Tag Archives: microfinance

Series B funding in process, Uang Teman going for expansion to Philippines / Uang Teman

Uang Teman to Expand to the Philippines Post Series B Funding

The microlending startup Uang Teman is processing an expansion plan to the Philippines this year, after acquiring Series B funding which currently in the final process. One of the reasons to choose Philippines is the similar demographic with Indonesia.

Aidil Zulkifli, Uang Teman’s CEO and Founder, explained this expansion as the first for the company since being founded in April 2015. They will have local partners which familiar with the public’s condition. It will use a different brand. The business model will remain the same as previously done by Uang Teman, an online microlending.

“We’re in the Series B funding process. To be announced by the end of July or early August. Funding will be used for business expansion,” Zulkifli told
DailySocial.

Although there aren’t any number or name published yet, he ensures that there will be new investors followed by the existing ones. The value claims to meet the expectation, helps the company to be confident about regional expansion.

“The investors we’re having talks with, they’re very enthusiastic with our business. Moreover, we’ve reached profit since last April. It gives us enough confidence.”

As a profitable company, he claims the company has already found the right business model. In the meantime, it is said to be able to acquire a big number of customers.

Last year, Uang Teman received Series A investment worth of Rp160 billion led by K2 Venture Capital, Enspire VC, Alpha JWC Ventures, and followed by Silicon Valley expert, Tim Draper, through investment institution Draper Associates.

The funding is used to acquire more users, invest in research, and product development. Uang Teman also creates Data Science & Analytics Center in Singapore and India.

Postponing pivot

The company also postpone the pivot plan to be a p2p lending company from its core business as an online micro-lending. According to Zulkifli, it was because the license by OJK has yet to be received, although the company has completed all the requirements.

“After getting the registration letter, we directly applying for the license. It hasn’t been finalized. We also have other priorities, therefore we postpone the pivot.”

Zulkifli mentioned in the previous interview that the old business model will be pivoted to the subsidiary prepared by the company. Uang Teman, it will run the p2p lending business. Thus, Uang Teman will operate in line with OJK regulation according to POJK No 77/2016.

Regarding the business performance, Zulkifli said that Uang Teman has facilitated more than Rp500 billion in the first half of 2018. As the target, this year we need to distribute Rp1 trillion loans. The number is 10 times higher than last year’s realization of Rp130 billion.

“The progress is currently hitting more than 50% of our target. We’re optimistic to achieve it,” he finished.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Proses Pendanaan Seri B, Uang Teman Segera Ekspansi ke Filipina / Uang Teman

Pasca Perolehan Pendanaan Seri B, Uang Teman Segera Ekspansi ke Filipina

Startup lending mikro Uang Teman tengah memproses rencana ekspansi ke Filipina tahun ini pasca memperoleh pendanaan seri B yang dalam proses finalisasi. Salah satu alasan Filipina yang dipilih sebagai tempat ekspansi pertama adalah kesamaan demografi dengan Indonesia.

Founder dan CEO Uang Teman Aidil Zulkifli menuturkan, ekspansi ini adalah pertama kalinya dilakukan perusahaan sejak berdiri di April 2015. Pihaknya akan menggandeng mitra lokal yang paham dengan kondisi di sana. Brand yang dipakai pun akan berbeda. Model bisnis yang dipakai bakal sama dengan apa yang dilakukan Uang Teman, yakni pinjaman online mikro.

“Kami sedang proses pendanaan seri B. Kira-kira akhir Juli atau awal Agustus ini bisa diumumkan. Dana tersebut akan kita pakai untuk ekspansi usaha,” kata Aidil kepada DailySocial.

Kendati belum bersedia mengungkapkan nilai yang didapat dan identitas investornya, Aidil memastikan akan ada investor baru yang masuk, diikuti investor lama yang ikut berpartisipasi. Nilainya diklaim cukup memenuhi ekspektasi, sehingga perusahaan percaya diri untuk ekspansi regional.

“Para investor yang berbincang dengan kami, mereka sangat antusias dengan bisnis kami. Ditambah lagi saat ini kami sudah capai titik keuntungan di April lalu, cukup memberikan kepercayaan diri bagi kami.”

Sebagai perusahaan yang sudah bisa mencetak untung, dia mengklaim perusahaan sudah menemukan model bisnis yang tepat sehingga bisa menekan biaya pemasaran. Di saat yang bersamaan, perusahaan disebut tetap bisa memperoleh nasabah dalam jumlah yang banyak.

Tahun lalu Uang Teman memperoleh investasi seri A senilai Rp160 miliar yang dipimpin K2 Venture Capital, Enspire VC, Alpha JWC Ventures, serta diikuti tokoh ternama dari Silicon Valley, Tim Draper, lewat lembaga investasi Draper Associates.

Pendanaan tersebut dipakai untuk menggaet pengguna lebih banyak, berinvestasi di bidang riset dan pengembangan produk. Uang Teman juga membuka Data Science & Analytics Center di Singapura dan India.

Tunda pivot

Perusahaan juga menunda rencana pivot untuk menjadi perusahaan p2p lending dari bisnis awalnya sebagai pinjaman online mikro. Penundaan ini, menurut Aidil, karena tak kunjung diterimanya surat izin yang diterbitkan OJK, meski perusahaan sudah memproses seluruh persyaratannya.

“Setelah memperoleh surat tanda terdaftar, kami langsung ajukan untuk peroleh izin. Tapi itu belum kunjung keluar. Karena kami ada prioritas lainnya, akhirnya pivot kami tunda.”

Dalam wawancara sebelumnya, Aidil menuturkan model bisnis lama akan dialihkan ke anak usaha yang dipersiapkan perusahaan. Sedangkan, Uang Teman itu sendiri bakal menjalani bisnis p2p lending. Dengan demikian Uang Teman akan sejalan dengan aturan yang sudah diregulasi OJK sesuai POJK No 77/2016.

Terkait kinerja bisnis Uang Teman sejauh ini, Aidil mengatakan perusahaan telah menyalurkan lebih dari Rp500 miliar per paruh pertama tahun 2018. Adapun sepanjang tahun ini ditargetkan dapat menyalurkan pinjaman sebesar Rp1 triliun. Angka ini naik lebih dari 10 kali lipat bila dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebesar Rp130 miliar.

“Sekarang progressnya sudah lebih dari 50% dari target kami. Masih optimis bisa tercapai,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here
CEO dan Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra / DailySocial

Amartha Catat Penyaluran Pinjaman Rp402,8 Miliar Selama Delapan Tahun Berdiri

Startup fintech p2p lending Amartha mencatatkan realisasi penyaluran pinjaman sebesar Rp402,8 miliar secara akumulatif sejak delapan tahun berdiri hingga kini, dengan total peminjam 104.537 orang yang seluruhnya adalah pengusaha mikro perempuan.

Bila dilihat kinerja Amartha pada tahun lalu, perusahaan telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp200 miliar dengan total peminjam sekitar 80 ribu pengusaha mikro.

“Setelah delapan tahun, Amartha berhasil memperoleh capaian yang membanggakan dalam menjembatani pendana di perkotaan dan perempuan di pedesaan yang ingin meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarganya,” ucap CEO dan Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra, kemarin (22/5).

Amartha juga mengklaim berkat kajian dan pendekatan yang tepat, para mitra usaha mikro yang didukung Amartha mampu membangun reputasi mereka sebagai peminjam yang terpercaya bagi para investor. Oleh karenanya, mitra mampu memberikan ketepatan waktu pembayaran mereka yang berada di atas 99,84%.

Perusahaan melakukan sistem tanggung renteng dalam setiap pengelompokan yang biasanya terdiri atas 10-20 orang untuk mencegah terjadinya kredit macet. Sehingga apabila ada salah satu anggota yang belum bisa membayar tagihannya, di dalam kelompoknya akan menanggungnya secara bersama.

Besaran bunga untuk para peminjam biasanya dilihat dari credit scoring, besaran angkanya berada di kisaran 10%-20% per tahun.

“Kami masih berani klaim NPL-nya 0% karena model tanggung renteng itu proven di lapangan dan cocok untuk segmen perempuan.”

Rencana berikutnya

Kendati Taufan enggan menyebutkan target realisasi yang ingin dicapai Amartha tahun ini, namun dia menuturkan bahwa Amartha sedang mempersiapkan aplikasi dan memperbaiki situs mobile yang ramah agar para investor dapat lebih mudah melakukan aktivitas investasi.

Berikutnya, Amartha bakal perbanyak kemitraan dengan berbagai institusi dari jasa keuangan untuk menjadi pendana. Tercatat Amartha baru memiliki dua kemitraan sebagai pendana, yakni Bank Permata dan Mandiri Tunas Finance. Juga Jamkrindo untuk penjamin kreditnya.

“Dengan Bank Permata ini masih baru, belum bisa disebutkan bagaimana kontribusinya dalam realisasi penyaluran. Sekarang yang terbanyak [sumber dana penyaluran] itu masih dari investor individu.”

Tak hanya menggandeng institusi untuk menjadi pendana, Amartha juga bakal perbanyak kemitraan dengan LSM dan perusahaan untuk kebutuhan CSR. Tujuannya untuk memberikan nilai tambah bagi para peminjam, tak hanya memberikan material saja. Beberapa nama yang sudah bekerja sama diantaranya Pulse Lab Jakarta, Oxford Microfinance Initiative, dan Melbourne Microfinance Initiative.

“Harapannya kami bisa lebih banyak menyalurkan pinjaman berkali-kali lipat dibandingkan tahun lalu.”

Taufan juga menuturkan pihaknya saat ini belum ada rencana melakukan pendanaan tahap lanjutan untuk eskalasi bisnis. Terakhir perusahaan mendapatkan investasi seri A yang dipimpin oleh Mandiri Capital senilai US$2 juta.

Klaim SROI lebih tinggi dari rata-rata dunia

Dalam kesempatan yang sama, Taufan juga mengumumkan pencapaian SROI (Social Return on Investment) atau dampak sosial dari pembiayaan yang tinggi. Di dalam Amartha, SROI yang diberikan kepada pengusaha mikro mencapai 98% per tahun diharapkan dapat memberikan kepercayaan investor maupun calon investor yang dikelola Amartha. Angka ini diklaim melampaui rata-rata SROI dunia yang tercatat sebesar 72,5%.

SROI adalah studi analisa yang mengubah nilai beragam dampak sosial yang telah timbul berdasarkan indikator terpilih untuk menentukan kesejahteraan ekonomi, sosial, lingkungan, menjadi nilai mata uang. Hasil analisa SROI adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara biaya investasi dengan dampak yang terhasilkan.

Makna SROI 98% adalah setiap rata-rata pinjaman sebesar Rp3 juta dari Amartha, secara langsung akan menciptakan dampak sosial senilai Rp5,94 juta. Imbasnya adalah peningkatan kesejahteraan yang lebih baik, terindikasi dari kepemilikan aset mereka yang berkembang, tingkat pendidikan anak yang lebih baik, kesehatan yang lebih baik, kepemimpinan dalam keluarga, hingga hubungan antar individu lebih berkualitas.

Amartha mencatat dari hasil analisa di tahun lalu, terjadi peningkatan penghasilan dari 45% mitra pengusaha di atas Rp1,5 juta. Berikutnya, untuk menandakan peningkatan kesejahteraan sebanyak 31% mitra melakukan renovasi rumah mereka mulai dari lantai, dinding, dan atap.

Sebanyak 68% mitra kini memiliki pompa air dan aliran PAM (19%) sebagai sumber air bersihnya. Kini hanya 2% mitra yang tidak memiliki toilet di rumahnya, berkurang dari tahun sebelumnya 4%.