Tag Archives: mobvoi

Wear OS 3, Hasil Peleburan Wear OS dan Tizen, Bakal Tersedia di Segelintir Smartwatch Lama

Bulan Mei lalu, Google mengumumkan rencananya untuk melebur Wear OS dan Tizen menjadi satu. Google berniat menyebut hasil penggabungan dua sistem operasi itu dengan nama “Wear” saja tanpa embel-embel apa-apa, dan ini tentu terkesan agak membingungkan buat sebagian orang.

Beruntung Google sadar di mana salahnya, dan mereka tidak keberatan merevisinya. Mulai sekarang, kita bisa menyebut sistem operasi versi baru itu dengan nama Wear OS 3. Google juga mengklarifikasi beberapa hal lain yang sebelumnya tidak sempat dirincikan. Yang paling utama, Google ingin menjawab pertanyaan “Apakah smartwatch lama kita bakal menerima update Wear OS 3 ke depannya?”

Jawabannya adalah ya, dengan catatan smartwatch Anda adalah Mobvoi TicWatch Pro 3 GPS, TicWatch Pro 3 LTE, atau TicWatch E3. Selebihnya tidak ada lagi, dan ini jelas terdengar cukup mengesalkan. Alasannya memang tidak dijelaskan oleh Google, tapi saya menduga ada kaitannya dengan spesifikasi masing-masing perangkat.

Kalau kita amati, trio smartwatch besutan Mobvoi di atas sama-sama dibekali chipset Snapdragon Wear 4100, sedangkan smartwatch Wear OS lain yang lebih tua kebanyakan masih ditenagai Snapdragon Wear 3100 atau 2100. Kesimpulan pribadi saya, chipset Snapdragon Wear 4100 merupakan salah satu syarat agar perangkat bisa menerima update Wear OS 3.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, update Wear OS 3 ini bakal mengembalikan perangkat ke factory settings. Jadi kalau ogah utak-atik ulang, sebaiknya Anda abaikan saja opsi update ke sistem operasi versi terbaru ini. Itulah mengapa Google juga bakal menawarkan update ini secara opsional kepada para pengguna perangkat yang kompatibel.

Rencananya, update Wear OS 3 ini akan tersedia paling cepat pada pertengahan 2022. Dalam waktu dekat, Samsung akan menyingkap smartwatch baru pada tanggal 11 Agustus 2021, dan perangkat itu dipastikan bakal menjadi yang pertama mengusung Wear OS 3. Fossil belum lama ini juga mengonfirmasi bahwa mereka tengah menyiapkan smartwatch generasi baru, dan perangkat itu pun juga dijamin kompatibel dengan Wear OS 3.

Sumber: GSM Arena dan Google.

Mobvoi TicWatch GTH Unggulkan Sensor untuk Memonitor Suhu Kulit Meski Masuk Kategori Budget

Pandemi COVID-19 mengajarkan pada kita bagaimana suhu tubuh seseorang bisa menggambarkan kondisi kesehatannya secara cukup akurat. Hal ini pun juga dipelajari oleh produsen smartwatch, sehingga akhirnya mereka mulai menyematkan sensor untuk memonitor suhu kulit pada produk bikinannya.

Tahun lalu misalnya, Fitbit meluncurkan smartwatch bernama Sense yang dilengkapi sensor serupa, hanya saja fungsinya lebih untuk memantau tingkat stres penggunanya. Tahun ini, giliran Mobvoi yang mengambil langkah serupa. Mereka baru saja merilis smartwatch anyar bernama TicWatch GTH, dan salah satu fitur unggulannya adalah sebuah sensor untuk memonitor suhu kulit.

Fungsi sensor tersebut di sini adalah sebagai indikator kondisi kesehatan secara menyeluruh. Suhu bakal dimonitor secara terus-menerus, dan ketika terdeteksi perubahan suhu yang tidak normal, perangkat akan langsung menampilkan notifikasi supaya pengguna bisa langsung mengantisipasi.

Di samping itu, TicWatch GTH turut mengemas kemampuan untuk memonitor kadar oksigen dalam darah, atau yang lebih dikenal dengan metrik SpO2, serta tentu saja sebuah heart-rate monitor. Untuk memantau kegiatan olahraga, TicWatch GTH menyediakan 14 profil yang berbeda. Sangat disayangkan ia tidak dilengkapi modul GPS sendiri, yang berarti ia masih harus bergantung pada smartphone apabila hendak dipakai untuk memonitor aktivitas seperti berlari atau bersepeda.

Secara estetika, desain TicWatch GTH boleh dibilang cukup generik. Dengan bodi yang terbuat dari plastik dan warna serba hitam, jelas sekali perangkat ini tidak dimaksudkan untuk mencuri perhatian di tempat umum. Yang mungkin agak lucu adalah, ia diklaim punya ketahanan air 5ATM, alias sampai kedalaman 50 meter, akan tetapi ada keterangan kecil di situsnya yang menjelaskan bahwa perangkat ini tidak cocok dipakai selagi mandi atau menyelam.

Ukuran layar sentuh yang tertanam cukup besar di angka 1,55 inci, dengan resolusi 360 x 320 pixel. Sayang panel yang digunakan adalah panel LCD, bukan panel AMOLED yang lebih superior secara visual sekaligus lebih irit daya. Terlepas dari itu, Mobvoi mengklaim baterai TicWatch GTH bisa tahan sampai sekitar 10 hari pemakaian dalam sekali charge.

Seperti yang sudah bisa ditebak, Mobvoi TicWatch GTH masuk di kategori budget, dan harga jualnya di Amerika Serikat memang tidak lebih dari $80. Smartwatch yang dilengkapi sensor untuk memonitor suhu kulit boleh dibilang masih cukup langka, apalagi di rentang harga seperti ini.

Sumber: Wareable.

Mobvoi Kembali Luncurkan Smartwatch Wear OS, Ticwatch C2

Mobvoi menggebrak pasar smartwatch di tahun 2016 lewat perangkat bernama Ticwatch 2. Dari situ mereka terus melebarkan portofolio produknya ke jalur yang lebih mainstream: Ticwatch E dan S untuk kategori budget di tahun 2017, dan Ticwatch Pro dengan teknologi layar ganda pada bulan Mei lalu, yang keduanya sama-sama bersaing di platform Wear OS.

2018 belum berakhir, namun Mobvoi rupanya masih belum puas. Mereka baru saja memperkenalkan Ticwatch C2 (Classic 2) sebagai penerus langsung dari Ticwatch 2. Perubahan terbesarnya, Ticwatch C2 menjalankan sistem operasi Wear OS, bukan lagi bikinan Mobvoi sendiri seperti sebelumnya.

Mobvoi Ticwatch C2

Secara estetika, Ticwatch C2 tampak lebih dewasa ketimbang pendahulunya. Tidak ada lagi varian dengan casing aluminium, semuanya stainless steel, dengan diameter 43 mm. Selain warna hitam dan silver, C2 juga tersedia dalam warna rose gold. Khusus varian ini, casing-nya sedikit lebih tipis, dan lebar strap kulit yang digunakan 18 mm, bukan 20 mm seperti pada varian hitam dan silver.

Layarnya menggunakan panel AMOLED 1,3 inci dengan resolusi 360 x 360 pixel. Sangat disayangkan, lagi-lagi chipset yang digunakan masih Qualcomm Snapdragon Wear 2100, bukan Snapdragon Wear 3100 yang paling baru, seperti yang terdapat pada Montblanc Summit 2.

Mobvoi Ticwatch C2

Beruntung kapabilitas fitness tracking-nya tidak dikurangi, yang mencakup heart-rate monitor dan GPS. Ticwatch C2 turut dilengkapi NFC sehingga dapat dipakai untuk membayar transaksi menggunakan layanan Google Pay.

Berbekal baterai 400 mAh, Ticwatch C2 diyakini bisa beroperasi hingga dua hari sebelum perlu diisi ulang. Secara keseluruhan, fisik perangkat tahan air dengan sertifikasi IP68.

Awal Desember adalah jadwal pemasaran yang ditetapkan Mobvoi untuk Ticwatch C2. Harganya dipatok $200, sama seperti pendahulunya.

Sumber: Engadget.

Smartwatch Ticwatch Pro Andalkan Layar Ganda Demi Baterai yang Lebih Awet

Meski belum bisa dibilang tenar, Mobvoi bukanlah nama yang asing di segmen smartwatch. Tahun lalu, mereka resmi menjalani debutnya bersama platform Wear OS (Android Wear) lewat Ticwatch E dan Ticwatch S, keduanya sama-sama ditawarkan dalam harga yang sangat kompetitif.

Baru-baru ini, Mobvoi kembali memperkenalkan smartwatch terbarunya, Ticwatch Pro. Sesuai namanya, jam tangan ini datang dengan seabrek fitur unggulan di samping sebatas memonitor jumlah langkah kaki, katakanlah sensor laju jantung dan NFC untuk membantu memuluskan pembayaran elektronik.

Ticwatch Pro masih menjalankan sistem operasi Wear OS seperti kedua pendahulunya. Namun yang sangat unik adalah kehadiran layar kedua, yang bakal aktif hanya ketika smartwatch sedang tidak digunakan, alias sedang duduk diam di pergelangan tangan. Gunanya apa? Untuk membantu meningkatkan daya tahan baterai perangkat.

Ticwatch Pro dalam posisi idle dan layar LCD yang aktif / Mobvoi
Ticwatch Pro dalam posisi idle dan layar LCD yang aktif / Mobvoi

Layar kedua ini merupakan panel FSTN LCD yang transparan, sama seperti yang umum kita jumpai pada jam tangan digital, diposisikan tepat di atas panel OLED yang menjadi layar utamanya. Jadi selagi kita berinteraksi dengan perangkat, yang aktif adalah layar OLED, tapi begitu kita abaikan, maka layar LCD monokrom ini yang akan aktif secara otomatis, menampilkan sejumlah informasi macam denyut jantung dan lain sebagainya.

Ketika jari kita kembali menyentuh layar, maka layar OLED-nya akan kembali aktif. Menurut Mobvoi, metode unik ini memungkinkan Ticwatch Pro untuk beroperasi sampai dua hari nonstop. Pengaruhnya memang tidak banyak, tapi toh implementasinya diyakini tidak akan mengganggu penggunaan sehari-hari.

Ticwatch Pro dalam posisi normal, dengan layar OLED yang aktif beserta Wear OS / Mobvoi
Ticwatch Pro dalam posisi normal, dengan layar OLED yang aktif beserta Wear OS / Mobvoi

Andai kita membutuhkan daya baterai yang lebih lama lagi, Ticwatch Pro juga menyimpan fitur bernama Essential Mode. Saat fitur ini aktif, Wear OS bakal dimatikan, dan yang menyala hanya layar LCD-nya saja. Sejumlah fitur masih akan aktif, seperti kemampuan memonitor langkah kaki dan laju jantung, tapi tidak untuk notifikasi maupun pembayaran via NFC sebelum Anda mematikan Essential Mode dan kembali ke Wear OS dengan waktu boot up sekitar satu menit.

Mobvoi rencananya bakal menjajakan Ticwatch Pro mulai musim panas ini seharga $300. Ada kemungkinan Mobvoi juga bakal menawarkan varian yang dilengkapi konektivitas LTE.

Sumber: The Verge via Android Central.

TicPods Free Coba Benahi Kekurangan EarPods dalam Hal Ergonomi dan Pengoperasian

Meniru karya seseorang itu memang terkesan buruk, tapi saya kira semua bisa memaklumi seandainya sang peniru bisa memperbaiki kekurangan garapan yang ditiru. Kira-kira demikian kesan yang muncul di benak saya saat mendengar mengenai true wireless earphone besutan Mobvoi yang bernama TicPods Free berikut ini.

Kalau Anda merasa tidak asing dengan nama Mobvoi, itu karena Anda pernah membaca mengenai smartwatch TicWatch. Sejak generasi pertamanya, TicWatch menawarkan pengoperasian berbasis gesture yang inovatif, dan filosofi ini masih terus dipertahankan dalam proses pengembangan TicPods.

TicPods Free

Desainnya memang banyak meniru Apple EarPods, akan tetapi saya bisa memakluminya karena Mobvoi telah membubuhkan fungsionalitas ekstra pada sejenis tangkainya yang memanjang itu. Tangkainya tersebut merupakan panel sentuh yang dapat membaca sejumlah gesture guna mengoperasikan perangkat.

Mulai dari yang sederhana seperti double tap untuk menerima dan mengakhiri panggilan telepon, sampai yang kompleks seperti mengusap ke atas atau bawah untuk menyesuaikan volume, tidak semua gesture ini bisa Anda dapatkan pada EarPods. Lebih lanjut, gesture sentuh dan tahan dapat dipakai untuk memanggil asisten virtual, baik Siri, Alexa maupun Google Assistant.

TicPods Free

Kekurangan lain EarPods yang coba dibenahi TicPods ada di bagian eartip. Di sini TicPods memakai eartip silikon yang bisa dilepas dan diganti dengan ukuran lain. Hasilnya, selain lebih tidak gampang terlepas, TicPods juga bisa mengisolasi suara dari luar dengan lebih baik.

TicPods mengandalkan konektivitas Bluetooth 4.2 dan telah mendukung fitur instant pairing, meski Mobvoi tidak menjelaskan prosedurnya seinstan apa. Fitur menarik lain, musik akan otomatis dihentikan ketika TicPods Anda lepas dari telinga, dan kembali diputar ketika Anda mengenakannya kembali.

TicPods Free

Secara keseluruhan, TicPods tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX5. Baterainya bisa bertahan selama 4 jam pemakaian, lalu charging case-nya bisa memberikan hingga 14 jam daya tahan ekstra. Proses charging-nya pun diklaim cepat; pengisian selama 15 menit bisa memberikan daya yang cukup untuk pemakaian selama 85 menit.

Saat ini Mobvoi tengah menawarkan TicPods Free lewat Indiegogo seharga $79. Harga retail-nya diperkirakan berkisar $129 saat kampanye crowdfunding-nya sudah selesai nanti. Warna yang tersedia ada tiga: putih, biru dan merah.

Anker, Mobvoi dan Panasonic Umumkan Smart Speaker dengan Integrasi Google Assistant

Sejak awal Google Assistant diperkenalkan, Google sudah mengimpikan skenario dimana asisten virtual-nya itu bisa menghampiri semua perangkat dari berbagai macam kategori. Sejauh ini, Google Assistant sudah tersedia di banyak smartphone Android – bahkan iPhone – dan tentu saja smart speaker Google Home menjadi huniannya yang paling alami.

Saya bilang paling alami karena hampir dalam segala kesempatan, smart speaker dikendalikan menggunakan perintah suara. Kabar baiknya, Google Home bukan satu-satunya speaker yang mengusung integrasi Assistant, sebab di IFA 2017 sudah ada tiga pabrikan yang bersiap meluncurkan persembahannya masing-masing dalam waktu dekat, yaitu Anker, Mobvoi dan Panasonic.

Anker tampil dengan Zolo Mojo yang sepintas kelihatan seperti versi mini dari Google Home. Ini bukan smart speaker pertama Anker, tapi tentu saja yang pertama dilengkapi Google Assistant, plus mendukung fitur multi-room. Kehadirannya sekaligus melengkapi sub-brand Zolo yang memulai debutnya lewat earphone wireless ala Apple AirPods.

TicHome Mini / Mobvoi
TicHome Mini / Mobvoi

TicHome Mini dari Mobvoi adalah yang paling kecil di antara ketiganya. Desainnya sepintas mirip Amazon Echo Dot, dan ia telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IPX6 (sekadar cipratan, bukan untuk diceburkan). Sama seperti Zolo Mojo, ia juga dapat difungsikan sebagai speaker Bluetooth biasa jika perlu, dengan daya tahan baterai sekitar 6 jam.

Di sisi lain, Panasonic SC-GA10 merupakan yang paling bongsor, dengan wujud balok minimalis yang berdiri tegak dan pantas dijadikan dekorasi ruangan. Melihat ukurannya, sepertinya kualitas suaranya adalah yang terbaik di antara ketiga smart speaker baru ini.

Panasonic SC-GA10 / Panasonic
Panasonic SC-GA10 / Panasonic

Ketiganya punya jadwal rilis yang berbeda. Zolo Mojo bakal meluncur lebih dulu ke pasaran mulai akhir Oktober, dengan banderol $70. TicHome Mini masih misterius, namun konsumen bisa mendapatkan potongan harga 30% jika mendaftarkan email newsletter di situsnya. Untuk Panasonic, SC-GA10 bakal menyusul di awal 2018, tapi harganya masih belum dirincikan.

Pengumuman lain yang tak kalah menarik adalah kolaborasi Google dan LG, dimana ke depannya berbagai perabot rumah LG dapat dikendalikan dengan Google Assistant yang terpasang di smart speaker maupun smartphone. Mulai dari mesin cuci sampai robot vacuum cleaner, konsumen dapat menugaskan mereka hanya dengan mengucapkan mantra “Ok Google,” diikuti oleh instruksi yang relevan.

Sumber: The Verge dan Google.

Dua Smartwatch Ticwatch Baru Tawarkan Kecanggihan Android Wear 2.0 di Harga Kompetitif

Invasi perusahaan Tiongkok di segmen mobile dan wearable membawa angin segar bagi konsumen yang menginginkan produk mutakhir tanpa perlu mengeluarkan seluruh isi kantong. Ambil contohnya Mobvoi. Tahun lalu, tim Beijing yang disokong oleh Google dan Volkswagen itu memperkenalkan Ticwatch 2, smartwatch unik yang dilengkapi kemampuan membaca gesture.

Mobvoi sudah menyiapkan penerusnya, dan di pertengahan tahun 2017 ini, mereka resmi memperkenalkan Ticwatch S dan Ticwatch E. Seperti pendahulunya, Ticwatch S dan E merupakan smartwatch yang ditawarkan di harga terjangkau, kembali disuguhkan lewat Kickstarter. Namun kini, mereka telah dipersenjatai sistem operasi wearable Google terbaru, Android Wear 2.0.

Ticwatch S & E 2

Ticwatch E dan S mengusung arahan desain serupa varian Ticwatch 2. E dan S adalah singkatan dari kata Express dan Sport. Keduanya menyajikan layar sentuh OLED beresolusi 400×400 seluas 1,4-inci dengan ukuran tubuh yang kurang lebih sama. Mereka juga telah memperoleh sertifikasi IP67, yang berarti tahan dari debu-debu halus serta tumpahan air.

Ticwatch S & E 1

Ticwatch Sport tentu saja tampil lebih sporty, memiliki bezel count-up/countdown berskala 60 dengan diameter 45mm. Absennya frame berangka di Ticwatch Express membuat penampilannya lebih minimalis, dengan lebar 44mm. Lewat rancangan yang menarik sekaligus sederhana Mobvoi Ticwatch E dan Ticwatc S berhasil memenangkan IF Good Design Award.

Seperti layaknya smartwatch modern, dua perangkat wearable Mobvoi tersebut disiapkan sebagai ekstensi dari smartphone Anda. Mereka dapat menampilkan notifikasi app, panggilan serta pesan masuk; lalu dengan bantuan Google, dan bisa menulis dan mengirim pesan teks via suara. Kemudian Anda juga bisa mengubah-ubah penampilan watch face-nya sesuka hati.

Ticwatch S & E 3

Mobvoi juga tak lupa membekali Ticwatch S dan Ticwatch E dengan kapabilitas analisis tubuh secara akurat. Ia bisa menghitung intensitas detak jantung, jumlah langkah, serta mengkalkulasi pembakaran kalori dan asupan nutrisi. Berkat kehadiran GPS build-in, Ticwatch E dan S dapat tetap bekerja sebagai alat penunjang olahraga mandiri ketika Anda meninggalkan smartphone di rumah.

Ticwatch E dan S memanfaatkan chip Mediatek MT2601 berisi prosesor dual-core 1,2GHz, menyimpan RAM 512GB dan ROM 4GB, dibekali konektivitas Bluetooth 4.1 dan Wi-Fi, lalu baterainya bisa menjaga device tetap aktif hingga 48 jam.

Kedua smartwatch sudah bisa Anda pesan di situs crowdfunding Kickstarter. Selama versi early bird-nya masih tersedia, Ticwatch E dan S dapat dimiliki cukup dengan mengeluarkan uang US$ 120 dan US$ 140.

Ticwatch 2 Siap Tantang Android Wear dengan Desain Premium dan Cara Interaksi yang Unik

Di saat banyak pengguna menganggap remeh kualitas smartwatch buatan Tiongkok, sebuah perusahaan bernama Mobvoi yang bermarkas di kota Beijing berhasil menggaet Google sebagai salah satu investornya. Tahun lalu, mereka menuai sukses lewat smartwatch perdananya, Ticwatch, dan sekarang mereka sudah siap dengan penerusnya.

Ticwatch 2 patut disorot bukan semata karena perusahaan pengembangnya dibekingi oleh Google, namun Mobvoi yang punya spesialisasi di bidang AI (artificial intelligence) ini memang merancang Ticwatch 2 agar seimbang dalam hal desain dan fungsi. Dilihat sepintas, Ticwatch 2 memang tidak kelihatan seperti smartwatch murah meriah made in China pada umumnya.

Dalam merancang Ticwatch 2, Mobvoi menunjuk Mika Nenonen, desainer asal Finlandia yang punya portofolio menarik bersama Nokia, Nest dan perusahaan-perusahaan ternama lainnya. Casing-nya terbuat dari aluminium atau stainless steel (tergantung pilihan), sedangkan strap 20 mm-nya tersedia dalam bahan silikon, kulit atau stainless steel. Varian termahalnya bahkan mengemas layar berlapis kristal safir.

Di dalam casing berdiameter 36 mm tersebut bernaung sebuah layar membulat 1,4 inci berpanel OLED dengan resolusi amat tinggi, tepatnya 400 x 400 pixel atau setara 287 ppi. Dapur pacunya dihuni oleh prosesor dual-core 1,2 GHz, RAM 512 MB dan storage internal 4 GB. Baterainya sendiri punya kapasitas 300 mAh, dan telah mendukung fitur wireless charging.

Berbagai varian Ticwatch 2 dengan material casing, strap serta penutup layar yang berbeda / Mobvoi
Berbagai varian Ticwatch 2 dengan material casing, strap serta penutup layar yang berbeda / Mobvoi

Deretan sensornya mencakup GPS dan heart-rate monitor. Namun yang lebih menarik adalah bagaimana pengguna punya banyak cara untuk berinteraksi dengan Ticwatch 2.

Ticwatch 2 menjalankan sistem operasi garapan Mobvoi sendiri yang dijuluki Ticwear OS – bukan Android Wear, tapi masih berbasis Android dan dapat menjalankan beberapa aplikasi Android Wear. Cara interaksi yang pertama tentu saja adalah menggunakan layar sentuh, namun pengguna juga bisa memanfaatkan perintah suara seperti ketika berinteraksi dengan Siri atau Google Now di ponsel.

Ticwatch 2 juga mengenal sejumlah gesture, seperti misalnya ketukan pada casing atau ketika pengguna menggoyangkan pergelangan tangannya. Akan tetapi yang paling menarik justru adalah sisi samping smartwatch yang dilengkapi panel sentuh tersembunyi.

Hal ini memungkinkan pengguna untuk bernavigasi dengan mengusap sisi samping smartwatch ke atas atau bawah, mirip seperti cara kerja bezel berputar Samsung Gear S2 – hanya saja bezel milik Ticwatch 2 tidak akan bergerak-gerak seperti itu.

Faktor lain yang membuat Ticwatch 2 semakin menarik adalah kompatibilitasnya dengan perangkat Android maupun iOS. Saat ini Mobvoi memasarkannya lewat situs crowdfunding Kickstarter seharga $139 untuk varian termurahnya selama masa early bird. Harga retail-nya diperkirakan berawal di angka $199.