Tag Archives: Mohamad Feriadi

JNE's President Director Mohamad Feriadi & Lazada Indonesia's CEO Alessandro Piscini / Lazada

Lazada and JNE System Integration Provides “Cashless” Feature

Lazada teams up with JNE to present cashless facility to all sellers for the faster and efficient delivery process. It integrates JNE’s internal system with Lazada Seller Centre, both in and mobile.

The cashless facility allows Lazada sellers to send packages without having to make cash payments at JNE outlet. Sellers are also not required to submit delivery details manually.

There will be an automation process through Lazada Seller Centre to help sellers more flexible in managing cash flow, therefore, they can do other important things, such as production.

“Through the latest facility, we hope to help sellers improve their services for consumers and develop online business easily,” Alessandro Piscini, Lazada Indonesia’s CEO, explained on Tue (8/14).

JNE’s President Director, Mohamad Feriadi, said, with 6,800 JNE networks in all over Indonesia, the cashless facility can benefit Lazada sellers, by offering a different experience.

“Currently, it’s limited for Jakarta’s sellers, there are 500 areas in total ready to be cashless. It’ll expand to Jabodetabek and other cities, including Medan, Makassar, Surabaya, and Bali,” he added.

Since 2010, with the rise of e-commerce in Indonesia, the business growth of JNE’s express courier has reached 30-40% per year. In past months, the total packages sent has reached 19 million per month, it goes for over 20 million packages in Ramadhan and Eid Mubarak moments.

“JNE grows bigger due to the presence of e-commerce and the built ecosystem. In terms of potential, it’s a great one. In 2017, it ‘s estimated to reach US$130 million compared to the previous year of US$22,6 million. In 2020, it’s said to grow 130%, it requires a business pattern that will be the great help for SME’s sellers for the faster process.”

Lazada started the initiation for 50% of the total sellers registered on the platform are using JNE as their logistics. There’s a possibility of Lazada continuing the innovation to other logistics partners.

The form of cashless facility

Further detailed of the cashless facility, please note that Lazada sellers used to print the invoice and shipping labels manually from Lazada Seller Center. Furthermore, they have to take all packages to the JNE outlet to print the receipt and pay in cash.

The shipping fee will be reimbursed by sellers to Lazada. Lazada is still using delivery allowance strategy for consumer services that all costs will be fully paid to JNE.

The seller should return to Lazada Seller Center to enter the receipt number manually and change the ‘ready’ status into ‘sent’ for the final notification to customers. This process obviously takes time for the seller to go back and forth, it certainly costs more.

However, with the cashless facility, sellers only have to go to Lazada Seller Center to print the invoice, delivery label, and changing status to ‘sent’. Later, they only need to go to the JNE outlet for the delivery process. JNE officers simply just scan the barcode or submit the receipt number to enter JNE system.

“Sellers can just prepare printer, black ink, internet connection, and A4 paper. There are no specific requirements for sellers to use this facility. We want to train them the professional sales, there are many channels they can use to ask,” Mercy Suryasin, Lazada Indonesia’s VP Seller Operation, added.

Agusnur Widodo, JNE’s Head of Seller Operation, added the JNE Reguler (before JNE Cashless) facility usually takes around 2-4 minutes, it’s now only 10-15 seconds. By all means, the shorter time can make JNE productivity increase and efficient.

“If sellers have to go to the JNE outlet, we’re preparing JNE agents who can approach the sellers. It’s still a trial, if this is successful, we’ll roll it out to our 56 operational cities,” Widodo finished.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Lazada dan JNE Integrasikan Sistem, Hadirkan Fitur “Cashless”

Lazada menggaet JNE dalam menghadirkan fasilitas cashless untuk para seller agar proses pengiriman barang lebih cepat dan efisien. Fasilitas ini telah menghubungkan antara sistem internal JNE dengan Lazada Seller Centre, baik di situs desktop maupun aplikasi.

Fasilitas cashless memungkinkan para seller Lazada mengirimkan paket pesanan tanpa harus melakukan pembayaran tunai di gerai JNE dulu. Seller juga tidak perlu memasukkan data pengiriman secara manual.

Lewat sistem Lazada Seller Centre akan ada otomatisasi proses yang membantu seller jadi lebih fleksibel dalam mengelola arus kas bisnis mereka, sehingga mampu melakukan hal penting lainnya seperti produksi.

“Melalui fasilitas terbaru ini, kami berharap bisa membantu para seller meningkatkan pelayanan bagi para konsumen dan mengembangkan usaha online dengan lebih mudah,” terang CEO Lazada Indonesia Alessandro Piscini, Selasa (14/8).

Dalam kesempatan yang sama juga turut hadir Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi. Ia menuturkan bahwa dengan 6800 jaringan JNE yang tersebar di seluruh Indonesia, fasilitas cashless ini bisa memberikan manfaat bagi para seller Lazada, sebab menawarkan pengalaman yang berbeda.

“Tahap awal untuk seller Jakarta dulu, totalnya ada 500 titik yang siap menerima cashless. Akan diperluas ke Jabodetabek dan kota lain, termasuk Medan, Makassar, Surabaya, dan Bali,” tambah Feriadi.

Sejak tahun 2010 dengan munculnya layanan e-commerce di Indonesia, pertumbuhan bisnis kurir ekspres di JNE mencapai 30-40% per tahun. Dalam beberapa bulan terakhir, jumlah kiriman yang tertangani rata-rata mencapai 19 juta paket per bulan, bahkan tembus lebih dari 20 juta paket pada momen Ramadan dan Idul Fitri.

“JNE juga besar karena kehadiran perusahaan e-commerce dan ekosistem yang terbangun. Dari segi potensinya juga luar biasa besar. Tahun 2017 diperkirakan mencapai US$130 juta dibanding tahun sebelumnya US$22,6 juta. Tahun 2020 disebut akan tumbuh 130%, artinya butuh pola bisnis yang akan sangat bantu UKM seller supaya prosesnya lebih cepat.”

Lazada memulai inisiasi ini lantaran dari total seller yang terdaftar di platformnya, lebih dari 50%-nya menggunakan JNE sebagai jasa logistiknya. Kemungkinan Lazada akan melanjutkan inovasi tersebut ke mitra logistik lainnya.

Bentuk fasilitas cashless

Untuk menjelaskan lebih dalam soal fasilitas cashless, perlu diketahui bahwa selama ini seller Lazada harus secara manual mencetak faktur dan label pengiriman dari Lazada Seller Center. Kemudian seller harus membawa seluruh paket ke gerai JNE untuk mencetak resi pengiriman dan membayar tunai ongkos kirim.

Ongkos kirim ini akan di-reimburse oleh seller ke Lazada. Lazada hingga kini masih menerapkan strategi subsidi ongkos kirim untuk pelayanan ke konsumen, sehingga seluruh biaya akan dibayarkan secara penuh ke JNE.

Tahap terakhir, seller kembali ke Lazada Seller Center untuk memasukkan nomor resi secara manual dan mengganti status siap kirim untuk notifikasi akhir ke pembeli. Proses ini tentunya memakan waktu karena seller harus bolak balik, sehingga dipastikan banyak biaya yang keluar.

Namun dengan fasilitas cashless, seller hanya cukup ke Lazada Seller Center untuk mencetak faktur, label pengiriman, dan ganti status ke siap kirim. Setelah itu, mereka tinggal ke gerai JNE untuk proses pengirimannya. Petugas JNE hanya cukup memindai barcode atau memasukkan nomor resi agar masuk ke sistem JNE.

Seller cukup menyiapkan modal printer, tinta hitam untuk print, koneksi internet, dan kertas A4. Tidak ada persyaratan khusus untuk seller yang bisa memakai fasilitas ini. Kami ingin melatih mereka supaya berjualan secara profesional, ada banyak channel yang bisa mereka dipakai untuk bertanya,” tambah VP Seller Operation Lazada Indonesia Mercy Suryasin.

Head of Seller Operation JNE Agusnur Widodo menambahkan fasilitas JNE Reguler (sebelum JNE Cashless) biasanya memakan waktu sekitar 2-4 menit, kini hanya cukup 10-15 detik saja. Tentunya dengan waktu yang lebih singkat ini bisa membuat produktivitas gerai JNE meningkat dan efisien.

“Kalau sekarang seller harus ke gerai JNE, kami sedang persiapkan agen JNE yang bisa menghampiri seller. Itu masih trial, bila ini sukses akan kami roll out ke 56 kota di mana kami sudah berada,” tutup Agusnur.

Application Information Will Show Up Here

JNE Investasikan Rp 455 Miliar untuk Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi

Laju pertumbuhan teknologi yang tak terbendung telah berhasil membuat industri e-commerce di Indonesia menggeliat dan dampaknya dapat dirasakan di berbagai sektor, contohnya logistik. JNE sebagai salah satu pemain logistik di Indonesia menanggapi ini dengan menggelontorkan Rp 455 miliar untuk pengembangan infrastruktur dan teknologi. Langkah awalnya ditunjukkan melalui peluncuran program 7 Magnificent di awal tahun 2016 yang terdiri dari tujuh layanan baru JNE.

Awal tahun 2016 ini, JNE berkomitmen untuk mengembangkan sektor infrastruktur dan teknologi dengan menggelontorkan investasi sejumlah Rp 455 miliar. Dana tersebut akan dialokasikan sebesar Rp 400 miliar untuk pengembangan infrastruktur dan Rp 55 miliar sisanya untuk pengembangan teknologi. JNE sendiri berharap dapat mengejar pertumbuhan, minimal, di angka rata-rata per tahun yang mencapai 30 persen.

Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi mengatakan, “Kami berencana ingin membangun infrastruktur, memperbaiki IT, juga memperbaiki human capital kami. Rencananya, perusahaan akan investasikan Rp 400 miliar untuk infrastruktur dan Rp 55 miliar untuk ICT. Kami mulai ini dengan merealisasikan rencana yang sudah kami buat akhir tahun lalu dengan menghadirkan 7 Magnificent, […] tujuh produk [baru] JNE yang mudah-mudahan bisa memberikan solusi bagi masyarakat.”

Tujuh produk baru yang dimaksud adalah aplikasi mobile bernama My JNE, JNE-PopBox, @box prepaid, JNE Super Speed, JNE International Shipment, JNE Trucking, dan layanan CD musik.

Tujuh layanan baru JNE

  1. My JNE

My JNE adalah aplikasi mobile berbasis Android yang terhubung dengan nomor telepon pelanggan JNE Express, baik pengirim maupun penerima. Aplikasi ini memungkinkan pengguna mengetahui tarif pengiriman JNE, memonitor status pengiriman, mencari lokasi agen JNE terdekat, serta melakukan transaksi antara penjual dan pembeli individual.

Selain itu, terdapat juga fitur-fitur baru yang tidak ada dalam aplikasi sebelumnya seperti sejarah data pengiriman yang terhubung dengan nomor telepon pengguna dan fitur My COD (Cash On Digital) yang memberikan layanan pembayaran belanja online dengan sistem escrow melalui bank Permata. Aplikasi My JNE sendiri dapat hadir atas kerja sama yang terjalin dengan Indivara Sejahtera Sukses Makmur (Indivara Group) yang belum lama ini menghadirkan layanan Violet Pay.

  1. JNE-PopBox

JNE dan PopBox menjalin kerja sama / DailySocial

Layanan ini hadir atas kerja sama antara JNE dengan PopBox Asia yang menyediakan layanan loket pintar. Melalui layanan ini, pelanggan dapat mengambil dokumen atau paket kiriman di lokasi-lokasi loker PopBox yang tersebar di 32 titik Jakarta, mulai dari pusat perbelanjaan, stasiun kereta api, hingga kampus. Namun, saat ini layanan hanya diperuntukkan bagi pelanggan dengan JNE Loyalty Club Card yang hanya bisa dibeli di 12 kantor perwakilan JNE di Jakarta.

Terkait kerja sama ini, Co-founder PopBox Greta Bunawan mengatakan, “Kami excited dengan kerja sama JNE-PopBox ini. Kami berharap dengan kerja sama ini akan membuka lebih banyak channel lagi kepada penjual-penjual online, baik yang besar maupun UKM [untuk akses layanan pengiriman paket].”

  1. @box prepaid

Layanan @box prepaid merupakan produk berbentuk kardus kotak (box) yang diterbitkan JNE sebagai alat pendukung pengiriman dan diperjualbelikan untuk pengiriman wilayah DKI Jakarta. Harga box sendiri sudah termasuk ongkos kirim. Ada 2 jenis box prepaid, yang pertama yaitu @Box 2 Prepaid (Rp 22.000) dengan ukuran (P) 30 x (L) 30 x (T) 12 (Volumetric = 1.9 m3) dengan berat maksimal 3 kg. Sedangkan yang kedua yaitu @Box 3 Prepaid (Rp 40.000) berukuran (P) 35 x (L) 33 x (T) 17 (Volumetric = 2.7 m3) dengan berat maksimal 5 kg.

  1. JNE Super Speed (masa promo)

Layanan ini menjanjikan pengiriman satu hari sampai tujuan. Bila sebelumnya JNE SS memasang tarif Rp 80.000, selama masa promo dari tanggal 8 Februari 2016, jam 08.00 – 15.00 WIB, khusus pengiriman dari dan tujuan Jakarta tarifnya Rp 40.000 per kilogram dan besaran berat selanjutnya adalah Rp 4.000 per kilogram.

  1. JNE Trucking

JNE Trucking merupakan layanan untuk pengiriman barang dengan berat 10 kilogram ke atas. Pada tahap awal, layanan ini beroperasi di wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali. Layanan JNE Trucking ini juga melayani pengiriman sepeda motor untuk kategori <150cc dan >150cc dengan tarif tersendiri (berbeda dengan tarif kiriman paket).

  1. JNE International Shipment

Dalam layanan ini, JNE bekerja sama dengan DHL untuk pengiriman barang ke negara-negara eropa. Sedangan untuk negara-negara Asia, JNE  bekerja sama dengan Sung Fung. Negara-negara tujuan utama adalah negara Asia Pasifik seperti Singapore, China, dan Hong Kong.

  1. Layanan CD Musik

Lewat layanan CD Musik, JNE ingin jaringan outlet mereka dapat dimanfaatkan oleh musisi nusantara untuk memasarkan karyanya. CD Musik Indonesia tersebut dijual di 153 gerai JNE di seluruh Indonesia dan website Pesona (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara).

Application Information Will Show Up Here
Shopee gandeng JNE berikan ongkos kirim gratis / Shutterstock

Shopee Gandeng JNE Gratiskan Ongkos Kirim

Industri e-commerce dan logistik berkembang beriringan. Semakin banyak transaksi yang terjadi, berbanding lurus dengan angka pengiriman barang. Shopee sebagai salah satu penyedia layanan mobile marketplace mencoba memaksimalkan sinergi bersama perusahaan logistik, kali ini dengan JNE. Kerja sama keduanya diwujudkan dengan memberikan layanan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia.

Seperti dikutip dari Tribunnews, Regional Director Shopee Rainal Lu mengungkapkan layanan gratis ongkos kirim yang diberikan diharapkan mampu memberikan kemudahan terutama bagi pengusaha UKM yang berada di lokasi jauh dan terpencil.

“Kami melihat industri ini sangat dekat dengan kebutuhan logistik, artinya kendala logistik adalah salah satu hambatan yang cukup kuat bagi orang ketika berbelanja dan membuka usaha secara online,” ujar Rainal.

Rainal juga menjelaskan bahwa pemilihan JNE sebagai mitra dalam mengantarkan produk mereka karena perusahaan logistik tersebut memiliki jaringan terbesar dan terluas di Indonesia.

“JNE telah memiliki kurang lebih 5.000 titik layanan di seluruh Indonesia mulai kota besar sampai dengan tingkat kecamatan,” ucap Rainal.

Di sisi lain Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi mengungkapkan kemitraan JNE dengan Shopee bisa menjadi salah satu poin penting dalam mengembangkan dan memperkuat ekosistem e-commerce di Indonesia.

“JNE memegang peranan penting dalam proses jual beli di Shopee, di mana keamanan transaksi antara penjual dengan pembeli dijamin dengan fitur garansi Shopee,” ujar Feriadi.

Posisi JNE di bisnis logistik Indonesia memang diperhitungkan. Ditambah dengan semakin maraknya transaksi di e-commerce bisnis JNE semakin tumbuh. Bahkan menurut VP of Marketing JNE Eri Palgunadi JNE sebelum bisnis e-commerce ramai pengiriman di JNE hanya berkisar 6 juta paket per bulan. Namun setelah e-commerce dan budaya daring menjamur bisnis JNE naik dua kali lipat hingga mencapai 12 juta paket per bulan. Bahkan saat ini bergerak mendekati angka 14 juta paket per bulan.

Eri juga menjelaskan sampai saat ini JNE sudah memiliki kurang lebih 5.000 titik layanan di seluruh Indonesia. Dengan tren e-commerce yang dipercaya semakin tumbuh JNE pun memasang target menambahkan titik layanan menjadi lebih dari 6.000 titik.

“5.000 jaringan JNE ini sudah sampai ke kota dua, termasuk juga ke kawasan Timur Indonesia,” jelas Eri.