Tag Archives: motor elektrik

Fly Free Smart Old Kawinkan Desain Retro Sepeda Motor Brat Style dengan Mesin Elektrik

Perkawinan elemen retro dengan sentuhan modern sering kali membuahkan hasil yang sangat menarik. Tidak percaya? Lihat saja Jaguar E-type Zero yang demikian seksi. Bukan cuma mobil, hal yang sama juga berlaku untuk sepeda motor, dan karya terbaru dari startup bernama Fly Free berikut ini adalah buktinya.

Dijuluki Smart Old, desain klasiknya langsung mencuri perhatian, dengan motor jenis Brat Style sebagai inspirasinya. Sentuhan modernnya tentu diwakili oleh mesin elektrik yang menenagainya, dan ini sekaligus mampu menyajikan kesan yang lebih minimalis lagi pada gaya Brat Style yang sudah tergolong simpel.

Perhatian selanjutnya tertuju pada tangki bensin besarnya, yang ternyata palsu dan merupakan rumah dari sepasang baterainya. Dalam kondisi terisi penuh, baterainya bisa bertahan sampai motor menempuh jarak sekitar 161 km, dan kapasitasnya baru akan menurun cukup drastis setelah 700 charge cycle.

Fly Free Smart Old

Performa Smart Old boleh dibilang cukup mumpuni, dan mesinnya bisa beroperasi dalam tiga mode yang berbeda: Eco, City dan Speed. Dalam mode Speed misalnya, kecepatan maksimumnya mampu mencapai angka 81 km/jam. Mesinnya ini mencatatkan output daya konstan sebesar 3 kW, akan tetapi untuk keperluan seperti berakselerasi maupun menanjak semestinya bisa lebih dari itu.

Sejumlah fitur pemanis macam kunci pintar, port USB untuk charging beserta integrasi smartphone turut tersedia. Semua ini ditawarkan Fly Free seharga $7.199 saja di Amerika Serikat, akan tetapi mereka juga bakal memulai kampanye crowdfunding di Indiegogo, tentunya dengan potongan harga selama masa early bird.

Sumber: Electrek.

Curtiss Zeus Siap Tantang Motor Elektrik Besutan Harley-Davidson

Agustus tahun depan, dunia bakal melihat sebuah Harley-Davidson bermesin listrik mengaspal di jalanan. Motor-motor buatan HD selama ini identik dengan mesin besar dan konsumsi bahan bakar yang boros, jadi ketika HD memutuskan untuk memproduksi motor elektrik, kita bisa menilai sendiri betapa signifikannya elektrifikasi di industri ini.

Nama besar HD sejatinya bisa menjadi jaminan atas motor bernama LiveWire itu. Namun yang tidak banyak orang ketahui, ada pabrikan motor eksotis asal AS lain yang juga ingin mencicipi segmen ini. Mereka adalah Curtiss Motorcycles, reinkarnasi Confederate Motors yang bermitra dengan produsen motor elektrik Zero Motorcycles.

Mei lalu, Curtiss menyingkap Zeus, prototipe motor bermesin listrik ganda dengan estimasi performa ugal-ugalan. Sekarang, mereka sudah siap dengan desain final untuk versi produksinya. Zeus bakal hadir dalam dua model yang berbeda: Zeus Bobber dan Zeus Cafe Racer.

Keduanya tak lagi mengusung mesin listrik ganda seperti prototipenya, tapi itu bukan berarti performanya langsung menjadi loyo. Curtiss mengklaim satu mesin listrik ini sanggup menghasilkan output daya sebesar 140 kW dan torsi 196 Nm, serta membawa Zeus melesat dari 0 – 100 km/jam dalam waktu 2,1 detik saja.

Terkait efisiensi daya, Curtiss menargetkan jarak tempuh hingga 450 km dalam satu kali pengisian baterai. Cukup impresif jika mempertimbangkan performa ganasnya, meski tentu saja jarak tempuhnya tak akan sejauh itu kalau terus dipakai kebut-kebutan.

Rencananya, dua motor elektrik ini bakal mulai diproduksi secara massal pada tahun 2020. Setahun lebih lama daripada Harley-Davidson LiveWire, akan tetapi Curtiss cukup percaya diri memproyeksikan Zeus sebagai rival langsung LiveWire.

Sumber: Electrek.

Motor Elektrik Harley-Davidson, LiveWire, Dipastikan Mengaspal Tahun 2019

Terakhir diberitakan sekitar dua tahun silam, Harley-Davidson berencana memproduksi motor elektriknya secara massal pada tahun 2021. Prototipenya yang bernama LiveWire sendiri sebenarnya sudah ada dan sudah fungsional sejak 2014, akan tetapi HD ketika itu masih kesulitan mengoptimalkan efisiensi energinya.

Sekarang, HD sendiri telah mengonfirmasi bahwa LiveWire siap mengaspal mulai Agustus 2019. HD belum mengungkap detail lebih lengkap mengenai LiveWire versi produksi ini, akan tetapi semestinya mereka sudah mengatasi masalah efisiensi energi sebelumnya, dan jarak tempuhnya seharusnya sudah lebih dari 80 km dalam satu kali pengisian.

Harley-Davidson LiveWire

Secara penampilan, semestinya juga tidak ada banyak perubahan pada LiveWire. Ia memang tidak segarang moge HD biasanya yang mengadopsi desain chopper, dan mesin listriknya mungkin juga masih kalah soal tenaga. Kendati demikian, berhubung ini mesin listrik yang kita bicarakan, LiveWire sudah bisa mengerahkan torsi keseluruhan ke kedua rodanya dari 0 RPM, alias dari awal kendaraan digas.

Meski demikian, yang menjadi pertanyaan terbesar tetap seberapa jauh LiveWire bisa melaju sebelum baterainya habis. HD belum siap menjawabnya sekarang, tapi mereka sepertinya cukup percaya diri. Pasalnya, setelah LiveWire, mereka juga berencana merilis sejumlah motor elektrik lain sampai tahun 2022.

Harley-Davidson LiveWire

Tanpa harus terkejut, nantinya Harley-Davidson LiveWire bakal merambah Amerika Serikat dan sejumlah kawasan di Eropa terlebih dulu. Kawasan Asia mungkin masih harus menunggu lebih lama. Pun begitu, HD sendiri sudah punya rencana untuk memperluas jangkauannya di pasar sepeda motor di Asia. Semoga saja ini mencakup portofolio model elektriknya.

Sumber: CNET dan Harley-Davidson.

Skuter Elektrik Gogoro Tak Perlu Di-Charge, Cukup Lepas dan Ganti Saja Baterainya

Membicarakan tentang skuter elektrik memang tidak semenarik mobil elektrik, akan tetapi dalam beberapa tahun terakhir ada satu perusahaan yang mencuri perhatian di ranah ini berkat inovasi cerdasnya. Mereka adalah Gogoro, perusahaan asal Taiwan yang didirikan oleh mantan Chief Innovation Officer HTC, Horace Luke.

Inovasi cerdas yang saya maksud adalah baterai yang bisa dilepas-pasang, atau yang mereka sebut dengan istilah hot-swappable. Jadi ketimbang berhenti di suatu tempat untuk mengisi ulang baterai skuter, konsumen hanya perlu mendatangi GoStation, semacam vending machine di mana konsumen dapat menukar baterai kosong dengan yang sudah terisi penuh.

Alhasil, proses pengisian ulang skuter Gogoro sejatinya hanya memerlukan waktu sekitar 6 detik saja. Sejauh ini sudah ada 596 GoStation yang tersebar di berbagai titik di kampung halaman Gogoro. Konsumen bebas memilih semacam paket berlangganan dengan kuota baterai yang dibatasi atau benar-benar tanpa batas.

Gogoro S2

Belum lama ini, Gogoro mengungkap dua skuter elektrik baru, yakni Gogoro S2 dan Gogoro 2 Delight, yang didaulat sekelas skuter bensin 125cc. Keduanya sama-sama mengemas sepasang baterai 1,3 kWh yang dapat menempuh jarak hingga 110 km, dan ketika habis, tentu saja baterai ini bisa ditukar dengan yang baru di GoStation.

Perbedaannya ada pada performanya. S2 yang dibanderol lebih mahal mengusung motor elektrik berdaya 7,6 kW (10,2 hp), sanggup melesat dalam kecepatan tertinggi 92 km/jam. Yang istimewa, torsinya begitu besar (213 Nm), sehingga akselerasi dari 0 – 50 km/jam hanya membutuhkan waktu 3,9 detik saja. Siapa bilang skuter elektrik larinya seperti siput?

Gogoro 2 Delight / Gogoro
Gogoro 2 Delight / Gogoro

Gogoro 2 Delight di sisi lain adalah model yang lebih ‘ringan’, dengan motor 6,4 kW (8,6 hp) dan kecepatan maksimum 88 km/jam. Ukuran rodanya juga sedikit lebih kecil dengan velg 12 inci ketimbang 14 inci, sehingga turun-naik dari dan ke atasnya bisa dilakukan dengan lebih mudah.

Juga unik dari semua skuter Gogoro adalah kehadiran aplikasi pendamping di smartphone, yang dapat digunakan untuk mengakses beragam pengaturan skuter. Lebih lanjut, aplikasi ini juga berperan sebagai solusi anti-maling, di mana skuter hanya bisa dioperasikan ketika ponsel yang tersambung berada di dekatnya.

Gogoro 2 Delight

Sayangnya karena sangat bergantung dengan infrastruktur GoStation itu tadi, Gogoro belum bisa memasarkan skuter-skuternya di luar Taiwan. Padahal kalau dari segi harga, Gogoro terbilang kompetitif: S2 dihargai sekitar $2.055, sedangkan Gogoro 2 Delight sekitar $1.656.

Sumber: Electrek.

Skuter Elektrik Ford Ojo Penuh dengan Sentuhan Modern

Skuter elektrik jelas bukan barang baru, apalagi kalau konteksnya masih melibatkan event teknologi akbar seperti CES. Namun ada yang cukup istimewa dari skuter elektrik bernama Ojo berikut ini. Begitu istimewanya, pabrikan sebesar Ford tidak segan meminjamkan namanya kepadanya.

Bentuknya terbilang unik, dengan sasis aluminium yang terlihat menjulang tinggi ke atas. Ini dikarenakan pengembangnya membebaskan pengguna untuk duduk atau berdiri selagi mengendarainya. Di bawah tempat kaki pengguna berpijak tersimpan baterai rechargeable yang bisa menenagai Ojo hingga menempuh jarak sejauh 40 kilometer.

40 km memang tidak terdengar banyak, akan tetapi kekurangan itu bisa ditutupi oleh metode charging yang begitu praktis. Tepat di atas roda depannya, ada panel berisikan kabel charger yang bisa ditancapkan ke colokan listrik manapun dengan tegangan 110 V. Dengan demikian, tidak akan ada lagi skenario kelupaan membawa charger selagi bepergian.

Ford Ojo Commuter Scooter / Ojo

Ojo mengandalkan motor listrik berdaya 500 watt untuk melaju hingga secepat 32 km/jam, sesuai batasan maksimum lajur sepeda yang ditetapkan oleh banyak negara. Ada tiga mode kecepatan yang tersedia, yang bisa dipilih melalui layar sentuh pada bagian speedometer Ojo.

Pertama melihat tampilan layar sentuh tersebut, saya agak kaget dengan icon Bluetooth yang tampak di sisi kiri. Usut punya usut, Ojo rupanya juga dilengkapi sepasang speaker Bluetooth, yang tertanam di sisi kiri dan kanan sasis depannya.

Ford Ojo Commuter Scooter

Ojo sejatinya masih penuh dengan sentuhan modern di samping layar sentuh dan speaker Bluetooth itu tadi. Contoh lainnya adalah port USB untuk mengecas smartphone, kunci wireless yang dapat digunakan untuk melacak lokasi skuter maupun mengaktifkan dan menonaktifkan alarm, serta penggunaan LED sebagai lampu depan dan belakangnya.

Elemen-elemen unik inilah yang pada akhirnya memicu ketertarikan Ford untuk bekerja sama dengan Ojo. Banderol harga Ford Ojo dipatok mulai $2.199, dan pemasarannya akan dimulai dalam waktu dekat di Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa.

Sumber: PR Newswire.

BMW Motorrad Concept Link Coba Beri Gambaran Terkait Solusi Mobilitas Beroda Dua di Masa Depan

BMW kembali memamerkan konsep motor futuristis, tapi kali ini yang terkesan lebih masuk akal dan lebih mudah direalisasikan ketimbang gagasan mereka tahun lalu, yaitu Motorrad Vision Next 100. Pun demikian, kendaraan bernama Motorrad Concept Link ini masih mengambil banyak inspirasi dari Next 100 yang berkemampuan self-balancing itu.

Wujudnya di sini lebih menyerupai skuter ketimbang motor bertampang macho. BMW sendiri menganggap Link sebagai representasi atas visi mereka terhadap solusi mobilitas urban beroda dua dan tanpa emisi karbon. Yup, kendaraan ini mengandalkan energi listrik murni sebagai ‘bahan bakarnya’.

BMW Motorrad Concept Link

Bodinya yang memanjang sebenarnya bisa menjadi indikasi bahwa ia merupakan kendaraan elektrik, sebab semua baterainya telah ditata rapi di bagian dasarnya. Desain serba datar ini terus berlanjut sampai ke bagian jok, yang entah kenapa terlihat lebih keren ketimbang jok yang melekuk-lekuk.

Lalu di mana letak teknologi canggih yang belum bisa terealisasikan, setidaknya untuk sekarang? Coba lirik sisi samping kanannya, di situ ada sebuah bagasi kecil dengan pintu geser. BMW membayangkan bahwa bagasi ini bisa dibuka dengan kontrol berbasis gesture pada jaket terkoneksi di masa depan.

BMW Motorrad Concept Link

Kemudian fitur lain yang masih terkesan lebih masuk akal adalah panel instrumen digital di bawah setang, yang bisa digunakan untuk mengontrol beragam fungsi lewat sejumlah tombol yang bisa diprogram pada bagian setang. Informasi yang biasa kita temui di speedometer sendiri akan diproyeksikan ke kaca kecil atas setang.

BMW tidak lupa menyoroti aspek konektivitas. Mereka bilang kalau Concept Link dapat mengakses informasi kalender pengguna dan mengetahui tujuan berikutnya, sehingga ia dapat merencanakan rute perjalanan dengan sendirinya selagi memilih musik yang ideal untuk menemani perjalanan Anda tersebut.

Sumber: BMW.

Sepeda Motor Sport Elektrik Buatan Lightning Motorcycle Bisa Tempuh Jarak 800-Kilometer Lebih

Semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil serta mengingkatnya polusi udara terus mendorong para pemain di ranah otomotif untuk menciptakan kendaraan bermesin listrik yang andal serta ramah lingkungan. Dan layaknya alat transportasi roda empat, pengembangan sepeda motor bertenaga powertrain elektrik dengan baterai rechargeable telah lama dilakukan.

Namun seperti kendaraan elektrik lain, sepeda motor juga menyimpan kendala serupa: jarak tempuhnya tidak terlalu jauh, dan proses isi ulang baterainya memakan waktu lama. Hal-hal inilah yang jadi perhatian Richard Hatfield dan tim Lightning Motorcycle. Berkiprah di bidang sepeda motor sport elektrik sejak 2006, kreasi mereka belum lama ini menyelesaikan perjalanan sejauh 800-kilometer lebih dari San Francisco ke Los Angeles hanya dengan satu kali proses charge.

Hal tersebut merupakan sebuah pencapaian besar karena rekor terbaik kendaraan elektrik komersial yang tercatat oleh Environmental Protection Agency (EPA) – baik jenis dua ataupun empat roda – hanya mencapai 507-kilometer, saat ini dipegang oleh Tesla Motors. Hebatnya lagi, bahkan motor berbahan bakar bensin cuma mampu menempuh jarak 515-kilometer.

“Kami mencoba mengikuti jejak Tesla,” tutur Richard Hatfield via Forbes. “Dan dengan merampungkan ekspedisi dari San Francisco ke Los Angeles, kami ingin menunjukkan bahwa kita tidak lagi perlu khawatir pada kapabilitas kendaraan elektrik.”

Agar bisa melakukannya, Lightning Motorcycle meminta bantuan tim Battery Innovation Center untuk menyediakan teknologi baterai tercanggih. BIC ialah organisasi non-profit yang beranggotakan para inovator di industri, universitas-universitas terkemuka dan badan pemerintah; dengan tujuan menciptakan, menguji serta mengkomersialisasi baterai yang aman, berbobot ringan, serta dapat diandalkan.

Berita luar biasa ini bukanlah satu-satunya kisah sukses Lightning Motorcycle. Tiga tahun setelah perusahaan berdiri, sepeda motor mereka berhasil memecahkan rekor kendaraan darat elektrik tercepat. Lalu di tahun 2013, Lightning Motorcylcle memenangkan kompetisi Pikes Peak, sebuah balapan mendaki ketinggian 1,5-kilometer dalam jarak hampir 20-kilometer.

Buat sekarang, Lightning Motorcycle tengah mengembangkan superbike komersial elektrik bernama Lightning LS-218. Desainnya sangat sporty, mengambil daya dari unit baterai 380V, dan mesinnya menghasilkan tenaga sebesar 200-horse power dengan torsi 228-Newton-meter; memungkinkannya mencapai kecepatan maksimal 350km/jam serta sanggup mencapai jarak hingga 290km (tergantung dari pilihan baterai). Sudah bisa dipesan di situs resmi Lightning Motorcycle, produk dijajakan di harga mulai dari US$ 39 ribu.

Sumber: Forbes.

Piaggio Ungkap Vespa Elettrica, Versi Elektrik dari Skuter Ikoniknya

Masyarakat tanah air begitu mencintai Vespa. Sampai sekarang pun kita masih bisa menjumpai banyak komunitas pengendara skuter buatan Itali ini. Terlepas dari kekunoannya dan besarnya komitmen yang harus dicurahkan untuk merawatnya, Vespa lawas masih terus eksis dan melahap kilometer demi kilometer di bumi nusantara.

Namun perusahaan yang memproduksi Vespa, Piaggio, sedang mempersiapkan kejutan yang cukup menarik. Bukan hanya untuk para penggemar setia Vespa saja, tapi buat kita semua konsumen modern. Apalagi kalau bukan Vespa elektrik? Yup, mari berkenalan dengan Vespa Elettrica, meski ia baru sebatas konsep.

Dipamerkan di ajang Milan Motor Show, Vespa Elettrica merupakan bentuk komitmen Piaggio dalam memenuhi permintaan konsumen modern. Meski belum bisa memberikan informasi yang merinci, Piaggio memastikan semua yang kita cintai dari Vespa lawas masih ada di sini; mulai dari desain ikoniknya, kegesitan, kemudahan dan kepuasan mengendarainya.

Mesin elektrik dan baterai rechargeable tentu merupakan fitur utama Vespa Elettrica, meski sejauh ini belum ada detail mengenai jarak tempuhnya dalam satu kali charge. Piaggio tidak lupa menambahkan janji akan “solusi konektivitas yang canggih dan inovatif” untuk Vespa elektrik ini.

Oke, tapi pertanyaan yang terpenting adalah kapan konsumen bisa membelinya? Piaggio berencana untuk memulai produksi dan memasarkannya pada pertengahan tahun 2017. Jadi sebaiknya kita siapkan tabungan terlebih dulu.

Sumber: The Verge dan Piaggio.

5 Tahun Lagi, Anda Bisa Kendarai Harley-Davidson Elektrik

Dari sekian banyak pabrikan otomotif, Harley-Davidson bisa dikatakan sebagai yang paling anti dengan perkembangan teknologi elektrik. Bukan karena perusahaannya tidak mau, tetapi karena image yang sudah terpatri di benak kita semua bahwa motor buatan Harley selalu mengusung mesin garang ber-cc besar dengan suara knalpot yang menggelegar.

Namun pada kenyataannya, Harley sempat bereksperimen dengan teknologi elektrik dan memperkenalkan prototipe motor elektrik perdananya di tahun 2014 seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas. Dijuluki LiveWire, prototipe tersebut sekaligus menjadi bukti bahwa Harley tidak segan keluar dari zona nyamannya yang dipupuk selama lebih dari satu abad.

Meski performanya cukup mengesankan – 74 horsepower dengan akselerasi 0 – 100 km/jam dalam waktu sekitar 4 detik – LiveWire tidak pernah memasuki tahap produksi massal. Harley hanya mengajak sejumlah media untuk mengujinya dan meminta tanggapan mereka mengenai motor elektrik dari sebuah pabrikan sekelas Harley-Davidson – plus motor ini sempat muncul sebagai cameo di film Avengers: Age of Ultron, dikendarai oleh Captain America dan Black Widow.

Jangan bayangkan ada knalpot besar pada motor elektrik Harley-Davidson nantinya / Harley-Davidson
Jangan bayangkan ada knalpot besar pada motor elektrik Harley-Davidson nantinya / Harley-Davidson

Mungkin salah satu alasan mengapa Harley merasa belum siap adalah jarak tempuh LiveWire. Unit baterai yang terpasang pada prototipe tersebut hanya sanggup membawanya sejauh 80 kilometer saja sebelum perlu di-charge lagi selama kurang lebih 3,5 jam. Hal ini tentu bertolak belakang dengan kebiasaan touring pengguna Harley, dimana menyisihkan waktu 3,5 jam setiap 80 km tentunya bukan pengalaman touring yang menyenangkan.

Dua tahun berselang sejak LiveWire, Harley sepertinya semakin optimis dengan perkembangan teknologi elektrik. Salah satu petingginya, Sean Cummings, mengungkapkan kepada Milwaukee Business Journal bahwa Harley-Davidson siap memproduksi motor elektrik paling lambat mulai tahun 2021.

Sejauh ini belum ada informasi seperti apa wujud Harley-Davidson elektrik versi komersial nantinya, namun setidaknya prototipe LiveWire bisa memberikan sedikit gambaran. Lima tahun memang bisa terkesan lama, tapi bukan berarti Harley terlambat, malahan permintaan atas mobil atau motor elektrik kemungkinan besar akan terus meningkat di tahun 2021.

Sumber: The Drive.

Dalam 1 Menit, Roda GeoOrbital Ubah Sepeda Biasa Anda Jadi e-Bike

Adopsi sepeda elektrik di dunia mengalami kenaikan stabil sejak akhir abad ke-20. Mudah digunakan, efisien dan ramah lingkungan merupakan beberapa aspek mengapa makin banyak orang memilihnya. Namun tak bisa dipungkiri, e-bike memang relatif lebih mahal dibanding versi normal. Dan mungkin Anda tidak akan berpikir untuk membelinya jika sudah memiliki sepeda biasa.

Developer sudah lama mencari solusi praktis atas kendala tersebut, dan beberapa solusi berhasil ditemukan. Kali ini sebuah alternatif ditawarkan oleh tim kecil dari Cambridge. Menggunakan pendekatan serupa Centinel, GeoOrbital memperkenalkan GeoOrbital Wheel, yaitu roda unik yang bisa mengubah sepeda standar menjadi e-bike cukup dalam waktu satu menit. Rahasia dari kemudahaan pengoperasian GeoOrbital terdapat pada desainnya.

GeoOrbital mengusung rancangan orbital, wujudnya seperti roda Light Cycle di film Tron. Device terdiri atas ban flat-proof, unit pengendali motor dengan tubuh unibody aluminium kelas pesawat terbang, baterai li-ion dan motor DC. Satu-satunya bagian yang tidak tersambung ke roda adalah throttle-nya. Developer menyediakan dua tipe ukuran, dan proses pemasangannya sama sekali tidak memerlukan alat bantu.

GeoOrbital 02
Spesifikasi lengkap GeoOrbital Wheel.

Ban bermotor elektrik tersebut kompatibel ke hampir semua jenis sepeda, dan demi memastikannya, developer telah menguji ratusan model dari era berbeda. Dua ukuran GeoOrbital Wheel dapat terpasang ke ban 26-inci serta 700C (termasuk 28- sampai 29-inci) di depan. Untuk mentenagainya, tim memanfaatkan baterai lithium-ion removable Panasonic 36V.

Dengan unit baterai tersebut, GeoOrbital mampu menjangkau jarak 80-kilometer (dibantu kayuh) atau kisaran 48-kilometer untuk roda 26-inci. Jika Anda betul-betul mengandalkan motor elektriknya saja, GeoOrbital dapat menempuh 32-kilometer (19km roda 26-inci). Tentu saja semakin banyak kita mengayuh, maka baterai jadi kian awet. Motor Brushless DC 500W bisa membawa Anda hingga kecepatan maksimal 32km per jam dalan enam detik.

Bagian ban GeoOrbital terbuat dari busa padat, sehingga Anda tak perlu mengisi angin atau khawatir bocor. Ia didesain agar tahan lama serta bisa digunakan di bermacam-macam kondisi cuaca. Perangkat dilengkapi pula dengan outlet USB, sehingga Anda dapat mengisi baterai smartphone sampai speaker portable, atau menyambungkannya ke lampu sepeda.

Saat ini developer telah sukses mengumpulkan dana buat merampungkan proyek mereka via Kickstarter. Di platform crowdfunding itu, Anda sudah boleh memesannya. Di sana satu unit GeoOrbital dipatok di harga US$ 700, mulai didistribusikan bulan November 2016.