Tag Archives: Mi

[Review] Xiaomi 11T: Kencang dengan Dimensity 1200 dan Kamera Apik

Pada tahun 2021, Xiaomi banyak sekali mengeluarkan perangkat flagship dari seri 11-nya di Indonesia. Mulai dari Mi 11, Mi 11 Lite, sampai ke Xiaomi 11T Pro dan Xiaomi 11T. Yup, tahun 2021 Xiaomi mengubah semua smartphone Mi menjadi Xiaomi untuk branding yang menurut mereka lebih baik. Dailysocial tahun ini kedapatan unit review dari Xiaomi dengan Xiaomi 11T non Pro.

Xiaomi mengeluarkan 2 varian di kelas T seri 11, yaitu Xiaomi 11T dan Xiaomi 11T Pro. Perbedaan mendasar keduanya adalah Xiaomi 11T Pro menggunakan SoC Snapdragon 888 dan Xiaomi 11T menggunakan Mediatek Dimensity 1200. Oleh karena bukan kelas Pro, Xiaomi 11T tidak dipersenjatai dengan kemampuan Dolby Vision, pengisian baterai cepat 120 watt, suara Harman Kardon, serta perekaman 8K seperti yang ada pada Xiaomi 11T Pro.

Xiaomi 11T juga memiliki kamera yang ada pada Xiaomi 11T Pro, yaitu dengan ISOCELL HM2 dengan resolusi 108 MP. Hal ini membuat keduanya akan memiliki sedikit perbedaan pada saat pengambilan gambar, seperti yang diklaim oleh Xiaomi Indonesia. Selain itu, konfigurasi kameranya juga sama antara keduanya.

Untuk lengkapnya, berikut adalah spesifikasi lengkap dari Xiaomi 11T yang saya dapatkan

SoC Mediatek Dimensity 1200
CPU 1 x 3.0 GHz Cortex-A78 + 3 x 2.6 GHz Cortex-A78 + 4 x 2.0 GHz Cortex-A55
GPU Mali-G77 MC9
RAM 8  GB LPDDR5
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6.67 inci 2400×1080 AMOLED 120 Hz GG Victus
Dimensi 164.1 x 76.9 x 8.8 mm
Bobot 203 gram
Baterai 5000 mAh 67 watt
Kamera 108 MP / 12 MP utama, 8 MP ultrawide, 5 MP Telemakro, 16 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12.5

Hasil dari CPU-Z, AIDA64, serta Sensor Box dapat dilihat sebagai berikut:

Satu hal yang juga membuat Xiaomi 11T lebih unggul dari saudaranya adalah kemampuan Mediatek Dimensity seri 1000 yang sudah mendukung codec AV1 secara hardware. Codec AV1 sendiri akan dipakai oleh Google secara keseluruhan agar streaming video menjadi lebih hemat. Netflix juga sudah mulai menggunakan AV1 untuk beberapa perangkat. Dan saat ini, Google Duo serta Youtube sudah mendukung AV1.

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan smartphone Xiaomi 11T. Didalamnya hanya akan ditemukan kabel USB-C, charger, serta back case. Xiaomi menyertakan charger 67 watt untuk mengisi baterai pada smartphone ini.

Desain

Sangat sulit untuk membedakan antara Xiaomi 11T dan 11T Pro jika disejajarkan keduanya. Pada bagian belakangnya yang menggunakan bahan kaca ini juga memiliki desain yang mirip antar keduanya. Xiaomi mendesainnya dengan motif yang mirip dengan garis-garis pada permukaan aluminium. Kebetulan, saya mendapatkan perangkat dengan warna yang dinamakan Meteorite Black sehingga terlihat cukup mirip seperti metal.

Layar Xiaomi 11T memiliki resolusi 2400×1080 pada layar dengan dimensi 6.67 inci. Panel yang digunakan adalah AMOLED yang memiliki 1 miliar warna dengan refresh rate 120 Hz dan mendukung HDR10+. Xiaomi juga sudah menggunakan kaca terkuat saat ini dari Gorilla Glass dengan versi Victus. walaupun begitu, saya sangat menyarankan untuk menggunakan lapisan pelindung tambahan agar layar tersebut lebih aman dari goresan.

Xiaomi menempatkan kamera pada sisi kiri atas yang saat ini selalu digabungkan pada satu blok kotak. Xiaomi mendesain 3 kamera yang ada pada bagian belakangnya dengan 2 bulatan besar dan 1 bulatan kecil yang diletakkan ditengah. Xiaomi sendiri mengaku bahwa desain ini terinspirasi dari bentuk roll film pada sebuah kamera lama. Di sebelah kamera tersebut terdapat sensor fokus infra merah serta LED untuk flash.

Pada sebelah kanannya, terdapat tombol volume naik dan turun serta power yang juga sekaligus sebagai sensor sidik jari. Untuk bagian bawahnya, dapat ditemukan slot SIM, microphone, USB-C, serta speaker kanan. Di bagian atasnya hanya terdapat sensor infra merah serta speaker kiri. Pada perangkat ini, tidak ditemukan apa-apa pada bagian kirinya.

Xiaomi 11T sudah menggunakan sistem operasi Android 11 yang sudah terpasang MIUI 12.5 Enhanced. Versi MIUI yang saya gunakan saat ini adalah 12.5.3.0 (RKWIDXM) yang sudah memiliki fitur Memory extension. Xiaomi sendiri mengalokasikan 3 GB dari penyimpanan internalnya untuk dijadikan memori virtual. Hal ini tentu saja akan membuat RAM 8 GB yang ada menjadi jauh lebih lowong saat membuka banyak aplikasi, seperti memiliki RAM sebesar 11 GB.

Jaringan

Xiaomi 11T menggunakan chipset Dimensity 1200 yang memang ditujukan untuk perangkat flagship. Oleh karena itu, perangkat ini sudah menggunakan modem yang sudah mendukung teknologi terkini, seperti Carrier Aggregation untuk 4G maupun 5G. Modem yang digunakan oleh Dimensity 1200 juga sudah mendukung semua jaringan yang ada saat ini.

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 26, 28, 32, 38, 40, 41, 42, dan 66 untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk jaringan 5G, Xiaomi 11T sudah mendukung bandwidth n1, n3, n5, n7, n8, n20, n28, n38, n40, n41, n66, n77, dan n78. Smartphone ini juga sudah mendukung jaringan 5G semua operator. Namun sayang, karena keterbatasan keadaan saya belum berhasil menguji jaringan 5G-nya

Dimensity 1200 mendukung fungsi Smart 5G Power Saving. Teknologi ini secara cerdas akan mengidentifikasi kekuatan sinyal di sekitarnya dan beralih antara 4G dan 5G tanpa jeda waktu peralihan. Hal tersebut akan menghasilkan konsumsi daya yang 30% lebih rendah dibandingkan dengan smartphone tanpa fitur Smart 5G.

Kamera: Bagus! tapi ….

Kamera masih merupakan salah satu poin penting untuk menentukan keputusan seseorang untuk membeli sebuah smartphone. Untuk memperindah gambarnya, Xiaomi membenamkan sensor 108 MP dari Samsung dengan ISOCELL HM2 1/1.52″. Dengan menggunakan teknologi filter Nonapixel, sensor ini menggabungkan 9 piksel 0,7 µm menjadi sebuah piksel sebesar 2.1 µm.

Pada saat dalam kondisi cahaya yang terang, hasil kameranya memang terlihat sangat bagus. Hasilnya memiliki dynamic range yang baik, tingkat ketajaman yang bagus, serta mampu menangkap detail yang pas. Akan tetapi, beberapa kali kamera ini menangkap gambar dengan detail yang washed out serta warna yang sedikit oversaturated. Saya menyarankan Anda untuk mengambil gambar 2x agar mendapatkan hasil yang bagus

Kamera wideangle yang menggunakan sensor Sony IMX355 ini memiliki resolusi 8 MP. Sensor kamera ini berhasil menghasilkan sebuah gambar lebar yang bagus dengan detail yang apik serta warna yang baik pula. Namun didalam ruangan yang cahayanya cukup rendah, saya menyarankan untuk menggunakan mode malam agar lebih baik hasilnya.

Kamera makro pada smartphone ini menggunakan sensor Samsung S5K5E9 dengan resolusi 5 MP. Hasilnya memang tidak terlalu tajam, namun dapat menghasilkan warna yang bagus. Kamera ini bahkan bisa membuat latar belakang bokeh yang sangat baik bila dibandingkan dengan kamera makro pada smartphone lainnya yang masih 2 MP.

Di bagian depannya terpasang kamera yang menggunakan sensor OmniVision OV16A1 dengan resolusi 16 MP quad bayer. Terus terang, saya menyukai hasil kamera ini karena memiliki tingkat ketajaman yang pas dengan warna yang baik saat dicetak pada kertas foto. Semuanya cukup terlihat natural pada saat kondisi cahaya yang cukup. Pada saat kondisi cahayanya kurang, saya menyarankan untuk menyalakan fungsi flash-nya agar menjaga tingkat ketajamannya yang menurun.

Pengujian

Xiaomi 11T menggunakan chipset 5G terbaru dan tertinggi dari Mediatek yang ada hingga tulisan ini diterbitkan, yaitu Dimensity 1200. Chipset ini sendiri menggunakan arsitektur 3 cluster DynamiQ dari ARM dengan Cortex A78 berkecepatan 3 GHz pada Ultra cluster, 3 inti CPU Cortex A78 berkecepatan 2.6 GHz pada Super cluster, dan paca cluster efisiensi menggunakan 4 inti Cortex A55 berkecepatan 2 GHz. GPU yang digunakan adalah ARM Mali-G77 MC9.

Saya menggunakan smartphone ini sebenarnya sudah cukup lama, sekitar 1,5 bulan. Hal tersebut memang dilakukan untuk mendapatkan firmware kedua yang sudah pasti lebih bebas dari bug. Ternyata, firmware tersebut datang di akhir bulan Desember 2021 dan tidak membawa peningkatan kinerja pada Dimensity 1200-nya. Walaupun begitu, kinerja yang ada sudah jauh dari mumpuni untuk menjalankan game serta untuk digunakan sehari-hari.

Bermain Game

Mediatek Dimensity 1200 merupakan SoC tertinggi yang dimiliki oleh Mediatek saat ini. Dengan spesifikasi yang sangat tinggi untuk sebuah smartphone Android, tentu saja mampu menjalankan semua aplikasi yang ada pada Google Play Store, termasuk Game. Pada pengujian kali ini, saya (sudah pasti) menggunakan game Genshin Impact yang sangat memakan resource dari sebuah smartphone serta Pokemon Unite.

Oleh karena chipset-nya ditujukan untuk perangkat flagship, tentu saja saya langsung memasang profile Highest pada Genshin Impact. Limit framerate juga dinaikkan ke 60 fps agar bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dan hasilnya, Xiaomi 11T rata-rata bisa menjalankan game ini dengan framerate 44 fps. Hasil seperti ini tentu saja akan membuat pengguna nyaman untuk bermain.

Dua game selanjutnya adalah Pokemon Unite dan PUBG: New State. Sayang memang, sampai saat ini PUBG: New State belum mendukung Developer Options sehingga perhitungan framerate hanya bisa melalui aplikasi Game Turbo bawaan Xiaomi. Hasilnya, kedua game ini dapat berjalan pada 60 fps dengan stabil.

Untuk mengukur framerate, saya menggunakan aplikasi GameBench yang akurat dalam menghitung frame per detiknya

Bekerja dan hiburan

Seperti biasa, sebuah smartphone tentu saja tidak melulu hanya dipakai untuk bermain game. Dalam kegiatan sehari-hari, perangkat ini tidak luput dari pemakaian untuk bekerja dan juga hiburan. Aplikasi sosial media seperti Facebook, Tiktok, Twitter, Instagram, Zoom, dan Whatsapp serta aplikasi editor Filmora Go saya gunakan pada perangkat ini. Selain itu, tentu saja Trello dan Slack juga dipakai untuk bekerja.

Untuk menonton video, saya menggunakan VLC dan mencoba untuk menjalankan video 1080p H.265 yang ternyata lancar hingga habis. Oleh karena Xiaomi 11T menggunakan Dimensity 1200, Youtube yang ada pada perangkat ini sudah menggunakan codec AV1 secara hardware sehingga lebih menghemat bandwidth. Saat dijalankan pada 1080p, tidak ada lag yang dirasakan sehingga nyaman digunakan.

Benchmarking

Xiaomi 11T menggunakan cip baru dari Mediatek dengan Dimensity 1200. Untuk hal ini, saya kembali menghadirkan Dimensity 1100, Snapdragon 870, serta Snapdragon 888. Hal ini hanya untuk membandingkan kinerja sistemnya secara keseluruhan.

Walaupun Dimensity 1200 bukan yang paling kencang, namun bukan berarti Xiaomi 11T pelan. Hasil yang ada memang sudah di atas rata-rata perangkat mainstream yang sudah diluncurkan hingga hari ini. Tentunya, hasil ini sejalan dengan pengalaman saya dalam memakainya sehari-hari.

Uji baterai: 5000 mAh

Untuk menguji baterai dengan kapasitas 5000 mAh memang membutuhkan 1 hari khusus untuk menjalankannya. Namun, aplikasi yang ada saat ini belum bisa merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Xiaomi 11T dapat bertahan hingga 20 jam 12 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 67 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang dari 45 menit.

Verdict

Untuk merasakan sebuah perangkat flagship, tentu saja orang harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Hal tersebut memang akan membuat orang tidak akan bisa merasakan lancarnya perangkat Flagship. Masalah tersebut dipecahkan oleh Xiaomi dengan mengeluarkan perangkat bernama Xiaomi 11T.

Smartphone ini menghasilkan kinerja yang sangat baik. Dengan menggunakan Mediatek Dimensity 1200, semua game dan aplikasi dapat berjalan dengan kencang tanpa masalah. Kinerja tersebut pun disokong dengan baterai 5000 mAh yang mampu bertahan lebih dari sehari. Apalagi, RAM yang sudah besar ini terbantu dengan Memory extension sebesar 3 GB yang membuatnya lebih lancar lagi untuk multitasking.

Setiap gambar yang diambil dari kamera Xiaomi 11T hasilnya akan bagus. Kamera 108 MP yang menghasilkan foto 12 MP tersebut mampu menggantikan kamera pocket untuk mengambil momen sehari-hari. Feature video yang ada juga membuat pengguna bisa mengeksplor bakat terpendam untuk menjadi sutradara. Sayang saja, kamera telephoto atau zoom absen pada perangkat ini.

Xiaomi menjual smartphone Xiaomi 11T dengan harga Rp. 5,999,000. Dengan harga tersebut akan terlihat terjangkau karena Xiaomi 11T hadir dengan fitur yang ada pada sebuah perangkat flagship. Harga tersebut juga jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan kakaknya, Xiaomi 11T Pro. Dengan kinerja dan fitur berbanding harga terjangkau yang diberikan membuat smartphone menjadi salah satu yang menarik untuk dimiliki oleh mereka yang menginginkan perangkat flagship yang murah.

Sparks

  • Hasil foto Xiaomi 11T yang bagus pada setiap kameranya
  • Daya tahan baterai yang baik serta pengisiannya yang cepat
  • Kinerja yang kencang untuk bermain dan bekerja
  • Layar OLED yang nyaman di mata dan warnanya yang bagus
  • Responsif saat bernavigasi
  • Harganya terjangkau untuk sebuah flagship
  • Mendukung AV1 pada Youtube tanpa lag

Slacks

  • Tanpa Dolby vision dan 8K Recording seperti seri Pro
  • Absennya lensa zoom dan OIS
  • Minim game yang mendukung 120 Hz di Xiaomi 11T
review-xiaomi-mi-11-lite

[Review] Xiaomi Mi 11 Lite: Versi Ringan, Fitur Tetap Berbobot

Smartphone flagship Xiaomi terbaru, Mi 11 series memiliki banyak model. Tiga yang masuk Indonesia diantaranya versi original Mi 11, model paling top Mi 11 Ultra, dan Mi 11 Lite yang merupakan versi ekonomis dari anggota keluarganya.

DailySocial Gadget telah kedatangan Mi 11 Lite versi 4G, kalau saya bandingkan spesifikasinya dengan Mi 11, perbedaannya memang sangat jauh dan harganya hingga 63% lebih murah. Apakah Mi 11 Lite tetap dapat menyuguhkan pengalaman premium? Langsung saja, berikut review Xiaomi Mi 11 Lite selengkapnya.

Desain & Build Quality

unboxing-xiaomi-mi-11-lite

Xiaomi Mi 11 Lite tersedia dalam tiga konfigurasi memori, Xiaomi menjualnya dengan harga Rp3.699.000 (6GB+64GB), Rp3.799.000 (6GB+128GB), dan Rp3.999.000 (8GB+128GB). Sebagai pembanding, Mi 11 (8GB+256GB) dibanderol Rp9.999.000 di Indonesia.

Unit review Xiaomi Mi 11 Lite yang saya uji merupakan varian tertinggi, dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB. Kesan pertama saya saat unboxing sangat baik, ia memiliki desain halo ring yang melingkari kamera utama seperti milik Mi 11 dan warna peach pink-nya tampil sangat mempesona.

Setelah menjajalnya selama beberapa waktu, saya akhirnya mengerti maksud lain dari label ‘Lite‘. Hal ini mengacu pada profil bentuknya yang ramping, ketebalannya di angka 6,81 mm dan bobotnya hanya 157 gram sehingga nyaman digenggam dan mudah ditangani dalam aktivitas sehari-hari.

build-quality-xiaomi-mi-11-lite

Build quality-nya cukup premium, baik bagian depan dan belakang terbuat dari material kaca, tetapi bingkainya dari plastik. Permukaan belakangnya memiliki finishing buram yang sudah smudge-resistant sehingga kebal terhadap noda yang ditimbulkan oleh bekas sidik jari.

Mari kita lihat sekeliling bodinya, di sebelah kanan terdapat tombol volume dan power yang terintegrasi dengan sensor sidik jari yang selalu aktif, cepat, dan akurat. Fitur face unlock juga cepat, tetapi tidak lebih aman dari sidik jari.

Sebelah kirinya polos, sisi atas terdapat mikrofon dan IR blaster yang memungkinkan Mi 11 Lite menjadi remote kontrol cadangan untuk perangkat elektronik seperti TV, AC, dan lainnya. Sementara, SIM tray yang berbentuk hybrid, mikrofon utama, port USB-C, dan speaker tersemat di sisi bawah.

Layar AMOLED HDR10

layar-xiaomi-mi-11-lite

Bagian muka mengemas layar 6,55 inci DotDisplay dengan lubang kamera depan 16MP f/2.5 di pojok kiri atas. Model layarnya datar, tidak melengkung di bagian sisinya seperti Mi 11. Bezel samping dan bagian atas simetris dengan ketebalan hanya 1,88 mm, meski begitu Xiaomi berhasil menyematkan gril untuk earpiece di atas layar yang juga dapat berfungsi sebagai speaker stereo.

Selain itu, panel yang digunakan sudah berjenis AMOLED, ditopang resolusi klasik FHD+ dalam rasio 20:9 dan diproteksi Corning Gorilla Glass 5. Dengan refresh rate 90 Hz dan touch sampling rate 240 Hz, membuatnya cukup ideal untuk bermain game kompetitif yang butuh respon cepat.

Xiaomi Mi 11 Lite juga dipastikan dapat memanjakan para penikmat film, sebab layarnya mendukung 10-bit yang berarti dapat menampilkan hingga 1 miliar warna, bersertifikasi HDR10, punya color gamut lebar DCI-P3, dan rasio kontras 5.000.000:1. Di pengaturan layar bisa dijumpai fitur color scheme, di mana pengguna bisa memilih satu dari tiga preset warna termasuk auto, saturated, dan original yang masing-masing mewakili color space tertentu.

Kamera Utama 64MP

kamera-xiaomi-mi-11-lite

Untuk mengabadikan momen dalam kehidupan sehari-hari, Mi 11 Lite mengandalkan tiga unit kamera di belakang. Kamera utamanya menggunakan menggunakan sensor Samsung ISOCELL GW3 beresolusi tinggi 64MP dengan piksel 0,7 µm. Sensor gambar berukuran 1/1.97 inci ini berada di belakang lensa wide 26mm f/1.8.

Pada praktiknya dengan teknologi Tetrapixel 2×2, secara default hasil fotonya menjadi 16MP dengan ukuran per piksel lebih besar 1,7 µm yang mampu menyerap lebih banyak cahaya. Dengan mode night, asalkan memegang kamera dengan stabil saat memotret, hasil foto malam atau di kondisi minim cahaya masih dapat diterima dengan noise minimal.

kamera-xiaomi-mi-11-lite-2

Sebagai pelengkap, ada kamera 8MP menggunakan menggunakan sensor Sony IMX355 dengan lensa ultrawide 16mm f/2.2 yang memberikan bidikan lebar 119 derajat. Bersama kamera 5MP f/2.4 untuk bidikan macro pada jarak sekitar 3 – 7 cm. Berikut beberapa contoh bidikan kamera Mi 11 Lite.

Fitur kamera yang dibawa oleh Mi 11 Lite sangatlah lengkap. Selain mode utama seperti photo, portrait, video, dan pro, pada opsi ‘more‘ ada 12 mode ekstra, meliputi night, 64MP, short video, panorama, documents, vlog, slow motion, time-lapse, dual video, movie effects, long exposure, dan clone.

Bagi para content creator, rangkaian fitur kamera tersebut tentunya dapat membatu dalam pembuatan konten yang lebih bervariasi. Perekaman videonya sendiri mendukung hingga resolusi 4K pada 30fps dan 1080p dengan frame rate 30/60fps.

Yang menarik, mode kamera pro pada Mi 11 Lite bisa digunakan untuk foto dan video. Beberapa pengaturan dapat disesuaikan lebih lanjut, mulai dari ISO, shutter speed, exposure compensation, white balance, focus, tiga lensa meliputi wide, ultrawide, dan macro, log format, zoom, histogram, exposure verification, focus peaking, serta metering mode.

Untuk membantu membuat konten yang lebih kreatif, dengan warna dan gerakan yang tampak sinematik, pengguna bisa mencoba mode vlog dan movie effects. Pada vlog, mode video ini tersedia total 13 template dan ada lima efek dari mode movie effects, semuanya dilengkapi preview sehingga bisa dengan mudah diikuti.

Performa

spesifikasi-xiaomi-mi-11-lite

Sebagai smartphone kelas menengah yang dibanderol dengan harga mulai Rp3.699.000, chipset Qualcomm Snapdragon 732G yang menenagai Mi 11 Lite terbilang mumpuni di kelasnya. Ditambah dukungan RAM LPDDR4X hingga 8GB dan penyimpanan internal UFS 2.2 hingga 256GB.

Lebih detail, SoC ini dibuat pada proses fabrikasi 8nm dan didukung AI Engine generasi ke-4. Membawa CPU octa-core yang terdiri dari dua inti Kryo 470 Gold 2,3 GHz dan enam inti Kryo 470 Silver 1,8 GHz, serta GPU Adreno 618.

benchmark-xiaomi-mi-11-lite-2

Secara keseluruhan, performa dari smartphone yang menjalankan sistem operasi Android 11 dengan sentuhan MIUI 12.5.1 ini tak perlu dipertanyakan lagi. Dipastikan ia dapat menangani berbagai macam keperluan sehari-hari dan mampu menjalankan proses multitasking dengan lancar.

Begitu pula dengan gaming, Genshin Impact dan PUBG Mobile dapat berjalan lancar dengan pengaturan grafis tinggi. Semua kegiatan di perangkat ini mengandalkan baterai berkapasitas 4.250 mAh dan didukung pengisian cepat 33W.

Verdict

android-11-xiaomi-mi-11-lite

Membawa nama besar keluarga flagship Mi 11 series, fitur yang ditawarkan oleh Mi 11 Lite sama sekali tidak mengecewakan. Sebut saja, panel AMOLED FHD+ yang mana saat dipadukan dengan fitur dual speaker dapat menyuguhkan pengalaman premium saat menonton film. Di aplikasi Netflix, Mi 11 Lite dapat memutar film dalam kualitas HDR.

Sementara untuk gaming, kombinasi layar dengan refresh rate tinggi 90Hz dan chipset Qualcomm Snapdragon 732G, memastikan Mi 11 Lite dapat menangani berbagai game kompetitif dengan mulus. Tentu saja karena berada di kelas yang berbeda dengan Mi 11, maka wajar bila kemampuan kamera, performa, dan beberapa aspek lain mengalami penyesuaian.

Xiaomi Mi 11 Lite juga dapat bersaing ketat dengan kompetitor di kelas menengah, baik dari segi desain, fitur, dan spesifikasi. Justru ancamannya datang dari dalam, di mana ia harus berbagi tempat dengan Redmi Note 10 Pro dan Poco X3 Pro yang dijual dengan rentang harga yang tak jauh beda.

Sparks

  • Bodi tipis, build quality bagus dengan desain halo ring seperti Mi 11
  • Panel AMOLED FHD+ HDR10
  • Tiga kamera, kamera utama 64MP
  • Ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 732G yang powerful di kelasnya

Slacks

  • Sensor sidik jari di samping, belum di bawah layar
  • Bodi tanpa sertifikasi rating IP untuk ketahanan terhadap air dan debu
  • Kemampuan kamera dan performa disesuaikan dibanding Mi 11

Xiaomi Perlahan Tinggalkan Branding Mi pada Semua Lini Produknya

Ada yang janggal dari peluncuran Xiaomi Mi Mix 4 belum lama ini. Kalau kita perhatikan baik-baik di pengumuman resminya, kita sama sekali tidak akan menemukan kata “Mi” disebut. Nama resmi smartphone anyar tersebut cuma Xiaomi Mix 4, dan itu rupanya bukan saltik.

Pada kenyataannya, Xiaomi sedang dalam masa transisi untuk memensiunkan branding Mi yang mereka gunakan selama lebih dari satu dekade. Kepada XDA, perwakilan Xiaomi telah mengonfirmasi bahwa mulai kuartal ketiga 2021, seri produk “Mi” akan diubah namanya menjadi “Xiaomi”, dan ini berlaku untuk kategori smartphone maupun kategori produk IoT.

Xiaomi turut mengklarifikasi bahwa mereka kini punya dua seri produk yang berbeda: seri produk Xiaomi ditujukan untuk segmen premium, sementara seri Redmi ditargetkan untuk kelas harga yang lebih terjangkau, dan sekali lagi ini tidak hanya berlaku untuk kategori produk smartphone saja. Lalu bagaimana dengan Poco? Jujur saya sendiri bingung. Namun satu hal yang pasti, kita tidak akan lagi melihat branding “Mi” kecuali di logo perusahaan.

Xiaomi 12, Xiaomi 12 Ultra, Xiaomi Smart Band 7, Xiaomi TV, Xiaomi Gaming Monitor, Xiaomi Router, Xiaomi Smart Air Fryer, Xiaomi Electric Scooter 4, Xiaomi Security Camera, Xiaomi Screwdriver, (Xiaomi Car?); kira-kira begitulah penamaan produk-produk Xiaomi ke depannya.

Pergantian nama ini pada dasarnya Xiaomi lakukan untuk memperkuat brand presence mereka di kancah global. Pangsa pasar Xiaomi memang begitu kuat di Asia, akan tetapi belakangan ini mereka juga mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di negara-negara barat.

Juli lalu, Canalys melaporkan bahwa pengapalan smartphone Xiaomi di Eropa Barat naik hingga 50% pada kuartal kedua 2021. Masih di laporan yang sama, Xiaomi bahkan berhasil menyalip Apple menjadi brand smartphone terbesar kedua setelah Samsung di kancah global.

Kemudian di bulan Agustus, giliran Counterpoint yang memublikasikan hasil risetnya, dan mereka menempatkan Xiaomi sebagai brand smartphone nomor satu dalam hal penjualan global per bulannya. Kemungkinan inilah yang pada akhirnya menggerakkan Xiaomi untuk memperkuat identitas brand dengan cara memensiunkan branding “Mi”.

Oke, tidak sepenuhnya pensiun, sebab masih ada MIUI, yang tercatat dalam buku sejarah sebagai produk pertama Xiaomi, bahkan ketika mereka belum berjualan ponsel. Well, kecuali Xiaomi berniat menggantinya menjadi Xiaomi UI suatu saat nanti.

Sumber: XDA. Gambar header: Depositphotos.com.

Xiaomi Umumkan Laptop Premium Mi Notebook Pro X 15 dengan Panel OLED 3,5K dan Prosesor Intel Core Tiger Lake

Xiaomi telah mengumumkan laptop premium terbarunya, Mi Notebook Pro X 15. Sesuai namanya, perangkat bersistem operasi Windows 10 Home ini mengusung layar 15,6 inci dengan panel Samsung E4 OLED beresolusi 3,5K (3.456×2.160 piksel) yang memberikan kerapatan 261 ppi dan dikelilingi oleh bezel tipis 4.03mm dengan rasio layar-ke-tubuh 91%.

Suguhan layar lebar yang besar ini berkat penggunaan aspek rasio kekinian 16:10 yang menyajikan ruang kerja ekstra, ideal untuk kegiatan content creation. Layarnya juga mampu menghasilkan warna hingga 100% pada color space sRGB dan colour gamut DCI-P3, serta mendukung DC dimming dan punya tingkat kecerahan maksimum 600 nits.

Beralih ke desain, Mi Notebook Pro X 15 mengadopsi konstruksi unibody yang terbuat dari material aluminium alloy 6-series dan dibentuk menggunakan proses Computerised Numerical Control (CNC). Dimensinya terbilang ringkas untuk ukuran laptop 15 inci yakni 348.9×240.2×18.47 mm dengan berat 1,9 kg.

Xiaomi menyematkan keyboard backlit ukuran penuh dengan key travel 1,3 mm, serta dilengkapi sensor ambient light yang memungkinkan sistem secara otomatis menyesuaikan pencahayaan keyboard dan layar sesuai kondisi lingkungan. Namun pengguna juga dapat menyesuaikan backlight keyboard secara manual dalam tiga level berbeda.

Untuk konektivitas nirkabel, Mi Notebook Pro X 15 sudah dibekali WiFi 6 dan Bluetooth 5.2. Sementara, konektivitas kabelnya meliputi dua USB-A 3.2 Gen 2, USB Type-C, Thunderbolt 4, jack headphone 3.5mm, dan port HDMI 2.1. Tak lupa, Xiaomi menanamkan sensor sidik jari di dalam tombol daya untuk membuka kunci laptop dalam satu sentuhan.

Meskipun dimensinya ringkas, Mi Notebook Pro X 15 tidak berkompromi dalam hal performa. Xiaomi mempercayakannya dengan prosesor Tiger Lake Intel Core generasi ke-11 dan berpadu dengan chip grafis Nvidia GeForce RTX 3050 Ti dengan 4GB GDDR6 VRAM.

Performa gahar tersebut didukung baterai 80Whr yang diklaim mampu memutar video hingga 11,5 jam dengan sekali pengisian daya. Serta, memiliki pengisian cepat yang disebut-sebut dapat mengisi baterai dari nol hingga 50 persen dalam waktu 25 menit menggunakan adaptor daya USB Type-C 130W.

Mengenai harga, Mi Notebook Pro X 15 dari Xiaomi dibanderol dengan harga CNY 7.999 atau sekitar Rp17,9 jutaan untuk konfigurasi prosesor Intel Core i5-11300H, RAM LPDDR4x 16GB, dan penyimpanan SSD 512GB. Sedangkan untuk konfigurasi prosesor Intel Core i7-11370H high performance dengan 4 core, 8 thread, dan TDP 35W, serta RAM LPDDR4x 32GB dan penyimpanan SSD 1TB dijual CNY 9.999 atau Rp22,4 jutaan. Saat ini, dua varian Mi Notebook Pro X 15 tersedia di Tiongkok, rincian tentang ketersediaannya secara global belum diumumkan.

Sumber: Gadgets.ndtv.com

[Review] Mi Watch Lite: Smartwatch Murah dengan Fungsi Dasar dan GPS

Seperti yang kita ketahui, Xiaomi tidak hanya menelurkan produk smartphone saja. Sudah banyak produk AIoT yang datang dari Xiaomi dan memang memiliki harga yang terjangkau. Kali ini, Xiaomi pertama kalinya meluncurkan smartwatch di Indonesia. Perangkat tersebut adalah Mi Watch Lite.

Mi Watch Lite

Mi Watch Lite yang datang ke meja pengujian DailySocial memiliki warna hitam. Perangkat wearable ini masih memiliki model kotak. Berbeda dengan seri yang pro, seri yang satu ini hanya memiliki fungsi dasar dari sebuah smartwatch yang ada saat ini. Hal tersebut berarti Mi Watch Lite belum menyediakan fungsi SpO2. Namun apakah nantinya Xiaomi akan menambahkannya melalui OTA, belum ada informasinya.

Jam tangan pintar Mi Watch Lite memiliki spesifikasi sebagai berikut

Layar TFT 1,4 inci 320 x 320 pixel
Baterai 230 mAh
Konektivitas Bluetooth 5.0
Sensor GPS/GLONASS, Detak jantung, Barometer, accelerometer, gyroscope, kompas
Dimensi 41 x 35 x 10.9 mm
Bobot 35 gram, 21 gram tanpa strap

Untungnya, daya tahan baterai yang ditawarkan oleh Xiaomi pada jam tangan pintar ini berbeda dengan smartwatch pada umumnya. Xiaomi menjanjikan Mi Watch Lite untuk dapat dipakai selama 9 hari. Saat ini masih banyak perangkat wearables yang hanya bisa bertahan dua hari saja.

Unboxing: Isinya hanya charger

Yup, paket penjualan dari Mi Watch Lite hanya berisikan sebuah desktop charger saja. Charger ini sendiri memiliki dimensi yang cukup besar, sehingga (seharusnya) bisa dengan mudah ditemukan saat terselip. Berikut bentuk dari pengisi dayanya:

Mi Watch Lite - Charger

Desain

Bentuk kotak saat ini kembali menjadi sebuah tren semenjak Apple mengeluarkan jam tangan pintarnya. Xiaomi sepertinya mengambil kesempatan untuk kembali menghadirkan model kotak ini pada Mi Watch Lite. Bentuknya membuat orang yang menggunakannya seperti bergaya techie.

Tali jam tangan yang terpasang pada Mi Watch Lite sudah menggunakan bahan karet. Bahan ini tentu saja lebih cocok untuk mereka yang gemar berolah raga. Namun, tali jam tangan ini sepertinya memiliki model tersendiri. Hal ini membuat para penggunanya harus langsung membeli melalui Xiaomi sendiri jika ingin menggantinya.

Mi Watch Lite - Tombol Kanan

Menurut data yang ada pada website Xiaomi Indonesia, Mi Watch Lite menggunakan layar dengan jenis TFT. Namun, view angle dari layarnya tidak terbatas seperti kebanyakan layar TFT. Bisa jadi, memang jam tangan pintar yang satu ini menggunakan layar dengan jenis IPS dan memiliki feature sentuh. Layarnya juga tidak memiliki pelindung sehingga sangat disarankan untuk menempelkan lapisan anti gores.

Seluruh badan dari Mi Watch Lite terbuat dari bahan plastik. Namun, Xiaomi membuat perangkat yang satu ini bisa bertahan pada kedalaman air 50 meter berkat sertifikasi 5 ATM yang dimilikinya. Saat saya pegang, Mi Watch Lite juga terasa sangat kokoh dan tidak terasa kopong. Namun, saya belum tahu bagaimana kekuatannya saat terbentur dengan keras saat berolah raga.

Mi Watch Lite - Sensors

Mi Watch Lite hanya memiliki sebuah tombol pada bagian sisi kanannya. Tombol ini berfungsi untuk membuka tutup menu atau app drawer yang dimiliki. Sedangkan pada bagian bawahnya terdapat sensor pemindai detak jantung.

Jam tangan pintar ini juga sudah dilengkapi dengan GPS, gyroscopeaccelerometer, sensor cahaya, dan barometer. Perangkat ini sendiri memiliki 11 mode olah raga yang bisa diukur. Selain itu, Mi Watch Lite juga bisa mengukur tidur dan juga bisa membantu untuk latihan pernapasan.

Mi Watch Lite - Strap Off

Perangkat ini menggunakan aplikasi Xiaomi Wear untuk menyimpan segala data yang diukur dari Mi Watch Lite. Selain itu, aplikasi ini juga akan memeriksa apakah ada firmware baru atau tidak. Anda juga bisa melakukan pengaturan untuk notifikasi yang bisa diterima oleh jam tangan pintar ini pada Xiaomi Wear. Ingat ya, aplikasinya bukan Mi Fit!

Pengalaman Menggunakan: Minimalis

Tepat seminggu sebelum artikel ini diluncurkan, saya membuka paket penjualan dari Mi Watch Lite. Oleh karena ingin mencoba menggunakan semaksimal mungkin, saya langsung melakukan pengisian ulang hingga 100%. Saya juga melakukan instalasi aplikasi Xiaomi Wear saat melakukan pengisian ulang. Hasilnya: aplikasi ini mendeteksi adanya firmware baru…. nice!

Firmware baru memang sangat saya tunggu pada setiap perangkat AIoT. Sebagai konsumen, tentunya saya menginginkan sebuah perangkat yang dibeli tanpa hadirnya bug dan gangguan software lainnya. Selain itu, tidak jarang sebuah firmware menawarkan sebuah fungsi baru. Mungkin saja (semoga) Xiaomi bisa menghadirkan deteksi SpO2 pada perangkat yang satu ini.

Mi Watch Lite - On Hand

Melihat dari charger yang digunakan, sepertinya hanya dibuat khusus untuk Mi Watch Lite saja. Bisa jadi nantinya (atau sebelumnya) ada perangkat yang memiliki dimensi yang sama sehingga bisa digunakan pula untuk mengisi baterai. Untuk sumber dayanya, charger ini menggunakan interface USB, sehingga bisa langsung dihubungkan ke kepala charger smartphone atau slot USB pada laptop.

Oleh karena pada saat membuka paket penjualannya saya mendapatkan baterai sekitar 48%, pengisian ke 100% memakan waktu sekitar 1 jam. Xiaomi sendiri menjanjikan baterai akan penuh dari benar-benar kosong hingga 100% dalam waktu 2 jam saja. Masa hidup dari jam tangan pintar ini dijanjikan 9 hari jika digunakan. Namun nyatanya setelah 7 hari, jam tangan ini masih memiliki baterai sekitar 30%.

Masalah yang saya temukan pada jam tangan pintar ini adalah pada sisi notifikasi. Jam tangan pintar ini sering kali gagal menampilkan notifikasi dan pesan dari Whatsapp dan Telegram. Padahal, semua persyaratan yang dijabarkan oleh Xiaomi Wear sudah dilaksanakan. Notifikasi pesan bisa didapat pada saat jam tangan ini mematikan layarnya.

Panggilan suara melalui seluler akan membuat jam tangan ini bergetar. Namun, panggilan suara melalui Whatsapp dan Telegram tidak pernah bisa saya dapatkan. Hanya pesan bahwa ada missed call dari aplikasi Whatsapp yang saya dapatkan. Hal ini tentu saja menjadi sebuat PR bagi Xiaomi dalam membenahi notifikasinya.

Jam tangan pintar ini memiliki 11 macam jenis olah raga yang bisa dipantau. Semua itu meliputi lari outdoor, treadmill, sepeda outdoor, sepeda indoor, latihan bebas, jalan kaki, trekking, lari lintas alam, renang di kolam, renang di perairan terbuka, dan kriket. Jam tangan ini juga mendukung penyelaman hingga 50 meter, namun ada baiknya tidak digunakan pada air asin.

Mi Watch Lite - On Charger

Jam tangan ini juga memiliki fungsi yang diantaranya adalah pemantauan detak jantung, pemantauan tidur, pernapasan, notifikasi, cuaca, jam, alarm, senter, dan kontrol musik. Tentunya, fitur-fitur ini sudah umum ditemukan pada hampir setiap jam tangan pintar yang sudah beredar di pasaran. Sayangnya, kita tidak menemukan fitur remote shutter kamera, SpO2, dan lain sebagainya.

Kontrol musik yang ada pada jam tangan ini lebih kepada remote saja. Fitur ini bisa digunakan di beberapa aplikasi yang meliputi aplikasi musik serta Spotify yang ada di smartphone yang terhubung. Jadi saat berolah raga dan ingin sambil mendengarkan musik, Anda juga harus membawa smartphone yang terhubung dengan jam tangan pintar ini.

Hadirnya kompas pada smartwatch yang satu inilah yang membuatnya berbeda dari jam tangan dengan harga terjangkau lainnya yang ada di pasaran. Hal ini akan sangat membantu mereka yang berolah raga dan mengetahui jalur mana yang telah dilalui. Semua itu bakal terekam dan disajikan pada aplikasi Xiaomi Wear. Dan jika (amit-amit) kita tersesat di hutan, kompas bisa membantu kita menentukan arah jalan.

Mi Watch Lite - Xiaomi Wear Watch Face

Pada Mi Watch Lite, pengguna juga bisa mengganti watch face sehingga tidak membosankan. Xiaomi juga sudah menyediakan beberapa watch face yang bisa langsung di download melalui aplikasi Xiaomi Wear. Akan tetapi, saat ini kita belum bisa menggunakan watch face buatan sendiri.

Jam tangan pintar ini akan sangat cocok digunakan untuk para wanita. Untuk pria berbadan besar seperti saya, jam tangan ini juga tidak terlalu terlihat kecil di tangan. Bentuknya yang minimalis juga membuat cocok untuk digunakan di segala kegiatan. Jadi, jam tangan ini tidak hanya pas untuk berolah raga saja tetapi juga bagus untuk bergaya.

Verdict

Pada akhirnya, Xiaomi mengeluarkan jam tangan pintar di Indonesia. Salah satu yang menjadi perhatian adalah Mi Watch Lite karena memiliki harga yang terjangkau. Selain itu, Mi Watch Lite juga menawarkan beberapa fungsi-fungsi yang tentunya tidak ada saat menggunakan jam biasa.

Kinerja dari jam tangan ini memang cukup baik. Walaupun Xiaomi tidak memberikan informasi mengenai SoC dan prosesor yang digunakan, namun jam tangan ini memang cukup responsif saat dioperasikan. Fungsi-fungsinya sendiri juga dengan mudah bisa diakses serta memiliki antar muka yang tidak rumit.

Notifikasi menjadi sebuah turn off dari jam tangan pintar ini. Pada saat layarnya mati, semua notifikasi pesan dari aplikasi pihak ketiga bakal masuk. Sayangnya, notifikasi panggilan suara dan video sepertinya gagal muncul pada jam tangan ini. Padahal, notifikasi saat ini menjadi sebuah fungsi penting karena semua kegiatan termasuk pekerjaan dan hubungan dengan rekan (pacar) harus cepat ditanggapi.

Xiaomi menjual Mi Watch Lite dengan harga Rp. 899.000 saja. Dengan harga tersebut, pengguna sudah mendapatkan sebuah alat bantu olah raga serta bergaya yang memiliki GPS, kompas, serta pemindai detak jantung. Jam tangan ini sangat cocok untuk mereka yang ingin melakukan upgrade dari Mi Band.

Sparks

  • Daya tahan baterai lebih dari seminggu
  • Desain terasa kokoh
  • 5 ATM
  • Antar muka yang cukup responsif
  • Harganya cukup terjangkau
  • Memiliki GPS dan kompas

Slacks

  • Notifikasi panggilan suara dan video pihak ketiga yang gagal masuk
  • Tali jam tangan tidak umum, sehingga harus membeli langsung dari Xiaomi

[Review] Xiaomi Mi True Wireless Earphone 2 Basic: Bagus, Jika Pas di Telinga Anda

Perangkat AIoT memang saat ini sedang digalakkan oleh para vendor smartphone. Salah satu yang banyak dikeluarkan adalah True Wireless Stereo yang bisa digunakan untuk mendengarkan musik sekaligus mengaktifkan Google Assistant. Salah satu yang baru mengeluarkan sebuah TWS adalah Xiaomi. Mi True Wireless Earphones 2 Basic adalah yang paling baru dikeluarkan di Indonesia.

Saat diluncurkan di Tiongkok, TWS ini memiliki nama Mi Airdots 2 SE. Saya pribadi lebih suka dengan nama tersebut dibandingkan Mi True Wireless Earphones 2 Basic yang agak panjang dan ribet untuk disebutkan.

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic - Earbuds

Menyandang nama “Basic” membuat salah satu fitur dari TWS yang satu ini hilang. Hal tersebut menyangkut codec LHDC untuk audio Hi-Def yang ada pada Mi True Wireless Earphone 2 yang asli. Jadi pada Mi TWS Basic 2 ini hanya mendukung codec SBC dan AAC saja. Xiaomi menawarkan driver sebesar 14,2 mm yang saat ini tergolong besar untuk digunakan pada TWS.

Mi True Wireless Earphones 2 Basic memiliki spesifikasi sebagai berikut

Bobot 4,7 gram per earbuds, 48 gram case
Impendansi 32Ω
Versi Bluetooth 5.0
Ukuran Driver ⌀14.2 mm dynamic
Dimensi 52 x 52 x 23 mm (case), 41.9 x 15 x 14.5 mm (buds)
Kapasitas Baterai 50 mAh (per earbud), 300 mah (case)

Baterai yang digunakan pada setiap earbud-nya diklaim mampu bertahan selama 5 jam. Total penggunaan dari Mi True Wireless Earphones 2 Basic juga diklaim bisa mencapai 20 jam pemakaian. Driver besar pun juga menjanjikan suara yang lebih baik.

Unboxing

Inilah yang ada didalam paket penjual Mi True Wireless Earphones 2 Basic

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic - Unboxing

Desain

Untuk Mi True Wireless Earphones 2 Basic, Xiaomi memilih desain yang mirip dengan Airpod. Hal tersebut berarti bahwa TWS yang satu ini akan memiliki desain open ear. Bagi beberapa orang, termasuk saya, desain ini bakal memiliki kekurangan tersendiri karena saat tergeser keluar, suaranya tidak akan 100% terdengar.

Dengan bahan plastik polikarbonat, build dari TWS ini cukup kokoh. Namun, bagian atas dari charging case-nya terasa sedikit ringkih. Saat diketuk, terasa dan terdengar seperti tidak kokoh. Saya menyarankan agar tidak menaruh TWS ini pada kantung belakang celana Anda agar tidak sengaja terduduki.

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic

Pada setiap earbuds-nya terdapat beberapa sensor. Sensor pertama adalah proximity untuk mendeteksi apakah TWS ada di kuping atau tidak. Saat earbuds tidak ada di kuping, maka musik yang sedang didengarkan akan langsung berhenti dan akan dimainkan kembali saat TWS ini kembali dipasang di telinga.

Sensor kedua adalah untuk perintah secara sentuh. Pada Mi True Wireless Earphones 2 Basic, bidang untuk sensor sentuhnya cukup lebar sehingga lebih mudah untuk disentuh. Sayangnya, perintah sentuh pada TWS ini tidak dapat diubah-ubah karena tidak ada aplikasi yang mendukung Mi True Wireless Earphones 2 Basic. Di bawah panel sentuh tersebut terdapat sebuah LED berwarna putih sebagai indikator.

 

Baterai yang ada pada case-nya juga tergolong besar. Total penggunaan yang dijanjikan oleh Xiaomi adalah 20 jam pemakaian yang berarti bisa lebih dari satu hari kerja. Dalam mengisi baterai untuk case-nya, Mi True Wireless Earphones 2 Basic menggunakan interface USB-C.

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic - USB-C

Pada case-nya, tidak terdapat tombol apa pun untuk melakukan pairing. Oleh karena itu, untuk melakukan pairing tinggal membuka case-nya saja. Case ini sendiri memiliki sebuah LED indikator yang berfungsi untuk memberi tahu mengenai kondisi baterainya.

Suaranya bagus, asalkan posisinya pas

Pada setiap review TWS, saya selalu mengeluarkan disclaimer bahwa kuping saya tidak memiliki kompatibilitas dengan model Airpods 😁. Hal tersebut pun juga berlaku pada Mi True Wireless Earphones 2 Basic. Oleh karena itu, saya masih membutuhkan alat bantu agar bisa mendengarkan suaranya secara penuh.

Dalam menguji Mi True Wireless Earphones 2 Basic, saya menggunakan beberapa file FLAC dan Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Hal ini tentu saja diuji dengan menggunakan codec AAC saat melakukan setting dan pairing bluetooth.

Driver yang digunakan pada Mi True Wireless Earphones 2 Basic memiliki dimensi 14 mm. Hal tersebut membuat detail suara menjadi lebih penuh serta bass yang lebih mendentum. Tentunya, dengan syarat semua suara terdengar dengan baik.

Saat menguji TWS ini dengan alat bantu, membuat semua suara yang ada terdengar dengan baik. Bass yang penuh tanpa pecah, suara vokal yang terdengan dengan baik, dan kanal high yang tidak terlalu menusuk di kuping. Detail suara juga dapat terdengar dengan lumayan baik di kuping saya.

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic - On Ear

Sayangnya, saat posisi TWS ini tergeser, membuat suaranya tidak penuh masuk ke dalam telinga. Hal yang paling berkurang banyak adalah suara bass-nya, membuat yang paling terdengar adalah vokalnya. Terus terang, suara yang dikeluarkan cukup membuat saya sedikit letih. Saya lebih suka memakai Redmi Airdots yang seluruh suaranya terdengar dengan baik walaupun menggunakan driver yang lebih kecil.

Selain untuk mendengarkan musik, saya juga menguji TWS ini untuk bermain game. Ternyata, latensi yang dimiliki oleh Mi True Wireless Earphones 2 Basic cukup kecil. Namun, hal tersebut tidak berarti bisa digunakan untuk bermain game dengan nyaman.

Dibandingkan dengan para pendahulunya, Mi True Wireless Earphones 2 Basic hanya memiliki jeda yang cukup kecil. Sayangnya, hal tersebut tetap saja membuat saya cukup telat mengetahui langkah musuh. Game yang saya uji adalah CoD Mobile.

Dalam melakukan panggilan, ternyata TWS ini terdengar cukup baik. Hal tersebut mungkin sejalan dengan suara vokal yang dominan saat TWS ini tergeser di telinga. Lawan bicara juga mendengar suara yang baik dari microphone-nya.

Hal terakhir yang cukup mengesankan adalah daya tahan baterainya. Saya mencoba melakukan simulasi mendengarkan musik dengan menaruh sesuatu didekat sensornya. Hal ini membuat TWS mendeteksi sedang diletakkan di telinga.

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic - Paket Penjualan

Saya melakukan perhitungan dengan menggunakan timer yang saya pasang selama 5 jam. Hasilnya, ternyata TWS ini belum mati pada waktu tersebut, masih tersisa sekitar 9%. Tentunya hasil seperti ini cukup baik karena TWS jarang digunakan untuk mendengarkan musik selama 5 jam secara terus menerus.

Verdict

Perangkat untuk mendengarkan musik tanpa kabel memang sedang naik daun saat ini. Oleh sebab itu, banyak produsen IoT berlomba-lomba dalam mengeluarkan yang terbaik. Xiaomi adalah salah satunya, yang kali ini mengeluarkan Mi True Wireless Earphones 2 Basic.

Saat Anda memiliki kuping yang pas untuk mendengarkan model open ear seperti Mi True Wireless Earphones 2 Basic, suara yang dihasilkan memang bagus. Semua kanal dapat terdengar dengan cukup baik dan suaranya juga cukup jernih. Namun, bagi Anda yang memiliki bentuk telinga yang kurang pas, sepertinya akan kecewa dengan suara yang dihasilkan. Saya menyarankan untuk menggunakan aksesoris untuk membantu menutup suaranya keluar.

Mi True Wireless Earphones 2 Basic juga tidak terlalu cocok untuk digunakan pada game yang membutuhkan suara akurat. Lag yang ada akan sering membuat Anda telat melakukan aksi seperti menembak musuh yang sedang mengejar.

Harga yang ditawarkan oleh Xiaomi untuk Mi True Wireless Earphones 2 Basic memang cukup menggiurkan. Hanya dengan mengeluarkan Rp. 449.000, Anda bisa memiliki TWS yang satu ini. Tentunya, sekali lagi saya akan menyarankan TWS ini untuk Anda yang memiliki telinga yang pas untuk model seperti ini.

Sparks

  • Daya tahan baterai yang sangat baik
  • Touch button yang lebar
  • Suara cukup baik jika telinga Anda pas
  • Sensor pause
  • Harganya tergolong terjangkau

Slacks

  • Masih terasa delay pada game
  • Tanpa dukungan aplikasi
  • Kualitas suara menurun saat tidak pas di telinga

 

 

Daftar Smartphone Xiaomi/Poco/BlackShark yang Mendapatkan Android 11

Agustus tahun 2020 merupakan bulan di mana Xiaomi Indonesia berjanji akan meluncurkan antar muka terbaru mereka, yaitu MIUI 12. Dengan segala peningkatannya dibandingkan dengan MIUI 11, sistem operasi yang digunakan masih menggunakan Android 10. Namun, Android 11 saat ini sudah didepan mata, sehingga membuat semua pengguna perangkat Xiaomi berdebar-debar jantungnya. Apakah akan mendapatkan sistem operasi terbaru tersebut?

Baru-baru ini, tersebar kabar bahwa Xiaomi sedang melakukan pengujian penggunaan Android 11 pada perangkat yang telah mereka keluarkan. Android 11 ini nantinya dijalankan pada antar muka terbaru mereka, MIUI 12. Walaupun begitu, para pengguna perangkat Xiaomi harus bersabar, karena biasanya pengujian internal mereka bisa memakan waktu yang lama.

MIUI 12 A11

Negara yang bakal mendapatkan versi terbaru pertama kali biasanya adalah Tiongkok, tempat markas besar Xiaomi berada. Setelah beberapa waktu, barulah perangkat global yang mendapatkan versi stabil dan betanya. Xiaomi sendiri bakal meng-upgrade perangkatnya sekitar dua kali untuk sistem operasi, sesuai dengan permintaan Google beberapa waktu yang lalu.

Ada beberapa perangkat yang saat ini sedang diuji dengan sistem operasi Android11 secara internal oleh Xiaomi. Perangkat-perangkat tersebut adalah:

  • Mi 10 | Open Beta – MIUI 12 berbasis Android 11 Beta 2.
  • Mi 10 Pro | Open Beta – MIUI 12 berbasis Android 11 Beta 2.
  • Mi 10 Youth Edition (Lite Zoom) | Pengujian internal
  • Redmi K30 Pro/Poco F2 Pro – Open Beta – MIUI 12 berbasis Android 11 Beta 2.
  • Redmi K30/Poco X2 – Dikonfirmasi oleh Poco India
  • Redmi K30 5G/Redmi K30 – Pengujian internal
  • Redmi K30i 5G – Pengujian internal
  • Mi CC 9 Pro/Mi Note 10 / Mi Note 10 Pro – Pengujian internal
  • Mi Note 10 Lite – Pengujian internal
  • Redmi K20/Mi 9T – Pengujian internal

Untuk daftar lengkapnya sendiri adalah sebagai berikut

  • Mi 10 (umi)
  • Mi 10 Pro (cm)
  • Mi 10 Youth Edition (Lite Zoom) (vangogh)
  • Redmi K30 Pro/Poco F2 Pro (lmi)
  • Redmi K30/Poco X2 (phoenix)
  • Redmi K30 5G/Redmi K30 Racing Edition (picasso)
  • Redmi K30i 5G (picasso_48m)
  • Mi CC 9 Pro/Mi Note 10/Mi Note 10 Pro
  • Mi Note 10 Lite (toco)
  • Mi 10 Lite 5G (coin)
  • Mi 9 (cepheus)
  • Mi 9 Pro 5G (crux)
  • Mi 9 SE (gray)
  • Mi CC 9 / Mi 9 Lite (pyxis)
  • Mi CC 9 Meitu Edition (sail)
  • Mi A3 (laurel)
  • Redmi 10X Pro (bomb)
  • Redmi 10X 5G (atom)
  • Redmi 10X 4G/Redmi Note 9 (merlin)
  • Redmi Note 9 Pro Max (excalibur)
  • Redmi Note 9 Pro (joyeuse)
  • Redmi Note 9 Pro India/Redmi Note 9s (curtana)
  • Redmi 9 (lancelot)
  • Redmi 9C/Poco C3 (angelica)
  • Redmi 9A (dandelion)
  • Poco M2 Pro (gram)
  • Blackshark 3S
  • Blackshark 3 Pro (mobius)
  • Blackshark 3 (small)
  • Blackshark 2 Pro (darklighter)
  • Blackshark 2 (skywalker)
  • Redmi K20 Pro/Premium/Mi 9T Pro (raphael)

Jika dilihat, Redmi seri 8 sudah tidak masuk ke dalam daftar tersebut. Kabarnya, Xiaomi memang hanya memberikan satu kali upgrade sistem operasi untuk seri Redmi dan Redmi Note. Jadi, upgrade sistem operasi ini juga mungkin menjadi yang terakhir untuk Redmi seri 9.

Apakah perangkat Anda masuk dalam daftar tersebut? Yuk mari kita tunggu kehadirannya.

Sumber: Mi Community

 

[Review] Xiaomi Mi Note 10 Pro: Kamera Ber-Smartphone 108 MP dengan Baterai Besar

Pergantian pemimpin dari Xiaomi Indonesia memang membawa angin segar untuk para Mi Fans dan pengguna perangkatnya di Indonesia. Pasalnya, Alvin Tse selaku Country Manager Xiaomi Indonesia berani memasukkan seri flagship di Indonesia. Sebelumnya, Steven Shi sepertinya tidak berani memasukkan seri flagship dan hanya perangkat value saja.

Di bawah kepimipinan Alvin, Xiaomi memasukkan BlackShark 2 Pro dan Mi Note 10 Pro atau Mi CC9 Pro. Perangkat yang pertama disebut tentu saja sudah kami review pada tautan yang satu ini. Kali ini, perangkat Xiaomi Mi Note 10 Pro yang disebut sebagai flagship camera masuk ke pasar Indonesia, menantang para pesaingnya yang sudah lebih dahulu mendapatkan pengakuan untuk sisi kameranya.

Xiaomi Mi Note 10

Xiaomi sendiri menggunakan sensor terbaru dari Samsung dengan nama ISOCELL Bright HMX. Dengan sensor terbarunya ini, Mi Note 10 Pro bisa mengambil gambar dengan resolusi tertinggi yang ada pada sebuah smartphone, yaitu 108 MP. Hasilnya bisa dilihat sendiri pada artikel kami sebelumnya di tautan ini.

Xiaomi Mi Note 10 Pro menggunakan spesifikasi sebagai berikut

Xiaomi Mi Note 10
SoC Snapdragon 730G
CPU 2×2.2 GHz Kryo 470 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 470 Silver
GPU Adreno 618
RAM 8 GB
Internal 256 GB
Layar 6,47 inci AMOLED 2340 x 1080 Gorilla Glass 5
Dimensi 157.8 x 74.2 x 9.7 mm
Bobot 208 gram
Baterai 5260 mAh
Kamera 108 MP/27 MP, 12 MP Tele 2x, 5 MP Tele 5x, 20 MP wide, 2 MP makro
OS Android 9 Pie MIUI 11

Untuk hasil dari CPU-Z serta Sensor-Box adalah sebagai berikut

Unboxing

Seperti inilah paket penjualan dari Xiaomi Mi Note 10 Pro

Xiaomi Mi Note 10 - Unboxing

Desain

Xiaomi Mi Note 10 Pro memiliki rasa yang kokoh saat saya pegang untuk pertama kalinya. Bagian belakang dari Mi Note 10 Pro sudah dilapisi dengan Gorilla Glass 5 sehingga lebih tahan terhadap benturan. Selain itu, rangka dari perangkat ini juga sudah menggunakan aluminium yang membuatnya kokoh. Warna yang saya dapatkan untuk pengujian kali ini adalah Glacier White.

Xiaomi Mi Note 10 - Atas

Mi Note 10 Pro memiliki resolusi yang cukup tinggi untuk sebuah smartphone, yaitu 2340×1080. Layarnya memang terlihat lebih panjang karena memiliki rasio 20:9. Untuk pelindung layarnya, Xiaomi sudah memasangkan Gorilla Glass 5 yang lebih tahan terhadap benturan. Selain itu, Xiaomi juga memasangkan layar yang melengkung pada sisi kanan kirinya.

Xiaomi kembali mengusung desain berponi dengan model Dot drop. Hal ini tentu saja hanya menggunakan sebagian kecil dari bagian atas layar sehingga membuat informasi pada notification bar lebih luas. Dan pada poni tersebut tentu saja disematkan kamera dengan resolusi 32 MP untuk mengambil swafoto. Namun karena layarnya yang melengkung, tentu saja membuat desainnya menjadi lain dibandingkan merek lain.

Xiaomi Mi Note 10 - Kanan

Layar dengan dimensi 6.47 inci ini menggunakan jenis Super AMOLED. Dan seperti biasanya, dengan layar jenis ini bisa disematkan sensor sidik jari di bawah layar. Sayang memang, pemindaiannya memakan waktu yang sedikit lama dibandingkan dengan para pesaingnya.

Xiaomi mendesain bagian belakangnya dengan sederet kamera. Ada lima buah kamera yang terpasang pada bagian belakang tersebut, lengkap dengan flash serta soft flash. Pada bagian belakang itu pula hadir sebuah sensor NFC yang sering kali digunakan untuk melakukan transaksi dengan melakukan tapping.

Xiaomi Mi Note 10 - Kiri

Xiaomi juga tidak lupa menaruh sensor infra merah di bagian atas dari Mi Note 10 Pro. Volume naik dan turun serta tombol power diletakkan pada sisi sebelah kanan. Pada sisi sebelah kirinya hanya ditemukan slot nano SIM. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker, serta slot audio 3.5 mm.

Mi Note 10 Pro datang dengan menggunakan antarmuka MIUI 11. Sayangnya, perangkat ini masih menggunakan Android 9.0 Pie. Padahal, Android 10 saat ini sudah mulai digelontorkan oleh para vendor smartphone. Hal ini membuat Mi Note 10 Pro hanya akan mendapatkan pembaruan sistem operasi sampai Android 11 saja.

Xiaomi Mi Note 10 - Bawah

Jaringan

Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Mi Note 10 Pro sendiri mendukung band 1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 18(800), 19(800), 20(800), 26(850), 38(2600), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Mi Note 10 Pro  menggunakan modem x15 yang mendukung LTE Cat 15 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 800 Mbps.

Kamera

Xiaomi meluncurkan Mi Note 10 Pro di Indonesia dengan sebutan Flagship Camera. Oleh karena itu, Xiaomi pun ingin menghadirkan pengalaman mengambil gambar dan video terbaik versi mereka dengan perangkat yang satu ini. Uniknya, Xiaomi adalah yang pertama menggunakan sensor dengan resolusi paling tinggi yang ada saat ini.

Sensor tersebut merupakan buatan Samsung dengan ISOCELL Bright HMX yang memiliki resolusi 108 MP. Dengan menggunakan teknologi TetraCell atau quad bayer, membuat sensornya bisa memilih piksel mana yang terbaik dalam sebuah pengambilan gambar. Hasilnya adalah gambar dengan resolusi 27 MP, atau 108 MP jika semua piksel digunakan.

Xiaomi Mi Note 10 - Kamera

Hasil 108 MP nya tersebut pun juga bukan sebuah gimmick yang patut ditertawakan. Hasil 108 MP memang bisa mengambil gambar lebih tajam yang bahkan sensor 64 MP buatan Samsung sendiri tidak bisa ambil. Megapiksel memang bukanlah segalanya, namun dengan tingkat kerapatan megapiksel yang tinggi mampu membuat hasil dari kamera Mi Note 10 Pro menjadi bagus.

Satu hal yang cukup disayangkan adalah karena hasil yang diambil membuat file yang cukup besar, pengolahan gambarnya membutuhkan waktu. Jadi, sering kali setelah mengambil gambar pertama, akan membutuhkan waktu sekitar satu detik untuk mengambil gambar kedua.

Ada lima buah kamera yang tertempel pada bagian belakangnya. Yang pertama adalah kamera 5 MP 5x zoom, 12 MP 2x zoom, 108 MP, 20 MP wideangle, 2 MP makro. Yang pasti, semuanya mampu mengambil gambar dengan kualitas yang mumpuni.

Kamera utamanya yang menggunakan sensor 108 MP memang mampu mengambil gambar dengan sangat baik. Walaupun begitu, entah mengapa pada beberapa kasus terjadi over exposure. Saya pun mendapatkan tingkat ketajaman yang tinggi serta noise yang rendah.

Kamera zoom juga mampu menangkap gambar dengan baik. Namun, yang perlu diperhatikan bahwa sepertinya kamera zoom 5x yang ada pada Mi Note 10 Pro tidak sepenuhnya benar. Mi Note 10 Pro akan terlihat berganti kamera pada saat melakukan zoom di 3.7x. Walaupun begitu, hasilnya memang masih terlihat cukup baik pada 5x.

Yang cukup mengagetkan adalah kamera makro yang hanya 2 MP mampu menangkap gambar dengan cukup tajam. Pada beberapa smartphone, kamera 2 MP nya bisa menangkap gambar dengan cukup buram. Berbeda dengan Mi Note 10 Pro.

Kamera depannya dapat menangkap gambar dengan cukup apik. Dibekali dengan kamera 32 MP membuat hasil selfie-nya bisa diandalkan pada kondisi cahaya yang terang. Sayangnya, ketajamannya akan sangat berkurang pada saat kondisinya gelap.

Beberapa foto lainnya juga bisa Anda lihat pada artikel yang satu ini.

Pengujian

Salah satu hal yang cukup disayangkan oleh berbagai pihak adalah penggunaan SoC Snapdragon 730G pada sebuah perangkat flagship. Walaupun begitu, Xiaomi sering berjanji bahwa keuntungan mereka dalam menjual perangkat hanya 5% saja. Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah penggunaan kamera 108 MP dan keempat kamera lainnya beserta lensanya.

Snapdragon 730G sendiri menggunakan 4 core Kryo 470 Gold dan 4 core Kryo 470 Silver. Mungkin Anda akan menganggap bahwa menggunakan Snapdragon 855 akan membuat perangkat ini menjadi kencang, namun dengan SD 730G, membuat selain cukup kencang, baterainya juga lebih tahan lama. Hal ini cukup terasa dengan bermain game selama beberapa jam.

Cukup disayangkan pada saat ingin melakukan benchmarking game, aplikasi yang saya gunakan crash pada sekitar 10 menit. Hal ini membuat saya tidak bisa melihat berapa frame rate yang ada pada game tersebut. Namun, semua game yang saya uji bisa berjalan pada setting tertinggi tanpa lag.

Untuk benchmark sintetis, berikut adalah hasilnya

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada MIUI 11 Pengujian berlangsung selama 20 jam 3 menit pada unit yang kami dapatkan.

Menggunakan charger bawaan, saya berhasil melakukan pengisian ulang dengan baterai sebesar 5260 mAh ini. Ternyata dari habis sampai 100%, perangkat ini bisa diisi dalam waktu sekitar 90 menit saja. Namun, dengan charger yang mendukung Quick Charge 3, baterainya bisa penuh dalam waktu hanya 135 menit saja.

Verdict

Akhirnya Xiaomi mengeluarkan flagship mereka di Indonesia. Dengan menyandang nama flagship camera, tentu saja Xiaomi Mi Note 10 Pro langsung ditujukan kepada para penggemar fotografi. Dan tidak tanggung-tanggung, untuk mengejar ketajaman gambarnya, Xiaomi menyematkan kamera dengan resolusi 108 MP.

Xiaomi Mi Note 10 - Belakang

Kamera tersebut memang sangat apik untuk sebuah smartphone, yang walaupun belum bisa disandingkan dengan kamera mirrorless atau DSLR. Xiaomi berhasil membuat sebuah smartphone yang memiliki kamera terbaik pada harga enam jutaan rupiah. Hal ini tentu saja membuatnya cocok untuk digunakan dalam pengambilan gambar apa pun sehari-hari.

Kinerja yang ditawarkan oleh Xiaomi Mi Note 10 Pro memang bukan yang paling kencang, namun pada saat ini, semua pekerjaan masih akan terasa cepat jika dikerjakan pada perangkat yang satu ini. Dengan Snapdragon 730G, membuat bermain game terasa lebih lama dibandingkan dengan perangkat gaming yang menggunakan Snapdragon 855 ke atas. Jadi, penggunaan SoC tersebut dirasa pas jika kita melihat kinerja berbanding daya tahan baterainya.

Berbicara mengenai harga, mungkin tidak semua orang bakal bisa membelinya. Namun, dengan feature kamera yang dimiliki oleh Mi Note 10 Pro, membuat harga Rp. 6.999.000 menjadi tidak terlalu mahal. Hal ini juga membuat Xiaomi Mi Note 10 Pro cocok untuk para pengguna yang suka bermain game sekaligus gemar mengambil foto-foto setiap hari.

Sparks

  • Kinerja tinggi
  • Hasil kamera yang sangat baik
  • Daya tahan baterai yang lama
  • Layar edge
  • Zoom 5x
  • Pengisian baterai cepat
  • Tidak panas
  • Harga berbanding kinerja yang baik

Slacks

  • Hasil kameranya walaupun bagus, namun sering over exposure
  • Pemindai sidik jari tidak cepat
  • Pengambilan gambar membutuhkan jeda waktu
  • Proximity ada bug: Layar tidak mati saat menelpon
  • Ujung layar edge tidak responsif

Smartphone Android 108 MP Xiaomi Mi Note 10 Pro Resmi Hadir di Indonesia: Kamera Resolusi Tinggi!

Para pengguna smartphone Xiaomi tentu saja sudah lama merindukan seri Mi untuk masuk di Indonesia. Hal ini dikarenakan selama ini Xiaomi kerap memasukkan seri Redmi dan seri Mi Android One saja ke Indonesia. Orang pun kerap menilai Xiaomi hanya menjual seri murah saja di Indonesia.

Xiaomi Mi Note 10 - Launch

Di bawah kepemimpinan Alvin Tse, akhirnya Xiaomi meluncurkan smartphone flagship di Indonesia. Pada tanggal 4 Januari 2020 kemarin, Xiaomi meluncurkan Mi Note 10 Pro di Indonesia yang termasuk dalam flagship camera dari Xiaomi. Ini merupakan flagship kedua yang Xiaomi luncurkan setelah seri Blackshark 2.

Xiaomi Mi Note 10 Pro merupakan smartphone pertama yang menggunakan sensor kamera ISOCELL HMX dengan resolusi hingga 108 MP. Dengan menggunakan algoritma Quad Bayer, smartphone ini dapat menghasilkan gambar dengan resolusi 27 MP dengan melakukan pemilihan piksel terbaik secara hardware. Hal ini pula yang membuat Xiaomi digadang sebagai ponsel kamera terbaik kedua pada salah satu situs review.

Xiaomi Mi Note 10 -

Xiaomi Mi Note 10 Pro menggunakan spesifikasi sebagai berikut

Xiaomi Mi Note 10
SoC Snapdragon 730G
CPU 2×2.2 GHz Kryo 470 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 470 Silver
GPU Adreno 618
RAM 8 GB
Internal 256 GB
Layar 6,47 inci AMOLED 2340 x 1080 Gorilla Glass 5
Dimensi 157.8 x 74.2 x 9.7 mm
Bobot 208 gram
Baterai 5260 mAh
Kamera 108 MP/27 MP, 12 MP Tele 2x, 5 MP Tele 5x, 20 MP wide, 2 MP makro
OS Android 9 Pie MIUI 11

Xiaomi Mi Note 10 Pro dijual di Indonesia dengan harga Rp. 6.999.000. Alvin mengatakan bahwa harga ini memang terlihat mahal. Namun beliau mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan sensor baru tersebut juga memang mahal. Perangkat ini dijual pertama dengan cara pre order pada website Blibli dan Mi.com.

Xiaomi Mi Note 10 - Camera

Iklan pada perangkat Mi Note 10 Pro

Tidak hanya pada perangkat Redmi saja, Mi Note 10 Pro juga memiliki iklan pada MIUI 11 nya. Bagi sebagian orang, pemasangan iklan pada perangkat Xiaomi cukup menyebalkan. Hal ini membuat tidak sedikit pengguna Xiaomi yang mencari cara supaya iklan tersebut tidak lagi tampil pada beberapa bagian aplikasi bawaan Xiaomi.

Alvin Tse pun membeberkan penggunaan iklan pada perangkat Xiaomi. Beliau mengatakan bahwa Xiaomi tidak hanya perusahaan pembuat smartphone. Xiaomi merupakan perusahaan internet dengan model bisnis internet. Model bisnis seperti ini seperti penggunaan iklan, keharusan untuk mendaftar seperti ojek online, internet finance, dan lain sebagainya.

Xiaomi Mi Note 10 - Alvin Tse

Karena Xiaomi hanya mengambil untung 5% dari setiap smartphone mereka, tentu saja mereka harus mengambil cara lain untuk meraup keuntungan. Menurut Alvin, hal ini akan menjaga kelangsungan pemberian harga “jujur” pada setiap perangkat yang mereka hasilkan. Lagi pula, Xiaomi bukanlah perusahaan non profit.

Menurut Alvin, jika pengguna senang menggunakan perangkat mereka, pemasangan iklan tersebut seperti seseorang yang puas makan di restoran dan memberikan tip kepada pelayan yang ada di restoran tersebut. Hal tersebut membuat Xiaomi harus bekerja keras agar iklan yang ada harus personalized dan tidak ngawur.

Ngopi dengan Bos Xiaomi Indonesia: Redmi sampai Mi Mix Alpha

Tepatnya hari Kamis tanggal 21 November yang lalu, bertempat di restoran Williams SCBD, Xiaomi mengundang beberapa media untuk mengobrol dengan bos baru Xiaomi Indonesia, Alvin Tse. Pada acara yang cukup santai ini, Alvin pun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para jurnalis terkait isu-isu yang terkait Xiaomi, mulai dari ghoib-nya Redmi Note 8 sampai dengan flagship terbaru mereka.

Redmi Note 8 dijanjikan memiliki jumlah yang cukup untuk dijual di Indonesia. Ternyata, beredar kabar mengenai langkanya stok dari smartphone yang satu itu. Alvin pun mengamini bahwa terjadi sebuah kesalahan pada saat produksi Redmi Note 8 di Batam.

Xiaomi Alvin - Talk

Hal pertama yang terjadi karena adanya peningkatan produksi di pabrik Satnusa. Untuk benar-benar memastikan bahwa tidak ada defect, mereka pun harus melakukan pengawasan kualitas yang ada dan hal tersebut memakan waktu. Tentunya, ada beberapa produksi yang ternyata cacat, sehingga hal tersebut harus ditanggulangi terlebih dahulu.

Hal kedua adalah fokus penjualan Xiaomi yang sejatinya adalah online. Namun, karena kompleksnya pelanggan di Indonesia, yang ternyata tidak hanya konsumen akhir saja yang memburu Redmi Note 8 melainkan para toko dan distributor juga melakukannya. Hal ini yang membuat Xiaomi seperti tidak memiliki barang. Seharusnya ini menjadi masalah untuk ecommerce online.

Hal ketiga, Alvin mengatakan memang permintaan kedua Redmi Note terbaru tersebut sangat tinggi. Hal ini juga membuat persediaan mereka yang mencapai 125 ribu unit ludes.

Saya sempat menanyakan mengenai flagship terbaru mereka, Mi Note 10 atau Mi CC9. Perangkat ini kabarnya sudah lolos proses TKDN di Indonesia. Alvin sayangnya tidak menjawab dengan pasti. Bahkan, beliau mengatakan bahwa baru saja memangku jabatan sebagai Country Director Indonesia sejak Oktober lalu.

Yang pasti, Alvin tidak akan memasukkan Mi 9 karena umurnya sudah mencapai 7 bulan, sehingga dianggap tidak masuk akal. Akan tetapi, Alvin memastikan bahwa Xiaomi akan memasukkan perangkat flagship di Indonesia. Akan tetapi, perangkat flagship tersebut akan dibagi ke beberapa varian.

Misalkan saja, Mi Note 10 nanti akan disebut sebagai Camera Flagshipyang peluncurannya masih dirahasiakan oleh Alvin. Alvin hanya berkelakar kalau mereka meluncurkan pada saat libur Natal, takutnya tidak ada jurnalis yang akan datang pada acara peluncuran.

Saat ini, Alvin memegang dua jabatan sekaligus, yaitu juga sebagai Head of Pocophone. Beberapa wartawan juga menanyakan bagaimana nasib dari Pocophone setelah F1. Dan secara mengejutkan, Alvin mengatakan bahwa Pocophone belum mati hingga saat ini. Walaupun Jai Mani, sang co-founder Pocophone sudah meninggalkan perusahaan itu, namun Alvin memastikan bahwa mereka masih beroperasi.

Pocophone merupakan sebuah perangkat yang hanya berfokus pada performa saja. Oleh karena itu, mereka memasukkan Snapdragon 845 namun memiliki badan yang terbuat dari plastik polikarbonat. Namun, untuk sang penerus, Alvin masih berpikir keras untuk menghadirkan keunikan lainnya. Beliau pun mengatakan bagi yang sangat ingin mengetahui Poco F2 seperti apa, harus menunggu berita dari Twitter-nya.

Xiaomi Alvin - Mi Mix Alpha

Terakhir, Alvin membicarakan mengenai peringkat Xiaomi yang cukup merosot pada beberapa lembaga riset. Misalnya, IDC pada kuartal ketiga menempatkan Xiaomi pada urutan kelima. Apa tanggapan Alvin?

Beliau mengatakan bahwa setiap lembaga riset memiliki perolehan angka sendiri-sendiri. Beliau pun menghargai cara yang digunakan oleh setiap lembaga tersebut. Namun, Alvin melihat dari kekurangan yang mereka miliki sehingga bisa dilakukan perbaikan.

Selama ini, fokus dari Xiaomi adalah penjualan melalui jalur online. Pasar offline merupakan salah satu kelemahan yang mereka miliki. Oleh karena itu, Alvin pun ingin dibawah kepemimpinannya untuk membuka 51 Mi Store di Indonesia. Sebagian dari Mi Store tersebut merupakan Authorized Mi Store yang dijalankan oleh partner mereka.

Partner yang akan menjalankan toko mereka pun juga harus memenuhi standar yang mereka miliki. Hal ini akan membuat para pelanggan untuk dapat merasakan pengalaman yang sama pada semua Mi Store yang dibuka di Indonesia.

Acara pertemuan pun ditutup dengan memamerkan sebuah smartphone purwarupa. Apalagi kalau bukan Mi Mix Alpha yang memiliki layar disekujur badannya. Sayangnya, tidak satu orang pun yang boleh menyentuhnya kecuali sang pemimpin Xiaomi Indonesia tersebut.

Smartphone yang satu ini memang sangat cantik untuk dilihat. Namun pertanyaannya, bagaimana ya kalau perangkat yang satu ini jatuh dari tangan?