Tag Archives: MigMe

Akuisisi Migme oleh Solaris Power Cells Masih Tunggu Pemenuhan Kewajiban

Di akhir Apri lalu, Solaris Power Cells (selanjutnya disebut Solaris), sebuah perusahaan media digital yang berbasis di Amerika Serikat, telah mengumumkan rencana akuisisi terhadap Migme Ltd, perusahaan media digital yang sempat populer di Indonesia. Akuisisi ini diharapkan selesai di bulan Juni, namun berdasarkan Form 8K Solaris ke SEC, per akhir Juni kemarin proses akuisisi ini belum sepenuhnya ditutup.

Menurut laporan tersebut, penutupan transaksi harus memenuhi butir-butir kesepakatan ini:

1. Migme obtaining shareholder approval in accordance with all applicable requirements of the Australian Securities Exchange, which is Australia’s primary securities exchange for public companies, and on which Migme is listed.
2. Migme and PGI [Project Goth Inc] raising at least One Million Five Hundred Thousand Dollars in exchange for convertible loans (the “Convertible Loans”) on terms acceptable to Migme and the Company, from investors (the “Convertible Loan Financiers”) who will be required to convert all such Convertible Loans into a pro rata amount of the Acquisition Shares.
3. All inter-company debt owed to Migme by its subsidiaries are to be converted into additional shares in those subsidiaries.
4. The Company must be current in its SEC reporting obligations.
5. Additional customary closing conditions.

Migme disebutkan setidaknya belum memenuhi poin (2) dan (4). Meskipun demikian disebutkan dalam laporan tersebut disebutkan Solaris dan Migme berkomitmen dalam transaksi penjualan ini, termasuk memenuhi persyaratan yang diajukan.

Migme menjual bisnisnya ke Solaris setelah mengalami kesulitan pembiayaan, meskipun mengklaim memiliki lebih dari 30 juta pengguna aktif bulanan di platformnya. Kepada Tech in Asia, CEO Migme Steven Goh menyalahkan iklim investasi di Australia yang tidak lagi ramah ke industri teknologi dan kembali ke sektor pertambangan sebagai biang kesulitan ini.

Berdasarkan rilis persnya, disebutkan Solaris mengakuisisi semua properti digital Migme (dan hak IP-nya), termasuk Project Goth Inc yang membawahi layanan dating LoveByte, komunitas manajemen artis alivenotdead, layanan berita sosial Hipwee, dan layanan e-commerce Shopdeca dan Sold.

Goh berharap proposal penjualan layanan ini ke perusahaan Amerika Serikat akan membantu Migme mendapatkan valuasi yang lebih adil dari perusahaan yang benar-benar mengerti teknologi. Tidak disebutkan apakah Goh bakal tetap mempertahankan posisinya sebagai CEO pasca akuisisi.

Solaris sebelumnya mengakuisisi platform publikasi konten digital PixelMags dan berharap rencananya terhadap Migme bakal mendukung kesuksesan perusahaan di masa mendatang.

Application Information Will Show Up Here

Migme Siapkan Skenario Penjualan Perusahaan

Migme dalam keterbukaannya di Bursa Efek Australia (ASX) mengumumkan perpanjangan deadline pencarian convertible note sebesar AU$6 juta (utang yang dikonversi menjadi saham) hingga 17 April 2017. Perusahaan juga membuka peluang penjualan perusahaan dan/atau migrasi ke bursa efek baru di luar Australia.

Layanan social entertainment Asia Pasifik ini memang tidak dalam kondisi keuangan yang sehat. Harga sahamnya kini terpuruk di angka 4,4 sen dan mereka telah meminta suspensi transaksi sahamnya ke pihak ASX. Target utangan baru yang diumumkan sejak bulan Desember lalu, hingga April ini belum memiliki kejelasan.

Disebutkan The West Australia, perwakilan Foxconn (melalui FIH Mobile), yang memiliki 20% saham Migme, telah mengundurkan diri dari board perusahaan Desember lalu.

Migme didirikan Steven Goh and Mei Lin Ng di Australia tahun 2006.

Kalah bersaing

Migme secara platform bisnis memiliki irisan dengan Facebook dan LINE. Secara ukuran bisnis dan jumlah pengguna, kedua platform tersebut jelas jauh lebih besar. Meskipun diklaim masih memiliki 33 juta pengguna aktif setiap bulannya, angka tersebut belum mampu mendorong Migme ke area keuangan yang lebih aman.

Metrik kunci Migme per Desember 2016 / Migme
Metrik kunci Migme per Desember 2016 / Migme

Menurut laporan keuangan Q4 2016, per akhir Desember 2016 Migme hanya memiliki sisa dana $400 ribu di kasnya dan dalam tahap mengurangi biaya operasional dengan cara fokus ulang organisasi (termasuk kemungkinan layoff pegawai)

Di Indonesia, Migme bermitra dengan MNC sebagai salah satu investornya. Sebelumnya Migme telah mengakuisisi platform media Hipwee dan platform e-commerce Shopdeca.

Tahun 2017 bakal menjadi titik make or break bagi perkembangan Migme ke depannya. Jika tak berhasil mendapatkan investor baru, pilihan Migme adalah dijual atau ditutup.

 

Application Information Will Show Up Here

Pasca Akuisisi oleh Migme, Shopdeca dan Sportdeca Tetap Fokus di Pasar Indonesia

Akhir tahun 2015, Migme bermanuver untuk fokusnya di e-commerce lewat akuisisi Shopdeca dan Hipwee dengan total nilai akuisisi mencapai $2 juta (Rp27 miliar). Melalui akuisisi ini, ada beberapa perubahan yang terjadi dalam tubuh Shopdeca tetapi fokusnya sebagai perusahaan curated lifestyle e-commerce tetap sama. CEO Shopdeca Andreas Thamrin menegaskan meski ada potensi untuk ekspansi setelah peleburan selesai, pihaknya memutuskan untuk bisa membuktikan bisnisnya berjalan dengan tetap fokus di pasar Indonesia lebih dahulu.

Kepada DailySocial, Andreas mengatakan, “Perubahan setelah akuisisi [pada Shopdeca dan Sportdeca] lebih bersifat organisasi. Kami sekarang menjadi bagian dari keluarga yang lebih besar. Kalau dulu Shopdeca hanya 20 orang, sekarang setelah menjadi bagian Migme [bertambah] 200 orang. Secara resource juga jadi lebih lengkap.”

[Baca juga: Ketika Pendiri Memutuskan Menjual Startup-nya]

“Dari sisi operasional, dengan adanya resource tambahan dari Migme, ada hal-hal yang bisa kami optimalkan. Contohnya, waktu kami hanya 20 orang tidak ada staf yang bisa memonitor dan mengoptimalkan server usage kami di AWS. Karena sekarang ada Migme dengan role seperti ini, mereka bisa bantu untuk monitor dan pastikan uptime-nya,” lanjut Andreas lebih jauh.

Bergabungnya Shopdeca menjadi keluarga besar Migme juga diikuti dengan Sportdeca yang proses peleburannya disebutkan Andreas sudah selesai sepenuhnya. Andreas enggan mengungkap jumlah pasti dari peleburan Sportdeca. Sementara Shopdeca sendiri disebutkan nilai akuisisinya mencapai $710.000 (Rp 9,2 miliar).

Tantangan, peluang, dan target untuk tahun depan

Satu tahun berjalan setelah akuisisi, ada beberapa peluang baru terbuka bagi Shopdeca dan Sportdeca. Salah satu di antaranya adalah menjangkau jumlah pengguna yang lebih banyak. Tantangannya adalah memperkenalkan pengguna Migme di Indonesia kepada layanan e-commerce Shopdeca dan Sportdeca.

Andreas mengatakan, “Satu hal yang menjadi bagian dari [potensi] aliansi dengan Migme adalah jumlah pengguna aplikasi Migme di Indonesia yang belum ‘berkenalan’ dengan  Shopdeca [dan Sportdeca]. Ini bisa menjadi satu lagi potensi yang bisa kami garap, [tetapi] ini juga menjadi challenge yang lebih besar”

“Secara historical, pengguna Migme range-nya itu dari Java based handset (feature phone) sampai smartphone. Jadi, kami harus cari cara innovative untuk memperkenalkan dan on-boarding Migme user tersebut ke [sektor] e-commerce,” tambah Andreas.

[Baca juga: Industri E-Commerce di Indonesia Yang Tak Perlu Dicemaskan]

Di sisi lain, peluang untuk ekspansi pasar di luar Indonesia sebenarnya telah terbuka, mengingat basis pengguna Migme tidak hanya berasal dari Indonesia. Pun begitu, Andreas menegaskan bahwa pihaknya akan tetap fokus di pasar Indonesia terlebih dahulu untuk membuktikan bisnisnya bisa berjalan dan fokus untuk mengejar growth di tahun berikutnya.

Andreas menegaskan, “Tetap fokus dulu di Indonesia ya [bisnis Sportdeca dan Shopdeca]. Memang ada market lain yang jumlah pengguna Migme-nya cukup banyak seperti di India, tetapi kami harus [bisa] buktikan dulu [bisnis Shopdeca dan Sportdeca] bisa jalan di Indonesia.”

“[Tahun depan] Kami menargetkan growth tentunya. Tapi growth yang sustainable, bukan dengan diskon besar-besaran seperti beberapa pemain [e-commerce] di Indonesia. Shopdeca/Sportdeca memang memilih niche e-commerce, dalam hal ini gaya hidup dan olahraga. Jadi, basket size kami cenderung lebih tinggi, repeat buyer, dan margin  juga cukup baik. Dengan demikian, secara sustainability juga harapannya terjaga,” tambahnya.

 

MNC Group Terlibat Pendanaan Baru untuk Migme

Platform social entertainment Migme mengumumkan raihan pendanaan yang disokong oleh beberapa investor dan membukukan investasi senilai AU$ 10.266 juta (atau lebih dari 103 miliar Rupiah). Pendanaan tersebut dipimpin Meitu Investment Limited dan didukung sejumlah investor strategis yang terdiri dari MNC Group, Foxconn, Malcolm Steinberg, dan sejumlah investor lainnya.

“Dukungan yang kuat dari para investor menggambarkan bahwa mereka sangat antusias dengan angka pengguna (traksi) dan keuntungan yang kami laporkan pada kuartal Juni 2016, dan kami berharap untuk dapat bertumbuh di pasar Asia Selatan dan Asia Tenggara,” sambut CEO Migme Steven Goh.

Startup yang bermarkas di Singapura, dulunya dikenal dengan Mig33, memang cukup gencar menggalang investasi untuk memperkuat nilainya di bursa saham Australian Securities Exchange (ASX).

MNC Group beberapa tahun terakhir cukup kencang disebut keterlibatannya dalam pendanaan startup. Selain Migme, ada beberapa startup lain, baik lokal di Indonesia maupun di kawasan Asia Tenggara, yang mendapatkan kucuran pendanaan. Sebut saja layanan media sosial untuk para pencari kerja KerjaDulu dan platform social dating Paktor.

Performa bisnis Migme dan langkah ke depan

Di akhir tahun 2015 lalu, Migme mengumumkan akuisisi terhadap dua layanan lokal di Indonesia, yakni portal pemberitaan kalangan muda Hipwee dan platform lifestyle e-commerce Shopdeca. Nilai akuisisi yang dikucurkan kala itu cukup besar, mencapai RP 27 miliar dalam bentuk uang tunai dan saham Migme. Akuisisi tersebut diklaim hanya sebagai perpindahan kepemilikan perusahaan saja, sementara operasional perusahaan dan bisnis di dalamnya tetap berjalan seperti sedia kala.

Nyatanya bisnis Hipwee dan Shopdeca merangkul segmentasi pasar yang sama dengan Migme. Bahkan Migme ingin membawa “hype” yang dibawakan startup tersebut untuk bisnisnya di India dan Filipina. Mengandalkan konten yang selaras, pada kuartal ini Migme telah mendapatkan peningkatan pengguna aktif bulanan sekitar 10,3 persen, atau senilai 43 juta pengguna aktif. Angka tersebut turut menyumbangkan persentase keuntungan perusahaan, dalam pembukuan keuangan tercatat 7 persen kenaikan yang diterima.

Kendati kas perusahaan terpantau menurun drastis untuk berbagai upaya tersebut, upaya Migme menggandeng dan mengakuisisi bisnis yang sangat relevan dengan pangsa pasar menjadi suatu langkah yang cukup cerdik. Goh mengatakan bahwa LINE yang baru saja IPO di bursa saham Tokyo dan New York memberikan bukti bahwa strategi bisnis yang sama, Migme menganggap dirinya memiliki strategi serupa LINE, bekerja baik di wilayah tersebut.

Untuk memperdalam geliat di segmentasi hiburan, Migme saat ini turut bekerja sama erat dengan beberapa perusahaan entertainment global, termasuk Meitu, Creative Artists Agency, Sony Music dan Universal Music. Aliansi terbaru dengan platform MOX (Mobile-Only Accelerator) turut ditargetkan memberikan Migme akses ke 135 juta pengguna di perangkat Android di pasar regional. Kerja sama tersebut akan membawakan Migme sebagai pre-installed app di beberapa distributor mitra pengembang manufaktur mobile, termasuk MoMagic, Smartfren, dan Trikomsel.

Application Information Will Show Up Here

Akuisisi Migme terhadap Hipwee dan Shopdeca adalah Manuver Tepat Sasaran

Dalam keterbukaannya di Bursa Efek Australia, platform social entertainment Migme mengumumkan akuisisi terhadap dua layanan lokal, Hipwee dan Shopdeca. CEO Migme Steven Goh kepada Tech In Asia menyebutkan total biaya akuisisi mencapai $2 juta (Rp 27 miliar) dalam bentuk tunai dan saham. Co-founder masing-masing perusahaan akan tetap berada di perusahaan dan menjadi bagian dari Migme per awal tahun 2016.

Akuisisi terhadap layanan e-commerce dan media populer ini bisa dibilang  manuver bisnis Migme yang signifikan di Indonesia setelah popularitasnya meredup sejak konsumen tradisionalnya beralih dari ponsel Java ke smartphone Android.

Tidak mengherankan jika dua startup ini yang akhirnya dipilih. Shopdeca adalah layanan e-commerce yang menjual barang-barang gaya hidup, sementara Hipwee merupakan media online yang menyasar gaya hidup anak muda. Cocok dengan segmen pasar yang diharapkan Migme.

Kami mengekspektasikan Hipwee akan tetap berdiri sebagai entitas bisnis tersendiri mengingat brand-nya yang cukup kuat di kalangan anak muda. Migme sendiri berniat mereplikasi metode bisnis dan konten yang dianut Hipwee ke India dan Filipina yang menjadi pasar potensial berikutnya bagi Migme.

Untuk Shopdeca sendiri, ada kecenderungan entitas bisnisnya bakal dilebur dalam entitas e-commerce Migme, apalagi Pendiri Shopdeca Andreas Thamrin bakal bergabung dengan Migme sebagai Global Head of Ecommerce. Migme sebelumnya juga telah mengakuisisi layanan e-commerce Singapura Sold.sg.

Sebagai platform hiburan sosial, langkah akuisisi terhadap dua layanan ini sangat menarik dan menurut kami tepat sasaran. Kita tunggu apakah proses akuisisi ini bakal menjadi awal kebangkitan bisnis Migme di Asia.

Perluas Layanan Transaksi Online, Indosat Dompetku Gandeng Tiga Mitra Baru

Dompetku1

Indosat terus berupaya mengembangkan layanan transaksi belanja online mereka melalui layanan mobile money miliknya, Dompetku, demi memberikan kemudahan bertransaksi online kepada pelanggannya. Kemarin (22/4) Indosat menandatangani perjanjian kerja sama dengan tiga layanan online, yakni layanan media sosial MigMe, marketplace Dinomarket, dan layanan payment gateway Faspay.

Continue reading Perluas Layanan Transaksi Online, Indosat Dompetku Gandeng Tiga Mitra Baru

Migme Secured AU$7 Million by Releasing New Stocks in ASX

Migme, previously Mig33, announced AU$7 million additional capital they’ve just sealed by releasing 10,447,761 pieces of “ordinary fully paid” shares, which worth AUD 0,67 each, at the Australian Stock Market (ASX). The funding is claimed to be allocated to strengthen the company’s position in developing countries’ market. Continue reading Migme Secured AU$7 Million by Releasing New Stocks in ASX

Migme Peroleh Dana Segar AU$7 Juta

Migme Umumkan Kepastian Penempatan Saham / Shutterstock

Migme, atau dulu yang dikenal sebagai Mig33, mengumumkan kepastian perolehan penambahan modal sebesar AU$7 juta. Perolehan tersebut berupa pelepasan 10,447,761 lembar saham “ordinary fully paid” di Bursa Efek Australia dengan harga per saham sebesar  AUD 0,67. Dana tersebut disebutkan akan digunakan untuk memperkuat posisinya di pasar negara-negara berkembang.

Continue reading Migme Peroleh Dana Segar AU$7 Juta

migme Published New API and Announced Investment at MatchMe

migme social entertainment portal has just injected $400 thousand to Singapore-based MatchMe Pte Ltd. The money is expected to help the game developer, as well as other developers, to utilize the migme’s latest newly-published Application Programming Interface (API). Continue reading migme Published New API and Announced Investment at MatchMe

migme Umumkan Investasi di MatchMe dan Luncurkan API Baru untuk Pengembang Aplikasi

Ilustrasi Investasi di Platform Mobile / Shutterstock

Platform hiburan sosial migme, pada hari Kamis kemarin (11/12) melalui rilis persnya mengumumkan investasi sebesar $400.000 untuk game developer MatchMe Pte Ltd yang berkantor di Singapura. Investasi ini akan membantu MatchMe dan pengembang lain dalam menggunakan Application Programing Interface (API) terbaru migme yang baru diluncurkan.

Continue reading migme Umumkan Investasi di MatchMe dan Luncurkan API Baru untuk Pengembang Aplikasi