PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp1 triliun pada Q1 2023. Kerugian ini berbanding terbalik dari capaian laba sebesar Rp14,5 triliun pada periode sama tahun lalu yang dikarenakan laba investasinya di PT Allo Bank Tbk (IDX: BBHI).
Tertulis dalam keterangan resminya, Bukalapak mengantongi pertumbuhan pendapatan sebesar 28% menjadi Rp1 triliun dibandingkan kuartal I 2022 sekitar Rp788 miliar. Dari total pendapatan Bukalapak, lini bisnis Mitra mencetak kontribusi terbesar dengan Rp513,7 miliar, diikuti lini Marketplace Rp484,4 miliar, dan BukaPengadaan Rp7,79 miliar.
Selanjutnya, Bukalapak mencetak adjusted EBITDA minus Rp209 miliar dengan rasio adjusted EBITDA terhadap TPV naik menjadi -0,5% dari -1,1%. Total Processing Value (TPV) Rp40,5 triliun atau tumbuh 19% secara tahunan (YoY), didorong oleh pertumbuhan lini Marketplace dan specialty verticals.
Wilayah di luar kota tier 1 menyumbang 72% dari total TPV Bukalapak, yang diklaim dapat tercapai berkat penetrasi all-commerce serta digitalisasi warung dan toko ritel tradisional.
Kemudian, TPV dari lini Mitra naik 9% menjadi Rp18,7 triliun yang didorong oleh ekspansi varian produk dengan pertumbuhan YoY masing-masing 10% untuk produk fisik serta 8% untuk produk virtual dan finansial. Per akhir Maret 2023, jumlah Mitra Bukalapak naik menjadi 16,8 juta dari 16,1 juta per akhir Desember 2022.
“Perseroan fokus pada strateginya untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan beban yang baik. Pada kuartal pertama I 2023, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV membaik menjadi -0.8% dari -1.0% pada periode sama tahun lalu,” tulis manajemen Bukalapak.
Per akhir Maret 2023, posisi kas perusahaan sebesar Rp20,3 triliun, sudah termasuk investasi lancar, seperti obligasi pemerintah dan reksa dana.
Diversifikasi dan ekspansi
Setelah berinvestasi di bank digital Allo Bank, sejak tahun lalu Bukalapak kembali gencar melakukan diversifikasi ke vertikal lain dan ekspansi regional. Di lini bisnis Mitra, Bukalapak dilaporkan telah beroperasi di Filipina lewat platform SmartSari yang dicaplok sejak April 2022.
Melalui platform SmartSari, Bukalapak berupaya mendorong digitalisasi warung di Filipina mengingat kondisi pasar dan potensinya cukup serupa dengan Indonesia. Berdasarkan data Philippine Statistics Authority (PSA) di 2021, terdapat 1 juta pelaku bisnis yang tercatat resmi, di mana sebesar 99,58% adalah UMKM dan sisanya 0,42% adalah perusahaan skala besar.
Di lini Marketplace, Bukalapak juga mulai memperlebar vertikal layanan untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan pengguna dalam satu aplikasi. Setelah layanan jual-beli bahan konstruksi BukaBangunan, Bukalapak juga masuk ke segmen car marketplace dan proptech lewat BukaRumah, BukaJualMotor, dan BukaJualMobil.