Tag Archives: mobile adtech

Indonesia Mobile Exchange Ingin Permudah Akses Kalangan UKM dalam Beriklan

Sudah lama tidak terdengar kabarnya, Indonesia Mobile Exchange (IMX) yang merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Indosat Ooredoo dan Smaato Inc yang berfokus pada bisnis Real-Time Bidding Advertising Exchange, tahun ini berencana menghadirkan inovasi terbaru yang diharapkan bisa menjangkau lebih banyak pengguna di Indonesia.

Layanan yang sebelumnya sudah banyak digunakan oleh agensi untuk melakukan kegiatan pemasaran melalui platform yang diklaim bersifat tranparan dan berguna untuk publisher hingga advertiser.

“Rencananya bulan April 2017 mendatang kami meluncurkan layanan untuk kalangan umum terutama UKM untuk menggunakan platform IMX untuk beriklan,” kata CEO IMX Citra Damayani Agus kepada DailySocial.

Selain memberikan akses yang lebih mudah kepada publik, saat ini IMX juga tengah menjajaki kerja sama dengan Departemen Perindustrian untuk memberikan kesempatan kepada pelaku UKM beriklan melalui platform IMX. Jika kerja sama ini telah final, Departemen Perindustrian akan memberikan dana subsidi sebagian kepada pelaku UKM untuk memasarkan bisnisnya.

“Sebenarnya selama ini kami telah banyak menerima klien bukan hanya dari korporasi, bank, layanan e-commerce namun juga pelaku UKM. Namun karena masih kurangnya edukasi serta pengalaman memanfaatkan fitur display, kebanyakan pelaku UKM lebih memilih menggunakan SMS untuk beriklan,” kata Citra.

Sejak dua tahun berdiri dan menjadi perusahaan spin off dari Indosat Ooredoo agar tetap bisa agile, IMX selama ini masih menghadirkan layanan SMS untuk beriklan, namun mengklaim tetap memfokuskan kepada display.

“Karena kami sepenuhnya memanfaatkan data dari telko dibantu dengan data dari Smaato, kebanyakan memang kami mengolah data dari sumber tersebut, karena alasan itulah maka saat ini masih banyak pelaku UKM hingga perusahaan besar seperti Traveloka dan Citibank yang memanfaatkan SMS untuk beriklan,” kata Citra.

Mengembangkan inovasi Adtech

Selain membuka akses untuk kalangan UKM, dua tahun terakhir IMX tengah mengembangkan inovasi terbaru dengan memanfaatkan data gabungan dari berbagai perusahaan telko untuk kebutuhan advertising. Hal tersebut dilakukan agar bisa lebih fokus menghasilkan data yang relevan.

“Kami melihat kebiasaan dari pengguna berubah dengan cepat, salah satu hal yang kami cermati adalah mengembangkan inovasi menyesuaikan dengan behavior dari pengguna berdasarkan aktifitas yang dilakukan beberapa hari terakhir atau yang disebut dengan ‘intension’. Behavior tersebut bisa di capture agar iklan bisa dihadirkan untuk orang secara relevan dengan jangka waktu yang sempit memanfaatkan data dari telko,” kata Citra.

Dari data yang dikumpulkan IMX hanya mengambil sekitar 20% dan semua berasal dari data operator telko. Sebagai platform telko agnostic, IMX ingin membuktikan bahwa saat ini Indonesia sudah bisa memberikan layanan dengan teknologi terkini yang tidak kalah dengan perusahaan raksasa seperti Google atau Facebook.

“Saat ini di IMX kita sudah memiliki partner yang lengkap, jadi exchange-nya adalah Smaato, publisher-nya lokal dan asing yang saat ini sudah mencapai sekitar 98 ribu publisher,” kata Citra.

Jika sebelumnya IMX belum terlalu fokus dengan kalangan UKM karena perbedaan platform yang dimiliki dengan Facebook sebagai social network, maka saat ini IMX sudah mulai melakukan upaya seperti mengedukasi pasar serta pengenalan kepada berbagai kalangan terutama UKM untuk mulai menggunakan platform IMX.

“Kami sudah banyak mendapatkan penawaran dari berbagai kalangan hingga komunitas yang tertarik untuk memanfaatkan layanan SMS hingga display untuk beriklan, hal tersebut yang ke depannya akan IMX kembangkan,” kata Citra.

Terkait dengan rencana ekspansi ke mancanegara, hal tersebut sudah menjadi bagian dan target dari IMX. Untuk bisa mewujudkan rencana tersebut, semua tentunya bergantung dari pendapatan dan strategi yang bakal dilancarkan.

“Pada akhirnya kami ingin menciptakan sebuah platform yang bisa bermanfaat bukan hanya untuk advertiser tapi juga publisher, dengan menerapkan sistem yang kami miliki dan menuruti peraturan yang ada, diharapkan IMX bisa menjadi solusi terbaik,” kata Citra.

Perusahaan Mobile Adtech Glispa Ekspansi ke Pasar Asia Tenggara

Menargetkan pasar e-commerce di Indonesia, perusahaan mobile marketing asal Jerman Glispa secara resmi mengumumkan kehadirannya di Asia tenggara dengan membuka kantor di Singapura. Untuk memimpin kantor di Singapura Glispa menunjuk Christian Nguyen sebagai General Manager wilayah Asia Tenggara untuk memantau pertumbuhan dan kegiatan operasional di wilayah tersebut.

“Dengan menargetkan pertumbuhan mobile advertising meningkat sebesar setengah dari pertumbuhan keseluruhan periklanan digital [digital advertising] di tahun 2020. Saya tak sabar untuk bergabung bersama Glispa untuk meningkatkan pertumbuhan ini secara regional,” ungkap General Manager Glispa Wilayah Asia Tenggara Christian Nguyen.

Christian Nguyen sebelumnya pernah menjabat sebagai Head of Mobile Asia Tenggara di Google, Head of Brand Sales di AdMob, dan Country Sales Manager di Microsoft.

Menyasar industri e-commerce di Indonesia

Sebelum meresmikan kantor perwakilan Asia Tenggara di Singapura, Glispa telah melayani perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Bukalapak, Traveloka, Lazada, Shopee, GrabTaxi, Matahari Mall, dan Gumi.

Dengan mengedepankan akuisisi pengguna dan teknologi optimalisasi kepemilikan, Glispa telah meneliti kebutuhan pasar dan para pengiklan kini telah mengembangkan fokusnya dari volume app installs menjadi fokus pada kualitas pengguna perangkat selular (mobile user quality) dan pendapatan dari iklan yang dipasang (Return on Ad Spend).

“Selama bertahun-tahun menjalani bisnis ini di wilayah Asia Tenggara dan mendengarkan dengan baik apa yang dibutuhkan para pengiklan dan penerbit, kami memahami tantangan mengeksekusi mobile marketing di berbagai pasar di Asia Tenggara mengingat budaya, saluran, dan bahasa yang jauh berbeda antara satu dengan lainnya. Ditambah lagi,  pakar yang ada memiliki latar belakang pengetahuan yang berbeda di setiap pasar,” ungkap  Founder dan CEO Glispa Gary Lin.

Selain di Singapura, Glispa juga telah mendirikan kantor cabang di Beijing, Bangalore, San Francisco, Tel Aviv, dan Sao Paulo. Glispa sendiri memperkerjakan tim yang berasal dari 40 negara yang menggunakan 25 bahasa yang berbeda.

Dalam menyediakan seperangkat layanan berbasis teknologi, Glispa bekerja sama dengan para pengiklan, pengembang aplikasi, dan penerbit di seluruh dunia, sehingga memungkinkan para klien meraih target akuisisi pengguna dan monetisasi.

“Asia Tenggara merupakan digital frontier selanjutnya yang menunjukkan perubahan perilaku masyarakat menjadi masyarakat yang mengutamakan aktivitas mobile. Sementara itu,  Glispa berada di posisi yang tepat untuk membantu para perusahaan dan pengembang aplikasi untuk mengkapitalisasikan pertumbuhan yang fenomenal ini,” tandas Christian Nguyen.