Tag Archives: MMORPG

Game New World Jadi yang Terlaris di Steam Meski Belum Rilis Resmi

Game Massive Multiplayer Online atau MMO ternyata mampu membuktikan bahwa genre tersebut masih memiliki banyak fans. Di tengah-tengah gempuran game battle-royale dan shooter, ternyata satu game MMO berhasil muncul dan mendulang kesuksesan. Game tersebut adalah game terbaru dari Amazon yaitu New World.

Game ini memang telah ditunggu oleh para fans sejak awal diumumkan oleh Amazon pada 2016 silam. Setelah 5 tahun menunggu, para gamer dan pecinta MMO kelihatannya tidak mampu menahan hasrat untuk segera memainkan game ini.

Hal tersebut membuat para gamer menyerbu sesi beta tertutup yang diadakan oleh Amazon pada minggu kemarin. Beta yang berlangsung selama 7 hari tersebut langsung diserbu para pemain. Rekornya game ini berhasil memiliki 200.000 pemain secara bersamaan yang bahkan membuat server game-nya penuh.

Gelombang besar para gamer ini bahkan berhasil membuat New World menjadi game nomor satu Top Seller di Steam. Tidak hanya game standarnya, namun versi Deluxe-nya pun ikut menjadi runner-up dalam penjualan terbaik Steam.

Padahal New World baru akan dirilis pada 31 Agustus mendatang. Hal ini membuat New World menjadi salah satu game yang mampu laris terjual jauh sebelum game-nya dirilis. New World berhasil mengalahkan game-game baru lain seperti The Ascent, Tribes of Midgards, dan Orcs Must Die! 3.

Daya tarik utama dari game ini tentu adalah dari role-playing yang ditawarkan game-game MMORPG klasik seperti World of Warcraft atau Runescape. Namun New World memberi kebebasan para pemain untuk membangun karakternya tanpa harus terjebak dalam satu kelas tertentu.

Perbedaan lain ada pada gameplay-nya yang lebih terasa action, berbeda dengan game MMO yang biasanya berfokus pada kombinasi berbagai spell atau skill. Dalam New World pemain akan memainkan mekanisme aksi layaknya The Elder Scroll Online ataupun Black Desert Online.

Hal ini tentu membuat permainan berjalan lebih intuitif dan lebih fleksibel karena pemain juga dapat menghindar atau menangkis serangan lawan. Mekanisme gameplay ini juga membuat mode pemain versus pemain atau PvP menjadi lebih menarik.

New World direncanakan untuk dirilis pada akhir bulan Agustus ini eksklusif untuk platform PC. New World memang memiliki potensi untuk menjadi sensasi baru bagi industri game yang mulai jenuh dengan game battle royale dan shooter. Dan selama Amazon mampu memenuhi apa yang para pemain nanti inginkan, genre MMO bisa menjadi tren baru ke depannya.

Bermain RPG: Mengaburnya Batasan antara Dunia Nyata dan Fiksi

RPG adalah salah satu genre favorit gamers di dunia. Menurut Statista, 69% gamers mengatakan, single player RPG merupakan tipe game favorit mereka sementara 73,6% gamers sangat menyukai MMORPG. Tipe game RPG juga sangat populer di Tiongkok dan India.

Persentase gamers yang menyukai sejumlah genre game di Tiongkok, India, dan Indonesia. | Sumber: Statista

Buktinya, di Tiongkok, jumlah gamers yang menyukai single player RPG mencapai 83,2% dan MMORPG 84%. Sementara di India, jumlah gamers yang menyukai single player RPG mencapai 81,8% dan MMORPG 77,8%. Di Indonesia, jumlah gamers yang menyukai RPG memang tidak sebanyak di Tiongkok atau India, tapi jumlahnya tetap cukup signifikan. Sebanya 66,4% gamers Indonesia menyukai single player RPG dan 67,6% gamres suka MMORPG.

Hal ini memunculkan pertanyaan:

Kenapa Gamers Suka Main RPG?

Salah satu hal yang membedakan RPG dengan game bergenre lain adalah dunia yang imersif dan alur cerita yang kompleks. Dua hal ini memungkinkan pemain untuk fokus sepenuhnya pada segala sesuatu yang terjadi di dalam game dan melupakan masalah mereka di dunia nyata, walau hanya sejenak. Dengan kata lain, salah satu alasan mengapa gamers senang bermain RPG adalah sebagai bentuk escapism.

Sebagai manusia, kita memang tidak bisa terus melarikan diri dari masalah yang ada di dunia nyata. Namun, kita juga tidak bisa menghabiskan seluruh waktu kita hanya untuk bekerja. Bermain game bisa jadi salah satu kegiatan yang dilakukan saat seseorang sedang beristirahat. Faktanya, bermain RPG bisa membantu pemain untuk menghadapi brain strain.

Ketika seseorang menerima informasi baru, otak akan memproses informasi tersebut sebelum menyimpannya ke memori sehingga ingatan tersebut bisa diingat kembali di masa depan. Hanya saja, ketika seseorang stres, proses ini tidak berjalan dengan lancar. Informasi yang seharusnya diproses oleh otak justru menjadi tersendat. Saat seorang bermain game, rasa stres akan menghilang atau setidaknya, berkurang. Hal ini memungkinkan otak untuk kembali mencerna informasi baru. Jika dibandingkan dengan genre lain, RPG memang akan menyajikan informasi baru lebih banyak. Alhasil, otak bisa bekerja seperti seharusnya dan informasi yang tadinya tersendat bisa diproses oleh alam bawah sadar.

Bermain RPG bisa bantu pemainnya atasi brain strain. | Sumber: UAB

Hal lain yang menjadi daya tarik dari RPG adalah kemungkinan untuk memainkan banyak peran. Bahkan di MMORPG, yang biasanya lebih fokus pada pertarungan daripada cerita, pemain tetap bisa memilih peran yang ingin dimainkan. Tergantung pada peran yang Anda pilih — mulai dari DPS, Tank, sampai Support — maka pengalaman bermain yang Anda dapatkan pun akan berbeda. Sementara di single player RPG yang menjadikan cerita sebagai daya jual, pemain bahkan punya kekuasaan untuk mengubah alur cerita. Contohnya, Undertale. Dalam game tersebut, ending yang Anda dapatkan akan tergantung pada berapa banyak monster yang Anda bunuh sepanjang perjalanan Anda.

Dalam Tabletop RPG (TTRPG), pemain bahkan lebih leluasa dalam mendesain karakter mereka. Sebagai contoh, dalam Dungeons & Dragons, Anda tidak hanya bisa menentukan class dan ras dari karakter yang Anda mainkan, tapi juga background dari karakter tersebut. Background juga akan memengaruhi kemampuan yang dimiliki oleh seorang karakter. Karakter yang memiliki Criminal sebagai background akan dapat menghubungi jaringan kriminal di sebuah kota. Sebaliknya, karakter yang merupakan City Watch justru dapat menemukan organisasi penegak hukum di sebuah kota. Tak hanya itu, seorang City Watch juga akan bisa menemukan pusat kegiatan kriminal di satu kota. Dengan begitu, walaupun Anda dan teman Anda memutuskan untuk memainkan class dan ras yang sama, gaya bermain Anda dan teman Anda tetap bisa berbeda.

Walau tidak semua, RPG juga mendorong para pemainnya untuk bersosialisasi. MMORPG biasanya didesain untuk mendorong para pemainnya agar bekerja sama dengan satu sama lain. Karena itulah, MMORPG biasanya punya sistem klan/guild. Selain itu, masing-masin class/job di MMORPG juga punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Alhasil, pemain harus saling bekerja sama untuk menutupi kelemahan class/job mereka. Begitu juga dengan TTRPG. Dalam TTRPG seperti Dungeons & Dragons, pemain bahkan bisa menghindari pertarungan sama sekali jika mereka bersedia untuk bernegoisasi.

Di tengah pandemi, game tidak hanya menjadi kegiatan untuk melepas stres, tapi juga menjadi tempat bagi teman dan keluarga untuk berkumpul bersama dan saling berkomunikasi. Stereotipe bahwa gamers adalah penyendiri tak lebih dari mitos.

Apa yang Menarik dari The Sims dan Harvest Moon?

Jika salah satu daya tarik RPG adalah dunia yang sama sekali berbeda dari dunia nyata, maka game simulasi seperti The Sims dan Harvest Moon menjadi antitesis dari RPG. Pasalnya, The Sims merupakan simulasi dari kehidupan sehari-hari. Sementara Harvest Moon merupakan salah satu contoh game simulasi bercocok tanam, sesuatu yang bisa Anda lakukan di dunia nyata. Meskipun begitu, tetap ada gamers yang senang untuk bermain game simulasi kehidupan sehari-hari atau simulasi menjadi petani. Buktinya, Electronic Arts masih memberikan update untuk The Sims 4. Tak hanya itu, dari hari ke hari, jumlah game simulasi bertani terus bertambah. Salah satu yang terbaru adalah Coral Island dari Stairway Games, studio asal Yogyakarta, Indonesia.

Coral Island jadi salah satu game simulasi petani terbaru. | Sumber: Steam

Di tengah pandemi, banyak orang yang merasa hidupnya menjadi kacau balau; mulai dari mereka yang harus membatalkan rencana liburan bersama teman atau keluarga, mereka yang kehilangan pekerjaan, sampai mereka yang kehilangan orang-orang terdekat mereka. Chris Ferguson, dosen psikologi di Stetson University, menjelaskan bahwa memainkan game seperti The Sims dan Animal Crossing bisa membuat para pemain merasa punya kendali. Walau pemain tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi di dunia nyata, tapi mereka memegang kendali atas kehidupan karakter dalam game.

Selain kehidupan perseorangan, pandemi juga mendisrupsi tatanan dunia. Memainkan game simulasi kehidupan bisa memberikan para pemain sense of continuity, memudahkan mereka dalam melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka. “Walau rutinitas sehari-hari kita di dunia nyata terganggu, setidaknya, kita bisa melanjutkan kehidupan dari karakter kita di game,” kata Thaddeus Griebel, seperti dikutip dari CNBC.

Griebel merupakan penulis dari jurnal berjudul Self-Portrayal in a Simulated Life: Projecting Personality and Values in The Sims 2. Studi yang dirilis pada 2006 itu berusaha untuk menjawab pertanyaan apakah gamers memang memproyeksikan diri mereka ketika mereka bermain The Sims. Dalam studi tersebut, Griebel menemukan, beberapa nilai yang dianggap penting oleh pemain dalam dunia nyata akan tercermin pada karakter The Sims. Misalnya, pemain yang mementingkan kekayaan akan berusaha untuk membuat karakter mereka kaya, walau hal itu berarti, karakter mereka harus melakukan pekerjaan yang membosankan. Sementara pemain yang menganggap kreativitas penting akan membuat karakter yang aktif melakukan hal-hal berbau seni, seperti melukis dan bermain piano.

Selain itu, sebanyak 70% dari partisipan studi Griebel mengatakan bahwa kehidupan karakter The Sims mereka merupakan cerminan dari kehidupan mereka. Sebagai contoh, sebanyak 10 partisipann mengaku, struktur keluarga dari karakter The Sims mereka sama seperti struktur keluarga mereka. Sementara sembilan partisipan mengatakan, karakter The Sims mereka punya hobi dan aspirasi yang sama dengan diri mereka.

Karakter The Sims bisa menjadi refleksi karakter pemain di dunia nyata. | Sumber: EA

“The Sims memberikan kesempatan pada semua orang untuk membuat karakter yang dapat merefleksikan diri mereka, harapan dan mimpi mereka, atau bahkan ketakutan mereka,” kata John Suler, dosen psikologi di Rider University. “Pengalaman tersebut dapat memperkaya pengalaman hidup seseorang.”

Bermain Peran, dari Sisi Psikologis

Secara harfiah, role-playing berarti memainkan peran. Sebenarnya, bermain peran adalah sesuatu yang sudah kita lakukan sejak kecil. Misalnya, ketika anak-anak bermain rumah-rumahan, setiap anak akan punya peran dan masing-masing dari mereka harus berperilaku sesuai dengan perannya. Contoh lainnya adalah ketika anak-anak bermain petak umpet. Dalam permainan tersebut, ada dua peran yang harus dimainkan, yaitu orang yang bersembunyi dan pencari.

Selain sebagai permainan, bermain peran juga membantu anak untuk memahami konsep theory of mind alias teori pikiran. Seorang anak yang paham akan teori pikiran akan mengerti bahwa orang lain — seperti teman atau guru mereka — punya pemikiran yang berbeda dari mereka sendiri. Memahami teori pikiran akan membantu anak untuk berempati pada orang lain, seperti yang disebutkan dalam studi Psychology and Role-Playing Games.

Sebenarnya, bermain peran tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tapi juga remaja dan orang dewasa. Pada remaja, bermain peran bisa menjadi bagian dari proses pencarian jati diri mereka. Sementara itu, orang dewasa biasanya melakukan role-playing dalam lingkup tertentu, seperti ketika seorang aktor atau aktris sedang berakting atau ketika seorang penulis membuat cerita atau novel. Di luar lingkup tersebut, orang dewasa yang bermain peran biasanya akan mendapatkan stigma buruk. Meskipun begitu, orang dewasa tetap bisa mendapatkan keuntungan dari bermain peran, seperti kesempatan untuk membangun komunitas, meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah, media untuk mengeksplorasi jati diri, meningkatkan empati serta kemampuan berpikir kritis.

Fiksi vs Kenyataan

Bermain peran tentunya tak lepas dari unsur narasi atau cerita. Selama ini, manusia menggunakan cerita untuk menyampaikan informasi. Selain itu, cerita juga bisa membantu kita untuk memahami pengalaman hidup yang mungkin terasa membingungkan. Pada dasarnya, cerita fiksi maupun cerita nyata punya tujuan yang sama: berbagi informasi, menjalin hubungan antara penulis cerita dengan audiens, dan membuat audiens merasakan perasaan tertentu, baik emosi positif seperti rasa senang atau emosi negatif, seperti rasa marah. Hal yang membedakan antara cerita nyata dan fiksi adalah apakah sebuah cerita menyampaikan sesuatu yang benar terjadi atau tidak.

Meski tidak membahas informasi nyata, cerita fiksi tetap bisa memengaruhi pemikiran dan tumbuh kembang seseorang. Studi membuktikan, membacakan dongeng pada anak sebelum tidur punya dampak pada perkembangan kemampuan literasi sang anak. Pada orang dewasa, cerita fiksi juga bisa mendorong mereka untuk tumbuh sebagai individu. Hanya saja, sebagian orang merasa kesulitan untuk membedakan dunia nyata dan fiksi, khususnya anak-anak dan remaja.

Pada 2016, Stanford University melakukan studi pada 7,8 ribu siswa SMP, SMA, dan mahasiswa. Mereka menemukan, 80% siswa SMP percaya, iklan yang mereka lihat di internet merupakan berita nyata. Sementara 80% siswa SMA kesulitan untuk membedakan antara foto yang nyata dan foto palsu. Hal ini menunjukkan betapa rendahnya kemampuan generasi muda untuk mencerna informasi di internet secara kritis. Dan hal ini bisa menyebabkan tragedi.

Slenderman adalah tokoh fiksi yang sering masuk dalam cerita horor. | Sumber: Netflix

Dalam sebuah kasus ekstrem, dua anak perempuan berumur 12 tahun mengajak seorang teman mereka ke hutan dan menusuknya 19 kali. Mereka melakukan itu karena mereka ingin membuat kagum Slenderman. Padahal, Slenderman tak lebih dari karakter fiksi yang sering muncul di cerita horor. Kepada pihak berwajib, salah satu pelaku penusukan mengatakan, Slenderman merupakan pemimpin dari situs yang sering mereka kunjungi. Dan jika dia ingin mendapatkan perhatian Slenderman, dia harus membunuh seseorang.

Memang, berdasarkan studi tentang otak, proses kognitif untuk mencerna cerita fiksi sama seperti proses kognitif untuk memahami cerita nyata. Sementara studi terkait fMRI menunjukkan, persepsi seseorang akan konten fiksi dipengaruhi apakah konten tersebut relevan atau tidak dengan kehidupan mereka. Semakin relevan konten fiksi dalam hidup seseorang, maka semakin besar kemungkinan konten tersebut terasa nyata. Dua hal ini bisa menjelaskan mengapa bagi sebagian orang, cerita fiksi terasa nyata. Namun, hal itu bukan berarti kita harus berhenti berpikir kritis ketika kita mengonsumsi konten fiksi, khususnya di jagat maya.

Menurut studi Walking the Line between Reality and Fiction in Online Spaces: Understanding the Effects of Narrative Transportation, salah satu cara untuk dapat membedakan fiksi dan kenyataan adalah memahami keseluruhan cerita. Artinya, ketika membaca cerita di internet, seseorang tidak hanya harus mempertimbangkan isi yang tertuang secara eksplisit, tapi juga segala sesuatu yang membuat cerita itu tercipta, termasuk dari budaya dan konsep sosial yang lazim dari tempat asal sang penulis.

Kesimpulan

Pernahkah Anda merasa malu ketika Anda menonton seorang tokoh publik melakukan hal memalukan di TV? Fenomena itu terjadi karena bagian otak yang berfungsi untuk mencerna stimuli di layar kaca sama seperti bagian otak yang bertugas mencerna rangsangan di dunia nyata. Hal ini juga menjadi alasan mengapa kita bisa terhanyut dalam dunia fiksi — baik saat kita bermain RPG atau saat kita membaca cerita fiksi.

Dari game dan cerita fiksi, ada banyak hal yang bisa kita pelajari, mulai dari empati sampai cara untuk memecahkan masalah. Hanya saja, jika kita tidak berpikir kritis saat mengonsumsi cerita fiksi — dalam bentuk cerita di internet atau game — kita bisa menjadi korban dari propaganda. Karena internet dan game memang bisa menjadi alat untuk menyebarkan propaganda. Tak hanya itu, memercaya fiksi sebagai kenyataan juga bisa membuat kita melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, seperti membunuh seseorang hanya demi membuat kagum tokoh fiksi dalam cerita horor.

Sumber header: Twitter

Riot Games Siap Kerjakan MMORPG League of Legends

Saya kira hampir semua gamer tahu bahwa MOBA bukanlah genre game yang berfokus pada penyajian cerita, akan tetapi hal itu tidak mencegah Riot Games untuk mengembangkan lore League of Legends yang begitu kaya. Mereka juga tidak mau menyia-nyiakan upaya tersebut dan terus berusaha untuk mengekspansi Runeterra (setting dunia League of Legends) ke media lain.

Runeterra dengan segudang naskah dan karakternya merupakan basis yang sangat menarik untuk dikembangkan menjadi game yang bukan MOBA. Sejauh ini, kita baru punya Legends of Runeterra yang merupakan digital collectible card game, lalu Ruined King dan Conv/rgence yang akan menyusul meski masing-masing hingga kini masih belum punya jadwal rilis pasti.

Kalau melihat lebih jauh lagi ke depan, sepertinya nanti kita juga akan disuguhi dengan League of Legends versi MMO. Indikasinya bisa kita lihat dari tweet yang diunggah oleh Greg Street, Vice President of IP and Entertainment di Riot Games, baru-baru ini. Dijelaskan bahwa Riot sedang sibuk merekrut karyawan baru untuk menggarap game besar yang sudah ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya.

Saat ditanya apakah game yang dimaksud adalah MMO, Greg dengan santainya membenarkan bahwa game-nya adalah sebuah MMO. Lebih lanjut, konfirmasi yang diterima PC Gamer dari perwakilan Riot Games juga mengatakan bahwa mereka bakal mengerjakan sebuah massively multiplayer online role-playing game alias MMORPG.

Berhubung Riot masih dalam tahap rekrutmen, bisa diasumsikan proyek ini mungkin masih sangat jauh dari realisasi. CEO Riot Games, Marc Merrill, setahun yang lalu juga sempat mengatakan bahwa seandainya mereka bakal membuat sebuah MMO, yang pasti tidak akan dalam waktu dekat.

Terlepas dari itu, mereka yang selama ini mengimpikan agar lore League of Legends dapat dijadikan game seperti World of Warcraft setidaknya bisa sedikit lega mengetahui bahwa MMORPG memang sudah ada di radar Riot Games. Sekarang kita tinggal memberi mereka waktu untuk mengeksekusinya sematang mungkin.

Sumber: PC Gamer.

Bungie Sudah Siapkan Expansion Pack Destiny 2 Sampai Dua Tahun ke Depan

Bungie meluncurkan Destiny pertama kali di tahun 2014. Lalu di tahun 2017, Destiny 2 datang menyusul. 2020 adalah tahun ketiga bagi Destiny 2, dan bersamanya muncul pertanyaan: “Apakah Bungie bakal segera merilis Destiny 3?”

Pertanyaan tersebut cukup wajar mengingat kita juga akan berjumpa dengan console generasi baru tahun ini. Destiny 3 sebagai salah satu game andalan PlayStation 5 dan Xbox Series X merupakan premis yang terdengar menjanjikan. Namun Bungie rupanya tidak sependapat.

Ketimbang merilis Destiny 3 dan melupakan Destiny 2 sepenuhnya, Bungie lebih memilih untu mengembangkan Destiny 2 lebih lanjut. Komitmen mereka tidak main-main, tiga expansion pack bahkan sudah mereka jadwalkan untuk dirilis setiap tahunnya sampai 2022: “Beyond Light” (September 2020), “The Witch Queen” (2021), dan “Lightfall” (2022).

Destiny 2 expansion packs

Singkat cerita, Bungie tidak ingin mengulangi kesalahan sebelumnya, di mana mereka menghidangkan konten baru lewat Destiny 2, tapi di saat yang sama memaksa pemain mengabaikan seluruh progresnya selama memainkan Destiny orisinal. Meski begitu, Bungie mengaku ada tantangan lain yang harus mereka hadapi dengan mengambil rute baru ini.

Tantangan yang dimaksud adalah menumpuknya konten, yang sebagian mungkin sudah tidak lagi relevan saat suatu expansion baru telah dirilis. Untuk mengatasinya, Bungie sudah menyiapkan solusi dalam bentuk Destiny Content Vault (DCV). DCV bakal menjadi sejenis wadah sirkulasi bagi konten-konten lama yang sudah jarang dimainkan.

Lewat DCV, Bungie juga berencana menghadirkan konten-konten dari Destiny pertama yang sangat populer pada masanya (yang tentu saja sudah dioptimalkan untuk Destiny 2). Menurut Bungie, sirkulasi konten ini penting demi menjaga agar Destiny 2 tidak kelewat kompleks dan tidak dibanjiri bug, tapi di saat yang sama masih bisa menyuguhkan konten-konten baru.

Beyond Light bakal menghadirkan lokasi baru bernama Europa / Bungie
Beyond Light bakal menghadirkan lokasi baru bernama Europa / Bungie

Lalu bagaimana Bungie akan mengantisipasi kedatangan PS5 dan Xbox Series X? Well, Bungie memastikan Destiny 2 bakal tersedia di kedua console tersebut, dan performanya akan dioptimalkan supaya bisa berjalan di resolusi 4K 60 fps.

Namun yang lebih penting lagi, pemain Destiny 2 di PS4 dan Xbox One tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk bisa memainkannya di PS5 dan Xbox Series X. Sederhananya, Bungie bakal menyediakan upgrade secara gratis, dan ini termasuk semua konten ekstra yang pernah pemain beli.

Lebih lanjut, fitur cross-play juga sudah Bungie rencanakan, yang berarti nantinya para pemain PS4 dan PS5 bisa saling bertemu, demikian pula para pemain Xbox One dan Xbox Series X.

Sumber: Destructoid.

Bersiaplah, ArcheAge SEA Segera Rilis Pada LINE POD

Pada 14 Mei 2020 lalu, LINE mengumumkan platform PC Gaming terbaru besutan mereka yang bernama LINE POD. Platform PC Gaming ini dijadwalkan akan diluncurkan untuk 3 negara terlebih dahulu, yaitu Taiwan, Thailand, dan Indonesia, yang lalu dilanjut untuk negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Lewat rilis, dikatakan bahwa LINE POD direncanakan akan merilis 5 game sebagai awalan, yaitu Free Style, Game of Thrones Winter is Coming, ArcheAge, Hunter’s Arena: Legends, dan Rebirth Online. Kemarin (19 Mei 2020), ArcheAge menjadi game pertama dari 5 game tersebut, yang diumumkan jadwal rilisnya untuk LINE POD.

Mengutip rilis, walau didistribusikan melalui LINE POD, namun penerbitan ArcheAge tetap dipegang langsung oleh sang pengembang yaitu XLGAMES. Rilis sejak 15 Januari 2013, ArcheAge bisa dibilang sebagai salah satu game MMORPG yang sukses di pasaran. Mereka berhasil menarik minat gamers di 7 negara yaitu Korea Selatan, Amerika Serikat, Eropa, Rusia, Tiongkok, Jepang, dan Taiwan.

Jake Song CEO XLGAMES. Sumber: Rilsi resmi
Jake Song CEO XLGAMES. Sumber: Rilsi resmi

Jake Song CEO XLGAMES mengungkap perasaannya terkait perilisan ArcheAge untuk pertama kalinya di pasar Asia Tenggara. “Saya merasa sangat terhormat dapat memperkenalkan karakteristik yang unik, serta kebebasan eksplorasi dunia yang ditawarkan oleh ArcheAge. Ini adalah layanan game pertama yang kami terbitkan sendiri secara internasional. Kami akan melakukan yang terbaik dalam mengoperasikan game sehingga komunitas di Asia Tenggara bisa menikmati dan memainkan ArcheAge dengan harga yang pantas dan berbagai macam hadiah.”

Riis tahun 2013 lalu, ArcheAge menawarkan beberapa fitur yang membuat MMORPG ini memiliki keunikannya tersendiri. ArcheAge kerap kali disebut oleh pengembang sebagai fantasy-sandbox MMORPG, karena game ini yang menerapkan fitur crafting, membuat kastil, menguasai daerah, hingga peperangan skala besar.

https://www.youtube.com/watch?v=TTy4dMEwAv8

Hingga saat ini, ArcheAge mendapat penerimaan yang cukup baik dari para pemainnya. Dengan skor metacritic sebesar 80, ArcheAge disebut memiliki jumlah konten menarik yang tidak terbatas, grafis ciamik yang memanjakan mata, dan dianggap sebagai satu contoh penerapan yang baik dari genre sandbox di dalam game MMORPG.

Rilis untuk pasar Asia Tenggara, ArcheAge SEA nantinya akan tersedia dalam bahasa lokal, termasuk Indonesia, dan Thailand. Pra-registrasi LINE POD sudah dimulai sejak 14 Mei 2020 kemarin yang bisa dilakukan pada situs game.line.me. Sementara itu, pembuatan pra-karakter ArcheAge SEA akan dimulai 28 Mei 2020 mendatang. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengikuti Facebook Page resmi ArcheAge SEA berikut ini.

Bagaimana? Apakah Anda juga sudah tidak sabar untuk mencicipi ArcheAge pada platform LINE POD?

Mode Battle Royale Hadir di Black Desert Online

Berkat PUBG dan Fortnite, efek demam battle royale bisa kita rasakan di mana-mana. Saat ini, semua developer franchise raksasa mencoba mengintegrasikan mode last man standing di game terbarunya, dari mulai Call of Duty, Battlefield, hingga Red Dead Redemption. Ternyata, battle royale tidak hanya menjamur di permainan-permainan action, tapi juga diadopsi oleh MMORPG.

Dalam acara Festa di Amsterdam pada tanggal 4 Desember kemarin, developer Korea Selatan Pearl Abyss mengumumkan agenda untuk membubuhkan battle royale di permainan MMO populer mereka, Black Desert Online. Meski konsep dasar gameplay-nya sama, Pearl Abyss telah menemukan metode penyajian baru agar mode battle royale mereka serasi dengan tema Black Desert Online serta tidak terasa membosankan.

Di Black Desert Online, battle royale diberi titel Shadow Arena. Berbeda dari PUBG atau Fortnite yang diawali lewat sesi terjun payung; di Shadow Arena, Anda memulai pertandingan sebagai Black Spirit dan harus menemukan tubuh untuk dirasuki. Selanjutnya, skill dan perlengkapan dapat diperoleh dengan menghancurkan objek-objek atau mengalahkan NPC yang ada di arena.

Peraturan Shadow Arena sama seperti mode last man standing tradisional: satu pemain yang berhasil bertahan hidup akan jadi pemenangnya. Di momen peluncurannya ini, Shadow Arena mendukung 50 pemain, meski ada kemungkinan developer akan menambah jumlahnya di waktu ke depan lewat update. Buat sekarang, opsi battle royale di Black Desert Online baru tersedia untuk pemain di Korea Selatan, dan selanjutnya akan hadir buat gamer di negara-negara barat.

Selain Shadow Arena, executive producer Jae-Hee Kim turut mengungkap rencana Pearl Abyss untuk menambahkan Archer, yaitu pilihan kelas ke-17, akan tiba secara global pada tanggal 12 Desember. Sesuai namanya, Archer adalah spesialis serangan jarak jauh. Dalam bertempur, ia dibekali senjata busur silang dan kemampuan sihir.

Pearl Abyss juga punya agenda buat memperluas dunia permainan. Saat ini, mereka tengah mengembangkan wilayah baru bernama O’dyllita (dapat diakses pemain Korea Selatan menjelajahinya di paruh pertama tahun depan), serta menggodok mode Territory War yang difokuskan pada konflik antara Calpheon dan Valencia.

O’dyllita sendiri dipenuhi beragam lokasi menarik seperti The Valley of Olun, Thorn Tree Forest, serta Castle of Thorns. Area-area tersebut dihuni oleh Turo dan Ahib. Turo adalah ras raksasa yang biasanya bergerombol dalam grup berisi dua atau tiga individu, sedangkan Ahib ialah makhluk mirip beruang berkekuatan sihir hitam.

Via VentureBeat.

flyff-legacy-game-mmorpg

Flyff Legacy, Game MMORPG Ini Tawarkan Sensasi Melayang di Udara dengan Sapu Terbang

Buat Anda pecinta game dengan genre MMORPG klasik di PC, Anda mungkin sudah familier dengan Flyff. Game yang merupakan singkatan dari Fly For Fun ini menyuguhkan dunia fantasi grafis 3D bergaya anime dan memungkinkan merasakan melayang ke angkasa menggunakan sapu terbang.

Kepopulerannya diwariskan ke platform mobile dengan judul baru yaitu FlyFF Legacy rilisan Entermate, yang kini sudah bisa Anda mainkan lewat smartphone Android dan iOS.

Flyff Legacy menawarkan fitur yang sangat mirip dengan versi orisinalnya dan diklaim mampu membangkitkan kembali petualangan seru di dunia fantasi yang disebut Madrigal.

Tentu saja, Anda bisa membuat karakter sendiri dan mengkustomisasinya. Ada tiga class yang sudah disediakan yakni Mercenary, Acrobat, dan Magician. Dengan cerita yang menarik dan Quest di tiap bagiannya yang harus Anda selesaikan untuk naik level. Serta, memulai pencarian epik untuk belajar menggunakan sapu terbang.

Adapun mode autoplay, yang memberi kemudahan tersendiri bagi para pemain tanpa mengurangi kenikmatan bermain. Karena merupakan MMORPG, Anda bisa berinteraksi dengan pemain lain, membentuk party untuk mengalahkan musuh, dan menyelesaikan Quest bersama-sama sambil menjelajahi dungeon yang tak terhitung jumlahnya.

https://youtu.be/gol–Zl8f8Q

Bagaimana, tertarik untuk bernostalgia dan menghidupkan kembali masa kecil Anda? Silahkan unduh Flyff Legacy dan mungkin ada senyum di wajah Anda begitu mulai bermain dan mendengarkan suaranya.

Application Information Will Show Up Here

Sumber: Droidgamers.

Lineage 2: Revolution, Game MMORPG dengan Grafis yang Nyata

Ada banyak game ber-genre MMORPG di platform mobile, tapi tidak semua yang ada benar-benar mewakili game MMORPG itu sendiri. Namun yang pasti, salah satu game MMORPG mobile yang paling ditunggu-tunggu tahun ini adalah Lineage 2: Revolution.

Game ini sebenarnya sudah dirilis secara global. Sayangnya, Lineage 2: Revolution masih belum tersedia di Google Play Store dan App Store untuk wilayah Indonesia. Jadi Anda harus bersabar menunggu lebih lama lagi atau mengunduh APK game Lineage 2: Revolution dan menginstalnya secara manual.

Lineage-2-Revolution-1

Anda akan dibawa untuk berpetualang dan menjelajahi dunia fantasi open world yang tidak Anda temukan di dunia nyata. Selesaikan beragam quest menarik, bergabung dengan guild, mengumpulkan equipment, memperkuat item yang sudah ada, dan membuat item.

Lineage-2-Revolution-3

Tersedia berbagai kelas karakter untuk dipilih, mulai dari ras Manusia, Elf, Dark Elf, dan Dwarf untuk bertualang dalam dunia Lineage yang luas bersama-sama. Anda bisa ikut bertempur secara real-time dalam pertempuran kolosal melawan monster ataupun pemain lain.

Lineage-2-Revolution-2

Game Lineage 2: Revolution sendiri dikembangkan Netmarble Games, publisher yang berasal dari Seoul, Korea Selatan. Game ini dikembangkan menggunakan Unreal Engine 4 sehingga kualitas grafis yang ditampilkan tak perlu diragukan lagi. Karena game ini sepenuhnya online, maka dibutuhkan koneksi internet yang cepat dan stabil untuk memainkannya dengan nyaman.

Lebih lanjut, Lineage 2: Revolution merupakan sekuel langsung Lineage II yang dirilis tahun 2003. Dengan latar belakang cerita yang diambil 100 tahun setelah cerita dalam Lineage II: Goddess of Destruction. Menceritakan masa-masa kelam setelah jatuhnya Elmoreden Empire.

Kini waktunya telah tiba untuk Anda terlibat, memulai babak baru untuk mengubah sejarah, dan untuk menyelamatkan dunia dari kegelapan abadi.

Application Information Will Show Up Here

Sekarang Guild Wars 2 Bisa Anda Mainkan Gratis, Ini Dia Caranya

Tiga tahun silam, Guild Wars 2 berhasil menyegarkan kembali genre MMORPG yang saat itu terasa jenuh melalui inovasi dalam gameplay dan narasi. Jalan ceritanya unik, meskipun ia dimainkan bersama-sama, dunia game merespon pilihan pemain secara berbeda. Dan di ajang PAX Prime minggu kemarin, developer menyingkap satu kabar menghebohkan. Continue reading Sekarang Guild Wars 2 Bisa Anda Mainkan Gratis, Ini Dia Caranya

MMORPG Lego Minifigures Online Tiba di Android dan iOS

Sekitar bulan Oktober tahun kemarin, Lego bekerja sama dengan game developer Funcom untuk menghadirkan MMORPG bernama Lego Minifigures Online. Sama seperti MMORPG lainnya, dalam game tersebut Anda juga akan berpetualang bersama seorang karakter. Bedanya, karakter yang digunakan adalah Lego Minifigure. Continue reading MMORPG Lego Minifigures Online Tiba di Android dan iOS