Tag Archives: mini-arcade

Ikuti Tren, Capcom Ciptakan Mesin Arcade Mini Bernama Capcom Retro Station

Di titik ini, developer game Jepang yang menciptakan sebuah mesin arcade mini berisikan deretan game legendarisnya sudah menjadi semacam tren yang tidak terbendung. SNK memulainya di tahun 2018 lewat Neo Geo Mini, lalu Sega menyusul beberapa bulan yang lalu lewat Astro City Mini.

Kedua perangkat tersebut punya banyak kesamaan, di antaranya wujud mungil yang imut-imut, serta hadir membawa sejumlah permainan klasik yang pre-installed. Formula ini bisa dibilang cukup berhasil, sebab sekarang Capcom pun juga ikut menerapkannya.

Mereka baru saja menyingkap Capcom Retro Station, dengan kombinasi warna biru dan kuning khas perusahaan yang berjasa memperkenalkan kita terhadap Street Fighter tersebut. Seperti yang bisa kita lihat, perangkat ini masuk kategori all-in-one, lengkap dengan panel layarnya sendiri yang berukuran 8 inci plus speaker.

Sama halnya seperti Neo Geo Mini maupun Astro City Mini, Capcom Retro Station turut dilengkapi colokan HDMI untuk disambungkan ke TV. Kendati demikian, dimensi panel layarnya sendiri jauh lebih luas daripada milik Neo Geo Mini yang cuma 3,5 inci.

Hal ini pun juga berarti dimensi fisik Capcom Retro Station tidak semungil yang kita bayangkan: 329 x 280 x 315 mm, dengan berat sekitar 2,1 kg. Mungkin itulah mengapa Capcom tidak berpikiran untuk menyelipkan kata “Mini” pada namanya, berbeda dari Neo Geo Mini dan Astro City Mini yang keduanya sama-sama cukup ringkas untuk diletakkan di atas genggaman tangan.

Yang mungkin terdengar agak aneh adalah terkait jumlah game yang pre-installed. Terlepas dari ukurannya yang cukup bongsor, Capcom Retro Station hanya mengusung 10 permainan saja, 5 dari franchise Street Fighter, dan 5 lainnya dari franchise Mega Man:

  • Street Fighter II
  • Street Fighter II Champion Edition
  • Super Street Fighter II
  • Super Street Fighter II Turbo
  • Super Puzzle Fighter II Turbo
  • Mega Man The Power Battle
  • Mega Man 2 The Power Fighters
  • Mega Man X
  • Mega Man Soccer
  • Mega Man & Bass (Japanese Console Version)

Entah kenapa Capcom tidak menambahkan judul-judul legendaris lain seperti 1942, Final Fight, maupun Bionic Commando, meski memang tidak bisa dipungkiri Street Fighter dan Mega Man adalah yang paling tenar.

Kabarnya perangkat ini diproduksi oleh Gantaku, perusahaan yang sama yang menangani produksi Neo Geo Mini. Di Jepang, Capcom Retro Station bakal dipasarkan mulai 1 Desember 2020 dengan harga 21.780 yen (± Rp2,9 jutaan), atau hampir dua kali lipat harga Neo Geo Mini dan Astro City Mini.

Sumber: SlashGear dan Siliconera.

Astro City Mini Adalah Versi Mungil dari Mesin Arcade Sega yang Populer di Tahun 90-an

Tren console lawas yang dihidupkan kembali sebagai perangkat berukuran mini terus berlanjut sampai di tahun 2020 ini. Yang diciutkan pun sekarang bukan cuma console mainstream seperti NES dan PlayStation saja, melainkan juga mesin arcade.

Itulah yang dilakukan Sega baru-baru ini. Mereka sedang bersiap untuk meluncurkan Astro City Mini, sebuah miniatur dari mesin arcade retro Astro City yang diluncurkan pertama kali di tahun 1993. Tentunya Sega bukan yang pertama menyusutkan mesin arcade lawas menjadi perangkat untuk konsumsi modern, sebab di tahun 2018 SNK sempat merilis Neo Geo Mini.

Seperti mesin aslinya, Astro City Mini turut mengemas panel display-nya sendiri, meski tentu ukurannya jauh lebih mungil. Sejauh ini belum ada informasi terkait ukuran dan resolusinya, tapi yang pasti ia juga dapat disambungkan ke TV via HDMI jika mau, atau jika seandainya konsumen merasa layar bawaannya terlampau kecil.

Sega Astro City Mini

Kontrolnya sendiri mengandalkan joystick 8 arah plus 6 buah tombol (2 tombol lebih banyak ketimbang Neo Geo Mini). Sega tak lupa membekali Astro City Mini dengan dua colokan USB supaya konsumen dapat menyambungkan joystick tambahan, yang kabarnya bakal dijual secara terpisah. Asupan dayanya sendiri mengandalkan sambungan micro USB, sayang tidak ada info apakah perangkat juga dibekali unit baterai yang rechargeable (jadi bisa portable).

Astro City Mini menawarkan 36 game yang berbeda. Semuanya merupakan judul-judul klasik yang kerap dijumpai di mesin arcade lawas macam Golden Axe atau Virtua Fighter. Daftar lengkapnya belum ada, tapi beberapa yang sudah dikonfirmasi di antaranya adalah Alien Syndrome, Alien Storm, Altered Beast, Columns II, Dark Edge, Tant R, dan Fantasy Zone. Berhubung perangkat ini dimaksudkan untuk konsumsi rumahan, tentu saja ada fitur save state untuk tiap judul.

Sega dilaporkan bakal memasarkan Astro City Mini di Jepang mulai akhir tahun ini. Harganya dipatok 12.800 yen, atau setara dengan Rp 1,7 juta. Belum ada kabar soal ketersediaannya di kancah global, akan tetapi perilisan Sega Genesis Mini untuk pasar global tahun lalu seharusnya bisa menjadi indikasi akan kemungkinannya untuk dijual di negara-negara lain. Baru-baru ini, Sega juga sempat merilis Game Gear Micro yang imut-imut.

Sumber: VGC dan Sega Driven.

Seperti Inilah Mesin Arcade Game Paling Kecil di Dunia

Mesin arcade merupakan bagian penting dari sejarah gaming, dan telah melewati dua kali masa kejayaan, yaitu di era Space Invader ketika ia pertama kali diperkenalkan, dan di masa Street Fighter II. Meski kini keberadaannya tersingkirkan oleh console dan PC, arcade tetap hidup berkat semangat nostalgia para fans, bahkan jadi inspirasi buat developer  game modern.

Sudah ada banyak upaya melahirkan kembali mesin arcade buat memuaskan para pecintanya. Penjelmaan produknya berbeda-beda: ada yang diciptakan untuk menyempurnakan versi lawas, serta ada pula yang diramu dalam wujud super-mungil. Dan belum lama, rekor perangkat arcade game terkecil kembali dipecahkan, kali ini oleh Phillip Burgess dari Adafruit – perusahaan penyedia hardware open-source, didirikan oleh jebolan MIT, Limor Fried.

Adafruit Arcade 2

Kreasinya sangat menakjubkan, mempunyai ukuran kurang lebih sebesar pemantik. Perangkat memiliki layar LCD berwarna seluas 0,96-inci, dengan kendali berupa rangkaian tombol dan stick analog dan audio amplifier 12S class D. Berbasis MAME (multiple arcade machine emulator), arcade mini ini bisa menjalankan judul-judul klasik seperti Dig Dug hingga Donkey Kong.

Berdasarkan gambar dan video demonstrasi, mini-arcade Adafruit tersebut tampak seperti belum jadi – board tidak tertutup, lalu tidak ada case penghias sisi luarnya. Alasannya, Adafruit memang tidak bermaksud untuk menjual perangkat ini, bahkan tidak menyediakan panduan pembuatan secara step-by-step. Lalu buat apa Burgess repot-repot menggarapnya? Itu karena sang inventor merasa tertantang menciptakan mesin arcade mini.

Pengerjaannya sudah pasti tidak mudah. Memanfaatkan Raspberry Pi Zero sebagai jantungnya, Burgess harus mengukur tiap bagian satu per satu dengan caliper. Ia memutuskan buat tidak menutup bagian dalam, menggunakan board (Raspberry Pi Zero dan Perma-Proto yang menahan controller) sebagai elemen dari struktur. Hasilnya adalah penampilan menyerupai miniatur lemari arcade, berukuran 6.73×3.58×3.35-sentimeter.

Adafruit Arcade 3

Masalah terbesar dalam upaya pembuatan mesin arcade mini ini ialah mencari cara agar permainan berjalan mulus di layar kecil. Burgess akhirnya menciptakan program bernama Nanoscreen buat menghadirkan output gambar rata-rata di 4×4-pixel dengan rasio 1:4. Lewat software ini, perangkat mampu menjaga level detail visual meski sedikit blur.

Jika Anda belum familier dengan Raspberry Pi Zero, ia adalah sebuah komputer bertenaga prosesor single-core 1GHz, dilengkapi RAM 512MB, memiliki header video composite, reset serta header HAT 40-pin, dan port SD card. Komputer single board ini beroperasi di platform Linux RetroPie 3.8.1, dijual seharga US$ 5.

Sumber: Adafruit.