Tag Archives: MLM

Multi Level Marketing (MLM): Pengertian, Jenis, Sistem, dan yang Membedakannya dengan Bisnis Konvensional

Apa itu MLM dalam bisnis? MLM atau Multi Level Marketing merupakan salah satu bentuk pemasaran yang saat ini banyak dipraktekkan oleh banyak orang. Di Finlandia sudah banyak perusahaan yang menerapkan bisnis multi level marketing mulai dari makanan hingga kosmetik.

Istilah lain yang sering digunakan untuk bisnis multi level marketing ini adalah pemasaran piramida atau pemasaran jaringan.

Pengertian Multi Level Marketing

Dari asal kata multi memiliki banyak arti, level berarti tingkatan dan pemasaran adalah pemasaran, jadi multi level marketing adalah sistem pemasaran yang berjenjang dan banyak segi.

Multilevel Marketing adalah sistem pemasaran yang digunakan untuk memberikan bonus kepada konsumen atau pelanggan sehingga mereka dapat langsung berpartisipasi sebagai penjual dan mendapatkan keuntungan di jalur afiliasi.

Anggota MLM disebut mitra bisnis, distributor atau anggota. Selain itu mitra usaha ini mengajak pihak lain untuk menjadi anggota agar jaringan atau pasar pelanggan semakin luas.

Keberhasilan mitra usaha dalam mengundang dan menambah anggota dapat meningkatkan omzet perusahaan sehingga dimanfaatkan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, perusahaan menawarkan keuntungan kepada mitra bisnisnya dalam bentuk insentif berupa bonus.

Jenis Multi Level Marketing

MLM yang Menjual Produk

Dalam praktek MLM ini, menjual produk adalah sumber penghasilan utama. Baik itu dengan membuat produk sendiri atau menggunakan bantuan pihak ketiga yang kemudian memberikan label MLM kepada mereka.

Beberapa produk yang dijual, seperti suplemen makanan, vitamin, dan produk kecantikan, dirancang untuk menghasilkan pembelian berulang.

MLM yang Menjual Jasa

Praktek ini hampir mirip dengan menjual produk MLM. Perbedaannya adalah distributor menjual membership untuk layanan perusahaan MLM. Namun, komisi yang diterima distributor saat perpanjangan keanggotaan relatif kecil. Oleh karena itu, distributor harus menambah pelanggan baru.

Beberapa contoh layanan yang dijual adalah paket pelatihan online, keanggotaan perusahaan untuk layanan hukum, nasihat keuangan, dan lainnya.

MLM yang Menjual Membership

Praktek MLM ini sering disebut skema piramida. Marketing berjenjang ini hanya berfokus pada perekrutan orang baru dan mengesampingkan penjualan produk atau layanan apa pun.

Praktik MLM ini menawarkan hadiah besar kepada afiliasinya berdasarkan setiap orang baru yang mereka daftarkan.

Sistem Multi Level Marketing

Berikut ini merupakan sistem kerja MLM dari pendapat Setiawan (2017).

• Pertama, kamu akan disponsori oleh member atau distributor dari perusahaan MLM tersebut. Sponsor kamu adalah distributor yang sudah bergabung dengan perusahaan MLM tersebut. Tugas kamu hanya menjual produk perusahaan MLM tersebut dan mencari mitra bisnis baru sebanyak-banyaknya sebagai member untuk nantinya membangun jaringan yang besar.

• Membayar biaya partisipasi/pendaftaran. Mereka yang ingin bergabung harus membayar jumlah tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan. Biaya pendaftaran ini kemudian diberikan ke kantor pusat terdekat dan formulir yang telah didaftarkan dan diisi oleh calon anggota diantarkan.

Setelah membayar sejumlah uang, distributor atau anggota akan mendapatkan berbagai layanan untuk menjual dan merekrut anggota lain.

• Menandatangani kontrak atau perjanjian. Anggota yang telah membayar biaya pendaftaran harus menandatangani perjanjian yang mengikat perusahaan dan anggota.

Anggota harus mengikuti berbagai peraturan yang telah ditentukan sedangkan perusahaan harus menawarkan produk, hadiah, layanan, dan bimbingan bagi anggota untuk menjalankan bisnisnya dengan lancar. Setiap Anggota berhak untuk membeli berbagai produk Perusahaan dengan harga grosir atau eceran.

• Melakukan kegiatan penjualan produk. Selain itu, anggota harus menjual produk perusahaan kepada pelanggan potensial lainnya. Sebagian besar penjualan dilakukan secara langsung atau tatap muka, dimulai dengan rekomendasi khusus atau pendekatan praktis.

Biasanya, setiap anggota menjelaskan produk perusahaan yang berbeda dan meyakinkan konsumen tentang manfaat, kegunaan atau kualitas sehingga calon konsumen siap untuk membeli produk tersebut.

• Mengembangkan jaringan. Selain bertanggung jawab untuk menjual produk perusahaan secara langsung kepada calon konsumen, anggota juga harus mengembangkan jaringan distribusinya seluas-luasnya. Untuk memperluas jaringan, anggota harus rajin mencari prospek ke depan.

Beberapa strategi yang bisa digunakan untuk membangun prospek antara lain menebar jaring seluas-luasnya, meneliti setiap pasar, bertemu banyak orang, dan mampir sebagai agen.

Jika anggota berhasil memperluas jaringannya, perusahaan menawarkan insentif berupa hadiah seperti potongan harga dan berbagai insentif lainnya. Strategi MLM ini sangat bergantung pada perkembangan jaringan dan semakin banyak member yang bergabung maka semakin besar pula bonus yang didapat.

Apa Saja yang Membedakan Multi Level Marketing dengan Bisnis Lainnya?

Berdasarkan Clothier (1994), beberapa hal yang membedakan MLM dengan bisnis konvensional lainnya adalah:

1. Armada Penjualan

Dalam sistem MLM, pedagang itu sendiri adalah distributor, jadi distributor menjadi bos dan mempekerjakan diri mereka sendiri. Seperti bisnis tradisional, barang harus melewati produsen, distributor, pengecer, dan konsumen.

2. Pembagian keuntungan

Dalam sistem MLM, distributor diberi imbalan atas perbandingan langsung atas usaha mereka. Sebaliknya, pemilik, manajer, dan pengusaha mendapat untung di perusahaan tradisional. Pedagang juga mendapat keuntungan, tetapi dengan margin kecil.

3. Penjualan produk

Semua penjualan MLM dilakukan secara langsung. Sebaliknya, konsumen toko tradisional baru bisa mendapatkan produk yang mereka inginkan dengan berbelanja di toko tertentu.

Nah, sejauh ini kamu sudah paham kan apa itu multi level marketing dan perbedaannya dengan bisnis konvensional lain?

Semoga artikel ini bisa bermanfaat untukmu!

Multi level marketing

Multi Level Marketing (MLM): Pengertian, Cara Kerja, serta Kelebihan dan Kekurangannya

Pernahkan kamu mendengar bisnis MLM? Mungkin kamu sering mendengar bahwa MLM merupakan jenis usaha yang negatif. Bahkan, tidak sedikit yang beranggapan bahwa bisnis MLM hanya menguntungkan anggota yang berada di level atas saja.

Namun, beberapa orang memiliki anggapan yang sebaliknya. MLM bagi sebagian orang justru dianggap sebagai salah satu model bisnis yang sangat menguntungkan. Bahkan, semakin banyak orang yang tertarik untuk bergabung dalam model bisnis ini.

Lantas, apa sebenarnya pengertian dari MLM? Bagaimana cara kerjanya? Dan mengapa banyak orang yang tertarik untuk bergabung? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Pengertian Multi Level Marketing (MLM)

Multi Level Marketing (MLM) dapat diartikan sebagai model pemasaran yang berjenjang. Menurut Supriadi Yusuf Boni (2017), MLM merupakan strategi pemasaran bisnis, di mana penjual atau sales tidak hanya mendapatkan kompensasi atas hasil penjualannya, melainkan juga mendapat keuntungan dari hasil penjualan anggota lain yang telah direkrut.

Sistem pemasaran MLM berbentuk piramida, yang terdiri dari anggota upline dan anggota downline. Anggota upline merupakan anggota yang berada di level atas, yang telah merekrut anggota downline. Maka dari itu, MLM dianggap sebagai strategi pemasaran yang menguntungkan bagi perusahaan.

Cara Kerja Multi Level Marketing (MLM)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, MLM merupakan model pemasaran yang dilakukan oleh beberapa orang dengan sistem yang terdiri dari beberapa level. Biasanya, perekrutan MLM dilakukan melalui anggotanya sendiri.

Umumnya, seorang distributor akan merekrut anggotanya dengan cara mengadakan event yang berkaitan dengan produk MLM yang ditawarkan. Ketika ada yang tertarik dengan produknya, maka distributor akan mengajaknya untuk menghadiri rapat yang berisi mengenai penjelasan produk, skema, dan proses MLM.

Jika calon anggota tersebut setuju, mereka akan diminta untuk menandatangani kontrak dan membeli inventaris. Dalam MLM, pembelian inventaris sama dengan biaya awal untuk bergabung.

Keuntungan Bisnis Multi Level Marketing (MLM)

Meski sebagian orang menganggap MLM sebagai bisnis yang merugikan, namun ternyata MLM juga dapat menjadi bisnis yang menguntungkan. Beberapa keuntungan bisnis MLM, antara lain:

1. Tidak Membutuhkan Modal Besar

Bisnis MLM tidak membutuhkan modal besar. Untuk dapat bergabung dengan MLM, kamu hanya perlu melakukan registrasi anggota dan membeli inventaris produknya. Dengan kedua hal tersebut, kamu bisa langsung aktif menjualnya dan menambah kompensasi dengan merekrut anggota baru.

2. Tidak Melibatkan Perantara

Bisnis MLM tidak melibatkan perantara, seperti distributor tunggal, pengepul, dan pengecer. Maka dari itu, konsumen bisa mendapatkan produk langsung dari perusahaan dengan harga yang sama.

3. Dapat Dilakukan Melalui Proses Penggandaan

Selain mendapat keuntungan dari hasil penjualan produk perusahaan, anggota MLM juga bisa menambah keuntungan dengan cara merekrut anggota baru. Nantinya, hasil keuntungan yang didapat oleh anggota baru juga dapat dirasakan oleh si perekrut.

4. Dapat Dikerjakan dengan Santai dan Fleksibel

Bisnis MLM tidak terikat waktu dalam bekerja. Perusahaan juga tidak memberikan jam kerja secara khusus. Oleh sebab itu, bisnis MLM biasanya digemari oleh ibu-ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan sambil mengurus rumah.

5. Risiko Lebih Kecil

Karena modal yang dikeluarkan dalam bisnis jenis ini lebih sedikit, maka risiko yang didapatkan juga akan lebih kecil.

Kekurangan Multi Level Marketing (MLM)

1. Pendapatan Rendah

Jika kamu ingin menjadikan bisnis MLM sebagai sumber pendapatan, maka sebaiknya kamu perlu memikirkannya lagi. Pasalnya, pelaku bisnis MLM biasanya hanya memiliki pendapat yang rendah dalam penjualannya. Maka dari itu, biasanya MLM hanya dijadikan sebagai pendapatan tambahan saja.

2. Membutuhkan Waktu untuk Berkembang

MLM memiliki sistem perekrutan dan penjualan melalui orang ke orang. Tentunya, sistem yang seperti ini akan memakan waktu yang lama untuk menghasilkan profit yang besar dan sukses.

3. Rawan Penipuan

Karena sistem perekrutannya hanya perlu melalui registrasi keanggotaan dan pembelian inventaris saja, sehingga MLM sangat rawan akan penipuan. Hal ini jugalah yang membuat bisnis MLM memiliki pandangan negatif dari masyarakat.

4. Memiliki Anggapan Buruk di Masyarakat

Sebagian masyarakat telah menganggap bahwa MLM merupakan bisnis yang rawan penipuan dan hanya menguntungkan anggota level atas saja. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan terbesarmu untuk meyakinkan orang lain agar mau membeli dan bergabung denganmu.

Demikian penjelasan lengkap mengenai multi level marketing (MLM) yang telah dirangkum oleh DailySocial.id. Jadi, apakah artikel ini menambah wawasan baru bagimu?

Mengenal Skema Ponzi: Definisi, Ciri, dan Contoh, agar Terhindar Investasi Bodong

Beberapa waktu lalu jagat media sosial dihebohkan dengan beberapa aplikasi berkedok investasi yang ternyata memiliki modus penipuan. Investasi sebenarnya merupakan hal yang sangat penting, terlebih untuk tabungan masa depan kita. Walaupun begitu, kesalahan dalam memilih jenis investasi dapat menjadi suatu malapetaka. Seperti kata peribahasa, bukannya untung malah jadi buntung.

Oleh karena itu, kita sebagai investor harus waspada dengan modus investasi palsu. Dewasa ini, oknum penipu memiliki beragam cara untuk menjalankan rencananya. Salah satu jenis penipuan yang saat ini banyak beredar adalah skema ponzi. Aplikasi Binomo, salah satu aplikasi layanan yang kemarin mungkin sering nangkring di iklan YouTube kamu, ternyata sangat disayangkan terlibat dalam skema ponzi ini, lho.

Apa itu skema ponzi? Apakah kira-kira skema ponzi mirip dengan bisnis MLM? Berikut adalah pengertian, ciri-ciri, contoh skema ponzi, perbedaannya dengan MLM, beserta pandangan hukum pada skema ponzi. 

Pengertian Skema Ponzi

Ilustrasi kerugian akibat skema ponzi | Pexels

Menurut Bartoletti, M., Carta, S., Cimoli, T., dan Saia, R. (2020), skema ponzi adalah penipuan dalam bidang keuangan yang memikat penggunanya dengan janji return atau keuntungan yang tinggi. Padahal, pengguna hanya diberikan janji keuntungan dari uang yang didapatkan oleh penipu dari pengguna baru yang bergabung program yang ia jalankan. Oleh karena itu, skema ponzi biasanya akan bertahan dan terbongkar sampai tidak ada lagi pengguna baru yang bergabung.

Dengan tidak adanya anggota baru, tentunya tidak ada lagi modal yang dapat ditawarkan untuk menjanjikan keuntungan pada calon korban lain. Lama kelamaan, uang yang sudah tersimpan oleh penipu dapat dibawa kabur dan akhirnya terbukalah rahasia skema ponzi ini. Skema ponzi sudah ada sejak sekitar 150 tahun yang lalu melalui pertemuan tatap muka, kemudian modus penipuan berkedok investasi ini merambah hingga ke dunia digital.

Skema ponzi awalnya memanfaatkan platform berbasis internet seperti website, hingga saat ini menuju platform berbasis crypto currency seperti Bitcoin hingga disebut sebagai ponzi kripto. Platform pintar Ethereum banyak memberi peluang baru terhadap penipu ulung di bidang skema ponzi untuk mengembangkan skema jahatnya. Banyak dari penipu yang mampu menjerat banyak korban walaupun korban mengira bahwa ‘investasi’ yang mereka lakukan itu nampak terpercaya.

Sejarah Skema Ponzi

Ilustrasi skema ponzi salah satu investasi ilegal | Pexels

Dilansir menurut buku dari Kiyosaki, R. T. (2015), nama skema ponzi berasal dari Charles Ponzi, seseorang kebangsaan Italia dan juga merupakan seorang penipu ulung di tahun 1920-an. Charles Ponzi menawarkan skema bisnis dengan keuntungan hampir 50% dalam waktu 45 hari atau 100% hanya dalam 90 hari. Suatu hal yang sangat tidak mungkin dalam investasi yang aman pada umumnya.

Walaupun begitu, dengan mulut manisnya Charles mampu menggaet korban dengan jumlah cukup besar hingga ia mengantongi dana hasil tipuan sekitar 7 juta dollar AS. Bahkan, Charles meminta korbannya untuk memberikan testimoni positif sehingga banyak anggota baru yang tertarik bergabung dalam investasi abal-abalnya. Sampai akhirnya tidak ada lagi dana yang dapat ia putar sehingga korbannya pun curiga dan menuntut Charles.

Ciri-ciri Skema Ponzi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga yang mengatur seluruh aktivitas keuangan di Indonesia menghimbau masyarakat untuk waspada dengan modus penipuan yang sedang marak ini. OJK memberitahukan berbagai ciri dari skema ponzi yaitu sebagai berikut.

  1. Menawarkan return yang tinggi dalam waktu singkat dan seolah tidak memiliki risiko. 
  2. Proses bisnis dan investasi tidak jelas. Ketika kamu ditawari mungkin kamu akan bertanya-tanya dari mana bisnis ini mendapatkan uangnya untuk memberikan kamu return
  3. Produk investasi biasanya milik luar negeri
  4. Staf penjualan biasa mendapat komisi ketika dapat merekrut anggota baru
  5. Ketika investor ingin melakukan penarikan, investor akan diiming-imingi investasi lagi dengan bunga yang lebih tinggi
  6. Seringkali mengundang calon investor dengan tokoh masyarakat atau tokoh pemuka agama
  7. Pengembalian dana suka macet di tengah

Contoh Skema Ponzi di Indonesia

Ilustrasi skema ponzi sebagai salah satu investasi bodong | Pexels

Kasus investasi ilegal yang menimbulkan kerugian pada korbannya akhir-akhir ini makin marak terjadi. Hal yang semakin mengejutkan, ternyata bisnis ini secara terang-terangan mempromosikan ‘usaha’-nya supaya terlihat meyakinkan akan tetapi palsu itu. Berikut adalah contoh skema ponzi yang ada pada Binomo.

Contoh Skema Ponzi pada Binomo

Binomo merupakan salah satu aplikasi trading yang iklannya sempat sering sekali muncul di layar device kita. Investasi ilegal yang ditawarkan oleh Binomo dilakukan dengan menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Layanan trading ini memberikan iming-iming kepada masyarakat melalui afiliasinya yaitu Indra Kenz.

Indra Kenz mengajak khalayak publik untuk mengikuti jalannya dalam berinvestasi di Binomo. Ia melakukan klaim bahwa setelah berinvestasi di Binomo ia memperoleh berbagai barang mewah seperti mobil dan barang mahal lainnya. Hingga pada akhirnya, Binomo dilaporkan oleh salah satu investor yang merasa dirugikan senilai ratusan juta pada transaksinya di Binomo. Bareskrim Mabes Polri akhirnya membongkar modus penipuan Binomo dan menyatakan bahwa trading di aplikasi ini tidak terdaftar dan termasuk pada  layanan ilegal.

Skema Ponzi Vs MLM

Perbedaan utama yang dimiliki oleh skema ponzi dan bisnis MLM (multi-level marketing) adalah adanya produk nyata dari suatu usaha. Investasi ilegal skema ponzi memiliki proses bisnis atau produk yang tidak jelas. Sementara itu, bisnis MLM yang baik biasanya memiliki produk atau layanan yang benar-benar ada.

Skema ponzi tidak mewajibkan anggotanya untuk mengajak anggota baru. Di sisi lain, bisnis MLM kegiatan utamanya adalah untuk mengajak orang lain untuk menggunakan produk layanan yang perusahaan tawarkan. Jika kamu ditawari pekerjaan dengan basis MLM, kamu perlu memastikan bahwa perusahaan tersebut terdaftar secara legal ya!

Skema Ponzi Menurut Hukum di Indonesia

Praktik skema ponzi dan teman-teman penipuan finansial lainnya seperti skema piramida tentunya dilarang dan haram di manapun itu, karena merugikan korban secara material. Hanya saja, belum terdapat hukum khusus yang mengatur mengenai tindak investasi bodong seperti ini di Indonesia. Indonesia memiliki UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang membahas larangan Skema Piramida dalam dunia usaha.

Skema piramida hampir mirip sebenarnya dengan skema ponzi akan tetapi fokus keduanya berbeda.  Skema ponzi dan skema piramida sama-sama memberikan keuntungan kepada anggota lama ketika terdapat anggota baru. Akan tetapi, skema piramida fokus dalam memberikan bonus dan komisinya berdasarkan pada mitra yang dapat anggotanya ajak. Untuk itu, skema piramida akan membuat anggotanya mencari korban baru. Sementara itu, skema ponzi tidak mewajibkan anggotanya mengajak anggota baru. Skema ponzi lebih fokus terhadap investasi anggota, tingkatan return yang dijanjikan akan semakin besar ketika uang investasi yang disetorkan lebih besar juga.

Kasus skema ponzi oleh Binomo dengan Indra Kenz sebagai afiliasi sendiri dijerat dengan pasal tindak pencucian uang dan pelanggaran transaksi elektronik. Sayang sekali belum ada aturan hukum yang jelas terkait dengan praktik investasi nonlegal skema ponzi. Oleh karena itu, masyarakat perlu untuk selalu waspada apabila terlibat dengan investasi yang belum jelas asal-usulnya.

skema ponzi
Himbauan melaporkan tindak skema ponzi | Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Jangan ragu untuk melaporkan kasus layanan investasi yang mencurigakan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan selalu perkaya diri dengan literasi keuangan. Jangan mudah tergiur dengan keuntungan yang besar dalam waktu yang singkat. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan kamu akan kasus investasi bodong yang sedang marak ini ya!

Referensi: 

Bartoletti, M., Carta, S., Cimoli, T., & Saia, R. (2020). Dissecting Ponzi schemes on Ethereum: identification, analysis, and impact. Future Generation Computer Systems, 102, 259-277.

Kiyosaki, R. T. (2015). Unfair Advantage Edisi Bahasa Melayu. PTS Professional.

Marketplace Mise.id Hadirkan Konsep Berbeda dengan Strategi MLM dan Afiliasi Langsung

Satu lagi model layanan e-commerce dihadirkan, kali ini menyatukan antara kapabilitas online marketplace, affiliate, media sosial dan multi-level marketing (MLM). Bernama Mise.id,  bisnis ini merupakan joint venture antara perusahaan MicroAd di Indonesia dan Jepang. Strategi dan konsep baru yang coba dihadirkan ditargetkan mampu menjembatani efisiensi waktu peralihan antara transaksi bisnis ritel dan digital, pun sebaliknya, atau dikenal dengan online-to-offline (O2O).

“Mise.id menggabungkan penjualan tradisional, konvensional dan konsep digital yang memanfaatkan e-commerce dan media sosial,” ujar co-founder Mise.id Harry Karundeng.

Menurut Harry, pihaknya begitu percaya diri dengan peluncuran Mise.id, karena saat ini belum ada teknologi dan platform dengan konsep seperti yang ditawarkan. Ditambah dengan opsi penjualan tunai dan non tunai, sehingga potensi untuk menguasai pasar menjadi sangat besar. Mise.id akan banyak menjual produk konsumer, seperti gadget, peralatan elektronik dan berbagai hal lainnya, layaknya layanan e-commerce yang sudah ada saat ini.

Penjualan kredit dan affiliate langsung ke pengguna

Mise.id tekanan penjualan kredit untuk setiap item di SKU
Mise.id tekanan penjualan kredit untuk setiap item di SKU

Tampilan produk yang disajikan dalam laman e-commerce Mise.id menawarkan berbagai item untuk dijual dalam bentuk kredit, dengan dibubuhi sistem kredit tanpa kartu kredit. Tak seperti layanan e-commerce lain yang gencar memberikan keuntungan kredit tanpa bunga, sistem bunga tetap berlaku di sini, hanya saja pihak Mise.id menilai bunga yang diberikan lebih kompetitif jika dibanding ritel offline. Konsep MLM yang diterapkan, memberikan kebebasan kepada para Shogun (istilah untuk agen rekanan Mise.id) untuk melakukan strategi pemasaran terhadap suatu toko yang dikelola atau produk yang dijual menggunakan sistem voucher.

Konsep MLM tersebut juga memberikan keleluasaan kepada pemilik toko untuk tidak harus memiliki produknya sendiri. Dengan produk yang sudah ada, Shogun dapat mendesain ulang lapak pemasaran (membuat e-catalog) di Mise.id dan membantu melakukan penjualan, dengan sistem komisi layaknya bisnis MLM pada umumnya.

Sistem komisi turut diterapkan pada pemilik akun pembeli. Setiap produk memiliki tautan affiliate yang dapat dipublikasikan melalui kanal media sosial dan akan menghasilkan poin untuk konversi transaksi dari setiap tautan yang dibagikan. Menargetkan 1 juta pengusaha toko online yang dapat bergabung tahun ini di skala nasional, Mise.id tidak membatasi positioning layanannya untuk B2B atau B2C.

Sejauh ini, sejak dua bulan dikenalkan di wilayah Jakarta, Mise.id baru menampung 1 vendor besar yang menyumbangkan 600 SKU produk. Total pengguna terdaftar sudah mencapai 7000 akun, dan tercatat lebih dari 5000 Shogun yang mulai meramaikan sistem e-commerce di dalamnya.