Tag Archives: microphone

[Computex 2019] Berkunjung ke Kamar Kingston dan HyperX

Besarnya area Computex 2019 memang tidak memungkinkan DailySocial untuk mengunjungi semua vendor yang ada. Oleh karena itu, kami pun harus memilih mana yang dapat kami liput dengan waktu yang cukup terbatas tersebut. Kingston dan HyperX merupakan salah satu yang ada dalam daftar kunjungan kami.

Kingston HyperX - Game rig

Seperti sebelumnya, Kingston mengambil sebuah kamar pada hotel Grand Hyatt Taipei yang bersebelahan dengan gedung tertinggi di Taiwan, 101. Entah karena memang tempatnya nyaman atau tidak kebagian booth di area Computex, banyak memang vendor memori dan pendingin yang memamerkan produknya pada hotel yang satu ini.  Hal tersebut membuat sesi kunjungan sedikit gerah karena banyaknya orang yang masuk dalam sebuah kamar.

Kingston HyperX - Mice

HyperX sendiri merupakan salah satu divisi dari Kingston yang membuat peripheral dengan kinerja tinggi. Oleh karenanya, HyperX sendiri lebih dikenal oleh kalangan gamer dibandingkan dengan Kingston. Hal tersebut juga dikarenakan oleh HyperX yang membuat produk-produk untuk kalangan esports seperti headset, keyboard, mouse, dan lainnya.

Kingston HyperX - Quadcast

Pada ruangan Kingston di Computex 2019, ada beberapa hal yang sangat menarik untuk dibahas. Hal pertama adalah microphone HyperX QuadCast yang diklaim memiliki harga sekitar $200-an. QuadCast mampu merekam suara dari empat sisi sehingga cukup menaruh perangkat ini ditengah untuk mereka suara lebih dari satu orang. Sayangnya, saat ditanyakan kapan perangkat ini ada di Indonesia, pihak HyperX hanya berkata “soon“.

Kingston HyperX - HEadphones

HyperX juga memamerkan Cloud Orbit S, sebuah headset yang mampu menghadirkan suara 3D. Tidak hanya itu, perangkat ini menggunakan teknologi posisi dari Audeze. Apa itu? Teknologi ini memungkinkan kita untuk mendengar suara 3D berdasarkan posisinya. Misalkan saja pada sebuah game, ada suara yang terdengar dari sisi sebelah kanan. Saat kepala kita menengok ke sebelah kanan, maka suara itu akan terdengar seperti berada di tengah depan muka kita.

Kingston HyperX - Test PC

Pada bagian Kingston, cukup banyak hal menarik yang bakal muncul di tahun 2019 ini. Pada bagian SSD, Kingston saat ini sudah memiliki SSD untuk enterprise dengan kapasitas 7.6 TB! Kingston juga memamerkan SSD dengan kapasitas 3.84 TB yang juga ditujukan untuk penggunaan server dengan interface SAS.

Pada sisi RGB, Kingston memiliki sebuah teknologi yang baru akan dipatenkan. Teknologi ini akan membuat RAM RGB akan memiliki warna yang selaras pada saat terpasang tanpa halangan. Saat sensor tertutup, maka warna antar satu RAM dengan RAM yang lainnya akan berbeda.

Beberapa orang akan mengatakan “buat apa”? Namun yang pasti, teknologi RGB juga hanya untuk mempercantik ruang di dalam casing, yang sebagian besar tertutup rapat tanpa kaca. Saya sendiri juga tidak terlalu antusias dengan teknologi lampu berwarna warni ini. Akan tetapi, RGB terbukti meningkatkan penjualan para vendor.

Belum dapat dipastikan kapan produk-produk terbaru dari Kingston akan mendarat di Indonesia. DailySocial pun berencana untuk melakukan review terhadap beberapa perangkat dari HyperX. Semoga saja, hal tersebut dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Kingston HyperX - Extra

*Semua foto diambil menggunakan smartphone Samsung Galaxy S10+

Beyerdynamic Luncurkan Mikrofon USB untuk Para Musisi, Podcaster dan Live Streamer

Mikrofon USB belakangan bertambah populer seiring semakin melonjaknya tren live streaming dan podcasting. Para streamer yang kerap mangkal di Twitch mungkin lebih memercayakan mikrofon dari brand gaming seperti Razer, sedangkan kalangan podcaster mungkin lebih memilih produk dari dedengkot audio seperti Beyerdynamic berikut ini.

Namanya Beyerdynamic Fox, dan ia merupakan mic tipe kondensor dengan wujud kapsul yang cukup ringkas. Komponen diaphragm berukuran cukup besar menjanjikan konversi sinyal suara yang akurat, dibarengi oleh sampling rate maksimum 24-bit/96kHz. Fox turut dilengkapi jack headphone untuk keperluan monitoring.

Jack-nya ini diposisikan di sisi depan demi kepraktisan, tepat di bawah kenop untuk mengatur volume dan menyeimbangkan sinyal input dan output (mix), serta sebuah tombol mute. Sisi belakangnya cuma dihuni oleh sebuah tuas kecil untuk mengatur gain. Secara keseluruhan, desainnya terkesan simpel, namun tetap elegan khas produk Jerman.

Beyerdynamic Fox

Fox mengandalkan konektivitas USB-C, meski kabel yang tersedia dalam paket penjualannya memiliki konektor USB-A (standar) di ujung satunya. Sangat disayangkan Beyerdynamic tidak menyertakan adaptor Lightning ataupun USB-C, padahal belakangan mulai banyak podcaster yang merekam menggunakan ponsel, terlebih sejak kehadiran aplikasi seperti Anchor.

Di Amerika Serikat, Fox bakal dijual seharga $179 mulai tanggal 16 Juli mendatang. Banderolnya terbilang kompetitif jika dibandingkan dengan produk serupa dari brand seperti Blue, Shure, Rode dan Apogee, yang sudah cukup lama bermain di segmen ini.

Sumber: The Verge.

Razer Perkenalkan Microphone ‘Elite’ Untuk Streamer Profesional

Tren streaming tak lama menyusul setelah meledaknya kepopularitasan eSport. Setelah lahirnya atlet-atlet elektronik, bermunculan pula para broadcaster gaming profesional dengan kebutuhan yang spesifik terhadap perangkat-perangkat berperforma tinggi. Razer merupakan salah satu perusahaan gaming gear yang cekatan dalam menanggapi permintaan ini.

Di bulan Oktober 2017 kemarin, produsen aksesori gaming pimpinan Min-Liang Tan ini memperkenalkan dua produk yang dispesialisasikan bagi para streamer. Pertama, Razer menyediakan webcam Kiyo yang dibekali 12 LED serta kemampuan broadcast di resolusi 1080p 30FPS. Device kedua adalah microphone dedicated Seiren X buat mendampinginya. Di sana, Razer membenamkan kondensor 25mm untuk meningkatkan sensitivitas input.

Dan di tahun ini, Razer memutuskan untuk meng-uprade Seiren lebih jauh lagi agar mampu memenuhi tuntutan streamer dan YouTuber kelas kakap. Mereka memperkenalkan Razer Seiren Elite, yaitu microphone USB yang didesain agar optimal dalam ‘merefleksikan’ segala emosi Anda lewat suara – baik itu rasa gembira ataupun frustasi.

Penampilan Seiren Elite tak jauh berbeda dari Seiren X. Microphone ini mengusung desain kapsul, terpasang ke sebuah stand melalui engsel, memungkinkan kita buat menyesuaikan kemiringannya. Di sisi luar tubuhnya, Anda bisa menemukan ring LED indikator, tombol mute, kenop volume dan gain, serta port headphone 3,5mm zero latency untuk memonitor input. Sebagai alternatif pemakainnya, Anda dapat menyambungkan Seiren Elite ke boom arm.

Desain kapsul kabarnya memberikan efek pada penerimaan audio, yakni meminimalkan interferensi elektronik, membuat suara sang streamer jadi terdengar lebih kaya, lebih hangat, serta mendekati aslinya. Razer juga paham bahwa saat bermain game, antusiasme kita terkadang lepas kendali. Itulah tugas dari unit limiter digital/analog di dalam: menjaga input dari distorsi dan putus-putus, sehingga apa yang Anda ucapkan selalu terdengar ‘terkendali’.

Razer Seiren Elite 2

Seiren Elite juga menyimpan filter high-pass built-in yang bertugas buat menyingkirkan getaran-getaran serta bunyi-bunyian berfrekuensi rendah – contohnya seperti bunyi langkah atau gemuruh pendingin udara. Hanya sinyal paling jernih yang akan ditangkap oleh microphone.

Razer Seiren Elite 1

Elite mempunyai bit rate 16bit, sample rate minimal 44,1kHz dan maksimal 48kHz, serta mampu merespons frekuensi dari 20Hz sampai 20kHz. Perangkat mendukung PC ber-OS Windows 10, 8, dan 7, atau Mac OS 10.8; tersambung melalui kabel USB.

Seiren Elite sudah mulai tersedia secara global di bulan Januari 2018, dijajakan seharga US$ 200.

Menurut saya, bagian terbaik dari penawaran Razer ini ialah kemudahan pemakaiannya. Setelah disambung, Seiren Elite dapat segera digunakan. Ia tidak memerlukan unit mixer, amplifier atau converter eksternal. Dan tentu saja, versi Elite ini bisa dipasangkan ke kamera Kiyo.

Sumber: PR Newswire.

Instamic Diklaim Sebagai GoPro-nya Microphone?

Setelah menyiapkan kamera, faktor krusial lain yang harus Anda pikirkan dalam pembuatan video adalah penyediaan microphone. Untuk spesifikasi tertentu, harganya cukup mahal, belum lagi pemakaiannya kurang fleksibel karena berat dan memakan tempat. Lewat device bernama Instamic, seorang inventor bernama Michele Baggio mencoba memberi solusi. Continue reading Instamic Diklaim Sebagai GoPro-nya Microphone?