Tag Archives: mobile banking app

Jenius Launches Keyboard to Allow Access Without App

Jenius, BTPN’s digital banking product, releases Jenius Keyboard, the latest feature that facilitates customers to make transaction without opening the app. The feature has been distributed to all Jenius users at the end of January 2019, but currently available only on Android.

They’re yet to give an official release regarding the feature. However, Jenius Keyboard was intended to make transaction easier for customer without having to log in and out of an app. Especially when in a rush and involving such numbers.

Most of the features in Jenius app are accessible through Jenius Keyboard, including active balance, Send it, Pay Me, and In & Out without having to open the app; using $Cashtag, account number, and e-mail/phone number in the contact list to send and collect money.

Then, duplicate the account number on the chatting app and use it to send money; with SKN or RTGS mode; send the profile including $Cashtag and account number; and download the receipt to be sent through chatting apps.

To activate this feature, customers only have to open Jenius app and click the menu on the left-up, show profile, setting, and activate Jenius Keyboard. Customers must click the Jenius Keyboard button on your smartphone’s setting menu and select Change to Jenius Keyboard.

The pop up disclaimer will appear to notify that Jenius will collect all customer’s text, profile, password, and credit card number. It’s guaranteed to be secured by Jenius.

Based on its service network, Jenius is not only available in Jabodetabek, but also in other big cities, such as Bandung, Yogyakarta, Malang, and Surabaya.

Quoted from Bisnis, until October 2018, Jenius user has reached 700 thousand to 800 thousand. About 60%-70% are millennials.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Jenius rilis fitur Keyboard untuk permudah nasabah mengakses layanan perbankan tanpa membuka aplikasi. Baru tersedia untuk aplikasi Android

Jenius Rilis Fitur Keyboard, Permudah Akses Tanpa Buka Aplikasi

Jenius, produk perbankan digital dari BTPN, merilis fitur teranyar Jenius Keyboard yang memungkinkan nasabah tidak perlu membuka aplikasi saat bertransaksi. Fitur ini sudah digulirkan ke seluruh pengguna Jenius sejak akhir Januari 2019, namun baru tersedia untuk versi Android.

Belum ada keterangan resmi yang diberikan pihak Jenius terhadap fitur tersebut. Namun di dalam blog-nya, Jenius Keyboard sengaja dihadirkan untuk memudahkan nasabah yang kerap kali keluar masuk aplikasi saat harus melakukan pembayaran. Apalagi dalam keadaan terburu-buru dan harus mengingat banyak angka.

Hampir semua fasilitas dalam aplikasi Jenius bisa dilakukan lewat Jenius Keyboard, termasuk melihat saldo aktif, Send It, Pay Me, dan In & Out tanpa harus membuka aplikasi Jenius; menggunakan fasilitas $Cashtag, nomor rekening, dan alamat e-mail/nomor handphone di daftar kontak untuk mengirim dan menagih uang.

Lalu menyalin nomor rekening dari perbincangan di aplikasi chatting dan langsung menggunakannya untuk mengirim uang; mengirim uang dengan metode SKN atau RTGS; mengirim data pribadi yang berisi informasi $Cashtag dan nomor rekening; dan mengunduh bukti transaksi dan mengirimnya ke aplikasi chatting.

Untuk mengaktifkan fitur ini, nasabah cukup membuka aplikasi Jenius dan mengklik menu di kiri atas layar, pilih Tampilkan Profil, Pengaturan, dan Aktifkan Jenius Keyboard. Nasabah perlu menekan tombol Jenius Keyboard pada menu pengaturan di smartphone dan memilih Ubah ke Jenius Keyboard.

Berikutnya, akan muncul pop up disclaimer yang memberitahukan Jenius mengumpulkan semua teks yang diketik pengguna, termasuk data pribadi seperti kata sandi dan nomor kartu kredit. Seluruh data tersebut diklaim dijamin penuh kerahasiaannya oleh Jenius.

Berdasarkan cakupan layanannya, Jenius tidak hanya tersebar di Jabodetabek saja tapi telah merambah ke kota besar lainnya seperti Bandung, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.

Dikutip dari Bisnis, hingga Oktober 2018 pengguna Jenius telah tembus ke angka 700 ribu sampai 800 ribu orang. Sekitar 60%-70% di antaranya berasal dari kalangan milenial.

 

Bank OCBC NISP buka peluang sinergi bisnis dengan 5 segmen vertikal startup sebagai langkah transformasi digital beyond banking

Bank OCBC NISP Cari Peluang Sinergi Bisnis dengan Lima Vertikal Startup

Bank OCBC NISP kini membuka diri untuk sinergi bisnis dengan lima vertikal startup sebagai bagian dari strategi transformasi digital. Mereka bergerak di bidang fintech, pendidikan, perumahan, kesehatan, dan layanan B2B. Inisiasi ini dibawa ke Indonesia sebagai hasil pembelajaran OCBC Group Singapura untuk program The Open Vault yang sudah dilakukan sejak tiga tahun belakangan

“Kami menganggap digital itu sebagai enabler. Banyak opportunity yang bisa di-leverage untuk memberikan solusi nasabah. Pada akhirnya proses ini memaksa kita untuk jauh lebih sensitif ke konsumen, apa yang mereka butuhkan agar bank tetap relevan dan bisa tetap berkompetisi. Untuk itu butuh partner yang fokus di bidangnya dan bisa dikolaborasikan dengan apa yang kita punya,” ujar Head of Individual Customer Solutions Bank OCBC NISP Ka Jit, Rabu (26/9).

The Open Vault adalah program yang fokus pada business engagement, edukasi, data sandbox (experiment), dan budaya.

Skala startup yang dicari adalah minimal sudah menerima investasi Pra Seri A atau baru mendapat tahap Seri A. Bank OCBC NISP akan lebih tajam dalam memilih startup. Kriterianya berdasarkan produk, tim, dan rencana bisnis mereka.

“Nanti akan tambah vertikal startup yang akan kita sinergikan. Ini masih tahap awal,” tambah Head of New Digital Ventures Bank OCBC NISP Altona Widjaja.

Altona mengungkapkan, saat di Singapura, Bank OCBC hanya membuka kesempatan untuk startup skala global yang bergerak di fintech dan lebih ke arah b2b enablement. Setelah tiga tahun berjalan, pihaknya telah menemui sekitar 1000 startup lalu disaring menjadi 30 startup yang siap melakukan eksperimen. Sekitar 30% dari 30 eksperimen tersebut (sekitar 9 eksperimen), menurut Altona, siap dikomersialkan.

“Jadi kami tidak menargetkan ada berapa startup yang mau kita sinergikan karena tergantung sifat-sifat dari produk mereka. Fokusnya bukan mau berlomba dengan bank lain, tapi hal apa saja yang bisa jadi solusi untuk nasabah dan partner kami.”

Dalam proses memilih startup ini, perusahaan membentuk tim khusus dinamai Digital Transformation Team sejak Juli 2018 yang berisi 30 talenta muda, termasuk diantaranya Ka Jit dan Altona. Selain bertugas di bidang tersebut, tim ini juga akan membantu transformasi digital perbankan, di antaranya aplikasi mobile banking ONe Mobile.

Aplikasi ONe Mobile

Aplikasi ini adalah salah satu inovasi dari transformasi digital yang sudah diluncurkan sejak April 2018. Tak hanya untuk bertransaksi, aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan keuangan dengan membuka deposito secara online, memantau kinerja reksa dana yang mereka beli.

Menurut Ka Jit, adaptasi teknologi dan kenyamanan nasabah mulai terlihat dari peningkatan transaksi di aplikasi sebesar 40% year-on-year dan mendorong pertumbuhan fee sebesar 46% year-on-year. Pembelian deposito berjangka di channel online tumbuh 8 kali lebih cepat atau naik 62,75% dibanding pembukaan di channel konvensional.

Ke depannya aplikasi dapat menampung sekitar 90 persen dari aktivitas perbankan yang biasa dilakukan di kantor cabang.

“Jadi ONe Mobile ini akan kami jadikan untuk business generator, bukan sebagai main transaction bank. Nasabah kami dipermudah untuk mengelola kekayaan mereka.”

Aplikasi ONe Mobile sudah diunduh 218 ribu nasabah terdaftar. Terjadi kenaikan hingga dua kali lipat secara year-on-year untuk penambahan nasabah baru yang mendaftar lewat aplikasi. Aplikasi tersedia di Android dan iOS.

Kendati menargetkan aktivitas perbankan dapat sepenuhnya pindah ke aplikasi, Ka Jit tidak ingin menghapus kehadiran kantor cabang. Menurutnya ada peran kantor cabang yang tidak bisa digantikan oleh aplikasi, terutama dari sisi pendampingan nasabah.

Kantor cabang bakal dialihfungsikan sebagai tempat nasabah berkonsultasi seputar produk keuangan, memberikan rekomendasi untuk produk KPR, mengelola keuangan, dan sebagainya. Oleh karena itu, karyawan cabang akan diberi tambahan kemampuan sebagai konsultan keuangan.

“Bukan full ke digital karena ada fungsi cabang yang tidak bisa dihapus. Di masa depan untuk transaksi yang bersifat langsung itu bisa diakomodasi dengan aplikasi, namun untuk nasabah yang ingin berdiskusi bisa ke kantor cabang.”

Application Information Will Show Up Here