Dengan bentang layar seluas 49 inci, resolusi Dual QHD, refresh rate 240 Hz, dan harga 25 juta rupiah, tidak salah apabila Odyssey G9 menyandang gelar monitor gaming paling high-end yang bisa kita beli dari Samsung saat ini. Namun rupanya tidak perlu waktu lama buat titel tersebut dioper ke monitor lain yang bahkan lebih high-end lagi. Perkenalkan, Samsung Odyssey Neo G9.
Kuncinya terdapat pada kata “Neo” yang tertera pada namanya. Sama seperti jajaran TV Neo QLED yang Samsung hadirkan belum lama ini, Odyssey Neo G9 juga mengunggulkan teknologi display Quantum Mini LED yang sama persis. Dibandingkan panel QLED standar yang terdapat pada Odyssey G9, panel Mini LED milik Odyssey Neo G9 menjanjikan kontras sekaligus reproduksi warna yang jauh lebih superior.
Sesuai namanya, Mini LED punya ukuran lebih kecil ketimbang LED tradisional, persisnya cuma 1/40-nya. Alhasil, jumlah yang ditanamkan pun bisa lebih banyak, sehingga pada akhirnya dapat dikelompokkan menjadi lebih banyak local dimming zone.
Sebagai perbandingan, Odyssey G9 punya 10 dimming zone, sedangkan Odyssey Neo G9 punya 2.048 dimming zone. Dipadukan dengan kontrol cahaya 12-bit, jumlah dimming zone yang bertambah drastis ini membuat area gelap di Neo G9 kelihatan lebih gelap, dan area terang kelihatan lebih terang. Lagi-lagi kalau mau dibandingkan, Odyssey G9 punya rasio kontras 2.500:1, sedangkan Odyssey Neo G9 punya 1.000.000:1.
Lebih lanjut, panel Mini LED milik Neo G9 juga sanggup menyala dua kali lebih terang daripada panel milik pendahulunya. Tingkat kecerahan maksimumnya mencapai angka 2.000 nit, dan ia pun juga sudah mengantongi sertifikat Quantum HDR 2000 dari VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker).
Selebihnya, Odyssey Neo G9 cukup identik dengan pendahulunya. Luas layarnya sama-sama 49 inci, resolusinya tetap di angka 5120 x 1440 pixel, dan refresh rate maksimumnya pun masih 240 Hz, dengan waktu respon 1 milidetik (GTG). Kurvatur layarnya pun tidak berubah, masih 1000R dan setara lengkungan bola mata manusia.
Perihal konektivitas, Neo G9 hadir mengusung satu port DisplayPort 1.4 dan dua port HDMI 2.1, lengkap beserta kompatibilitas dengan Nvidia G-Sync maupun AMD FreeSync Premium Pro. Sistem pencahayaan di bagian belakangnya yang kelihatan begitu futuristis masih eksis, malahan kini warnanya dapat disinkronisasikan secara otomatis dengan apa yang sedang tampil di layar.
Samsung berencana memasarkan Odyssey Neo G9 mulai tanggal 9 Agustus mendatang seharga $2.500, atau kurang lebih setara 36 jutaan rupiah. Selisih harganya cukup jauh dari Odyssey G9, yang ketika pertama diluncurkan dibanderol $1.480.
Teknologi display Mini LED terus menjadi sorotan di tahun 2021 ini. Satu demi satu perangkat yang dilengkapi layar berteknologi Mini LED terus bermunculan, mulai dari iPad Pro M1 12,9 inci sampai keluarga TV Neo QLED besutan Samsung. Sekarang, giliran LG yang meluncurkan lineup TV Mini LED-nya.
Dijuluki LG QNED, namanya menggambarkan perpaduan dua teknologi mutakhir, yakni teknologi warna Quantum Dot NanoCell dan teknologi Mini LED itu tadi. Kombinasi tersebut, menurut LG, dapat menghasilkan gambar dengan reproduksi warna yang lebih akurat, tingkat kecerahan dan kontras yang lebih tinggi, serta hitam yang lebih pekat daripada TV LCD biasa.
Terkait kemampuannya mereproduksi warna, seri LG QNED diklaim telah lulus uji sertifikasi dari Intertek, sanggup menyajikan 100 persen volume warna secara konsisten. TV ini juga dirancang untuk mengeliminasi distorsi warna yang umum terjadi ketika TV dilihat dari sudut yang kurang ideal.
Lineup LG QNED terdiri dari beberapa model, dari yang beresolusi 8K seperti QNED99 dan QNED95, sampai QNED90 yang beresolusi 4K. Ukurannya pun bervariasi mulai dari 65 inci sampai 86 inci.
Pada model termahalnya, yakni 86QNED99UPA yang mengemas panel 86 inci beresolusi 8K, LG menanamkan sekitar 30.000 backlight LED, yang kemudian dikelompokkan menjadi 2.500 local dimming zone untuk mewujudkan rasio kontras hingga 10 kali lebih tinggi daripada TV LCD konvensional. Tingkat kecerahan maksimumnya sendiri berada di angka 3.000 nit.
Sebagai perbandingan, iPad Pro M1 mengemas sekitar 10.000 backlight LED yang juga dikelompokkan menjadi 2.500 local dimming zone, dan rasio kontrasnya tercatat berada di angka 1.000.000:1. Samsung di sisi lain tidak merincikan seberapa banyak backlight LED yang mereka sematkan pada lineup TV Neo QLED-nya.
Mini LED berbeda dari MicroLED maupun OLED, sebab Mini LED masih mengandalkan lapisan backlight terpisah sebagai sumber pencahayaan, sedangkan MicroLED dan OLED mengandalkan pixel yang bisa menyala dengan sendirinya. Cara kerja teknologinya sangatlah berbeda, demikian pula harganya. Setidaknya untuk sekarang, harga TV Mini LED masih jauh lebih masuk akal daripada harga TV MicroLED yang bisa mencapai angka ratusan ribu dolar.
Selebihnya, LG QNED Mini LED TV menawarkan fitur-fitur yang umum kita jumpai pada TV kelas atas, di antaranya dukungan HDR10, HLG, Dolby Vision, maupun Dolby Atmos. Semua model di lineup LG QNED juga menawarkan refresh rate maksimum 120 Hz, menjadikannya sebagai TV yang ideal bagi para pemilik PlayStation 5 dan Xbox Series X.
LG berniat menjual lineup TV ini di berbagai negara di seluruh dunia dalam beberapa minggu ke depan. Di Amerika Serikat, LG mematok harga mulai $2.000 untuk model termurahnya, yakni 65QNED90. Model termahalnya, 86QNED99 tadi, dihargai $6.500.
Seperti tahun lalu, Acer kembali menggelar acara Next@Acer tahun ini secara virtual. Di ajang tersebut, seperti biasa Acer mengumumkan sederet produk anyar. Sebagian besar adalah laptop, tapi masing-masing memiliki keunikannya tersendiri yang pantas untuk disoroti.
Berikut adalah rangkuman produk-produk baru yang diumumkan di Next@Acer 2021.
Acer Aspire Vero
Acer membuka acara dengan memaparkan visinya terkait sustainability. Komitmen Acer adalah menjadi perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada energi terbarukan mulai tahun 2035. Sebagai salah satu langkah kecil untuk mengawalinya, mereka juga mengumumkan Aspire Vero.
Vero sepintas kelihatan seperti laptop pada umumnya, dengan spesifikasi yang juga memenuhi standar laptop di tahun 2021. Yang unik dari Vero adalah material yang digunakan untuk rangka sekaligus keyboard-nya, yaitu plastik daur ulang. Bahkan packaging-nya pun juga dibuat dari kertas daur ulang, dengan grafik yang dicetak menggunakan tinta kedelai.
Sejauh ini belum banyak yang diketahui tentang Vero, dan Acer juga belum mengumumkan harga maupun jadwal pemasarannya. Anggap saja ia sebagai simbol dari komitmen Acer terhadap Bumi yang lebih hijau.
Acer Swift X
Sebagai bagian dari lini Swift, Swift X (SFX14-41G) tentu mengunggulkan wujud fisik yang tipis sekaligus ringan. Yang istimewa, desain ringkas tersebut kali ini dapat diwujudkan tanpa berkompromi soal performa.
Swift X tercatat memiliki tebal cuma 17,9 mm dan berat 1,39 kg, akan tetapi itu dapat diimbangi oleh spesifikasi yang cukup mengesankan. Pada konfigurasi termahalnya, Swift X mengemas prosesor AMD Ryzen 7 5800U, GPU Nvidia RTX 3050 Ti, RAM 16 GB, SSD 2 TB, dan baterai berkapasitas 59 Wh. Tipis dan ringan, tapi siap dipakai untuk mengedit video 4K maupun gaming.
Layarnya sendiri merupakan panel IPS 14 inci dengan resolusi 1080p. Di kawasan Amerika Utara, laptop ini akan segera dipasarkan dengan banderol mulai $900.
Acer Chromebook 317
Acer sebenarnya mengumumkan empat Chromebook baru, akan tetapi satu yang paling mencuri perhatian adalah Chromebook 317 (CB317-1H). Pasalnya, Anda akan kesulitan menemukan Chromebook lain yang layarnya sebesar ini, persisnya 17,3 inci dengan resolusi 1080p dan lapisan anti-glare.
Acer merancang perangkat ini untuk memenuhi kebutuhan bekerja maupun belajar dari rumah. Spesifikasinya mencakup prosesor Intel Celeron generasi terbaru, dan baterainya diklaim mampu bertahan sampai 10 jam pemakaian terlepas dari layarnya yang berukuran masif. Chromebook 317 kabarnya akan dijual dengan harga mulai $380.
Acer ConceptD SpatialLabs
Acer mengumumkan sejumlah model dari lini ConceptD yang telah menerima penyegaran spesifikasi. Dalam kesempatan yang sama, mereka turut menyingkap ConceptD SpatialLabs, sebuah prototipe laptop yang dibekali teknologi display 3D. Berhubung teknologi 3D-nya terintegrasi langsung ke perangkat, pengguna sama sekali tidak perlu menggunakan kacamata khusus.
Acer optimis teknologi SpatialLabs yang mereka kembangkan ini dapat membantu memuluskan workflow para desainer 3D, sebab mereka juga dapat berinteraksi langsung dengan model 3D yang dibuatnya secara real-time. Meski begitu, realisasinya sebagai produk yang dapat dibeli oleh konsumen secara luas masih tanda tanya. Untuk sekarang, Acer baru akan mengujinya bersama sejumlah kreator terpilih.
Acer Predator Triton 500 SE dan Predator Helios 500
Beralih ke sektor gaming, Acer memperkenalkan dua laptop untuk segmen high-end. Yang pertama adalah Predator Triton 500 SE (PT516-51s), dengan penampilan yang kelihatan jauh lebih dewasa ketimbang Triton 500 biasa. Sebagai laptop gaming kelas atas, spesifikasinya jelas tidak mengecewakan: CPU Intel Core i9 generasi ke-11, GPU Nvidia GeForce RTX 3080, dan RAM 64 GB pada varian termahalnya.
Namun yang lebih spesial adalah layarnya, yang dapat dikonfigurasikan dengan panel Mini LED 16 inci beresolusi 2560 x 1600 pixel, dengan refresh rate 165 Hz dan tingkat kecerahan maksimum 1.250 nit. Ya, Mini LED adalah teknologi display anyar seperti yang terdapat pada iPad Pro generasi terbaru maupun lineup TV premium Samsung, dan sejauh ini masih sangat langka di kategori laptop.
Alternatifnya, konsumen juga dapat memilih varian yang dibekali panel IPS 240 Hz. Semua itu dikemas dalam sasis setebal 19,9 mm saja. Harganya sendiri dimulai di angka $1.750.
Kalau penampilan yang sleek bukanlah suatu prioritas, ada versi baru Predator Helios 500 (PH517-52) yang mengemas layar 17,3 inci, juga dengan opsi panel Mini LED, tapi di resolusi 4K dan refresh rate 120 Hz. Kalau tidak butuh Mini LED, pilih saja varian yang mengemas panel 1080p 360 Hz.
Performanya pun tidak perlu diragukan, dengan varian termahal yang mencakup CPU Core i9 generasi ke-11, GPU RTX 3080, RAM 64 GB, sepasang SSD PCIe dalam konfigurasi RAID 0 dan satu HDD SATA. Laptop ini kabarnya akan dijual pada bulan Agustus dengan harga mulai $2.500.
Acer Predator CG437K S
Tiga buah monitor gaming Acer singkap di acara ini, tapi satu yang paling mencolok adalah Predator CG437K S dengan layarnya yang begitu masif: 42,5 inci dengan resolusi 4K, refresh rate 144 Hz, sertifikasi DisplayHDR 1000, dan kompatibilitas dengan Nvidia G-Sync.
Namun selain untuk gamer PC, monitor ini juga sangat cocok buat para pengguna console next-gen. Pasalnya, ia telah dilengkapi port HDMI 2.1, port yang dibutuhkan untuk menjalankan game PlayStation 5 maupun Xbox Series X di resolusi 4K 144 Hz. Harganya memang jauh dari kata murah, persisnya $1.800 saat dipasarkan mulai bulan November mendatang.