Tag Archives: microsoft indonesia

Microsoft for Startup Founders Hub

Program “Founders Hub” dari Microsoft Memiliki Misi Berdayakan Startup Tahap Awal

Pada Maret 2022 lalu, Microsoft resmi meluncurkan inisiatif “Microsoft for Startup Founders Hub”. Platform ini memberikan akses ke panduan teknis yang dipersonalisasi di setiap tahap pengembangan startup. Pendekatan yang digunakan juga telah disesuaikan dengan fase pertumbuhan startup.

Program ini juga memungkinkan founder mendapatkan bimbingan dan mentoring dari para ahli terkait baragam topik bisnis—mulai dari perekrutan untuk strategi go-to-market, serta pengetahuan yang mereka butuhkan untuk maju ke tahap berikutnya.

Menurut laporan Startup Ranking, Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara dengan jumlah perusahaan rintisan atau startup terbanyak di dunia pada 2022. Tercatat, ada sekitar 2346 startup yang dirintis di negeri ini. Jumlah ini menempatkan Indonesia di posisi kelima dalam daftar tersebut, di bawah AS (71.405), India (6.258), dan Kanada (3.332).

Microsoft menyadari kebutuhan untuk mengubah gagasan menjadi solusi yang nyata, berdampak, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, dukungan yang diberikan kepada startup pun dimulai dengan pendekatan kolaboratif agar bisa mengakomodasi perusahaan rintisan dari berbagai latar belakang.

“Kami berharap Microsoft for Startup Founders Hub menjadi solusi untuk perusahaan rintisan anak bangsa agar semakin terberdayakan, selaras dengan misi dan upaya kami untuk #BerdayakanIndonesia,” ujar Country Lead Azure GTM Microsoft Indonesia, Fiki Setiyono.

Fiki juga menambahkan bahwa program ini dapat dimanfaatkan oleh semua orang dan siapa pun dengan ide yang layak mendapatkan solusi untuk berinovasi dan terus tumbuh. Mulai dari fase ideation menjadi prototype, kemudian pada fase develop dengan membangun minimum viable product, kemudian bertumbuh dan siap merilis merilis produk ke pasar atau mulai mendapatkan pelanggan hingga ke tahap scale.

Salah satu manfaat yang ditawarkan dari program ini adalah membantu startup berkembang dengan kecepatannya sendiri hingga mendapatkan kredit Azure hingga $150.000 dengan berbagai fase atau tahapan. Tidak hanya itu, program ini juga bisa membantu meningkatkan developer velocity, mengakselerasi produktivitas tim dengan Microsoft 365 dan Microsoft Teams, serta produk-produk Microsoft lain yang bisa membantu mengembangkan bisnis.

Portofolio Founders Hub

Salah satu perusahaan rintisan yang menjadi bagian dalam ekosistem startup Microsoft adalah Opsigo. Perusahaan ini menghadirkan platform terintegrasi untuk mendigitalisasi industri travel dan pariwisata. Kelahiran Opsigo terinspirasi dari kurangnya kemampuan sistem global untuk mengakomodasi keunikan proses bisnis yang ada di negara-negara Asia Tenggara.

Data yang dipaparkan oleh tim Opsigo menunjukkan bahwa sekitar 80% dari konsumen agen travel merupakan konsumen korporasi yang membeli tiket dan voucher hotel untuk keperluan perjalanan dinas mereka. Melihat peluang dari sektor korporasi yang lebih mulus, Opsigo mulai mengembangkan Opsicorp, sebuah platform pengelolaan perjalanan dinas untuk korporasi.

Melalui platform ini, korporasi dapat merencanakan perjalanan, melakukan penerbitan tiket atau voucher hotel secara otomatis, dan memastikan perjalanan dinas tersebut sesuai dengan kebijakan perjalanan perusahaan. Teknologi unggul Opsicorp juga memungkinkan integrasi dengan berbagai platform internal perusahaan, termasuk sistem ERP dan keuangan.

Selain itu, korporasi dapat melihat data pola perjalanan dinas untuk mencari peluang efisiensi yang dapat dilakukan. Alhasil, korporasi diharapkan dapat mempersingkat waktu dan menekan biaya perjalanan hingga 20-30%, seraya menjamin kepatuhan pada kebijakan perjalanan dinas perusahaan. Sejumlah korporasi yang telah menggunakan layanan Opsicorp, antara lain Avrist, Kanmo Retail, Pegadaian, Pertamina, Sritex, dan masih banyak lagi.

CEO Opsigo Edward Nelson Jusuf mengungkapkan bahwa produk atau layanan yang diberikan Opsigo sangat berkaitan dengan transaksi keuangan. Maka dari itu, perusahaan harus dapat menjamin keamanan data dan sistem layanan. Salah satu alasan perusahaan bergabung dengan ekosistem Microsoft adalah sistem keamanan yang premium meyakinkan perusahaan tetap aman, sehingga  mencegah menimbulkan kerugian untuk nasabah ataupun perusahaan.

“Selain itu, pelanggan Opsigo, baik itu dari BUMN maupun korporasi, secara umum juga memanfaatkan ekosistem Microsoft seperti Azure, sehingga sistem Opsigo mudah terintegrasi dengan sistem mereka,” ungkapnya dalam diskusi virtual “Empowering Indonesian Startups for Digital Indonesia” pada hari Kamis (22/09).

Selain itu, Microsoft juga mewadahi dan membekali upskilling platform seperti Alkademi. Berawal dari komunitas digital di Bandung, Alkademi menyediakan berbagai pelatihan teknologi bagi anak muda di daerah suburban sebagai upaya menjawab kebutuhan akan sembilan juta talenta digital Indonesia pada tahun 2030. Kini, sekitar 2.000 siswa telah mendapatkan manfaat dari kelas-kelas yang ditawarkan Alkademi.

Sejak didirikan, Alkademi memanfaatkan Microsoft Azure sebagai basis dari Learning Management System (LMS) mereka. Familiaritas dan keandalan yang Alkademi rasakan dalam ekosistem Microsoft mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam Microsoft for Startups Founders Hub, sekaligus menjadi yang pertama dari Indonesia pada awal tahun 2022. Dalam program tersebut, Alkademi mendapatkan akses infrastruktur teknologi Microsoft, wadah networking dan mentorship, serta go-to assistance dari ahli Microsoft global.

Pada dasarnya, program-program inkubator dan akselerator yang ada saat ini menawarkan kemudahan bagi founder dalam melakukan eskalasi bisnis.  Berdasarkan hasil riset yang dilakukan DailySocial.id, per tahun 2021, ada sekitar 17 program inkubator dan/atau akselerator yang masih aktif membuka batch untuk startup baru. Beberapa di antaranya yang aktif menjaring termasuk program akselerator Surge dari Sequoia Southeast Asia dan India, Founder Institute, dan Y Combinator. 

Belajar dari Product Marketing Manager Data & AI Microsoft Indonesia Marsya Juwita Aderizal tentang pemanfaatan teknologi seperti AI dan IoT untuk bisnis

Mengadopsi Teknologi AI, Machine Learning, dan IoT untuk Bisnis

Tidak bisa dipungkiri teknologi artificial intelligence, IoT, dan machine learning sudah mulai banyak digunakan startup dan perusahaan teknologi secara global. Tidak hanya membantu mempermudah pekerjaan, memangkas waktu, hingga memberikan hasil pekerjaan yang akurat, teknologi-teknologi tersebut juga diprediksi akan menggantikan pekerjaan manusia secara umum dan menghapus pekerjaan yang sebelumnya banyak dilakukan.

Menurut Product Marketing Manager Data & AI Microsoft Indonesia Marsya Juwita Aderizal yang menjadi pembicara dalam sesi #SelasaStartup, kekhawatiran tersebut menjadi tidak relevan dilihat dari banyaknya peluang baru yang bisa dihasilkan dari AI, IoT, dan machine learning. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri dan bagaimana kreativitas dari individu untuk bisa mengadopsi perubahan tersebut.

“Intinya kita harus berpikir lebih kreatif, dan bagaimana teknologi tersebut bisa membuka lapangan pekerjaan baru untuk Anda dan orang banyak,” kata Marsya.

IoT, machine learning, dan AI

Salah satu keunggulan teknologi IoT adalah dengan hanya menggunakan data bisa memprediksi sebuah proyek. Dalam hal ini yang berkaitan dengan industri otomotif hingga agrikultur. Untuk yang terakhir, yaitu pertanian, sudah mulai banyak ditinggalkan kalangan muda, karena sifatnya yang masih sangat tradisional dan konvensional.

Dengan teknologi IoT, semua pekerjaan tersebut justru bisa lebih menyenangkan sekaligus memberikan hasil yang lebih akurat. Pertanian, perikanan, dan sektor agrikultur lainnya merupakan salah satu sektor yang bisa bertransformasi menjadi lebih baik mengandalkan teknologi IoT.

Sementara itu jika berbicara tentang machine learning, sektor yang paling banyak diuntungkan adalah perbankan dan fintech. Mulai dari melakukan credit scoring hingga risk analytics, semua bisa lebih mudah dilakukan dengan menerapkan machine learning.

Dulu sebelum teknologi ini hadir, proses credit scoring masih dilakukan secara manual. Kini, dengan menerapkan proses scrawling di media sosial hingga eksistensi pengguna secara online, proses tersebut sudah bisa dilakukan dengan mudah dan cepat. Machine learning juga bisa membantu perbankan, instansi keuangan hingga fintech untuk meminimalisir fraud.

Yang terakhir yaitu AI, paling banyak dimanfaatkan startup dan perusahaan teknologi. Salah satu fitur yang menjadi favorit adalah chatbot. Bukan hanya layanan e-commerce saja yang banyak memanfaatkan chatbot, namun juga jasa, keuangan dan lainnya. Teknologi AI juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan permainan VR dan AR, dibantu dengan Natural Language Processing (NLP).

“Pada akhirnya semua teknologi tersebut bisa diterapkan oleh semua industri, tentunya dengan pendekatan dan kebutuhan yang berbeda. Microsoft sendiri sebagai perusahaan yang sudah besar, masih memanfaatkan teknologi-teknologi tersebut untuk menghasilkan performance yang lebih baik, mengurangi biaya dan otomasi,” kata Marsya.

Kirill Mankovski, Allan Bonke (XL Axiata), and Mulia Dewi Karnadi (Microsoft Indonesia) / XL Axiata

XL Axiata Partners with Microsoft Indonesia to Target SME and Enterprise

In maximizing service to SMEs and enterprises, XL Axiata (XL), announces a strategic partnership with Microsoft Indonesia. Kirill Mankovski, XL’s Chief Enterprise & SME Officer, said to the media that this partnership is based on XL’s commitment in creating service for SMEs and enterprises which currently shows positive growth.

“Not really different with the previous XL’s Biz service, the current BIZ offers an affordable price. However, we’re now provide bundling products of Microsoft’s Office 365,” he said.

Officially, the partnership with XL is Microsoft Indonesia’s first. Globally, this kind of collaboration is common for Microsoft.

“Basically, we want to support the collaboration era that currently prioritizes internet network and speed. If the business once relied on devices, recently the fast and affordable internet connection become the business choice,” Mulia Dewi Karnadi, Microsoft Indonesia’s Small Medium Corporate Director, said.

There are four variants of prepaid BIZ package offered to individuals and businesses. Started from BIZ starter for IDR 49,000 to BIZ Infinity for IDR 499,000. In addition to the prepaid payment options, BIZ service can be upgraded into postpaid.

“The product we offer is complete and ideal for business owners which having difficulties in finding the suitable internet plan for the business,” Mankovski added.

Provide services to 93% of the population

Allan Bonke, XL Axiata’s Chief Commercial Officer, said that XL Axiata has currently provided 93% of the population with total users reaching 52.9 million. The company has 111,000 BTS and 25,000 4G BTS. There are 380 cities/regencies in Indonesia have been covered with 4G / LTE services. XL Axiata claims around 2900 companies are using its services.

“Although Indonesia is dominated by prepaid customers, we’re now starting to see changes in postpaid customers which shows positive growth,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kirill Mankovski, Allan Bonke (XL Axiata), dan Mulia Dewi Karnadi (Microsoft Indonesia) / XL Axiata

XL Axiata dan Microsoft Indonesia Bermitra, Sasar Kalangan UKM dan “Enterprise”

Guna memaksimalkan layanan ke kalangan UKM dan enterprise, XL Axiata (XL) mengumumkan kemitraan strategisnya dengan Microsoft Indonesia. Kepada media, Chief Enterprise & SME Officer XL Kirill Mankovski mengungkapkan, kemitraan ini dijalin sesuai komitmen XL untuk menghadirkan layanan lebih ke kalangan UKM dan enterprise yang saat ini menunjukkan pertumbuhan yang positif.

“Tidak jauh berbeda dengan layanan Biz dari XL sebelumnya, layanan BIZ kali ini juga menawarkan harga yang terjangkau. Namun kali ini kami memberikan produk bundling Office 365 online milik Microsoft,” kata Kiril.

Secara resmi, kerja sama dengan XL merupakan yang pertama dilakukan Microsoft Indonesia. Secara global, kolaborasi seperti ini sudah kerap dilakukan Microsoft.

“Pada dasarnya kita ingin mendukung era kolaborasi yang saat ini lebih mengutamakan kecepatan dan jaringan internet. Jika dulunya bisnis tergantung dengan device, saat ini koneksi internet yang cepat dan terjangkau menjadi pilihan untuk usaha,” kata Small Medium Corporate Director Microsoft Indonesia Mulia Dewi Karnadi.

Terdapat empat varian Paket BIZ prabayar yang ditawarkan kepada pengguna kalangan individu dan bisnis. Mulai BIZ Starter seharga Rp 49.000 hingga BIZ Infinity seharga Rp 499.000. Selain pilihan pembayaran dengan cara prabayar, layanan BIZ juga bisa di-upgrade menjadi pascabayar.

“Produk yang kami hadirkan ini sudah sangat lengkap dan ideal bagi pemilik bisnis yang masih kesulitan mencari kuota internet yang sesuai untuk usaha,” kata Kiril.

Telah melayani 93% populasi

Di kesempatan yang sama, Chief Commercial Officer XL Axiata Allan Bonke menyebutkan, saat ini XL Axiata telah melayani sekitar 93% populasi di Indonesia dengan jumlah pengguna mencapai 52,9 juta orang. Perusahaan memiliki 111 ribu BTS dan 25 ribu BTS 4G. 380 kota/kabupaten di Indonesia telah tercakupi layanan 4G/LTE. XL Axiata mengklaim sekitar 2900 perusahaan telah menggunakan layanannya.

“Meskipun Indonesia didominasi pelanggan prabayar, namun saat ini kami mulai melihat perubahan pelanggan pascabayar yang mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif,” kata Allan.

IDEC Akan Selenggarakan Seminar Bertajuk Big Data dan Artificial Intelligence

Setelah pada Januari lalu mengadakan acara bertajuk “Expert Dating” dan seminar bertema “Blockchain”, bulan ini Indonesia Entrepreneur Center (IDEC) akan kembali mengadakan acara untuk meningkatkan pemahaman para pengusaha tentang tren teknologi terkini. Kali ini tema yang ingin diangkat adalah seputar big data dan artificial intelligence.

Acara pertama akan mengundang Christian Angkasa (Head of Advanced Analytic KUDO) dan Heryanto Lee (Lead Data Engineer KUDO). Keduanya akan membagikan materi seputar bagaimana cara menggunakan big data dalam berbisnis di sesi seminar “How to Use Big Data for Your Business”. Materi yang akan disampaikan mulai dari pemaparan apa itu big data dan bagaimana cara menggunakannya dalam berbisnis serta manfaatnya. Seminar ini akan digelar pada Selasa, 13 Februari 2018, 14.00 WIB, Metropolitan Tower, Lt.13, Cilandak, Jakarta Selatan.

Acara kedua bertajuk artificial intelligence akan menghadirkan Reynir Fauzan (Co-Founder dan CMO Kata.ai) dan Yugie Nugraha (Project Lead Rinna-Microsoft AI & Research). Tema seminar yang diangkat adalah “Welcoming the Future: AI in Your Business”.  Kedua pakar akan membicarakan tentang bagaimana AI dapat bekerja untuk sebuah perusahaan. Seminar akan dilaksanakan pada Selasa, 20 Februari 2018, 14.00 WIB, di Centennial Tower, Lt.29, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Dengan acara ini, IDEC mengharapkan pengusaha di Indonesia dapat memperdalam pengetahuan dalam bidang teknologi dan peran teknologi dalam dunia bisnis. Pada akhirnya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kewirausahaan Indonesia dan juga kualitas wirausahawan di Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran untuk seminar sesi pertama dapat menggunakan tautan berikut ini: klik di sini. Dan untuk seminar sesi kedua dapat menggunakan tautan berikut ini: klik di sini.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Indonesia Entrepreneur Center

Haris Izmee Appointed as Microsoft Indonesia’s President Director

Microsoft officially announce Haris Izmee as the new President Director for Indonesia. Previously, the position is occupied by Andreas Diantoro for about 5 years. Andreas reportedly resigned from his position but not yet known where he would continue his career.

Haris Izmee is known to have experience in professional business for almost 20 years. Previously, Haris worked at Indonesia’s General Electric Healthcare (GEHC) as Director and Country Manager. In his era, he successfully expanding business in health and recently becomes the biggest GE’s business.

Prior ro GEHC, He was a Senior Sales Director at GE Aviation, responsible in leading all commercial aircraft engine sales. In educational background, Izmee is a graduate of London’s Queen Mary University with Aeronautical Engineering degree.

Andrea Della Mattea, Microsoft Asia Pasific’s President said in her statement, “Haris has an impressive track record in successful business. We aware that Indonesia is in an excellent position to grow new business, and I am very pleased to have Haris as a leader for our customers and partners towards digital transformation.

At Microsoft, Izmee will be responsible in product marketing, services and customer support in Indonesia, most importantly to fasten the transformation Microsoft currently working on, to be a productive company and popular platform.

“I am so glad to be able to join Microsoft at its finest. Indonesia’s aspiration in becoming the largest digital economy in Southeast Asia in 2020 shows a great opportunity for our partners and customers to use new business model and solution in fastening their business growth. Microsoft’s vision in empowering public and communities, underlines our commitment to support their digital transformation plans,” Izmee said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Haris Izmee Ditunjuk Menjadi Presiden Direktur Microsoft Indonesia

Microsoft hari ini resmi mengumumkan penunjukan Haris Izmee sebagai Presiden Direktur baru untuk Indonesia. Sebelumnya posisi tersebut dijabat oleh Andreas Diantoro selama kurang lebih lima tahun. Andreas dikabarkan mungundurkan diri dari jabatannya tersebut, namun belum diketahui informasinya tentang ke mana selanjutnya Andreas akan berkarier.

Haris Izmee diketahui sudah berpengalaman di bisnis profesional selama hampir 20 tahun. Sebelumnya, Haris bekerja di General Electric Healthcare (GEHC) Indonesia sebagai Country Manager dan Direktur. Dalam masa jabatannya, Haris sukses memperluas usaha dalam bidang kesehatan, yang menjadi bidang usaha terbesar GE pada saat ini.

Sebelum GEHC, Haris merupakan Senior Sales Director di GE Aviation, ia bertanggung jawab memimpin seluruh penjualan mesin pesawat komersial. Untuk latar belakang pendidikannya sendiri, Haris adalah lulusan dari Queen Mary University di London dengan gelar Sarjana Teknik Penerbangan.

Presiden Microsoft Asia Pasifik, Andrea Della Mattea dalam sambutannya mengatakan, “Haris memiliki rekam jejak kesuksesan bisnis yang mengesankan. Kami sadar bahwa Indonesia sedang berada di posisi yang luar biasa untuk dapat meraih kesempatan pertumbuhan bisnis baru, dan saya sangat senang untuk menyambut Haris yang akan memimpin pelanggan dan mitra kami menuju transformasi digital.”

Di Microsoft, Haris akan bertanggung jawab terhadap pemasaran produk, layanan dan dukungan pelanggan di Indonesia, serta yang lebih penting yakni mempercepat transformasi yang tengah dilakukan Microsoft saat ini, untuk menjadi perusahaan produktivitas dan platform terkemuka.

“Saya sangat senang dapat bergabung bersama Microsoft, di saat yang sangat tepat. Aspirasi Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020 menunjukkan kesempatan yang sangat besar bagi mitra dan pelanggan kami untuk memanfaatkan model bisnis dan solusi baru dalam mempercepat pertumbuhan bisnis mereka. Visi Microsoft untuk memberdayakan masyarakat dan komunitas, menggarisbawahi komitmen kami untuk mendukung perjalanan transformasi digital mereka,” sambut Haris dalam rilis yang kami terima.

Empat Komponen Pendorong Transformasi Digital Bisnis

Revolusi industri tengah mencapai babak baru, sebagai refleksi dari perkembangan teknologi yang sudah ada saat ini. Internet, IoT, perangkat mobilitas, hingga pemrosesan data yang kian canggih telah terbukti mampu memberikan dampak baik di berbagai bidang, tak terkecuali bisnis. Oleh karenanya jargon “transformasi digital” sangat kuat didengungkan akhir-akhir ini.

Di kesempatan acara Microsoft Industry Summit Indonesia, COO Microsoft Indonesia Linda Dwiyanti turut memaparkan tentang topik transformasi digital. Ia mengungkapkan bahwa proses tersebut sangat penting untuk diikuti bisnis saat ini guna mempertahankan sekaligus mengakselerasi laju bisnis yang sudah ada. Karena orientasi konsumen juga kian tinggi ekspektasinya.

Menurut Linda, transformasi digital sendiri mencakup berbagai aspek. Tujuan utamanya ialah membuka peluang sebesar-besarnya kepada industri untuk semakin inovatif dan kreatif memaksimalkan sumber daya teknologi yang ada. Setidaknya ada empat hal yang ditekankan Linda berkaitan dengan transformasi digital yang dapat dilakukan oleh suatu bisnis. Berikut poin-poinnya:

Dimulai dari internal bisnis, memaksimalkan potensi SDM

Secanggih apa pun teknologi hanya akan berperan sebagai sebuah tools. Keluaran yang dihasilkan bergantung dengan brainware yang mengoperasikan. Oleh karenanya Linda mengatakan bahwa memberdayakan SDM yang ada di lingkungan bisnis menjadi salah satu urgensi utama dan yang paling awal dalam melakukan transformasi digital. Investasi untuk meningkatkan pemahaman SDM terkait teknologi sangat perlu, untuk membangun literasi digital itu sendiri.

Libatkan komponen yang turut berpengaruh dalam bisnis

Salah satu hasil yang dapat dicapai dari transformasi digital yang telah dimulai dari sisi internal bisnis adalah jam kerja yang cenderung lebih fleksibel. Namun hal tersebut tidak akan efektif jika perkembangannya tidak diikuti oleh komponen di sekitarnya, dan yang paling berpengaruh besar bagi bisnis tentu pelanggan. Pendekatan kepada pelanggan juga harus mampu diakomodasi dengan pintar, selain menyuguhkan ragam teknologi yang sesuai, optimasi sistem modern –sebut saja AI atau komputasi awan—dapat menjadi solusi yang efektif untuk turut membawa pelanggan bisnis ke dalam transformasi digital. Tujuannya memberikan pengalaman sekaligus membantu lingkungan internal bisnis untuk membantu pelanggan menyesuaikan.

Optimalkan operasi bisnis melalui teknologi

Studi Microsoft mengemukakan bahwa perjalanan transformasi digital saat ini kebanyakan diawali dari perusahaan retail di kawasan Asia. Mayoritas pebisnis di era digital sangat sadar pentingnya transformasi digital. Misalnya pemanfaatan komputasi awan untuk menyederhanakan infrastruktur bisnis. Secara umum Linda menyebutkan bahwa transformasi digital sangat membuka peluang baru dalam bisnis, dan pebisnis 90% mempercayai itu. Selain memberikan dampak terhadap lebih cepatnya pelayanan bisnis, transformasi dalam operasi bisnis dinilai akan turut menekan berbagai pengeluaran perusahaan, sehingga dapat dioptimalkan untuk mengembangkan bagian lain, misalnya SDM.

Transformasi digital turut mengubah proses bisnis

Transformasi digital tidak sesederhana mengubah pendekatan penulisan dengan kertas menjadi komputer. Lebih dari itu, berbagai proses dalam bisnis perlu disesuaikan, didorong dengan inovasi teknologi. Dicontohkan dalam bisnis ritel, melalui sambungan kanal pemasaran digital mereka dapat menjangkau konsumen yang lebih luas. Implikasinya harus ada penyesuaian produk, misalnya apakah dimungkinkan untuk disampaikan secara digital, atau penyesuaian pengemasan sehingga memberikan efisiensi dalam proses pengiriman. Pada dasarnya transformasi digital adalah proses yang perlu dicapai dari hulu hingga ke hilir.

Chatbot Teman “Ngobrol” Rinna Dihadirkan Microsoft Indonesia

Layanan chatbot mulai banyak dikembangkan di Indonesia. Tidak hanya sebagai bagian dari bisnis tetapi juga untuk solusi-solusi lainnya. Salah satu pengembangnya adalah Microsoft Indonesia. Melalui Rinna, sebuah chatbot untuk platform LINE, Microsoft Indonesia berusaha mengembangkan sebuah chatbot yang mampu menjadi teman ngobrol remaja Indonesia.

Microsoft sebagai salah satu perusahaan teknologi ternama sudah tiga tahun terakhir mengembangkan layanan chatbot. Di tahun 2014 Microsoft mulai memperkenalkan Xiaoice di Tiongkok. Dengan total 40 juta pengguna, Xiaoice menjadi chatbot dengan kecerdasan pertama yang memiliki pekerjaan sebagai penyiar televisi, tepatnya di saluran Dragon TV.

Setahun berselang Microsoft mulai mengenalkan chatbot Rinna di Jepang, disusul Amerika pada tahun 2016. Keberhasilan Microsoft mengembangkan chatbot di beberapa negara memicu para engineer Microsoft AI & AR untuk mengembangkan Rinna dan meluncurkan Rinna di Indonesia pada Agustus 2017. Peluncuran Rinna di Indonesia bekerja sama dengan LINE. Satu minggu setelah diresmikan, Rinna sudah memiliki 35.722 teman di LINE. Sambutan yang cukup bagus untuk memulai kiprah Rinna di Indonesia.

Menurut penjelasan tim Microsoft Indonesia, nama Rinna dipilih karena dirasa bisa diterima dengan baik di Indonesia. Rinna dibangun dan diperkenalkan sebagai perempuan muda karena dianggap perempuan muda dapat menjadi teman berkomunikasi dengan lebih baik.

“Rinna belajar dari interaksinya dengan manusia dan memberikan tanggapan dengan kepribadian dan sudut pandang yang unik. Pada saat yang sama, Rinna juga memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya dari eksploitasi,” ungkap Audience Evangelism Manager Microsoft Indonesia Irving Hutagalung.

Mengenai teknologi di belakangnya

Sebuah chatbot akan sangat berguna jika didukung dengan teknologi dan kemampuan “belajar” yang baik sehingga bisa mengenali dan memberikan tanggapan yang sesuai dengan keinginan teman berkomunikasi atau penggunanya. Untuk Rinna, Microsoft menggunakan end to end generative model berdasarkan teknologi deep learning yang paling mutakhir. Rinna juga dilatih berdasarkan big data dari Bing Search Engine dan berjalan di atas platform Azure.

Rinna diklaim bisa belajar dari sejumlah data berukuran besar dan mampu memberikan tanggapan berdasarkan hasil pembelajaran yang dilakukan. Cara kerjanya meniru otak manusia dengan menggunakan Natural Language Processing yang memungkinkan Rinna mengenali bahasa manusia dan akhirnya membuat Rinna berbicara seperti layaknya seorang perempuan muda. Rinna juga dirancang untuk bisa berkomunikasi dengan kecerdasan emosional di atas kecerdasan intelektual belajar dan beradaptasi dengan kebiasaan dan jenis percakapan pengguna.

Selain berkomunikasi, Rinna juga dilengkapi dengan kemampuan melakukan beberapa hal khusus, seperti bermain permainan “ABC 5 Dasar”, menggambar sebuah sketsa persahabatan dengan pengguna, mengubah wajah orang dengan gambar lucu, dan menukar wajah foto group yang dikirimkan. Rinna juga disebut akan mendapatkan banyak fitur lainnya di kemudian hari.

Mengenai visi kehadiran Rinna, Irving menjelaskan, “Visi Microsoft sangat jelas dan luas, untuk membangun sebuah sistem yang memiliki kecerdasan buatan (AI) utuh di seluruh bidang termasuk agen, aplikasi, layanan dan infrastruktur. Visi ini juga inklusif. Microsoft ingin membuat AI dapat diakses oleh semua orang dengan menyediakan perangkat, layanan cloud dan data, sehingga pengguna, pengembang (developer) dan bisnis (baik perusahaan besar maupun UMKM) dapat membangun dan bereksperimen bersama dengan teknologi Microsoft.”

Dengan inovasi dan eksperimen berkelanjutan, Rinna diharapkan tidak hanya menjadi sebuah chatbot yang bisa menjawab pertanyaan tetapi juga chatbot yang memberikan hubungan emosional dengan para penggunanya.

“Kami akan mendorong batasan dan kami akan belajar. Kami akan membagikan apa yang kami pelajari dengan semua orang, dengan tujuan untuk mendemokratisasikan AI dan semoga mempercepat manfaatnya bagi masyarakat kita. Rinna adalah bagian dari perjalanan yang sangat ambisius ini,” terang Irving.

Kelase Mobile Lab Dihadirkan untuk Bantu Sekolah di Pelosok Belajar TIK

Sebagai lanjutan dari kegiatan Microsoft Affordable Access Initiative Grant, Kelase mengadakan serangkaian kegiatan untuk mengoptimalkan implementasi teknologi digital dalam pendidikan. Sebelumnya dalam program Microsoft tersebut, Kelase mendapatkan pendanaan dan dukungan infrastruktur komputasi awan Microsoft Azure untuk mengembangkan layanan end-to-end solusi pembelajaran berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi) agar dapat dinikmati oleh sekolah-sekolah di pelosok Indonesia.

Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Kelase bekerja sama dengan Microsoft Indonesia dan PT Trakindo Utama memberikan akses pembelajaran digital kepada sekolah di Merauke. Salah satu hasil inovasi yang diberikan berupa Kelase Mobile Lab, yakni sebuah paket perangkat TIK yang didesain untuk mudah dipindahkan dan digunakan di area yang tergolong sulit dijangkau.

“Kelase Mobile Lab dihadirkan untuk memberi akses kepada sekolah-sekolah di pelosok Indonesia untuk dapat menerapkan pembelajaran digital dengan lebih terjangkau dan mudah. Paket piranti TIK ini didesain untuk bisa berpindah dari satu kelas ke kelas lain, selain itu dengan adanya server kelas berikut aplikasi dan konten edukasi digital yang disertakan akan memudahkan siswa dan guru melakukan kolaborasi dan pembelajaran digital dengan koneksi internet yang minim,” ujar Winastwan Gora, Chief Operating Officer PT Edukasi Satu Nol Satu (Kelase).

Gora menuturkan, selain menyediakan Kelase Mobile Lab sebagai sarana belajar, pihaknya juga memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru dan siswa untuk mampu belajar secara efektif memanfaatkan TIK sebagai perangkat produktivitas belajar.

“Kami sangat senang dapat kembali mendukung kegiatan Kelase dengan memberikan akses pembelajaran digital. Bantuan piranti TIK ini kami harapkan dapat membantu proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih kreatif dan kolaboratif. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung misi Microsoft untuk memberdayakan masyarakat dan organisasi, terutama di sektor pendidikan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di era transformasi digital saat ini,” sambut Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia Ruben Hattari.

SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo yang mendapatkan kesempatan untuk menerima suguhan tersebut dari Kelase.

“SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo. Dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek sebagai bagian dari pelaksanaan program pendidikan berbasis karakter yang kami selenggarakan, SDN Inpres Polder ini menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar terpilihnya SDN Inpres Polder sebagai sekolah percontohan berbasis TIK oleh mitra kerja kami,” ungkap Chief Administration Officer PT Trakindo Utama Maria T. Kurniawati.

Application Information Will Show Up Here