Tag Archives: Mission Impossible

Kepolisian Tiongkok Uji Kacamata Facial Recognition ala Mission Impossible

Pernah menonton Mission: Impossible – Ghost Protocol? Kalau pernah, kemungkinan besar Anda ingat dengan adegan di mana seorang agen berhasil menemukan targetnya menggunakan lensa kontak super-canggih yang dapat mendeteksi dan mengenali wajah orang-orang di sekitarnya. Di tahun 2011 – tahun film itu dirilis – teknologi semacam ini mungkin terkesan mustahil, akan tetapi 2018 menunjukkan bahwa realisasinya sudah di depan mata.

Wall Street Journal belum lama ini melaporkan bahwa kepolisian Tiongkok sedang menguji kacamata pintar yang dibekali teknologi facial recognition dan integrasi artificial intelligence (AI). Kacamata canggih ini dibuat oleh perusahaan asal Beijing bernama LLVision Technology, dengan fitur-fitur yang dirancang khusus mengikuti kebutuhan aparat kepolisian.

Kacamata facial recognition polisi Tiongkok

Menurut penjelasan CEO LLVision, Wu Fei, modul kecil yang terpasang di kacamata (seperti pada foto) tersebut mampu mengidentifikasi tiap-tiap individu berdasarkan database berisikan 10.000 orang dalam waktu 100 milidetik saja. Wu percaya kinerja modul ini lebih cepat ketimbang CCTV berteknologi serupa, yang memang sudah diterapkan secara luas oleh pemerintah Tiongkok.

Untuk bisa bekerja secepat itu, modulnya harus tersambung ke semacam perangkat genggam yang menampung database secara offline. Keuntungan lain mengandalkan kacamata facial recognition dibanding CCTV adalah, tim polisi bisa mengambil tindakan secara instan.

Kacamata facial recognition polisi Tiongkok

Pengujiannya berlangsung di sebuah stasiun kereta api di kota Zhengzhou, di mana tim polisi setempat bakal menggunakan kacamata canggih tersebut untuk mendeteksi para pelaku tindak kriminal. Sebelumnya, perangkat ini sudah membantu kepolisian dalam meringkus tujuh buron besar, serta menangkap 26 orang yang bepergian dengan identitas palsu.

Momen pengujiannya bertepatan dengan Tahun Baru Imlek yang sudah tinggal hitungan hari, di mana stasiun tersebut pastinya akan terus dipenuhi dengan para pemudik sampai setidaknya pekan depan. Kalau memang terbukti efektif, saya yakin kepolisian Tiongkok bakal menerapkannya di lebih banyak kawasan.

Kacamata facial recognition polisi Tiongkok

Mungkinkah produk semacam ini dijual ke konsumen secara umum? Untuk sekarang masih belum. Ini demi menjaga privasi masing-masing individu, dan LLVision pun tidak sembarangan dalam memilih klien besar yang tertarik dengan teknologi mereka. Kendati demikian, kerja samanya bersama kepolisian setidaknya bisa menumbuhkan image yang positif di tengah-tengah kekhawatiran seputar privasi.

Sumber: WSJ dan QQ via Wareable.

Sony Kembangkan Lensa Kontak Pintar yang Mampu Merekam Video

Di bulan April kemarin, Samsung kabarnya telah mengajukan paten sebuah device unik: lensa kontak pintar untuk augmented reality, terdiri atas layar kecil, kamera, antena RF serta sensor buat mendeteksi gerakan mata. Ternyata tak hanya Samsung yang tertarik menciptakan perangkat serupa. Sony juga sedang mengembangkan contact lens berkemampuan merekam video.

Ingatkah Anda pada karakter Trevor Hanaway di Mission Impossible: Ghost Protocol? Di film itu, ia menggunakan gadget berupa lensa mata untuk dokumentasi. Secara garis besar, kemampuan inilah yang disuguhkan oleh kreasi terbaru Sony, berdasarkan penjelasan di laman US Patent & Trademark Office. Sang produsen turut melengkapi perangkat dengan teknik kendali unik, membuatnya lebih mirip alat mata-mata ketimbang aksesori.

Dari deskripsi Sony, lensa kontak ciptaan mereka memanfaatkan display electroluminescence, memungkinkan pengguna menyaksikan video, gambar-gambar, serta melihat informasi lain. Ia turut dibekali sebuah modul video recorder, di mana Anda bisa merekam apapun, ditopang fitur familier misalnya autofocus dan zoom, serta setting exposure dan aperture.

Sony contact lens
Desain dari lensa kontak Sony

Yang membuat device ini distingtif adalah cara pengoperasiannya. Ia tidak dirancang untuk streaming terus menerus dan menyalurkannya ke perangkat lain (smartphone, tablet). Lensa kontak Sony dapat dikendalikan dengan kedipan mata. Device menyimpan rangkaian sensor piezoelectric, mampu menghitung seberapa lama kelopak mata terpejam, sehingga mengetahui apakah user berkedip biasa karena refleks atau bermaksud memberi input.

Lewat teknik kedipan itu, pengguna juga dapat menghapus video. Lensa tersebut dilengkapi gyroscope untuk membaca arah kepala – apakah tegap atau miring – dan menjaga orientasi video supaya tidak miring. Buat sumber tenaganya sendiri, Anda tak perlu khawatir harus menggantungkan baterai di mata. Solusi Sony jauh lebih mutakhir: induksi elektromagnetik wireless, memastikan device mampu bekerja seharian.

Lensa kontak Sony merupakan karya dari tujuh orang inventor: Yoichiro Saku, Masanori Iwasaki, Kazunori Hayashi, Takayasu Kon, Takatoshi Nakamura, Tomoya Onuma dan Akira Tange. Menariknya, waktu pengajuan paten device ini sama seperti lensa milik Samsung, yaitu di tahun 2014. Selain kedua perusahan itu, Anda mungkin sudah tahu bahwa Google telah mengembangkan gadget sejenis, tapi untuk fungsi berbeda.

Memang ada banyak skenario pemakaian lensa kontak tersebut, dan ia juga dapat diterapkan ke bidang augmented reality. Namun tentu saja, ketersediaan device ini untuk publik bisa menimbulkan problem soal privasi…

Via Forbes.