Tag Archives: Mobile World Congress 2017

Di MWC 2017, Oppo Jelaskan Apa itu Teknologi 5X Dual-Camera Zoom

Sebagai kompensasi absennya pengumuman perangkat baru di ajang bergengsi seperti Mobile World Congress 2017, Oppo menjelaskan lebih lengkap mengenai apa itu teknologi 5X yang sempat mereka tease minggu lalu. Jika Anda sebelumnya memprediksi bahwa teknologi ini berkaitan dengan kapabilitas fotografi di smartphone, maka tebakan Anda tepat.

Di MWC 2017, sang produsen asal Dongguan itu secara resmi memperkenalkan 5x Dual-Camera Zoom, sebuah sistem kamera ganda yang terinspirasi dari struktur periskop. Gunanya? Untuk menyajikan kemampuan pembesaran gambar tanpa penurunan pada kualitas. Metode ini memang bukan hal baru di kamera digital, dan Asus bahkan sudah mengimplementasikannya dalam ZenFone Zoom. Namun Oppo melangkah lebih jauh lagi.

Oppo menempatkan lensa telephoto secara horisontal yang bisa bergerak 90 derajat di dalam modul kamera. Saat Anda menjepret foto, cahaya masuk ke modul dan dipantulkan oleh prisma ke lensa. Lewat cara ini, Oppo percaya kamera di smartphone mereka mampu menyajikan hasil foto yang jernih terlepas dari tingkatan zoom. Dan teknologi stabilisator di sana juga tidak kalah canggih karena prisma dan lensa telephoto dapat bergerak buat mengurangi efek getaran tangan.

Oppo 5X Dual-Camera Zoom 1

Berbeda dari produsen handset lain yang menggunakan OIS di lensa wide-angle, Oppo menyematkannya sistem optical image stabilization dua bagian langsung di lensa telephoto. Komponen ini secara dinamis bekerja untuk menyesuaikan sudut prisma hingga seakurat 0,0025-derajat. Alhasil, performa OIS di sana lebih mumpuni 40 persen dibanding solusi generasi sebelumnya, meskipun gambar sedang diperbesar lima kali.

Mengulik lebih jauh lagi, lensa telephoto sendiri menyajikan kemampuan zoom optik sebesar tiga kali, dan Oppo mengombinasi gambar dari lensa telephoto dan wide-angle di sebelahnya untuk menyuguhkan zoom hingga lima kali. Setelah melewati batas itu, sistem digital zoom akan bekerja buat memperbesar objek dari lima hingga sepuluh kali. Meski memanfaatkan sistem digital, Oppo berjanji tidak ada kompromi pada mutu gambarnya.

Hebatnya lagi, dengan kapabilitas andal itu, sistem 5X Dual-Camera Zoom tidak memakan banyak ruang. Ia hanya memerlukan modul kamera setebal 5,7-milimeter saja, bahkan 10 persen lebih tipis dibanding di kamera smartphone dengan optical zoom dua kali.

“Fitur 5x Dual-Camera Zoom telah membuka ranah baru dalam bidang fotografi dan merupakan bukti dari dedikasi Oppo dalam menjawab kebutuhan konsumen kami, yaitu untuk [memperoleh] hasil fotografi yang indah dan tajam,” tutur Vice President Sky Li di rilis pers. “Teknologi ini sekali lagi akan menetapkan sebuah standar baru yang menjadi inspirasi bagi produsen smartphone lainnya.”

Tambahan: Engadget.

MyKronoz ZeTime Diklaim Sebagai Smartwatch Hybrid Pertama di Dunia

Upaya mengembangkan smartwatch canggih dengan penampilan dan daya tahan ala jam tangan tradisional terus dilakukan. Lewat versi terbaru Android Wear, Google fokus pada penataan UI di watch face bundar. Namun sebuah startup asal Swiss menggunakan konsep berbeda untuk menyuguhkan perangkat wearable berkemampuan pintar dalam rancangan seanggun arloji klasik.

Beberapa hari sebelum ajang Mobile World Congress 2017 dimulai, MyKronoz resmi memperkenalkan ZeTime. Perusahaan yang bermarkaskan di Jenewa itu mengklaim ZeTime sebagai smartwatch hybrid pertama di dunia. Maksudnya? Produsen mencoba menggabungkan elemen mekanik dengan display layar sentuh full-color, ditempatkan dalam frame bundar. Berkat cara ini, smartwatch  selalu siap untuk menginformasikan waktu.

MyKronoz ZeTime 3

Bagian watch face MyKronoz ZeTime terdiri dari touchscreen jenis TFT dengan lubang kecil di tengahnya untuk menggerakkan dua jarum (menit dan jam) secara mekanik. Akses ke fitur smartwatch bisa dilakukan lewat sentuhan pada layar, dibantu oleh dua tombol fisik dan crown. MyKronoz memanfaatkan bahan stainless steel sebagai penyusun case ZeTime, memiliki diameter 44mm dan ketebalan 12,3mm.

Dari ilustrasi yang dipublikasi oleh MyKronoz, mereka menyediakan tiga opsi warna, yakni hitam, silver serta rose gold; dan Anda bisa memilih strap berbahan silikon atau kulit – mempunyai lebar 22-milimeter.

MyKronoz ZeTime 2

Yang membuat ZeTime unik adalah teknologi Smart Movement. Ketika fitur-fitur pintar di sana sedang tidak bekerja atau tak digunakan, layar secara otomatis akan mati. Namun mode standby itu tidak menghentikan putaran jarum penunjuk waktu. Display akan kembali menyala ketika ada panggilan masuk ke smartphone, atau saat device menampilkan notifikasi app. Berkat teknik ini, ZeTime bisa menghemat pemakaian baterai 200mAh di dalam – dijanjikan mampu aktif hingga 30 hari sekali charge.

MyKronoz ZeTime 1

Selain notifikasi, MyKronoz ZeTime turut dibekali kapabilitas activity tracking. Smartwatch dapat menghitung jumlah langkah Anda tiap hari, mengkalkulasi pembakaran kalori, mengetahui jarak tempuh, mengukur detak jantung, menakar kualitas tidur, dan Anda juga bisa memasang target harian. Selain itu, ZeTime bisa menyampaikan info prakiraan cuaca, mengontrol aplikasi musik, bahkan dapat dijadikan remote untuk kamera smartphone.

MyKronoz ZeTime 4

MyKronoz juga tidak lupa untuk membubuhkan fitur keamanan. ZeTime dapat membantu Anda menemukan smartphone, dan mengeluarkan pemberitahuan seandainya handset keluar dari jangkauan Bluetooth.

MyKronoz ZeTime kabarnya akan mulai dipasarkan di bulan September 2017 nanti, dijajakan seharga US$ 200. Produk ini kompatibel dengan perangkat Android (4.3+) serta iOS (8.0+).

Sumber tambahan: Business Wire.

Oculus VR dan Samsung Umumkan Controller Untuk Headset Gear VR

Setelah teknologi virtual reality kelas konsumen semakin matang, para produsen dan developer kini memusatkan perhatian mereka untuk menyempurnakan penyajiannya lewat teknologi pendukung, dan menyediakan sistem kendali yang andal merupakan salah satu aspek krusial. Alasannya sederhana: tak seperti konten hiburan lain, VR mengisolasi penggunanya.

Sejauh ini, baru perangkat VR high-end yang mendapatkan dukungan periferal kontrol secara komprehensif. Hal ini mendorong beberapa pengembang untuk turut memberikan alternatif input, satu contohnya adalah Nolo yang kompatibel ke beberapa tipe headset VR berbasis mobile. Namun jika masih Anda menanti solusi kendali ‘resmi’ buat Gear VR kesayangan, Oculus dan Samsung baru saja mengungkap kabar gembira.

Di pembukaan Mobile World Congress 2017, Oculus VR memperkenalkan periferal Controller khusus untuk head-mounted display Samsung Gear VR. Seperti Oculus Touch, Gear VR Controller dirancang buat memudahkan pengguna berinteraksi dengan permainan virtual reality. Pengumuman ini merupakan langkah penting bagi Samsung mengingat ekosistem Gear VR terus berkembang pesat – kini dihuni oleh ratusan game, app, film dan video.

Gear VR Controller mempunyai wujud seperti versi mini dari Oculus Touch minus lingkaran sensor. Penampilannya mungil dan ergonomis, memiliki touchpad melingkar di ujung atas, lalu terdapat tombol home, volume, serta back sehingga navigasi bisa dilakukan tanpa mengganggu faktor ‘immersion‘. Periferal ini memungkinkan Anda melangsungkan manuver seperti menggenggam objek, membidik, serta menembak.

Selain menyingkap Gear VR Controller, Oculus juga menginformasikan akan ada lebih dari 70 aplikasi dan permainan baru yang akan ditunjang oleh controller. Dan di hari perilisannya nanti, app-app Gear VR yang sudah ada juga siap mendukung periferal tersebut (Oculus VR telah membuka pendaftaran akses SDK dan permintaan hardware Gear VR Controller khusus buat developer).

Rencananya, Oculus VR dan Samsung akan membeberkan informasi lebih lengkap mengenai Gear VR Controller di ajang Game Developer Conference 2017 – juga dilaksanakan minggu ini, di Moscone Center, San Francisco. Jika kebetulan ada di sana, Oculus mengundang Anda untuk mampir di Booth 1014 North Hall, dibuka di tanggal 1 sampai 3 Maret dari jam 14:00 hingga 15:00. Di sana Anda bisa bertemu langsung dengan para co-founder serta tim pencipta konten.

Saat ini terhitung ada 550 lebih aplikasi tersedia di Oculus Store, dan Oculus VR sangat bangga dengan melimpahnya konten library Samsung Gear VR.

Sumber: Oculus.

Pengalaman Menjajal BlackBerry ‘Mercury’ di CES 2017

Beberapa waktu setelah BlackBerry mengumumkan niatan untuk berhenti berkiprah di ranah smarphone, TCL Corporation dikabarkan membeli hampir seluruh lisensi brand sang perusahaan Kanada itu. Lewat perjanjian ini, TCL-lah yang selanjutnya akan mendesain, memproduksi, memasarkan serta menyediakan layanan purna jual produk-produk BlackBerry.

BlackBerry 'Mercury' 3

Rencana TCL mengenai langkah mereka terkait handset BlackBerry mulai tersingkap di CES 2017. Di event teknologi terbesar di dunia itu, diungkaplah device ber-codename Mercury yang sebelumnya sempat jadi perbincangan di Oktober silam. Menariknya, Mercury tidak dipamerkan secara bebas di booth TCL Corp. seperti produk mereka lainnya. Untuk menjajalnya, saya harus memperoleh izin dari seorang manager.

BlackBerry 'Mercury' 4

BlackBerry 'Mercury' 9

Jika Anda ingin menggali spesifikasi mengenai device lebih dalam, bocoran info Geekbench memiliki data lebih lengkap dari yang berhasil saya gali. Saat ditanya apa nama panggilannya, representasi TCL bahkan enggan memberikan jawaban (nama Mercury sendiri baru resmi setelah disebutkan di blog BlackBerry pada tanggal 9 Januari). Tapi setidaknya, saya diperbolehkan mencobanya secara langsung.

BlackBerry 'Mercury' 5

BlackBerry 'Mercury' 6

Saya belum dapat mengonfirmasi dimensi, bobot, serta lebar layar dari perangkat BlackBerry anyar ini; yang jelas, tubuh Mercury tersusun atas material aluminium, didesain dengan arahan korporat. Sisi samping serta bawahnya membundar, kecuali pada bagian atas tempat produsen memposisikan kamera depan dan sensor proximity. Saya menemukan satu tombol fisik di sisi kiri dan dua tombol di kanan, kemungkinan besar berfungsi untuk mengatur volume suara, power, serta shutter kamera.

BlackBerry 'Mercury' 1

Ada tombol navigasi khas Android di area bawah display, lalu di bawahnya lagi terdapat papan ketik QWERTY yang familier, di mana masing-masing baris dibatasi lis metalik. Sekali lagi, sang manager belum mau memberi tahu apakah layar device serta papan ketik diberi lapisan anti-baret. Mercury tampaknya mengusung struktur desain unibody, melihat adanya tray kartu SIM di sisi kanan atas.

BlackBerry 'Mercury' 8

Sisi punggung device memanfaatkan bahan karet dengan pola kotak-kotak kecil. Modul kamera berada di kiri atas, ditemani oleh flash LED dual-tone. Sayang sekali di sana tidak ada tulisan apapun yang menunjukkan spesifikasi sensor ataupun lensa.

BlackBerry 'Mercury' 7

Sang perwakilan TCL bilang, BlackBerry ‘Mercury’ berjalan di sistem operasi Android 7.0 Nougat, namun saya tidak diperkenankan mengambil foto selain tampilan menu utama. Ia menyampaikan bahwa pengerjaan device ini dilakukan secara kolaboratif: TCL fokus pada hardware, lalu tim BlackBerry bertanggung jawab menggarap sisi software-nya.

BlackBerry 'Mercury' 2

Detail mengenai smartphone termasuk nama resminya baru akan diungkap di acara Mobile World Congress 2017, dilangsungkan bulan Februari nanti.