Moka, aplikasi platform kasir online (point of sales) berbasis cloud yang juga menjadi bagian dari GoTo Financial, baru saja meluncurkan Moka Prime, sebuah perangkat kasir profesional yang inovatif dan mengusung desain premium.
Kehadiran Moka Prime menargetkan pemilik usaha di sektor kuliner premium, seperti kafe, restoran, spa, dan salon, yang tak cuma menginginkan fungsionalitas tinggi tetapi juga menjadikan desain perangkat kasir yang eksklusif sebagai nilai tambah untuk outletnya.
Haryanto Tanjo, Group Head of Merchant Services GoTo Financial menjelaskan, “Misi kami di Moka adalah memberdayakan pelaku usaha untuk terus berkembang di setiap fase pertumbuhan. Untuk mencapai misi ini, kami terus melahirkan inovasi guna menjawab kebutuhan merchant, di antaranya dengan memperkenalkan Moka Prime sebagai perangkat kasir profesional yang memiliki desain premium serta dilengkapi fitur-fitur inovatif, sekaligus terintegrasi dengan Moka POS.”
Menurutnya, Moka Prime menjadi inovasi terbaru dari Moka yang menggabungkan fungsi dan estetika. Secara fungsi, perangkat kasir Moka Prime sudah didukung berbagai fitur yang mampu menawarkan pengalaman lebih baik bagi pelanggan, sekaligus mempermudah pekerjaan kasir dan meminimalisir kesalahan dalam proses transaksi. Selain itu, Moka Prime juga mengusung desain yang premium, membuat tampilan meja kasir menjadi semakin berkelas.
Moka Prime mengusung tiga keunggulan utama. Pertama, desain premium yang memberikan sentuhan eksklusif dan mentransformasi tampilan meja kasir jadi lebih elegan. Kedua, dual touch screen dengan layar kasir berukuran 14.1 inci dan layar pelanggan berukuran 8 inci, menghadirkan pengalaman transaksi yang lebih efisien dan interaktif. Ketiga, keandalan operasional dengan layar sentuh yang responsif, baterai built-in, dan garansi 12 bulan.
Sejak 2015, Moka terus berinovasi agar proses operasional bisnis bisa dilakukan dengan lebih efisien, sehingga para pelaku usaha bisa selalu mengutamakan kenyamanan pelanggan. Lewat aplikasi kasir digital yang dimiliki, Moka membantu pelaku usaha mendapatkan laporan serta analisa penjualan di semua outlet, melacak inventaris, hingga menerima masukan dari pelanggan serta analisa produktivitas karyawan.
Saat ini, Moka Prime ditawarkan dengan harga spesial Rp8,000,000 yang berlaku hingga 31 Januari 2024. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Moka Prime, kunjungi tautan ofisial Mokapos.
Sebelumnya, Anda telah mengetahui cara membuat web toko online dengan GoStore, di artikel kali ini akan membahas tutorial penggunaan GoStore. Tutorial ini mencakup cara menambahkan produk, cara menerima pesanan, cara mengintegrasi ke Facebook dan Instagram, hingga cara pelanggan bertransaksi.
Cara Menambah Produk di GoStore
Cara menambah produk di GoStore terbagi menjadi dua cara, yaitu cara menambah produk non pre-order dan produk pre-order.
Cara Upload Produk di GoStore
Setelah Anda berhasil membuat web toko online Anda dengan GoStore, Anda dapat mulai mengunggah produk Anda di GoStore. Ikuti langkah-langkah berikut ini:
Masuk ke backoffice Moka.
Kemudian, masuk ke menu Library > Item Library.
Pilih outlet yang ingin Anda tambahkan produk. Lalu, tekan Create Item.
Setelah itu akan mucul kolom-kolom pengisian informasi produk. Pertama, isi nama produk di kolom pertama.
Kedua, pilih kategori produk. Anda bisa menambahkan kategori produk dengan memasukkan nama kategori dan tekan Enter jika Anda belum memiliki kategori.
Ketiga, masukkan deskripsi produk. Anda bisa menuliskan spesifikasi produk atau keunggulan produk agar pelanggan lebih memahami produk dan tertarik dengan produk Anda.
Keempat, aktifkan Product Attribute.
Kelima, pilih nama brand produk Anda. Anda bisa membuatnya dengan mengetikkan nama brand dan tekan Enter dan klik Ok.
Keenam, pilih salah satu kondisi produk Anda. Apakah kondisi produk Anda baru (New), bekas (Second), atau diperbarui (Refurbished).
Selanjutnya, masukkan berat dan dimensi real produk. Berat dan dimensi akan mempengaruhi besaran ongkos kirim yang harus dibayarkan pelanggan nanti.
Berikutnya, pilih kelompok umur (All Ages/Adult/Teen/Kids/Toddler) dan gender (Unisex/Male/Female) yang cocok dengan produk tersebut.
Setelah itu, klik Upload File untuk unggah produk pada bagian Media. Anda dapat mengunggah hingga 12 foto produk dari berbagai sisi. Masimal ukuran foto adalah 8MB dengan format JPEG/PDF/BMP.
Pada kolom Base Price, masukkan harga produk. Lalu, masukkan nomor barcode produk di kolom SKU.
Jika produk Anda memiliki varian, Anda bisa mengatur jenis varian dan harga masing-masing varian dengan klik Add Variant.
Terakhir, tekan Save jika semua informasi produk telah ditambahkan. Anda jugabisa menyimpannya untuk semua outlet (jika Anda memiliki lebih dari satu outlet atif) dengan tekan Save to All.
Cara UploadProduk Pre-Order
Sistem pre-order adalah sistem dimana pelanggan dapat memesan dan membayar produk terlebih dahulu dan nanti produk akan dikirimkan dalam jangka waktu tertentu jika sudah siap. Sistem ini sangat cocok untuk produk-produk custom yang pengerjaan lebih dari satu hari.
Untuk mengunggah produk pre-order, Anda hanya perlu mengaktifkan tombol pre-order saat mengisi informasi produk. Simak langkah-langkah ini untuk tutorial lengkapnya:
Masuk ke menu Library > Item Library di Backoffice Moka.
Klik Create Item untuk menambahkan produk baru.
Isi informasi produk dan tambahkan foto produk pada kolom yang tersedia seperti pada cara sebelumnya.
Lalu, aktifkan toggleProduct Attribute.
Kemudian, centang kotak Yes pada kolom pre–order.
Masukkan jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk memproses pesanan terhitung dari hari saat pesanan masuk. Maksimal durasi pre-order adalah 90 hari.
Jika semua informasi produk telah terisi, tekan Save.
Cara Mengaktifkan dan Mengatur Layanan Pengiriman di GoStore
Tutorial penggunaan GoStore selanjutnya adalah cara mengaktifkan layanan pengiriman. Pada dasarnya, layanan pengiriman telah Anda aktifkan saat Anda mengaktifkan web toko online GoStore Anda. Namun, Anda dapat mengatur ulang layanan pengiriman yang ingin Anda pilih dengan cara ini:
Masuk ke menu GoStore > Manage > Brand Setting > Pengaturan Outletdi Backoffice Moka.
Lalu, isi kontak outlet dan alamat penjemputan jika belum terisi.
Kemudian, di bagian bawah Anda akan melihat pilihan jasa pengiriman GoStore. Anda dapat mengaktifkan semua layanan pengiriman dengan mencentang Pilih Semua atau hanya mencentang beberapa layanan yang ingin Anda aktifkan.
Setelah itu, tekan Aktifkan.
Cara Menerima dan Memproses Pesanan di Aplikasi Moka POS
Untuk menerima dan memproses pesanan, selain melalui backoffice Moka di web, Anda juga bisa menggunakan aplikasi Moka di smartphone.Anda bisa mengunduh aplikasi Moka di Play Store dan App Store. Begini langkah-langkahnya:
Buka aplikasi Moka POS dan masuk dengan akun yang telah terdaftar.
Lalu, untuk mulai menerima pesanan online, masuk ke menu Settings. >Online Order Setting.
Kemudian, aktifkan Device’s Online Order.
Setelah itu, Anda akan mendapatkan notifikasi jika ada pesanan online. Anda dapat melihat pesanan pada menu Online Orders.
Anda dapat memilih untuk menerima orderan atau tidak. Jika Anda ingin menerimanya, klik Accept Order. Jika tidak, klik Reject Order.
Apabila Anda menerima pesanan, selanjutnya Anda bisa mulai mengemas produk.
Setelah produk selesai dikemas, klik Request Pickup pada halaman pemesanan untuk mengirim pesanan.
Kemudian, Anda akan melihat pop up muncul. Klik Confirm Pickup.
Aplikasi Moka POS akan mulai mencari kurir untuk mengambil pesanan.
Jika barang sudah ada pada kurir, Anda akan melihat tracking number atau nomor resi untuk melacak pengiriman pesanan.
Apabila pesanan telah tiba di pelanggan, Anda akan melihat tulisan Order Completed di halaman pesanan.
Cara Menghubungkan GoStore ke Facebook dan Instagram Shop
Salah satu fitur atau kelebihan GoStore adalah Anda dapat menghubungkan web bisnis online Anda di GoStore dengan akun Instagram dan Facebook bisnis Anda dengan cara ini:
Masuk ke Back Office Moka.
Pilih Sales Channels > Facebook & Instagram Shop.
Lalu, klik Connect to Facebook.
Pilih salah satu outlet yang ingin Anda hubungkan ke Facebook dan Instagram Shop. Lalu, klik Connect to Facebook.
Selanjutnya, Anda akan melihat aktivitas apa saja yang dapat Anda lakukan jika Anda terhubung ke Facebook. Klik Continue untuk mulai integrasi dan Anda akan diminta untuk menghubungkan ke Instagram dan Facebook satu per satu.
Pertama, pada bagian Select your Business Manager, pilih akun yang mengelola Facebook pixel, Facebook Page, dan catalogue, lalu klik Continue. Jika belum ada, klik Create New.
Kedua, pilih Facebook Page bisnis Anda. Jika belum ada, Anda bisa membuatnya dengan klik Create new. Kemudian, klik Continue.
Ketiga, pada bagian Connect Instagram, pilih akun Instagram bisnis Anda. Lalu, klik Continue. Jika belum ada, klik Add Profile untuk menambahkan.
Keempat, pilih katalog yang ada pada Facebook Page atau Instagram Shop Anda. Kemudian, klik Continue. Jika Anda belum memiliki katalog, tekan Create New.
Kelima, hubungkan dengan akun ads Anda dengan pilih akun Ads untuk mempromosikan produk Anda. Anda bisa klik Create New untuk menambahkan akun ads. Jangan lupa untuk tekan Continue setelahnya.
Terakhir, Anda akan diminta untuk memilih Facebook pixel. Klik Create New jika belum ada. Lalu, klik Continue.
Setelah itu, lihat kembali semua akun yang akan dihubungkan pada halaman konfirmasi. Jika semua sudah benar, tekan Continue.
Selanjutnya, aktifkan pilihan Manage your product catalog dan Manage business extension.
Klik Next, lalu Continue.
Selesai. Akun Anda berhasil terintegrasi. Selanjutnya, Anda perlu menyinkronkan produk ke Facebook dan Instagram Shop.
Video Tutorial Penggunaan GoStore oleh Moka Indonesia – Integrasi ke Facebook & Instagram Shop
https://www.youtube.com/watch?v=mLLc1Ese4bY
Cara Sinkronisasi Produk ke Facebook dan Instagram Shop
Setelah melakukan integrasi ke Facebook dan Instagram Shop, Anda harus menyinkronkan produk ke Facebook dan Instagram Shop agar pelanggan Facebook dan Instagram Anda bisa melakukan transaksi di halaman GoStore Anda. Berikut ini cara yang bisa Anda lakukan:
Login ke Back Office Moka pada browser PC/laptop Anda.
Masuk ke halaman Online Store > Facebook & Instagram Shop. Lalu, klik Continue with Facebook.
Anda akan melihat tampilan berikut ini jika sudah melakukan integrasi. Klik Done.
Selanjutnya, tekan Create Item Now untuk upload produk.
Setelah itu, jika produk telah terunggah, pilih outlet yang ingin Anda sinkronkan. Lalu, klik Continue.
Ketika Anda klik Continue, maka produk akan secara otomatis tersinkronisasi ke Facebook dan Instagram Shop. Tunggu hingga proses sinkronisasi selesai.
Jika semua produk telah berhasil tersinkronisasi, klik Done.
Itu dia beberapa tutorial penggunaan GoStore untuk Anda pemilik online shop yang baru saja membuat web toko Anda dengan GoStore. Anda bisa mengakses dan mengelola GoStore melalui browser pada PC Anda atau aplikasi Moka POS.
Semoga tutorial di atas membantu Anda dalam menggunakan GoStore untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, menjual lebih banyak barang, dan meraih lebih banyak penghasilan.
GoStore adalah platform baru keluaran Gojek yang bekerja sama dengan Moka untuk membantu para pengusaha membuat web toko online mereka sendiri. Dengan GoStore, Anda bisa membuat web toko Anda dengan domain sesuai keinginan Anda dan mengintegrasikannya ke toko Anda di platform lain seperti Instagram dan Facebook.
Penasaran bagaimana cara bikin toko online dengan GoStore? Sebagai awalan, Anda harus membuat akun di Moka terlebih dahulu.
Cara Daftar Akun GoStore di Moka
Moka merupakan sistem yang digunakan oleh GoStore untuk membantu pelaku usaha seperti Anda membuat dan mengelola web toko online. Maka dari itu, untuk membuat toko online dengan GoStore, Anda diharuskan untuk membuat akun di Moka. Ini langkah-langkah yang bisa Anda terapkan untuk membuat akun di Moka.
Klik Coba Gratis Sekarang untuk membuat akun gratis di Moka.
Selanjutnya, Anda akan diminta untuk mengisi nama, nomor telepon, e-mail, password, dan kode referral.
Lalu, centang CAPTCHA dan tekan tombol Sign Up.
Lakukan verifikasi dengan masukkan kode OTP yang dikirimkan ke nomor telepon Anda.
Setelah itu, isi identitas Anda, informasi bisnis Anda, serta informasi rekening bank. Saat memilih tipe bisnis, pastikan Anda memilih tipe bisnis retail agar dapat menggunakan GoStore.
Jika semua data sudah dipastikan benar, klik Confirm Details.
Kemudian, lakukan verifikasi e-mail yang dikirim melalui e-mail terdaftar.
Selesai. Anda telah berhasil membuat akun di Moka.
Cara Mengaktifkan Situs GoStore
Setelah membuat akun di situs Moka, Anda bisa mulai mengaktifkan situs toko GoStore Anda dan melengkapi profil toko Anda. Begini langkah-langkahnya.
Akses backoffice Moka dan login menggunakan akun yang telah Anda daftarkan sebelumnya.
Buka halaman GoStore di menu Sales Channels > Online Store.
Kemudian, tekan Manage.
Lalu, masukkan nama domain yang Anda inginkan untuk GoStore Anda.
Setelah itu, klik Simpan dan akan ada pop-up yang muncul.
Tekan Lanjut jika Anda telah yakin untuk menggunakan domain tersebut karena Anda tidak akan bisa mengubahnya lagi.
Selanjutnya, lengkapi profil halaman bisnis Anda dengan menambahkan sampul toko, logo usaha Anda, serta deskripsi. Lalu, klik Simpan dan Lanjutkan.
Berikutnya, isi nomor telepon, e-mail, dan nomor WhatsApp toko pada bagian Kontak. Lalu, klik Simpan dan Lanjutkan untuk berpindah ke bagian Syarat dan Ketentuan.
Pada bagian ini, Anda bisa membuat kebijakan pengembalian dan syarat ketentuan untuk pelanggan Anda. Klik Simpan dan Lanjutkan jika sudah terisi.
Selanjutnya, Anda harus mengaktifkan outlet pada Pengaturan Outlet dengan menekan tombol Aktifkan di samping outlet yang ingin Anda aktifkan.
Terakhir, lengkapi informasi outlet dengan menambahkan logo, kontak, alamat, dan pilih jasa pengiriman.
Lalu, klik Aktifkan. Dengan menekan tombol tersebut, outlet Anda secara otomatis akan aktif di GoStore.
Anda dapat melihat dan menyalin URL toko Anda di halaman GoStore.
Setelah berhasil mengikuti cara bikin toko online dengan GoStore di atas, Anda bisa mulai membagikan URL toko GoStore Anda ke berbagai media sosial usaha Anda. Dengan begitu, pelanggan Anda bisa melakukan transaksi secara aman melalui Moka. Simak video berikut ini untuk tutorial lengkap dari Moka mengenai cara membuat web toko online dengan GoStore.
Video Tutorial Cara Bikin Toko Online dengan GoStore
Moka, a point of sales app startup developer for SMEs, is preparing a new product named GoStore. The platform is designed to help users create and manage their online stores. GoStore is likely to complement the Gojek merchant solution ecosystem as it is known that Moka has been fully acquired by the decacorn.
GoStore is planned to launch in November 2020. In order to use this brand-new platform, users must first be registered with Moka. As the GoStore service will be in the “Online Channel” menu option in the Moka app.
DailySocial tried to contact Moka to confirm its vision to develop this latest platform. However, they avoid providing any information. However, information about GoStore itself can be seen on Moka’s help page. It provides information about the application and how to use it.
It is said on the page that users will only need to create a centralized catalog in Backoffice Moka. Then, using GoStore, users can create online shop channels to help with the sales process in various places. The selling site can also be automatically integrated with the marketplace on social media.
Regarding payments, GoStore is automatically integrated with GoPay and the credit/debit card payment system. The logistics section is quite unique as it is integrated with the GoSend feature. Despite the many distribution channels and features implemented, users can centrally manage all their needs on the GoStore dashboard, including sales reporting.
Regarding usage fees, GoStore only charges a merchant discount rate (MDR) of 1.7% for GoPay and 2.5% + Rp1,650 for debit/credit
Social commerce momentum
In April 2020, it was announced that Moka’s service had reached users in 100 cities in Indonesia. More than 35 thousand restaurants, cafes, and other retail outlets have used its POS mobile application. Using GoStore, Moka strives to encourage these business people to enter the online selling concept.
Although it has not been officially announced, it is possible that merchants (especially in the culinary sector) will be encouraged to enter GoFood ecosystem as well.
The concept of GoStore is basically social commerce, which is to empower online networks (social media, marketplaces, e-commerce, etc.) for product distribution. This service can be relevant to Moka users because not all businesses are suitable to go online using Tokopedia or Shopee-style marketplaces. For example, the outlet for Nasi Padang (Indonesia’s signature food), is more suitable to have its own online sales site or on social media, so it is easy to limit the reach of publication/distribution.
The pandemic is also said to be a momentum for social commerce penetration, the existence of various social restrictions resulting in digital solution to maintain and promote business.
Some players have actually provided similar services – making it easy for small businesses to optimize online sales channels – namely Woobiz, TapTalk.io, PowerCommerce, Jualo, Halosis, and so on. Indeed, each business has a different value proposition, and for GoStore, the integration with the Moka and Gojek platforms might be an advantage.
– Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Moka, startup pengembang aplikasi point of sales untuk UKM, tengah menyiapkan produk terbarunya bernama GoStore. Platform tersebut didesain untuk membantu pengguna membuat dan mengelola toko online-nya. GoStore kemungkinan juga akan melengkapi ekosistem solusi merchant Gojek, karena seperti diketahui Moka telah sepenuhnya diakuisisi oleh decacorn tersebut.
Rencananya GoStore akan diluncurkan pada bulan November 2020. Untuk menggunakan platform anyar tersebut, pengguna harus terlebih dulu terdaftar di Moka. Karena layanan GoStore akan ada di opsi menu “Online Channel” di aplikasi Moka.
DailySocial sudah coba menghubungi pihak Moka untuk meminta keterangan, terkait visinya mengembangkan platform teranyar tersebut. Mereka masih enggan memberikan keterangan. Namun informasi mengenai GoStore sendiri sudah bisa disimak di laman bantuan Moka. Di sana dijelaskan mengenai definisi aplikasi hingga cara penggunaannya.
Laman tersebut menyebutkan, nantinya pengguna cukup membuat katalog terpusat di Backoffice Moka. Kemudian dengan GoStore, pengguna bisa membuat kanal toko online untuk membantu proses penjualan di berbagai tempat. Situs jualan tersebut juga secara otomatis dapat diintegrasikan dengan lokapasar di media sosial.
Terkait pembayaran, GoStore sudah otomatis terintegrasi dengan GoPay dan sistem pembayaran kartu kredit/debit. Bagian logistik juga unik, karena turut terintegrasi dengan fitur GoSend. Kendati banyak kanal distribusi dan fitur yang diterapkan, pengguna dapat mengelola semua keperluan secara terpusat di dasbor GoStore, termasuk pelaporan penjualan.
Terkait biaya penggunaan, GoStore hanya mengenakan merchant discount rate (MDR) 1,7% untuk GoPay dan 2,5% + Rp1.650 untuk kartu debit/kredit setelah pelanggan melakukan transaksi.
Momentum social commerce
April 2020 lalu disampaikan, bahwa layanan Moka telah menjangkau pengguna di 100 kota di Indonesia. Lebih dari 35 ribu restoran, cafe, dan gerai ritel lainnya manfaatkan aplikasi mobile POS yang dimilikinya. Dengan GoStore, Moka terlihat mengupayakan dan mendorong para pebisnis tersebut untuk masuk ke ranah jualan online.
Kendati belum diinfokan resmi, tidak menutup kemungkinan merchant (khususnya di bidang kuliner) akan didorong masuk ke GoFood juga.
Konsep GoStore pada dasarnya social commerce, yakni memberdayakan jejaring online (media sosial, marketplace, e-commerce dll) untuk distribusi produk. Layanan ini bisa relevan dengan pengguna Moka, karena tidak semua bisnis cocok berjualan online di marketplace ala Tokopedia atau Shopee. Misalnya gerai Nasi Padang, lebih cocok memiliki situs jualan online sendiri atau di media sosial, sehingga mudah dalam membatasi jangkauan publikasi/distribusi.
Pandemi juga dikatakan menjadi momentum bagi penetrasi social commerce, adanya berbagai pembatasan sosial menjadikan go-online pilihan untuk mempertahankan dan memajukan bisnis.
Beberapa pemain sebenarnya juga sudah sajikan layanan serupa –memudahkan pebisnis kecil untuk optimalkan kanal jualan online—sebut saja Woobiz, TapTalk.io, PowerCommerce, Jualio, Halosis, dan sebagainya. Tentu masing-masing punya value proposition, dan bagi GoStore integrasinya dengan platform Moka dan Gojek mungkin bisa jadi nilai plus.
Aplikasi-aplikasi konsumer yang dibangun startup dan telah dikenal masyarakat pasti sudah melalui berbagai proses panjang sejak pertama kali dirintis. Bagaimana kisah mereka mendapatkan 1000 konsumen pertama menjadi kisah menarik untuk disimak karena strategi mereka bisa saja masih relevan dan dapat direplikasi startup lainnya.
Menurut Lenny Rachitsky, pada dasarnya ada tujuh strategi yang dipakai startup untuk meraup 1000 pengguna pertama. Mereka adalah: 1. Masuk ke ranah online; 2. Masuk ke offline; 3. Mengundang teman sendiri; 4. Menciptakan FOMO; 5. Perbesar basis influencer; 6. Diliput media; dan 7. Bangun komunitas.
Temuan yang paling menarik adalah kebanyakan strategi populer adalah mendatangi langsung lokasi konsumen, entah online, offline, atau melalui teman. Perlu dicatat, strategi untuk mendapat 1000 pengguna akan sangat berbeda dari 10 ribu pengguna berikutnya. Ada perbedaan strategi yang perlu dilakukan.
Artikel itu menyebutkan beragam strategi awal aplikasi yang kini sudah mendunia, seperti Tinder, Uber, Snapchat, Etsy, Pinterest, Dropbox, TikTok, Netflix, Facebook, dan masih banyak lagi.
Kami pun mencoba menanyakan hal serupa untuk startup lokal tersohor di Indonesia (minimal berstatus centaur) yang produknya sudah dikenal banyak orang.
Bukalapak
Sebagai Co-Founder Bukalapak, Fajrin Rasyid bercerita, untuk mendapatkan 1000 pengguna pertama ia dan tim memilih untuk masuk ke forum-forum online untuk membangun komunitas, yang diawali dengan komunitas pesepeda. Menurutnya, ini penting buat Bukalapak, sebagai marketplace, untuk membangun dua tipe pengguna sekaligus, yakni pelapak dan pembeli.
“Komunitas merupakan salah satu sarana yang memiliki sekaligus kedua tipe tersebut. Hingga sampai saat ini pun, komunitas kami anggap sebagai bagian penting dari Bukalapak. Kini komunitas [yang kami rangkul] sudah tersebar di 142 kota di seluruh Indonesia,”ujarnya.
Dalam beberapa bulan kemudian, sambungnya, Bukalapak berhasil mencapai 1000 pengguna. Komunitas sepeda akhirnya menjadi melekat menjadi bagian tubuh Bukalapak, sejak perusahaan berdiri di 2011.
“Jadi apabila seseorang hobi bersepeda, besar kemungkinannya dia akan familiar dengan Bukalapak karena sebagai pesepeda, biasanya orang seringkali menjual dan membeli part-part sepeda. Bukalapak menjadi tempat “nongkrong” yang memenuhi kebutuhan tersebut.”
Modalku
Sebagai startup p2p lending, Modalku juga punya cerita sendiri mengawali perjalanannya mendapat 1000 pengguna pertama. Istilah p2p lending sendiri sebenarnya relatif baru buat orang Indonesia. Modalku menjadi salah satu pelopornya.
Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, perusahaan menerapkan strategi komunikasi pemasaran terintegrasi untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap kehadiran Modalku. Cara itu dianggap tepat untuk mengawali perjalanan perusahaan di 2016, di Indonesia belum banyak orang yang tahu dan paham tentang platform p2p lending.
“Cara paling dekat kamisharing ke teman sendiri, kemudian memberikan edukasi kepada masyarakat melalui peliputan media, channel, offline, dan online,” kata Reynold.
Menjadi pembicara di berbagai acara diskusi yang turut dihadiri target Modalku, seperti UMKM dan investor, juga turut dilakoni. Reynold menyebut strategi berbagai channel ini dirasa cukup efektif buat Modalku. Kenaikan jumlah pengguna, menurutnya, sejalan juga dengan inovasi yang dilakukan perusahaan, baik dari segi layanan maupun produk.
“Ketika pengguna sudah percaya solusi yang ditawarkan Modalku dan merasakan manfaatnya, rekomendasi dari pengguna ke lingkungan terdekat mereka akan mempengaruhi peningkatan angka pengguna Modalku.”
Moka
Startup mesin kasir online yang kini menjadi bagian Grup Gojek juga berbagi kisah terkait strategi awalnya mendapatkan 1000 pengguna pertama. Community Manager Moka Debby Lufiasita bercerita, strategi yang diambil Moka sedikit berbeda, lantaran produknya menyasar pasar B2B, bukan B2C.
Uuntuk masuk ke ranah offline, Moka perlu tap-in ke acara yang bertema pameran bisnis untuk mendapat pengguna dalam jumlah signifikan. Perusahaan juga membuat kegiatan offline dengan format seminar atau workshop untuk pemilik bisnis dari kategori tertentu dengan brand cukup terkenal. Tujuannya agar mereka bisa belajar dari figure pebisnis lainnya.
“Begitu juga dengan online presence, merupakan salah satu hal terpenting untuk memperkenalkan produk yang kita tawarkan ke market. Hal ini juga dilakukan Moka dalam mendapatkan 1000 pengguna pertamanya, dengan digital marketing. Pengaruhnya signifikan dalam memperkenalkan terlebih dahulu tentang Moka, kurang lebih 50% leads calon pengguna dihasilkan dari tim digital marketing.”
Menjalankan strategi secara online dan offline menjadi jalan buat perusahaan mengedukasi calon pengguna, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas solusi dan manfaat yang ditawarkan produknya.
Tanihub
Sebagai salah satu startup agritech terkemuka, saat awal dirintis Tanihub sangat mengandalkan strategi masuk ke ranah offline dan dibantu peliputan media. Co-Founder Tanihub Group dan Business Unit Production Manager TaniSupply Michal Jovan Sugianto mengatakan, kedua strategi ini tepat untuk Tanihub yang fokus bisnisnya B2C.
“Hal ini juga penting untuk kami merambah ke B2C karena di masa-masa awal berdiri, hampir seluruh pelanggan kami adalah segmen B2B. Kiprah kami di offline activity untuk saat itu disebut “pop event” membantu kami untuk menarik banyak user B2C, mengingat produk yang kami jual adalah produk segar,” katanya.
Pelanggan B2C cenderung ingin memeriksa langsung barang-barang fresh, yaitu disentuh/dipegang, cek aroma, dan sebagainya. Dengan aktivitas offline ini, acara dibuat sedemikian rupa agar menarik, misalnya membekali para SPG tentang visi misi perusahaan dan menata display dengan menarik.
Sementara untuk peliputan media, perusahaan sejak awal membangun relasi karena sangat mendongkrak exposure. Grafik publikasi tentang Tanihub sempat melonjak pesat saat disebut Presiden Joko Widodo dalam debat capres di awal 2019. Sejak saat itu, publikasi Tanihub terus meningkat, terutama saat fundraising ataupun ekspansi.
“Peran media bagi kami sangat penting karena exposure di media adalah cara paling efektif untuk menarik konsumen agar mereka tahu/aware dahulu mengenai Tanihub. Sebab, konsumen biasanya tidak akan mau langsung membeli produk jika mereka tidak mengenal apa yang akan dibeli.”
Dari perpaduan strategi offline dan peliputan media, Tanihub mencapai 1000 orang pengguna sebelum Harbolnas 2018. Tanihub kembali fokus ke pasar B2C di akhir tahun 2018 setelah sempat fokus di pasar B2B.
“[..] kami [sempat] shifting ke B2B karena kami melihat B2C tidak scaling up. Sejak saat itu, mayoritas porsi bisnis kami disumbang B2B. Namun, kami memutuskan meluncurkan kembali app B2C pada akhir 2018.”
Relevansi strategi dengan masa kini
Fajrin melanjutkan, tujuh strategi yang dipaparkan Lenny Rachitsky secara umum relevan, meski tidak semuanya bisa dilakukan. Dia menyarankan startup untuk memilih satu atau beberapa yang paling sesuai dengan kondisi startup tersebut. Mereka juga perlu memperhatikan perubahan-perubahan tren yang perlu disesuaikan.
Dia mencontohkan, ketika berbicara media online atau media sosial pada 10 tahun lalu, maka salah satu yang terpikir adalah Multiply. Sekarang yang terpikir adalah Instagram dan TikTok. Penting bagi para founder untuk terus update dengan perkembangan terkini agar konten yang disampaikan dapat menjadi relevan.
Reynold sependapat dengan hal tersebut. Strategi awal mendapat 1000 pengguna pertama pada dasarnya harus kembali disesuaikan dengan model bisnis masing-masing startup baru. Setiap startup memiliki industri usaha dan segmentasi target yang berbeda, sehingga pendekatannya pun berbeda.
“Selama strategi digunakan tepat sasaran dan konsisten, sebuah startup bisa mengakuisisi lebih banyak pengguna. Perlu diingat bahwa semakin ke depan, tentunya perilaku konsumen juga akan berubah, sehingga perlu inovasi dari strategi yang sudah ada,” tuturnya.
Co-Founder Tanihub Group dan VP of Product Tanihub Group William Setiawan menuturkan, strategi selalu tergantung dengan industri yang digeluti oleh startupnya. Sebagai contoh, menciptakan FOMO menurutnya tidak terlalu relevan dengan pasar e-commerce. Startup lain juga membutuhkan bentuk-bentuk strategi gabungan dan tidak dapat bergantung pada salah satu strategi saja.
Khusus untuk Tanihub, strategi masuk ke offline dan peliputan media adalah strategi paling relevan untuk perusahaan dan dipastikan akan terus relevan. “Meskipun offline marketing activity ditiadakan selama pandemi Covid-19 berlangsung, kami meningkatkan exposure di social media melalui bantuan influencer, serta mengadakan program Patriot Tanihub, yaitu mengajak individu menjadi agan pemasaran Tanihub secara freelance,” tutupnya.
Two Bukalapak Co-Founders have initiated Init-6, a new venture capital in town. Its first investment is a seed funding for Eduka, an edtech company. Moreover, Qoala has bagged a $13.5 million Series A funding from a group of investors led by Centauri Fund, a new fund from MDI Ventures and Kookmin Bank Korea.
In other news, Stoqo is the latest startup to close its operation due to current situation. While Moka, recently acquired by Gojek, is committed to remain independent entity and embracing other platforms, including Gojek’s competitors.
Achmad Zaky’s New Investment Firm Init-6, Debuts with Seed Funding for Eduka
Bukalapak’s Co-founder and Founding Partner Init-6, Achmad Zaky announced the new investment firm focused on investment to early-stage startups. Bukalapak’s Co-founder, Nugroho Herucahyono also participated as Partner after resigned as the CTO. Init-6 debuts with its first investment to the edtech platform Eduka.
Init-6 will focus on investing in early-stage startups without specific sector preferences
Qoala Bags 209 Billion Rupiah in Series A Funding
Qoala, an insurtech platform founded by Harshet Lunani and Tommy Martin, has secured Series A funding worth of $13.5 million or around 209 billion Rupiah. The current round is led by Centauri Fund.
Several new investors are also participated, including Sequoia India, Flourish Ventures, Kookmin Bank Investments, Mirae Asset Venture Investment, and Mirae Asset Sekuritas.
The company is to use fresh money to invest further in technology, HR and brands to support the company’s strategy in providing better services to customers, platform partners, and insurance companies. Qoala targets to employ 300 talents by the year 2021.
Stoqo’s Shutdown and Survival Strategy for B2B Commerce
Following the pandemic situation, Stoqo, a B2B commerce platform that provided fresh supplies for restaurant, has announced an operational shutdown. The company received Series A funding from Monk’s Hill Partners and Accel Partners India at the end of December 2018.
PHRI’s Deputy Chairman for the Restaurant Emil Arifin estimates that the culinary business in Indonesia has loss around Rp2.5 trillion per month with 200,000 people losing their jobs.
Moka Remains an Open Platform Post Gojek Acquisition
Following recent acquisition by Gojek, Moka will continue to operate as an independent entity with the Gojek merchant ecosystem’s integration. The ecosystem consists of GoBiz (the super app that houses GoFood), GoPay, and other services such as Midtrans and Spots.
Moka will remain an open platform and are very open to continuing collaboration with all partners. The company allows merchants to receive payments from variety of digital wallets, such as GoPay, Ovo, Dana, and others.
After widely rumored for the past few months, today (30/4) Gojek officially announced its acquisition of Moka. This corporate action is the company’s first step in combining services to provide integrated solutions for business partners (merchants), which include payment services, food delivery, and point-of-sale systems, therefore, to support the growth and digitalization of online and offline SMEs.
Moka will continue to operate as an independent entity post the acquisition, integrated with the Gojek merchant ecosystem. The ecosystem consists of GoBiz (the super app that houses GoFood), GoPay, and other services such as Midtrans and Spots. Spots is an mPOS product that is circulated for GoFood merchants, as a result of a combination of Nadipos and Kartuku which both were acquired by Gojek.
Moka told DailySocial that they will remain an open platform and are very open to continuing collaboration with all partners, either the current or in the future. Moka allows merchants to receive payments from digital wallets such as Gopay, Ovo, Dana, and others.
“We are very excited to be part of the Gojek ecosystem and accelerate our mission to help small businesses continue to grow. Gojek is the largest consumer application in Indonesia and this integration will create business networks to hundreds of millions Gojek users and get direct transactions from services like GoFood,” Moka’s Co-Founder & CEO, Haryanto Tanjo said.
Meanwhile, Gojek’s Co-CEO Andre Soelistyo said, “We are always working to help more offline businesses to online businesses to participate in developing the digital economy and working with Moka and its network of businesspeople will help us to accelerate the realization of this mission.”
Previously, the acquisition was reportedly agreed at US$ 130 million or equivalent to 2 trillion Rupiah. This corporate step is part of the planned expansion of Gojek products and services following the acquisition of Series F funding that has been raised since 2018.
To date, Moka has been used by 40 thousand businesses in 200 cities in Indonesia by providing POS equipment solutions, payment systems, bookkeeping, raw material procurement, and business capital lending. While Gojek, through the service of GoBiz, has embraced 500 thousand business partners, of which 96% are claimed by SMEs.
– Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Setelah santer dirumorkan selama beberapa bulan terakhir, hari ini (30/4) Gojek secara resmi mengumumkan akuisisinya terhadap Moka. Aksi korporasi ini menjadi langkah awal perusahaan menggabungkan layanan guna memberikan solusi terintegrasi bagi mitra usaha (merchant), yang meliputi layanan pembayaran, pengantaran makanan, dan sistem point-of-sale, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan digitalisasi UKM online maupun offline.
Setelah akuisisi ini, Moka akan terus beroperasi sebagai entitas mandiri yang terintegrasi dengan ekosistem merchant Gojek. Ekosistem tersebut terdiri dari GoBiz (super app yang menaungi GoFood), GoPay, dan layanan-layanan lainnya seperti Midtrans dan Spots. Spots adalah produk mPOS yang diedarkan untuk merchant GoFood, sebagai hasil gabungan Nadipos dan Kartuku yang keduanya diakuisisi Gojek.
Kepada DailySocial, pihak Moka menyebutkan mereka akan tetap menjadi open platform dan sangat terbuka untuk terus berkolaborasi dengan dengan seluruh mitra, baik yang telah tergabung maupun yang akan datang. Moka memungkinkan merchant untuk menerima pembayaran dari digital wallet seperti Gopay, Ovo, Dana, dan lainnya.
“Kami sangat bersemangat menjadi bagian dari ekosistem Gojek dan mengakselerasi misi kami membantu usaha kecil untuk terus tumbuh. Gojek adalah aplikasi konsumen terbesar di Indonesia dan integrasi ini akan membuka akses jaringan para pelaku usaha kepada ratusan juta pengguna platform Gojek dan mendapatkan transaksi langsung dari layanan seperti GoFood,” ujar Co-Founder & CEO Moka Haryanto Tanjo.
Sementara itu Co-CEO Gojek Andre Soelistyo berujar, “Kami selalu berupaya untuk membantu lebih banyak bisnis offline menuju bisnis online untuk ikut mengembangkan ekonomi digital dan bekerja dengan Moka dan jaringan pelaku usahanya akan membantu kami untuk mempercepat terwujudnya misi ini.”
Sebelumnya diberitakan akuisisi ini disepakati di angka US$130 juta atau setara 2 triliun Rupiah. Langkah korporasi ini merupakan bagian rencana ekspansi layanan dan produk Gojek pasca perolehan pendanaan seri F yang sudah digalang sejak tahun 2018.
Hingga saat ini Moka telah digunakan oleh 40 ribu pebisnis di 200 kota di Indonesia dengan memberikan solusi perangkat POS, sistem pembayaran, pembukuan, pengadaan bahan baku, dan peminjaman modal usaha. Sementara Gojek, lewat layanan GoBiz, telah merangkul 500 ribu mitra usaha, yang 96%-nya diklaim dari kalangan UKM.
Although no official statement yet, it’s reported that Gojek has acquired Moka for around $130 million. Furthermore, Northstar Group has completed first round of its Northstar V fund, Fore Coffee secures additional $1 million investment, and Modalku receives $40 million.
In other news, Bizzy has initiated TokoSmart Agent network to widen its customer base. The company is no longer put its focus on B2B marketplace.
Gojek Wraps Up Acquisition of Moka at 2 Trillion Rupiah Valuation
The acquisition of Moka by Gojek finally comes to an agreement, widely rumoured since Agustus 2019. The company has submitted corporate action to the regulator (KPPU) as of April 9th, 2020.
Bloomberg reported that Moka has been acquired by Gojek at $130 million or around 2 trillion Rupiah.
Northstar Group Secures First Round of Its Fifth Fund, Targeting 12.5 Trillion Rupiah
Northstar Group has just announced the first round of Northstar Equity Partner V Limited Fund (Northstar V). The fifth fund is focused on early-stage to growth-stage startups in Southeast Asia, esp. Indonesia.
The first round has represented one third of Northstar V target at $800 million or equivalent to 12.5 trillion Rupiah. Included into the investor’s list are sovereign wealth funds, insurance companies, institutional investors, family offices, and other high net-worth individuals.
Fore Coffee’s Expansion Plan After Raising 147 Billion Rupiah Funding
After raising a $9.5 million or around 147 billion Rupiah funding, Fore Coffee looks for more opportunity to expand and added more outlets. It has expanded its business to Bandung, Surabaya, and Medan. Fore Coffee claims to have profitable sales with increasing team numbers.
Fore’s Co-Founder, Elisa Suteja, told DailySocial that the company has achieved business growth phase after closing the Series A funding in April 2019 with additional $1 million secured early this year.
Modalku’s Parent Company to Proceed with Series C Funding Worth Over 625 Billion Rupiah
Modalku’s parent company, Funding Societies, raises series C funding worth of $40 million (over 625 billion Rupiah). Modalku’s CEO, Reynold Wijaya, said the fresh money will be distributed to support all aspects of the company’s strategies, including to empower Indonesia’s SMEs.
Internally, the company conducts streamline operations to improve efficiency and simplify the operational process. This process includes a small number of layoffs.
Bizzy Adapts to Consumer’s Behavior, Introducing Tokosmart Agent
Since January 2019, Tokosmart has launched an initiative to support the digitisation of micro, small and medium enterprises (MSMEs). Tokosmart has acquired 54,600 stores and more than 27,000 distribution companies in Indonesia.
To push Tokosmart’s further effectiveness, Bizzy has developed Tokosmart Agent, a new beta feature that was launched last week. Tokosmart Agent directly targets end-user and community leader segments, like RT or RW leaders in the local area. They can order large quantities of supplies to be distributed to residents in their homes.