocial.id, layanan pinjaman usaha yang dimaksud, telah diperkenalkan melalui brand Mekari Capital. Namun, tampaknya Mekari Capital belum diluncurkan secara resmi. Dari sumber yang kami himpun, Mekari Capital menawarkan pinjaman bisnis dengan persetujuan dalam 1 hari setelah data tervalidasi. Limit yang ditawarkan berkisar Rp100 juta-Rp1 miliar dengan tenor 1-12 bulan.

“Realisasi akan bertahap karena kami harus berdiskusi dengan bank atau lembaga non-bank. Bagaimana caranya make it available secara mudah. Pengguna Mekari sudah submit data ke platform, tinggal bagaimana kami olah data dan mereka bisa apply secara seamless.” Tutupnya.

Disclosure: DailySocial.id merupakan media partner Mekari Conference 2022

Pendanaan Mekari

Mekari Umumkan Pendanaan 720 Miliar Rupiah, Siap Merambah ke Bisnis Fintech

Startup pengembang SaaS untuk bisnis Mekari mengumumkan telah mendapatkan pendanaan lanjutan senilai $50 juta atau setara 720 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin Money Forward Inc, yang merupakan perusahaan penyedia SaaS aplikasi perencanaan keuangan dan akuntansi terbesar asal Jepang. Sejumlah investor terdahulu turut terlibat, kendati tidak dirinci detailnya.

Sebelumnya Mekari telah membukukan putaran pendanaan dari beberapa investor, di antaranya East Ventures, Beenext, Mandiri Capital, Alto Partners, dan Prasetia.

Co-Founder & CEO Mekari Suwandi Soh mengatakan, pihaknya akan mengalokasikan kucuran dana ini untuk berekspansi ke layanan fintech agar dapat mendukung proses transformasi digital para kliennya, terutama di skala UMKM. Belum lama ini Mekari sebenarnya juga sudah mulai masuk ke layanan fintech B2B melalui produk Mekari Flex, yakni dengan meluncurkan platform EWA untuk pencairan gaji lebih awal bagi para pegawai kantoran.

Sejalan dengan itu, Mekari juga ingin meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM, terutama tim produk dan engineering, yang akan menjadi ujung tombak dari perancangan dan pembuatan solusi-solusi inovatif bagi penggunanya.

“Saat pasar sedang memasuki tahap pemulihan ekonomi, transformasi digital sangat penting karena memberikan perusahaan, terutama UMKM, agility yang mereka butuhkan untuk berkembang. Oleh karena itu, fokus utama Mekari adalah untuk mendukung klien kami dalam perjalanan transformasi mereka dengan terus memberikan solusi teknologi yang andal dan inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka,” ungkap Suwandi.

Potensi SaaS bisnis di Indonesia

Sektor bisnis SaaS sedang berkembang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurut riset dari Boston Consulting Group, nilai pasar SaaS di diperkirakan akan meningkat sebesar 25% CAGR dan mencapai $800 juta pada tahun 2023. Sejalan dengan perkembangan ini, Mekari juga telah mencatat pertumbuhan sebesar 11 kali lipat selama 4 tahun terakhir.

Saat ini, Mekari memiliki lebih dari 35 ribu klien dan lebih dari 800 ribu pengguna aktif dengan mayoritas pengguna UMKM. Beberapa brand yang berada di bawah naungan Mekari adalah Talenta, Jurnal, Qontak, Klikpajak, dan Flex; menyediakan solusi teknologi bisnis seperti tools untuk pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penggajian, billing dan akuntansi, Customer Relationship Management (CRM), hingga perpajakan.

“Kami juga fokus mengembangkan berbagai layanan finansial kontekstual untuk membantu perusahaan menyelesaikan berbagai kebutuhan dan tantangan finansial yang unik. Layanan keuangan merupakan faktor pendukung utama dalam meningkatkan akses finansial bagi seluruh pengguna dalam ekosistem Mekari. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah perluasan akses terhadap layanan keuangan yang terjangkau dan praktis bagi pelanggan kami,” tambah Suwandi.

Application Information Will Show Up Here
Mekari Flex EWA

Mekari Flex Hadirkan Fitur “Earned Wage Access”, Mudahkan Pencairan Gaji Lebih Awal

Sesuai dengan komitmennya untuk mendukung kesejahteraan karyawan secara holistik, pengembang layanan SaaS untuk bisnis Mekari menghadirkan fitur Earned Wage Access (EWA) yang memungkinkan pegawai untuk mencairkan gajinya lebih awal melalui produk Mekari Flex.

Diluncurkan tahun 2020 lalu, Mekari Flex merupakan platform digital yang terintegrasi dengan Human Resources Information System (HRIS), memungkinkan berbagai jenis perusahaan mengelola benefit karyawan yang lebih fleksibel tanpa mengeluarkan biaya yang besar.

Melalui fitur EWA, pegawai dari perusahaan yang menggunakan teknologi dari Mekari bisa melakukan pencairan gaji sebelum periode payroll. Pegawai juga bisa mengatur finansialnya dengan lebih fleksibel, tanpa dikenai bunga dan prosedur yang rumit. Nantinya gaji yang diakses lebih awal, akan dipotong dari gaji di bulan yang sedang berjalan, sehingga perusahaan tidak perlu mengalokasikan budget khusus.

Proses pencairan EWA pun mudah, yakni melalui aplikasi Mekari Flex yang tersedia untuk iOS dan Android. Pegawai dapat mengajukan pencairan gaji sewaktu-waktu secara mandiri tanpa membebani tim HR. Proses pengiriman dana pun hanya memakan waktu hitungan menit. Selain itu, pegawai juga dapat menggunakan porsi EWA-nya untuk membayar pulsa, paket data, tagihan listrik, dsb., langsung dari aplikasi Mekari Flex.

“Menawarkan berbagai manfaat tanpa biaya tambahan apa pun, Earned Wage Access dari Mekari Flex adalah solusi digital bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kesejahteraan, produktivitas, serta loyalitas pegawai,” kata Direktur Layanan Finansial Mekari Jansen Jumino.

Melalui fitur baru ini, Mekari berharap tidak hanya membantu perusahaan klien untuk meningkatkan motivasi dan menjauhkan karyawan dari stres, namun juga menunjang pemenuhan kebutuhan darurat mereka tanpa membebani arus kas perusahaan. Dengan melakukan pencairan gaji sebelum periode payroll, pegawai bisa mengatur finansialnya dengan lebih fleksibel, tanpa dikenai bunga dan prosedur yang rumit.

“Sebagai SaaS yang menjembatani perusahaan dan karyawan, fitur EWA dari Mekari menjadi solusi win-win yang diharapkan memberikan fleksibilitas untuk kedua belah pihak,” kata Jansen.

Pertumbuhan bisnis Mekari

Dalam waktu 12 bulan terakhir, Mekari mengklaim telah mencatatkan peningkatan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar 12x lipat. Jumlah pengguna yang bertransaksi aktif mencapai angka puluhan ribu, dengan total transaksi sejumlah ratusan ribu. Melalui sistem serba otomatis, Mekari mengklaim mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas berbagai aspek perusahaan, seperti sumber daya manusia, akuntansi, pajak, tunjangan karyawan, komunikasi internal, dan hubungan pelanggan.

Ked epannya, Mekari berkomitmen untuk terus mendukung kesejahteraan karyawan secara holistik – mulai dari kesehatan fisik, mental hingga keuangan – dengan platform benefit yang fleksibel dan fitur yang komprehensif serta sesuai dengan kebutuhan karyawan.

Selama pandemi Mekari juga mencatatkan pertumbuhan yang positif. Mekari mencatat, pengguna dengan jumlah karyawan di atas 500 orang tumbuh signifikan. Mereka menggunakan produk cloud HR yang sangat membantu saat adaptasi dengan situasi Covid-19 dan compliance dengan aturan-aturan baru seperti PPh 21 yang ditanggung pemerintah (DTP).

Tercatat dalam waktu 3 tahun terakhir Mekari telah mengakuisisi penuh tiga startup SaaS, yakni Talenta, Jurnal, dan KlikPajak pada April 2019. Lalu masing-masing layanan dikonsolidasikan ke dalam satu platform, menjadikan Mekari dapat menggaet target pengguna dari berbagai skala usaha.

Konsep EWA di Indonesia

Ada yang mengartikan kepanjangan EWA sebagai early wage access. Ada juga yang memakai istilah lainnya seperti, on-demand payinstant paydaily pay benefit, atau earned income access. Tapi seluruh nama tersebut merujuk pada solusi yang melakukan hal dasar yang sama: membantu karyawan mengakses upah yang telah mereka peroleh sebelum hari gajian tiba.

Survei global yang diselenggarakan PwC pada 2019 menemukan bahwa sebanyak 67% pekerja melaporkan berjuang pada tekanan finansial, yang berarti lebih dari dua pertiga populasi pekerja rentan terhadap migrain, depresi, dan kecemasan. Banyak penelitian menyoroti efek stres keuangan karyawan terhadap kinerja bisnis.

Sementara banyak pemberi kerja memberikan pinjaman karyawan (seperti kasbon), sebenarnya mereka hanya mengunci arus kas yang berharga dan belum dapat memberikan fleksibilitas dan solusi instan kepada karyawan. Misalnya, golongan pekerja kelas bawah yang harus berjuang dengan pendapatan atau pengeluaran yang tidak stabil karena berbagai alasan, termasuk tagihan yang tidak terduga atau meningkat dan jam kerja yang berfluktuasi.

Untuk para pemberi kerja, program EWA memungkinkan karyawan mengakses sebagian dari gaji mereka lebih awal dapat membantu mereka menyelaraskan waktu pendapatan mereka dengan pengeluaran yang diharapkan atau tidak terduga untuk menghindari biaya keterlambatan atau penalti.

Diterimanya konsep EWA di negara maju, menginspirasi perusahaan fintech dari negara berkembang untuk turut hadir. Sebab, umumnya di negara berkembang, di mana pekerja berupah rendah sering beralih ke pinjaman cepat dengan bunga tinggi untuk menjaga pengeluaran mendadaknya sebelum hari gajian tiba. Selain Mekari, beberapa layanan telah menawarkan solusi sejenis termasuk GajiGesa, wagely, Gigacover, dan GajiKoin yang diusung KoinWorks.

Application Information Will Show Up Here
Bhinneka SaaS B2B UMKM

Bhinneka Tambah Portofolio Produk dan Layanan B2B untuk Segmen UMKM

Platform e-commerce Bhinneka mengumumkan kolaborasi terbarunya dengan sejumlah mitra enabler untuk memperkuat portofolio produk dan layanan bagi segmen UMKM. Di antaranya adalah Mekari, Payrollbozz, Omegasoft, dan Krishand Software.

Dalam keterangan resminya, Chief of Commercial and Omnichannel Vensia Tjhin mengatakan bahwa ia menilai pelaku UMKM umumnya masih memanfaatkan sejumlah kegiatan bisnis secara manual, ambil contoh pencatatan keuangan dan pengelolaan data. Dengan shifting ke digital, pelaku UMKM dapat mengalokasikan waktu dan tenaga untuk aspek produktif lainnya.

Menurutnya, usaha perorangan pasti akan berkembang menjadi menjadi badan usaha yang akan menyerap tenaga kerja baru. Namun, sejalan dengan hal tersebut, pengembangan bisnis UMKM akan memunculkan tantangan baru, terutama terkait pengembangan tata kelola usaha.

Di samping itu, umumnya penghujung tahun menjadi momentum yang tepat bagi pelaku UMKM untuk mengevaluasi dan merencanakan bisnis di tahun depan. Maka itu, penambahan produk dan layanan ini diharapkan dapat mendorong pelaku bisnis untuk mulai bertransformasi digital sehingga mereka dapat menaikkan skala dan kapasitas bisnisnya.

“Penambahan mitra pemampu ini dapat mendorong pelaku bisnis untuk menikmati manfaat optimal dari platform Bhinneka sebagai one-stop-solution center,” ungkap Vensia.

Pada kerja sama ini, Mekari menawarkan sejumlah solusi pengelolaan biaya, pengeluaran, data transaksi pelanggan, pemasok dengan harga Rp199 ribu per bulan. Solusi-solusi tersebut akan menghasilkan sebuah laporan yang dapat membantu pelaku bisnis menyusun dan membuat keputusan strategis.

Kemudian, Payrollbozz menyediakan solusi penggajian (payroll), Krishand Software melayani aspek perpajakan (PPh21, PPN, dll), eFaktur, pengelolaan stok, dan invoice, serta Omegasoft yang menawarkan sistem pengelolaan pembayaran transaksi atau Point of Sales System (POS).

“Untuk itu, dukungan bagi UMKM diperlukan untuk mendorong mereka berinovasi, mempercepat transformasi digital, dan meningkatkan kapasitas produksi,” tambahnya.

Transformasi digital UMKM

Mengacu data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, UMKM termasuk dalam skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), di mana Pemerintah mengalokasikan anggoran PEN untuk UMKM sebesar RP161,2 triliun atau 21% dari total anggaran.

Ini menunjukkan bagaimana UMKM menjadi salah satu pondasi kuat perekonomian di Indonesia. Untuk membantu memulihkan ini, Pemerintah berupaya mendorong UMKM untuk go digital seiring dengan perubahan perilaku konsumsi dari offline ke online sejak pandemi Covid-19 di 2020.

Sejumlah startup SaaS di Tanah Air juga agresif mendorong pengembangan produk untuk mengakomodasi kebutuhan transformasi digital UMKM ini. Salah satunya adalah layanan POS yang dinilai dapat membantu pelaku bisnis untuk memudahkan proses pembukuan.

Dalam wawancaranya kepada DailySocial beberapa waktu lalu, CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro mengungkap bahwa POS menjadi titik mula dari berbagai kebutuhan solusi bisnis UMKM yang bakal muncul dan patut mendapat perhatian.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah UMKM di Indonesia telah mencapai 64 juta. Namun, baru sekitar 14 juta atau 22% yang menggunakan platform e-commerce per Agustus 2021.

Application Information Will Show Up Here
Co-Founder & CEO Mekari Suwandi Soh dalam sesi DSLaunchpad ULTRA

Cerita Proses Validasi Pasar Mekari, Mulai dari Sleekr hingga Keputusan Konsolidasi

Di tengah pasar yang kompetitif dan serba tidak pasti, pengusaha dituntut untuk sangat berhati-hati dengan langkah-langkah yang diambil untuk memulai sebuah bisnis. Sebelum berbicara mengenai sustainability atau status “unicorn”, seorang founder harus bisa lebih dulu memvalidasi ide startup mereka.

Terkait hal tersebut Co-Founder & CEO Mekari Suwandi Soh berbagi banyak dalam sesi webinar DSLaunchpad ULTRA pekan lalu.

Dalam perjalanan kariernya, ia sempat menjajal banyak bidang seperti quality assurance, consulting productivity, dan business process improvement. Sebelum pada tahun 2014, ia mulai melihat peluang untuk bisnis software dalam membantu meningkatkan kinerja sumber daya manusia atau human resources (HR) pada perusahaan. Mimpi awalnya adalah untuk mendigitalkan semua proses manual dan repetitif dalam lingkup HR. Ia ingin mengembangkan solusi teknologi untuk mengubah cara kerja HR yang dinilai masih sangat konvensional.

Berawal dari proyek akhir pekan, Sleekr solusi HR berbasis cloud yang awalnya hanya digunakan untuk internal perusahaan, resmi diluncurkan untuk publik di tahun 2015. Selama beroperasi beberapa tahun, platform tersebut berhasil mencapai sejumlah milestone hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan konsolidasi dengan beberapa startup yang kini dikenal dengan Mekari.

Fokus pada area kompetensi

Ketika pertama kali melihat peluang dalam industri HR, ada banyak sekali masalah yang bisa diangkat, seperti manajemen kinerja, pelatihan karyawan, gaji, dan sebagainya. Pada saat itu, Suwandi yang masih bekerja full-time di perusahaan sebelumnya merasa tidak bisa mencakup semuanya dalam satu waktu. Maka dari itu, ia memutuskan untuk mengangkat masalah yang paling sering ditemukan dan sesuai dengan kompetensi timnya. Dalam hal ini adalah employee database dan time-off.

“Agak berbeda dengan B2B software, kita tidak bisa melakukan bare minimum. Masalah dalam ranah HR ada banyak, maka dari itu, dalam mengembangkan software ini kita cari masalah yang paling bisa kita build, yaitu employee database, dan yang umum ditemui di semua perusahaan adalah time-off. Setelah itu baru expand,” ujar Suwandi

Karena Sleekr saat itu adalah proyek akhir pekan dan masih bootstrapping, Suwandi sendiri mengaku ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa sampai pada product/market fit. Dengan jaringan investor, ia belajar menyusun pitch deck dan mulai membuat konsep produk. Setelah mencapai traksi yang signifikan dan diterima pasar, baru ia mulai fokus. Dalam validasi pasar, traksi bisa berupa adopsi fitur dan kemauan membayar atau willingness to pay.

Di masa awal pengembangan produk, Suwandi mengaku ingin lebih dulu menyasar pasar global. Hal ini didasari oleh kecenderungan masyarakat Indonesia yang masih belum mau merogoh kocek untuk solusi teknologi. Namun, seiring perjalanan ia menemukan fakta bahwa ini hanya masalah segmen seperti apa yang disasar.

Mengenai target market global, Suwandi turut mengungkapkan,”Hal itu memang menarik, jarang ada produk SaaS asal Indonesia mencapai hasil signifikan di luar. Namun, yang harus diperhatikan adalah kita harus realistis dengan kompetensi engineering di Indonesia. Jika punya keyakinan dan kompetensi tinggi, maka tidak ada yang tidak mungkin,” tambahnya.

Aktif berinteraksi dengan pengguna

Dalam proses menemukan pasar yang tepat, diperlukan komitmen yang juga kuat. Suwandi mengakui, di masa awal produknya rilis untuk publik, ia juga bekerja sebagai customer support. Ia berinteraksi langsung dengan pengguna dan mengamati setiap prosesnya. Dari situ ia mempelajari kebiasaan pengguna dan fitur seperti apa yang memegang peran dan yang tidak signifikan.

“Kita sebagai founder bisa ambil peran sebagai customer support beberapa lama sampai punya tim yang bisa dipercaya, itu merupakan area yang sangat vital.”

Pada beberapa perusahaan, sebelum mengembangkan produk, akan ada tim yang ditugaskan untuk melihat seperti apa kebutuhan pengguna. Mereka akan menemui sejumlah pengguna dan berdiskusi. Itu merupakan proses validasi yang pertama. Setelah produk dikembangkan, ada banyak alat bantu untuk mendapatkan data. Dari situ akan dilihat isunya seperti apa dan estimasi waktu untuk bisa menemukan product/market fit.

Pentingnya relasi yang baik dengan pengguna kembali dicetuskan Suwandi ketika menjawab salah satu pertanyaan terkait pergerakan inovasi di dunia startup yang serba dinamis, ia mengatakan bahwa sulit untuk bisa menjaga inovasi untuk tidak ditiru oleh pemain lain. Namun satu hal yang penting adalah seberapa besar pemahaman kita terhadap pengguna. “Fitur bisa ditiru tapi pemahaman pengguna susah ditiru.” sebutnya.

Kembali pada visi dan misi

Di tahun 2019, Sleekr meresmikan konsolidasi dengan tiga startup, yaitu Talenta, Jurnal, dan Klikpajak. Ketika itu timnya menyadari bahwa software HR belum menjadi prioritas pada banyak bisnis. Ada kebutuhan lebih mendesak seperti accounting atau pembukuan. Mereka mulai mempertimbangkan bundle yang sesuai dan mencari produk yang juga relevan. Pada saat itu visi mereka bukan lagi fokus ke HR tapi lebih ke business operating system.

Tidaklah mudah untuk menyatukan lebih dari dua perusahaan dengan visi dan misi masing-masing, namun keempat perusahaan ini berhasil menyesuaikan berbagai aspek hingga tercipta satu kesepakatan dengan merek baru yaitu Mekari. Mekari sendiri diambil dari satu kata kerja, mekar. “Kita ingin punya peran aktif membuat UKM di Indonesia empowering the progress of business and its people,” tambahnya.

Dalam proses awal melakukan merger ini, terjadi perubahan dari kompetisi jadi konsolidasi. Untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan, perusahaan melakukan meeting internal untuk membahas visi dan misi. Dalam pertemuan itu, dibahas juga ekspektasi serta komitmen masing-masing. Jadi, ke depannya sudah bisa diproyeksikan seperti apa. Begitu juga dengan yang lain, semua harus disepakati di awal. Suwandi menegaskan meskipun bukan pembicaraan yang nyaman, tapi penting untuk dilakukan sejak awal.

Terkait masa depan Mekari, Suwandi mengungkapkan, “Visi kita adalah menjadi bisnis platform yang bisa memberdayakan bisnis-bisnis di Indonesia. Yang ingin kita capai adalah agar Mekari bisa ada di semua bisnis di Indonesia. Definisi kesuksesan kita adalah ketika pengguna bisa meningkatkan produktivitas operasional bisnis menggunakan software kita.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Mekari’s CEO, Suwandi Soh Talks About His Venture to Build Sustainable Business

Since the rebranding into Mekari in 2019, the SaaS platform that is focused on increasing employee and business productivity has become one of a few profit-oriented technology platform which is not provoked by the “burn money” scheme.

The pandemic that has accelerated technology adoption at various scales has triggered Mekari’s rapid growth. The company expanded its product line by acquiring the CRM service developer platform Qontak last month.

Mekari’s CEO, Suwandi Soh, who participated as the mentor for the online incubator program DSLaunchpad Ultra 2021, revealed that the rapid growth of the SaaS platform provides motivation for companies to develop sustainable businesses.

Mekari is also listed in the centaur list with a valuation exceeded $100 million.

Inspiring journey

Suwandi Soh introducing Sleekr

In the early days before Mekari, Suwandi said that he had worked in several companies and noticed that many are still relied on conventional methods to monitor various types of data in terms of employee management. Manual recording and the use of spreadsheets make the process inflexible and less accurate.

He perceived the current condition and the huge opportunity for technology to solve this, Suwandi then began to introduce the HR management business model using software-as-a-service (SaaS).

“Previously I noticed there are many platforms that offered relevant technology to businesses to manage their employee and business management. However, most of them offer quite expensive prices and usually available for large companies. There are many small to medium-sized companies have not utilized that kind of software,” Suwandi said.

Entering the year of 2014-2015, services began to appear that offer SaaS for all. Suwandi used this momentum to introduce his products. This goes along the increasing penetration of the internet among the public.

“Starting from Sleekr [before rebranding into Mekari], we see an opportunity to explore further how to handle business needs and complete operations in the company for accounting, HR, also tax management using SaaS,” Suwandi said.

The micro, small, and big enterprises

(ki-ka) Anthony Kosasih - COO Mekari, Suwandi Soh - CEO Mekari, Daniel Witono - CPO Mekari Dalam Acara Pengumuman Konsolidasi Mekari 2019 / Mekari
(left to right) Anthony Kosasih – Mekari’s COO, Suwandi Soh – Mekari’s CEO, Daniel Witono – Mekari’s CPO in Mekari’s consolidation event 2019 / Mekari

Indonesia is a Southeast Asian country with the largest number of MSME players. Based on the Ministry of Cooperatives, Small and Medium Enterprises (KUKM) data in 2018, there are 64.2 million MSMEs that absorbs around 117 million workers or 97% of the national workforce. MSMEs contribution to the national economy (GDP) has reached 61.1%.

“It is said that Indonesia will become the 4th global country in terms of GDP in 2030. Indonesia should be able to grow bigger and become a world economic power. Now is the right time to invest and grow in Indonesia,” Suwandi added.

In terms of business segmentation, Suwandi notices a slight difference defined by Mekari. When talking about MSMEs, there are many who still consider warungs or small businesses that are run independently are MSMEs .He mentioned 5 structures related to this matter, micro, very small, small, medium and large. With the slight difference, he claims to still adhere the same perception as defined by the government using 4 structures (micro, small, medium and large businesses).

“The pandemic has shifted most of the business. Not only big, but also small [businesses] are starting to adopt SaaS technology. There are also those who are leveraging the cloud to make online collaboration easier with dispersed teams,” he said .

Mekari prioritizes software that provides value for business. These values ​​are what Mekari offers for helping businesses increase productivity, business development, and accelerate business.

Currently the business model is a fully paid subscription. However, Mekari does not limited to free subscription with paid options for additional features.

The future of SaaS

Mekari University
Mekari University’s interface, with various courses of productivity software / Mekari

One of the advantages of SaaS startups, Suwandi said, is the benchmark that investors already understand. Venture capitalists and large companies feel comfortable investing in SaaS platforms, such as Mekari, because most of them are also companies included in the category.

“Overseas, the SaaS industry is very mature, in contrast to ride-hailing, which is relatively new. SaaS has a lot of understanding compared to other sectors, therefore, it does not become an obstacle for SaaS startups to later emerge and offer services to target users,” Suwandi said.

The high awareness also makes it easier for Mekari to implement a sustainable and profit-oriented business scheme. When you want to do marketing activities, for example, you will pay close attention to metrics such as LTV/CAC. While there is no definite recipe, it does provide an advantage for the SaaS platform to run a business.

“Speaking of sustainability and profitability, I think both are equally important. It is important for companies to be able to accelerate growth, but on the other hand, they can also earn profits and continue to survive,” Suwandi concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

CEO Mekari Suwandi Soh / Mekari

Perjalanan CEO Mekari Suwandi Soh Membangun Bisnis Berkelanjutan

Melakukan rebranding dengan nama Mekari sejak tahun 2019 lalu, platform SaaS yang fokus ke peningkatan produktivitas pegawai dan bisnis ini menjadi sedikit dari platform teknologi yang fokus ke orientasi profit dan tidak terpancing dengan skema “bakar uang”.

Pandemi yang mengakselerasi adopsi teknologi di berbagai skala memicu pertumbuhan Mekari yang semakin pesat. Perusahaan bulan lalu menambah lini produk dengan mengakuisisi platform pengembang layanan CRM Qontak.

Kepada DailySocial, CEO Mekari Suwandi Soh, yang bakal menjadi mentor program inkubator online DSLaunchpad Ultra 2021, mengungkapkan, pesatnya pertumbuhan platform SaaS memberikan motivasi bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.

Mekari sendiri saat ini termasuk di jajaran startup dengan valuasi centaur atau lebih dari $100 juta.

Pengalaman yang memberi inspirasi

Suwandi Soh saat memperkenalkan Sleekr

Di masa awal, sebelum membangun Mekari, Suwandi mengatakan dirinya sempat bekerja di sejumlah perusahaan dan melihat masih banyak mereka mengandalkan cara konvensional untuk memantau berbagai jenis data dalam hal manajemen pegawai. Pencatatan secara manual dan penggunaan spreadsheet membuat proses tersebut tidak fleksibel dan kurang akurat.

Melihat kondisi yang ada dan besarnya peluang pemanfaatan teknologi untuk menyelesaikan hal ini, Suwandi kemudian mulai memperkenalkan model bisnis pengelolaan HR memanfaatkan software-as-a-service (SaaS) kepada bisnis.

“Sebelumnya saya melihat memang sudah banyak platform yang menawarkan teknologi yang relevan kepada bisnis untuk mengelola manajemen pegawai dan bisnis mereka. Namun kebanyakan menawarkan harga yang cukup mahal dan hanya digunakan oleh perusahaan besar saja. Masih banyak perusahaan yang masih kecil hingga menengah yang belum memanfaatkan software tersebut,” kata Suwandi.

Memasuki tahun 2014-2015 mulai bermunculan layanan yang menawarkan layanan SaaS ke semua kalangan. Momentum tersebut dimanfaatkan Suwandi memperkenalkan produknya. Hal tersebut bersamaan dengan mulai meningkatnya penetrasi internet di kalangan masyarakat.

“Dimulai dari Sleekr [nama sebelum rebranding menjadi Mekari], kita melihat ada peluang untuk di-explore lebih jauh bagaimana caranya menangani kebutuhan bisnis dan menyelesaikan operasional di perusahaan untuk akuntansi, HR, hingga pengelolaan pajak memanfaatkan SaaS,” kata Suwandi.

Kategori usaha mikro, kecil, dan besar

(ki-ka) Anthony Kosasih - COO Mekari, Suwandi Soh - CEO Mekari, Daniel Witono - CPO Mekari Dalam Acara Pengumuman Konsolidasi Mekari 2019 / Mekari
(ki-ka) Anthony Kosasih – COO Mekari, Suwandi Soh – CEO Mekari, Daniel Witono – CPO Mekari Dalam Acara Pengumuman Konsolidasi Mekari 2019 / Mekari

Indonesia adalah negara Asia Tenggara yang memiliki jumlah pelaku UMKM terbesar. Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja nasional. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%.

“Sudah banyak yang menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi negara ke-4 secara global dari sisi GDP pada tahun 2030 mendatang. Indonesia mestinya bisa tumbuh lebih besar dan menjadi kekuatan ekonomi dunia. Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi dan tumbuh di Indonesia,” kata Suwandi.

Dari sisi segmentasi bisnis, Suwandi melihat ada sedikit perbedaan yang didefinisikan Mekari. Ketika berbicara tentang UMKM, masih banyak yang menyebutkan warung atau usaha kecil yang dijalankan secara independen adalah UMKM. Ia melihat ada 5 struktur terkait hal tersebut, yaitu micro, very small, small, medium dan large. Meskipun sedikit berbeda, ia mengklaim masih menganut persepsi yang sama dengan yang didefinisikan pemerintah, yaitu 4 struktur (mikro, usaha kecil, usaha menengah dan besar).

“Pandemi telah mengubah sebagian besar bisnis. Tidak hanya [usaha] besar, tapi juga kecil untuk mulai mengadopsi teknologi SaaS. Ada juga yang memanfaatkan cloud untuk mempermudah kolaborasi online dengan tim yang tersebar,” kata Suwandi.

Mekari mengedepankan software yang memiliki value untuk usaha. Nilai tersebut yang menjadi fokus Mekari membantu bisnis meningkatkan produktivitas, pengembangan bisnis, dan kemudahan menjalankan bisnis.

Saat ini model bisnisnya adalah berlangganan berbayar secara penuh. Meskipun demikian, Mekari tidak menutup peluang pilihan langganan gratis dengan opsi berbayar untuk tambahan fitur bagi penggunanya.

Masa depan SaaS

Mekari University
Tampilan laman Mekari University, berisi beragam kursus penggunaan software produktivitas / Mekari

Salah satu keunggulan startup SaaS, menurut Suwandi, adalah benchmark yang sudah dipahami investor. Kalangan venture capital dan perusahaan besar merasa nyaman berinvestasi di platform SaaS, seperti Mekari, karena kebanyakan dari mereka juga merupakan perusahaan yang masuk di kategori tersebut.

“Di luar negeri sendiri industri SaaS sudah sangat mature, berbeda dengan ride hailing yang masih tergolong baru. SaaS sudah banyak yang memahami dibandingkan sektor lainnya, sehingga tidak menjadi hambatan bagi startup SaaS untuk kemudian muncul dan menawarkan layanan kepada target pengguna,” kata Suwandi.

Besarnya awareness tersebut juga memudahkan Mekari menerapkan skema bisnis yang berkelanjutan dan berorientasi keuntungan. Ketika ingin melakukan kegiatan pemasaran, misalnya, akan diperhatikan benar metrik seperti LTV/CAC.  Meskipun tidak ada resep yang pasti, hal tersebut memberikan keuntungan bagi platform SaaS untuk menjalankan bisnis.

“Bicara soal sustainability dan profitability menurut saya keduanya sama-sama penting. Penting bagi perusahaan untuk bisa mempercepat pertumbuhan, namun di sisi lain juga bisa mendapatkan profit dan tentunya terus bertahan,” kata Suwandi.

Mekari Akuisisi Qontak

Mekari Dikabarkan Telah Mengakuisisi Qontak (UPDATED)

Minggu lalu, Mekari mengonfirmasi perolehan pendanaan seri D senilai $18 juta. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Suwandi Soh menuturkan, dana segar salah satunya akan digunakan untuk mengakuisisi startup SaaS lain.

Kabar terbaru, Mekari telah mengakuisisi Qontak, sebuah startup pengembang layanan CRM dan Omnichannel. Diketahui, valuasi Qontak sebelum diakuisisi berkisar $4 juta.

Kami sudah mencoba mengonfirmasi kabar ini kepada eksekutif masing-masing perusahaan, namun keduanya enggan memberikan berkomentar. (Update: Mekari mengonfirmasi kabar ini melalui rilis yang disebarkan ke media.)

Setelah akuisisi, CEO Qontak akan bergabung sebagai jajaran eksekutif di Mekari dan tetap memimpin Qontak sebagai salah satu unit bisnis Mekari. Disebutkan juga bahwa saat ini Mekari telah digunakan oleh lebih dari 30 ribu perusahaan dan 300 ribu karyawan. Sementara Qontak telah memiliki lebih dari seribu klien untuk membantu proses digitalisasi penjualan dan layanan pelanggan.

“Adanya kesamaan visi dan misi antara Mekari dan Qontak dalam menciptakan ekosistem SaaS yang bersinergi di Indonesia agar lebih baik lagi dalam mendukung operasional dan pertumbuhan bisnis dari pelanggan kami. Penggabungan ini akan memberikan solusi yang lebih terintegrasi dan cakupan yang lebih menyeluruh untuk berbagai area operasional bisnis,” ujar Founder & CEO Qontak Brendan Rakphongphairoj.

“Solusi dari Qontak akan memberikan nilai tambah yang lebih baik untuk pengguna produk Mekari dalam meningkatkan pendapatan bisnis, menciptakan pengalaman komunikasi pelanggan yang lebih baik, serta meningkatkan produktivitas tim penjualan dan support,” jelas CEO Mekari Suwandi.

Aksi strategis ini akan memperluas layanan di ekosistem Mekari. Seperti diketahui bahwa Mekari memang memiliki misi untuk menjadi penyedia SaaS terlengkap untuk bisnis. Saat ini mereka mengoperasikan Telenta (payroll), Sleekr (HRIS), Jurnal (akuntansi), dan KlikPajak (perpajakan).

Brand Mekari mulai digaungkan sejak April 2019, kala itu Sleekr resmi melakukan konsolidasi dengan tiga startup lainnya. Perluasan layanan juga terus digencarkan. Tahun 2020, mereka baru meluncurkan Mekari Flek untuk bantu perusahaan kelola tunjangan pegawai; juga Mekari University sebagai platform edtech B2B. Selain itu memasuki, aplikasi Attendance juga diluncurkan untuk memudahkan tim HR lakukan presensi bagi para pekerja remote mereka.

Selain Brendan, Qontak turut dirikan oleh Burhanudin Hakim (Co-Founder & CTO) sejak tahun 2015. Terakhir mereka telah mendapatkan pendanaan pra-seri A pada Agustus 2019. Putaran investasi dipimpin Azure Ventures, didukung Amand Ventures, SeaCap Venture, dan Indonusa Dwitama.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Mekari Receives Series D Funding, Considering to Acquire Other SaaS Starutps

Mekari SaaS startup raises series D funding worth $18 million (more than 250 billion Rupiah) led by Money Forward, Inc. PT Mitratama Grahaguna, EV Growth, PT Supra Primatama Nusantara, PT Karang Mas Investama, PT Mitra Dutamas, PT Perkom Indah Murni, and Alto Partners are some investors participated in this round. Except for EV Growth and Alto Partners, these investors entered MidPlaza Holdings.

Money Forward was previously participated in the series C round in December 2019, which was led by EV Growth.

Mekari’s Co-Founder and CEO, Suwandi Soh, said to DailySocial that the majority of the fresh funds will be used for the development of Mekari’s main products, HR, Accounting, and Tax. The company recently released new innovations, Mekari Chat (integrated communication with HR) and Mekari Flex (modern employee benefit solution).

“Apart from product development, we are also actively looking at merger and acquisition (M&A) opportunities for Indonesian SaaS companies, in line with the company’s vision to become a platform for modern companies in Indonesia,” he explained, Monday (17/8).

Suwandi’s statement is quite interesting, because Mekari (previously known as Sleekr) also fully acquired three SaaS startups, Talenta, Jurnal, and KlikPajak in April 2019. Then each service is consolidated into one platform, enabling Mekari to attract target users of various scales. effort.

In Indonesia, SaaS startup users is growing rapidly, it’s also due to the Covid-19 pandemic. In terms of the supply side also, the number of players is increasingly diverse, offering its respective services.

Suwandi said, without further details, Mekari’s business always grows positively every month. The fastest growing business sectors are services, trading and manufacturing. In terms of business sector, it is manjorly held by SMEs as Mekari’s current products are very suitable for this sector.

“We have micro consumers, but not many. However, enterprise (large business) is also part of our segment that has grown very much in the last half of the year.”

Mekari noted, users with more than 500 employees grew significantly. They use cloud HR products which are very helpful when adapting to the Covid-19 situation and compliance with new regulations such as PPh 21 by the government (DTP).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
(ki-ka) Anthony Kosasih - COO Mekari, Suwandi Soh - CEO Mekari, Daniel Witono - CPO Mekari Dalam Acara Pengumuman Konsolidasi Mekari 2019 / Mekari

Mekari Dapatkan Pendanaan Seri D, Buka Peluang Akuisisi Startup SaaS Lain

Startup SaaS Mekari memperoleh pendanaan seri D senilai $18 juta (lebih dari 250 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Money Forward, Inc. PT Mitratama Grahaguna, EV Growth, PT Supra Primatama Nusantara, PT Karang Mas Investama, PT Mitra Dutamas, PT Perkom Indah Murni, dan Alto Partners adalah jajaran investor yang masuk dalam putaran ini. Kecuali EV Growth dan Alto Partners, investor tersebut masuk ke dalam MidPlaza Holdings.

Money Forward sebelumnya masuk dalam putaran seri C pada Desember 2019 yang kala itu dipimpin oleh EV Growth.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO Mekari Suwandi Soh menuturkan mayoritas dana segar ini akan dimanfaatkan pengembangan produk utama Mekari, yakni HR, Accounting, dan Tax. Perusahaan juga baru merilis inovasi baru terkait produk utama tersebut, yakni Mekari Chat (komunikasi terintegrasi dengan HR) dan Mekari Flex (modern employee benefit solution).

“Selain untuk pengembangan produk, juga secara aktif melihat peluang merger dan akuisisi (M&A) untuk perusahaan SaaS Indonesia yang sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi platform bagi perusahaan modern di Indonesia,” terangnya, Senin (17/8).

Pernyataan Suwandi cukup menarik, lantaran Mekari (sebelumnya bernama Sleekr) juga mengakuisisi penuh tiga startup SaaS, yakni Talenta, Jurnal, dan KlikPajak pada April 2019. Lalu masing-masing layanan dikonsolidasikan ke dalam satu platform, menjadikan Mekari dapat menggaet target pengguna dari berbagai skala usaha.

Di Indonesia sendiri, pertumbuhan pengguna startup SaaS semakin pesat didukung oleh faktor pandemi Covid-19. Dari sisi suplai pun, jumlah pemainnya juga semakin beragam menawarkan layanannya masing-masing.

Suwandi menuturkan, meski tidak dirinci lebih jauh, bisnis Mekari selalu tumbuh positif setiap bulannya. Sektor bisnis yang tumbuh paling pesat adalah jasa, trading, dan manufaktur. Bila dilihat berdasarkan sektor bisnisnya, masih dipegang oleh UKM karena produk Mekari saat ini sangat cocok untuk sektor tersebut.

“Kita ada konsumen di mikro, tapi jumlahnya tidak banyak. Tetapi enterprise (large business) juga termasuk segmen kami yang sangat berkembang pada setengah tahun terakhir ini.”

Mekari mencatat, pengguna dengan jumlah karyawan di atas 500 orang tumbuh signifikan. Mereka menggunakan produk cloud HR yang sangat membantu saat adaptasi dengan situasi Covid-19 dan compliance dengan aturan-aturan baru seperti PPh 21 yang ditanggung pemerintah (DTP).

Application Information Will Show Up Here