Tag Archives: mohan belani

Marketing Gen Z

The Big Leap: Peran Pemasaran dan Upaya Memahami Gen Z

Beberapa waktu lalu, e27 bersama CleverTap menyambangi Jakarta melalui gelaran “The Big Leap“; bagian dari rangkaian acara yang menghubungkan para growth leader di Asia Tenggara, mulai dari founder, VP, Marketing, hingga Product Director.

DailySocial.id berkesempatan hadir mengikuti diskusi panel yang dipandu oleh CEO e27 Mohan Belani, dengan sejumlah pembicara yang terdiri dari SEA Regional VP Sales CleverTap Marc-Antoine Hager, Chief Marketing Officer BlueBird Mediko Azwar, Head of Marketing Pintu Timothius Martin, dan Chief Marketing Officer Halodoc Felicia Kawilarang.

Diskusi santai ini utamanya menyinggung tentang bagaimana marketing dapat memahami karakteristik Gen Z, tantangan, hingga customer experience dalam implikasi sebuah bisnis di masa pandemi Covid-19. Berikut rangkumannya.

Pencapaian, peluang, dan tantangan

Sedikit gambaran, transportasi merupakan salah satu sektor yang terdampak signifikan saat awal pandemi. Sebaliknya, layanan digital di sektor lain, seperti health dan wealth termasuk yang mencicipi kenaikan trafik pada periode tersebut.

Kebijakan pembatasan sosial dalam skala besar (saat itu disebut PSBB) menurunkan mobilitas masyarakat secara drastis. Orang-orang mengurangi perjalanan ke luar, aktivitas kerja dan sekolah dilakukan dari rumah.

Bagi Mediko Azwar, situasi tersebut sangat sulit bagi bisnis BlueBird yang bermain pada jasa transportasi. Malah, kala itu ia baru bergabung dengan perusahaan berlambang burung biru tersebut saat pandemi terjadi. “Ini menjadi tantangan tersendiri karena saya harus meyakinkan tim, bagaimana kita harus dapat memahami perubahan consumer needs dan memenuhi permintaan mereka.”

Sebaliknya, di sektor kesehatan, situasi ini berbuah manis kala pemerintah memberikan lisensi penggunaan telemedis untuk urgensi penanganan Covid-19. “Tiba-tiba ada lonjakan trafik di platform kami. Di situasi tersebut, secara tak langsung, platform telemedis seolah mendapat ‘free marketing‘ karena pemakaiannya langsung dipromosikan pemerintah,” tutur Felicia Kawilarang.

Namun, lonjakan trafik itu justru memunculkan tantangan selanjutnya bagi Halodoc, yakni memastikan aplikasi dapat bekerja memenuhi permintaan tinggi. Pihaknya bekerja keras untuk membuat platform dapat diakses setiap saat sembari mengedukasi dokter terkait Covid-19, dan memahami target pengguna dan perilakunya.

Di sinilah marketing memainkan peran signifikan. “User knowledge comes from the marketing team, that’s how we build the product. We have done a lot of research and survey,” tambah Felicia.

Mediko juga mengungkap bahwa marketing mendorong BlueBird untuk meningkatkan hubungan dengan customer dan mencari peluang pengembangan layanan baru dari customer journey.

Memahami Gen Z

Timothius Martin mengungkap, situasi pandemi memunculkan peluang dalam membentuk pendekatan marketing, terutama bagi Gen Z. Ia berujar, ada banyak kekhawatiran muncul dari masyarakat tentang bagaimana mengamankan uang atau aset mereka saat pandemi.

“Platform kami meluncur saat pandemi, orang-orang saat itu stay at home. Kami melihat [peluang di mana] karakter [yang ingin disasar] ada pada Gen Z. Mereka cari tempat di mana bisa taruh aset dengan mudah, accessible 24/7, gampang dicairkan, dan volatile enough to give that adrenalin pump,” paparnya.

Belum lagi, saat itu, platform kripto yang ada di Indonesia belum banyak dipahami oleh Gen Z. Di sini lah, ia mengawinkan produk dan marketing agar informasi yang dibutuhkan dapat tepat sampai ke penggun alih-alih hanya sekadar viral saja.

Dalam perkembangannya, Timothius mencatat pentingnya melakukan mind shift dalam menentukan strategi marketing. Tidak ada approach yang bersifat satu untuk semua. Misalnya, bagaimana mengubah mindset atasan terkait bagaimana menggunakan budget marketing pada influencer atau iklan. “[Dalam konteks pemanfaatan influencer atau iklan] rather than number of impression, sebaiknya untuk [capai] conversion rate.

Mark menambahkan, pendekatan marketing menggunakan iklan tidak selalu harus dikesampingkan. Setiap strategi punya pendekatan berbeda. Pada kasus Gen Z, mereka termasuk segmen pengguna yang tidak bisa didekati dengan model penjualan langsung atau gamblang (hard sell), tetapi melalui pemanfaatan sebuah produk.

“Bagi kami, untuk bisa evolve di pasar, perusahaan tidak melulu bicara cost dan profit, tetapi fokus ke pengguna agar dapat memahami pasar. Dan marketing punya peran untuk fokus menyuarakan pesan dari customer bukan perusahaan.”

Echelon Asia Summit 2018

Bagaimana Startup Menyikapi Pasar yang Riuh dan Inovasi Berkelanjutan

Selain sesi pameran untuk startup, Echelon Asia Summit juga menyajikan banyak sekali sesi diskusi dan presentasi yang dikemas dalam sesi Future Stage, Founder Stage, dan Create Stage. Pemateri dan panelis dari kalangan startup, pengusaha, investor, hingga pengambil kebijakan dihadirkan untuk membahas topik terkini seputar gejolak bisnis digital. Di antara banyak sesi, salah satu yang paling menarik untuk disimak adalah cerita pengalaman founder startup kala menjalankan bisnis dan mencapai titik prestasinya.

Berikut ini adalah beberapa rangkuman hasil pemaparan pengalaman para pelaku industri startup di Asia yang menarik dijadikan sebagai tips menjalankan bisnis digital.

Keunikan di tengah pasar yang riuh

Managing Director WeWork SEA Turochas Fuad dan Co-Founder & CEO e27 Mohan Belani dalam salah satu sesi di Founder Stage Echelon
Managing Director WeWork SEA Turochas Fuad dan Co-Founder & CEO e27 Mohan Belani dalam salah satu sesi di Founder Stage Echelon

Dari Founder Stage hadir pemateri Turochas Fuad selaku Managing Director WeWork SEA. Dipandu Co-Founder & CEO e27 Mohan Belani, ia menceritakan pengalamannya saat mendirikan tiga startup dan berhasil membawa ketiganya “exit” diakuisisi pemain besar. Sebagai informasi, Fuad pernah mendirikan WUF Network, Travelmob, dan Spacemob.

Pertama ia menceritakan tentang Spacemob, startup coworking space tersebut pada bulan Agustus 2017 lalu diakuisisi oleh WeWork. Disadari bahwa bisnis coworking space sudah sangat ramai di dunia, namun sebagai pengusaha ia menekankan bahwa cara pandang pebisnis bukan menghindari produk yang ramai di pasaran, melainkan membuat nilai unik di antara pemain yang ada.

“Tentu ingat, ketika kedai Starbucks pertama melakukan ekspansi, di berbagai negara ada banyak kedai kopi bagus. Pun demikian dengan Tesla, dia bukan pengembang mobil listrik pertama di dunia. Namun mereka berhasil, ini bukan tentang kesamaan, namun justru menekankan pada keunikan yang membuat orang-orang tertarik,” ujar Fuad.

Menariknya Fuad justru menekankan bahwa seorang founder jangan pernah terburu-buru untuk memiliki pikiran melakukan “exit. Di alam bawah sadarnya harus mengedepankan pada pengembangan bisnis yang berkelanjutan. Strategi “exit” menjadi bonus ketika startup yang didirikan sudah mencapai titik keberhasilan dan memerlukan amunisi tambahan untuk berkembang lebih lebar. Bagi Fuad, untuk melakukan semua itu startup harus memiliki dua komponen kunci: tim yang kuat dan kultur bisnis yang hemat.

“Jika saya harus kembali membangun startup yang sekarang sudah diakuisisi, maka hal yang paling saya tekankan adalah perekrutan dan pemilihan orang yang tepat. Untuk melakukan perekrutan bahkan saya rela untuk meluangkan waktu lebih, untuk menemukan orang yang benar-benar sesuai,” tambah Fuad.

Eksekusi tepat pada setiap ide inovasi

CEO PropertyGuru Group Hari Krishnan dan Michael I. Waitze dalam sebuah sesi di Future Stage
CEO PropertyGuru Group Hari Krishnan dan Michael I. Waitze dalam sebuah sesi di Future Stage

Di sudut lain dalam Future Stage hadir CEO PropertyGuru Group Hari Krishnan. Sesinya dipandu oleh Michael I. Waitze. Judul diskusi yang diangkat ialah menelisik bagaimana PropertyGuru akan berkembang di masa mendatang. Maka perbincangan di awal ialah soal inovasi startup. Menurut Hari banyak founder mengatakan bahwa inovasi sebagai bumbu utama untuk bertahan, pun ketika tidak memiliki permodalan dan tim yang besar. Sayangnya di era internet seperti saat ini, bisnis dituntut pada target pertumbuhan dan ekspansi pasar yang lebih besar.

“Inovasi tidak akan berarti apa-apa tanpa eksekusi yang tepat. Saat startup mencapai titik tertentu, founder akan selalu berpikir tentang cara melakukan peningkatan. Di sini berbagai kompleksitas akan ditemkan, maka letak inovasi adalah di sini, founder akan melakukan apa pun untuk mencapai target tersebut,” jelas Hari.

Berkaca pada bisnis yang dijalaninya saat ini di bidang properti, Hari menjelaskan bahwa setiap inovasi akan memiliki aktor. Mungkin saja founder muda akan banyak disorot dengan ide-ide yang diusungnya, namun di balik itu akan selalu dibutuhkan sosok senior yang benar-benar berperan menjalankan eksekusi. Industri properti bukan bidang baru, walaupun mencoba menghadirkan disrupsi dengan teknologi, namun di sana ada aspek fundamental yang perlu digarap.

e27 Umumkan Perolehan Pendanaan Seri A Sebesar 29 Miliar Rupiah

Media teknologi Asia e27 mengumumkan perolehan pendanaan Seri A sebesar SG$ 3 juta (atau sekitar 29 miliar Rupiah) dari sejumlah investor yang dipimpin TechTemple Group yang berasal dari Tiongkok. Convergence Ventures yang berbasis di Jakarta dan Turochas Fuad, orang Indonesia yang berdomisili di Singapura dan telah menjual startupnya Travelmob (kini bernama Spacemob) ke Homeaway, terlibat dalam pendanaan kali ini.

Juga turut berpartisipasi Linear Venture, Venturecraft, Spacemob, dan Douglas Khoo (Co-Founder Qunar). Kemitraan dengan investor Tiongkok, Singapura, dan Indonesia ini disebutkan sejalan dengan misi e27 untuk mendorong ekosistem teknologi Asia Tenggara ke arah yang lebih baik.

e27 didirikan oleh Mohan Belani dan Thaddeus Koh di tahun 2007. Awalnya adalah blog dan pembuat ajang tahunan Echelon di sejumlah negara Asia, kini e27 mulai berevolusi menjadi platform digital tentang informasi startup di Asia Tenggara. DailySocial dan e27 sendiri bekerja sama setiap tahunnya menghadirkan Echelon Indonesia, sebuah ajang konferensi, eksebisi, dan pencarian startup baru yang potensial.

Co-Founder dan CEO e27 Mohan Belani mengatakan, “Selama 12 bulan terakhir, e27 telah menginvestasikan waktu dan skill untuk membangun landasan platform online kami. Hal ini termasuk database pekerjaan digital, marketplace, dan layanan database dan matching antara startup dan investor. Produk ini bebas digunakan oleh komunitas – sejalan dengan visi perusahaan untuk membantu pengusaha dengan mengembangkan produk dan layanan yang relevan untuk melayani kebutuhan startup dan industri teknologi secara umum.”

Platform basisdata ini yang bakal digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekosistem teknologi Asia Tenggara ke arah yang lebih baik, dengan poros Tiongkok – Singapura – Indonesia sebagai kuncinya.

Serial entrepreneur Douglas Khoo dalam pernyataannya menambahkan, “Saya sangat percaya kebutuhan melatih dan mendidik profesional teknologi di Asia Tenggara. Bekerja sama dengan Tiongkok akan mengakselerasi peluang pertumbuhan di Asia Tenggara, ketimbang berkompetisi. Saat ini adalah waktunya generasi berikutnya menjadi pendorong ekosistem.”


Disclosure: Induk perusahaan e27 adalah investor di DailySocial.

e27 Introduces Marketplace

Singapore-based online publisher e27 recently introduced Marketplace, which presents a new way of purchasing products and tech services, especially to B2B players. During its launching, e27 claimed that it has pertnered with 50 products and services, in which some are available for consumers in Indonesia. Continue reading e27 Introduces Marketplace

e27 Kembangkan Bisnis dengan Hadirkan Marketplace

Dari media ke e-commerce, e27 menghadirkan Marketplace / e27

Layanan publikasi online yang berbasis Singapura e27 mengumumkan kehadiran Marketplace yang menambah portofolio bisnis yang dimilikinya. Marketplace menghadirkan cara baru untuk berbelanja produk dan layanan teknologi, terutama yang menyasar konsumen B2B. Di saat peluncurannya, e27 sudah menggandeng 50 produk dan layanan, dengan beberapa di antaranya bisa dinikmati konsumen di Indonesia.

Continue reading e27 Kembangkan Bisnis dengan Hadirkan Marketplace

Tiga Tantangan Menjadi “Entrepreneur” di Indonesia

IMG_0679Echelon Indonesia 2015 adalah tentang mematahkan halangan bagi industri digital di Indonesia untuk berkembang. Pendiri sekaligus CEO e27 Mohan Belani, memimpin diskusi dengan tiga entrepreneur startup yang namanya sudah tidak asing lagi dalam lansekap startup dalam negeri yakni, Pendiri dan CEO TouchTen Anton Soeharyo, CEO Bridestory Kevin Mintaraga, dan CEO Bornevia Benny Tjia.

Continue reading Tiga Tantangan Menjadi “Entrepreneur” di Indonesia

TanyaDok Wins Echelon 2013 Indonesia Satellite

Echelon 2013 Jakarta Satellite was held this past Saturday, 29 March 2013 at Medco Energi at The Energy building, featuring pitches from eleven startups and speakers from major technology companies and experienced startup figures. This year’s winner, which will go to the Echelon main event in Singapore on 4-5 June, was TanyaDok, the medical consultation site backed by over 200 doctors and medical practitioners.

Continue reading TanyaDok Wins Echelon 2013 Indonesia Satellite

DailySocial and e27 to Merge

Following the conclusion of Echelon Indonesia on Saturday, Mohan Belani, co-founder and CEO of e27, reiterated that e27 will be expanding its reach across Southeast Asia thanks in large part to the investment it received from Japan’s B-Dash Ventures. As part of that expansion, we would like to officially announce that DailySocial will be joining the e27 family.
Continue reading DailySocial and e27 to Merge

e27 Picks Up Investments from Asian Investors, Announces Expansion Plans

Singapore based technology blog e27 announced today that it will be expanding its operations across Southeast Asia following a funding round of SGD 760,000 from a group of Asian investors. It has also changed its name to simply e27 from e27sg and its web address from e27.sg to e27.co earlier this month. The blog’s major startup conference, Echelon, will also be expanded to include more cities in Asia.

Continue reading e27 Picks Up Investments from Asian Investors, Announces Expansion Plans

Ada Tamu Dari e27.sg

Oke, mohanjadi begini ceritanya. Mohan Belani ini adalah seorang blogger dan entrepreneur asal Singapura, otak di balik blog populer e27.sg. E27.sg ini beberapa bulan yang lalu bahkan sempat mengorbitkan 2 startup yang dikirim ke event Techcrunch50, sungguh prestasi yang luar biasa.

Mohan ini juga bisa saya bilang salah satu pemerhati startup di Singapura (terutama Web startups) dan dia juga dulu pernah menghabiskan waktu cukup lama di startup scene Silicon Valley. Jadi tentu saja insight dari Mohan ini pasti berharga. Pokoknya kalau teman-teman ingin tau soal startup, mulai dari startup baru sampai yang sudah sukses, inilah orang yang tepat untuk anda ajak ngobrol.

Continue reading Ada Tamu Dari e27.sg