Tag Archives: mouse

Cara memperbaiki touchpad error | Clay Banks Unsplash

9 Cara Memperbaiki Touchpad Laptop Error, Paling Mudah!

Touchpad merupakan salah satu bagian terpenting bagi laptop. Perangkat ini memungkinkan kamu untuk mengarahkan kursor melalui piranti yang biasanya berada pada sebelah bawah tengah keyboard laptop. Peranan touchpad terkadang dapat digantikan oleh mouse, akan tetapi mouse sering kali memakan tempat serta kocek pada kantong.

Dengan begitu, menggunakan touchpad rasanya sangat wajar dilakukan oleh pengguna laptop. Walaupun begitu, penggunaan touchpad pun tidak selamanya selalu mulus. Kamu mungkin pernah mengalami touchpad kamu tidak bisa digerakkan atau tidak merespon sentuhan kamu?

Nah, jangan khawatir! Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi permasalahan touchpad error ini. Akan tetapi, ada baiknya apabila kamu mengetahui dahulu beberapa penyebab dari terjadinya error pada touchpad.

Penyebab Touchpad Error

Cara memperbaiki touchpad error | Dmitry Chernyshov Unsplash
Cara memperbaiki touchpad error | Dmitry Chernyshov Unsplash

Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab dari touchpad yang sulit digerakkan atau bahkan tidak berfungsi sama sekali. Ini adalah beberapa dari alasan mengapa touchpad eror:

Terdapat masalah pada driver touchpad

Masalah pada driver touchpad di laptop dapat menjadi salah satu faktor utama dari salah satu hardware pada laptop ini untuk tidak dapat berfungsi dengan baik. Solusi yang tepat ketika menemui masalah pada laptop karena driver touchpad yang mengalami kendala adalah kamu dapat melakukan instalasi ulang atas driver kamu.

Touchpad dinonaktifkan

Hal lain yang mungkin menjadi penyebab dari touchpad yang error adalah karena mungkin pengguna laptop tidak sengaja lupa mengaktifkan kembali layanan touchpad. Hal ini biasanya terjadi ketika pengguna laptop memiliki perangkat yang memungkinkan tablet mode atau layar sentuh.

Ada kerusakan pada sistem operasi laptop

Kerusakan pada sistem operasi atau mungkin salah satu sistem yang beroperasi pada laptop bisa jadi menjadi penyebab touchpad error lainnya. Sistem pada suatu perangkat yang mengalami kerusakan dapat berpengaruh pada performa sistem dan program lainnya.

Terdapat masalah atau kerusakan pada hardware laptop

Sama halnya dengan kerusakan sistem operasi laptop yang dapat membuat kerusakan pada perangkat lainnya. Begitu pun perangkat hardware. Selain itu, kerusakan pada hardware touchpad dapat diakibatkan insiden seperti tidak tersambungnya koneksi touchpad ke motherboard laptop akibat goncangan serta barangkali karena terkena air.

9 Cara Memperbaiki Touchpad Error

Cara memperbaiki touchpad error | Igor Miske Unsplash
Cara memperbaiki touchpad error | Igor Miske Unsplash

Ini adalah beberapa cara untuk memperbaiki touchpad yang eror: 

Restart Laptop

Salah satu langkah pertama untuk menghadapi laptop error adalah dengan melakukan restart laptop. Restarting laptop mampu mengatasi eror atau aplikasi atau sistem yang crash.

Walaupun begitu, solusi ini tidak selamanya berhasil. Dengan begitu, kamu mungkin perlu untuk melakukan langkah perbaikan lainnya.

Cek Apabila Touchpad Ternyata Belum Aktif

Hal selanjutnya yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki touchpad kamu yang eror adalah melakukan pengecekan apakah touchpad kamu telah aktif atau belum. Cara untuk mengecek apabila touchpad sudah aktif atau belum adalah dengan cara berikut:

  • Klik menu “Start” atau lambang Windows pada menu utama desktop kamu
  • Klik menu “Settings” 
Cara memperbaiki touchpad error
Settings
  • Pilih opsi “Device”
Cara memperbaiki touchpad error
Devices
  • Klik pada tab “Touchpad”
Cara memperbaiki touchpad error
Mengaktifkan Touchpad
  • Jika Touchpad kamu belum aktif, maka menu touchpad sedang berada pada posisi “Off”
  • Nah, untuk mengaktifkan touchpad ini, geser touchpad menjadi “On”.
  • Lalu, centang opsi “Leave Touchpad on when a mouse is connected”
  • Selesai, coba touchpad kamu apakah sudah dapat digunakan

Coba untuk Reset Touchpad

Apabila ternyata touchpad kamu belum dapat digunakan walaupun posisi konfigurasi touchpad telah aktif, kamu dapat coba untuk melakukan reset pada pengaturan touchpad kamu. Langkah untuk mereset touchpad adalah sebagai berikut:

  • Klik menu “Start” kemudian buka menu “Settings
  • Pilih opsi “Device” 
  • Pilih tab “Touchpad”
  • Scroll pada menu tersebut kemudian temukan menu “Reset your Touchpad”
Cara memperbaiki touchpad error
Reset Touchpad
  • Klik “Reset
  • Tunggu hingga proses reset selesai

Install Ulang Driver Touchpad

Apabila cara-cara sebelumnya belum dapat membuat touchpad kamu berfungsi kembali, kamu dapat mencoba untuk melakukan install ulang driver touchpad. Bagaimana cara untuk meng-install ulang driver touchpad? Berikut ini adalah langkahnya:

  • Klik kanan pada menu “Start”
  • Pilih opsi “Device Manager
Cara memperbaiki touchpad error
Device Manager
  • Klik kanan pada driver touchpad yakni pada tab “Mice and other pointing devices”
Cara memperbaiki touchpad error
Touchpad
  • Pilih opsi “Uninstall Driver”
  • Tunggu hingga proses uninstall selesai
  • Restart laptop dahulu sebelum melakukan proses instalasi ulang
  • Kembali ke menu “Device manager”
  • Klik kanan pada driver touchpad
  • Klik “Install”

Rollback Driver Touchpad

Langkah lain yang dapat kamu gunakan untuk mengakses kembali touchpad kamu adalah dengan melakukan rollback driver touchpad. Berikut langkahnya:

  • Pertama, klik kembali pada “Device Manager”
  • Klik kanan driver touchpad
  • Klik pada opsi “Properties”
  • Pilih pada tab “Driver”
  • Klik “Roll Back Driver”
Cara memperbaiki touchpad error
Rollback driver
  • Pilih Yes dan tekan opsi “OK” untuk menyetujui
  • Restart laptop agar perubahan pada sistem tersimpan
  • Proses rollback driver touchpad telah selesai

Cek Apabila Kamu Lupa Menonaktifkan Tablet Mode

Touchpad error atau tidak dapat digunakan dapat terjadi karena aktifnya tablet mode pada beberapa laptop yang memiliki menu touchscreen. Berikut adalah cara untuk menonaktifkan tablet mode (jika ternyata mode ini diaktifkan):

  • Klik menu “Start”
  • Pilih opsi “Settings
  • Masuk pada menu “System”
  • Klik tab “Tablet”
Cara memperbaiki touchpad error
Tablet Mode
  • Pilih opsi “Change additional tablet settings”
  • Ubah toggle “Tablet mode” yang tadinya On menjadi Off 
  • Tablet mode telah dinonaktifkan

Cek Charger Laptop

Hal selanjutnya yang dapat kamu lakukan jika touchpad masih saja error barangkali adalah kamu perlu untuk mengecek charger laptop yang tersambung pada laptop kamu. Penggunaan charger yang tidak sesuai standar (biasanya apabila charger tidak orisinal) dapat membuat performa sistem menjadi kacau.

Hal tersebut terjadi karena produk charger yang tidak asli mampu memiliki konfigurasi tegangan yang berbeda dengan charger asli. Baterai laptop pun juga dapat memengaruhi performa laptop, pada khususnya touchpad. Untuk itu, pastikan bahwa charger dan baterai kamu masih berfungsi dengan baik.

Bawa Laptop ke Service Laptop

Sekiranya langkah-langkah tersebut tidak dapat membantu touchpad kamu yang sedang error, langkah akhir yang dapat kamu lakukan adalah membawa laptop kamu ke jasa service laptop. Laptop kamu mungkin memiliki permasalahan pada hardware yang perlu diurus oleh ahli.

Hal yang dapat menjadi masalah untuk hardware touchpad dan laptop kamu di antaranya adalah apabila touchpad terlalu sering terkena tekanan keras, terkena air, serta terkena debu.

Pakai Mouse Eksternal

Solusi darurat yang dapat kamu lakukan jika touchpad kamu tidak dapat berfungsi adalah dengan menggunakan mouse eksternal. Mouse ini akan membantu kamu mengarahkan kursor sebelum touchpad diperbaiki oleh ahli.

Touchpad yang error atau tidak merespon pada sentuhan seringkali dapat membuat kamu panik. Ada beberapa penyebab yang membuat touchpad menjadi tidak berfungsi. Nah, kamu dapat mencoba beberapa tertentu untuk membuat touchpad kembali berfungsi sebelum memutuskan untuk membawa laptop ke jasa service atau membeli mouse eksternal.

Itu tadi adalah beberapa cara yang dapat kamu coba untuk memperbaiki touchpad kamu. Semoga saja ada cara yang menjadi solusi perbaikan touchpad kamu ya!

Sumber gambar header: Unsplash

Logitech-Signature-M650

Logitech Signature M650 Adalah Mouse Nirkabel Dengan Fitur SmartWheel Scrolling Dan Klik Yang Hampir Senyap

Laptop zaman sekarang kebanyakan sudah dilengkapi touchpad bawaan berukuran besar dan responsif. Namun bagi mereka yang membutuhkan kontrol yang lebih presisi, navigasi cepat, dan banyak melakukan aktivitas scrolling maka mouse masih menjadi senjata andalan.

Bicara mouse, Logitech baru-baru ini telah memperkenalkan mouse nirkabel terbarunya yaitu Signature M650. Mouse ini tersedia dalam dua ukuran, medium dan large (Signature M650 L). Ia hadir dengan bentuk berkontur, area ibu jari yang lembut, dan pegangan samping berbahan karet.

Logitech Signature M650 dan Signature M650 L akan tersedia di Indonesia pada 17 Januari 2022. Tersedia di seluruh online marketplace dan toko terdekat dalam warna graphite, off-white, dan rose untuk M650 dan warna graphite untuk M650 L.

Bekerja dengan sistem operasi Windows, macOS, Linux, Chrome OS, iPadOS, dan Android. Terhubung dalam sekejap melalui Bluetooth Low Energy atau Logi Bolt USB receiver yang terdapat dalam paket penjualan.

Harga yang disarankan untuk Signature M650 dan Signature M650 L adalah Rp599.000. Baterainya diklaim bisa bertahan hingga dua tahun.

Fitur Mouse Signature M650

Lebih lanjut, mouse nirkabel ini dirancang untuk meningkatkan setup kerja apa pun dan meningkatkan pengalaman kerja secara keseluruhan dengan fitur-fitur seperti SmartWheel scrolling, klik yang hampir senyap, dan desain berkontur yang menghadirkan kenyamanan.

Mouse Signature M650 menawarkan pengalaman khas mouse Logitech dengan berbagai fungsi produktivitas yang simpel, membuat bekerja sepanjang hari lebih mudah dan lebih cepat,” ungkap Andi Irawan, Cluster Category Manager untuk kategori Personal Workspace & Music di Logitech Indonesia.

Baik mengerjakan dokumen atau browsing, SmartWheel scrolling membantu memberikan pengguliran yang presisi dan pengguna dapat segera beralih ke pengguliran super cepat dalam sekejap. Sementara teknologi SilentTouch yang diusung mampu mengurangi kebisingan klik hingga 90% dibandingkan dengan Mouse Logitech M185.

Mempertimbangkan dampak lingkungan, sebagian dari komponen plastik mouse Signature M650 terbuat dari plastik daur ulang pasca-konsumen (Post-Consumer Recycled / PCR). Sekitar 64% untuk warna graphite, 26% untuk warna off-white, dan 26% untuk warna rose.

Adata XPG Vault Adalah Konsep Mouse Gaming Siluman dengan SSD 1 TB Terintegrasi

Mouse gaming dengan onboard memory sudah eksis sejak lama. Namun bagaimana seandainya memory yang disematkan memiliki kapasitas yang jauh lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk sebatas menyimpan informasi pengaturan DPI, polling rate serta konfigurasi macro?

Itulah gagasan utama di balik konsep mouse rancangan Adata berikut ini. Dijuluki XPG Vault, sepintas ia kelihatan seperti mouse gaming standar dengan rancangan semi-ambidextrous. Namun keistimewaannya baru bisa kita temukan di dalamnya, yakni modul SSD dengan kapasitas 1 TB, cukup untuk menyimpan beberapa judul game AAA sekaligus.

Ya, mouse sekaligus SSD eksternal, kira-kira seperti itu deskripsi sederhananya. Dengan kecepatan transfer data hingga 985 MB per detik, performanya bisa dibilang cukup mumpuni. Memang masih belum bisa menyaingi performa SSD NVMe, namun tetap lebih kencang ketimbang SSD SATA tradisional yang kecepatan transfernya mentok di angka 550 MB per detik.

Agar dapat beroperasi sebagai dua macam perangkat sekaligus, XPG Vault harus selalu terhubung via kabel USB-C. Supaya pengalaman yang didapat pengguna bisa seamless, Adata turut merancang semacam custom launcher software sehingga pengguna dapat menyimpan dan langsung menjalankan game dari mouse ini.

XPG Vault di samping mouse normal yang bakal Adata perkenalkan di CES 2022 / Adata

Berhubung produk ini masih konsep, Adata pun belum berani memastikan apa-apa terkait realisasinya. Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, siapa kira-kira yang bakal membutuhkan produk siluman seperti ini? Yang perangkatnya tidak punya cukup port USB buat mouse dan SSD eksternal sekaligus mungkin? Entahlah, namun yang pasti, ide akan sebuah periferal yang juga bisa merangkap peran sebagai media penyimpanan sebenarnya sudah ada sejak lama.

Di tahun 2007 misalnya, pernah ada produk bernama Mini-Memory Mouse yang punya peran kedua sebagai USB flash drive berkapasitas 1 GB. Lalu saat saya telusuri Google sejenak, rupanya pernah ada paten terkait teknologi semacam ini yang diajukan oleh sebuah perusahaan asal Taiwan di tahun 2002, meski status legalnya saat ini sudah tidak berlaku lagi.

Terlepas dari itu, produk nyeleneh seperti XPG Vault ini adalah produk yang sangat pas dipamerkan di event teknologi seperti CES tidak lama lagi. Berdasarkan informasi yang tertera di siaran persnya, Adata bakal memperkenalkan sejumlah produk baru di CES 2022, termasuk salah satunya SSD PCIe Gen 5.

Sumber: Digital Trends.

10 Mouse Gaming Pilihan dengan Desain Honeycomb dan Bobot Super-Ringan

Saya masih ingat zaman mouse gaming masih menawarkan kustomisasi berat sebagai salah satu fitur unggulannya. Sekarang trennya sudah bergeser. Yang lebih diincar kini justru adalah mouse berdesain honeycomb yang memiliki bobot luar biasa ringan.

Tidak tanggung-tanggung, deretan mouse yang masuk di kategori ini mempunyai berat hanya di kisaran 60 gram saja — beberapa bahkan ada yang kurang dari itu. Kenapa harus sampai seringan itu? Karena kebanyakan pro player, khususnya yang bermain game shooter, menggunakan DPI (sensitivitas) rendah agar bidikannya bisa lebih presisi.

Berhubung sensitivitas mouse-nya rendah, tidak jarang mereka melakukan gerakan menyapu yang ekstrem, dan itu jelas akan jauh lebih mudah dilangsungkan jika menggunakan mouse yang enteng. Nah, salah satu trik yang produsen terapkan untuk menciptakan mouse gaming berbobot super-ringan adalah dengan mengadopsi desain bolong-bolong alias honeycomb. Sebagai bonus, lubang-lubang di rangka mouse itu juga berperan sebagai ventilasi untuk membantu mencegah telapak tangan jadi cepat berkeringat.

Di artikel ini, saya telah merangkum 10 mouse gaming honeycomb pilihan yang dapat dibeli di Indonesia. Beberapa di antaranya ada yang wireless, ada yang ambidextrous, ada yang ergonomis. Jadi, sesuaikan saja dengan selera dan kebutuhan masing-masing — dan bujet, tentu saja.

1. SteelSeries Aerox 3 Wireless 2022 Edition

Salah satu kekhawatiran utama konsumen saat pertama melihat mouse dengan begitu banyak lubang di atasnya adalah betapa mudahnya cairan masuk ke dalamnya. Hal itu sama sekali bukan masalah untuk mouse ini, sebab ia telah mengantongi sertifikasi ketahanan air dan debu IP54. Ia bahkan masih bisa selamat dan berfungsi dengan normal setelah diguyur sekaleng Diet Coke.

Performa mouse seberat 68 gram ini juga tidak boleh diremehkan. Sensornya memiliki sensitivitas 100-18.000 DPI, sementara switch-nya diklaim mampu bertahan sampai 80 juta kali klik. Selain via dongle USB, Aerox 3 Wireless juga dapat dihubungkan via Bluetooth jika perlu. Baterainya diklaim kuat sampai 80 jam pemakaian, atau sampai 200 bila memakai Bluetooth.

Di Indonesia, mouse ini dijual seharga Rp1.399.000.

Link pembelian: SteelSeries Aerox 3 Wireless 2022 Edition

2. Glorious Model O

Bagi yang memiliki tangan berukuran sedang atau besar, Glorious Model O boleh jadi pilihan. Namun jangan tertipu oleh ukurannya, sebab bobotnya masih tergolong sangat ringan di angka 67 gram. Pergerakannya pun bakal tetap lincah berkat penggunaan kabel braided yang amat fleksibel.

Model O mengemas sensor Pixart PMW-3360 dengan sensitivitas maksimum 12.000 DPI, sedangkan switch-nya menggunakan bikinan Omron dengan klaim ketahanan hingga 20 juta kali klik. Buat yang tertarik, siapkan dana sebesar Rp830.000 untuk meminangnya.

Link pembelian: Glorious Model O

3. Glorious Model D Wireless

Kalau kurang suka dengan desain ambidextrous milik Model O, Anda bisa mempertimbangkan saudaranya yang berdesain ergonomis ini. Kebetulan ini juga merupakan varian nirkabel, jadi harganya otomatis lebih mahal: Rp1.289.000. Bobotnya sendiri masih tetap sangat enteng di angka 69 gram.

Sensor yang tertanam adalah hasil rancangan Glorious sendiri dengan sensitivitas maksimum 19.000 DPI, demikian pula switch-nya, yang diyakini tahan sampai 80 juta kali klik. Dalam sekali pengisian, baterainya cukup untuk pemakaian selama 71 jam (tanpa RGB), dan perangkat masih bisa digunakan seperti biasa selagi dicolok kabel.

Link pembelian: Glorious Model D Wireless

4. Xtrfy MZ1

Bentuk gepeng dengan lekukan-lekukan yang dalam di sisi atas maupun sampingnya menjadikan mouse ini sangat nyaman untuk digenggam, belum lagi ditambah bobotnya yang luar biasa ringan di 56 gram. Sebagai informasi, mouse dengan rancangan unik dan bodi semi-transparan ini merupakan buah pemikiran reviewer mouse kawakan yang dikenal dengan nama Rocket Jump Ninja.

Performanya ditunjang oleh sensor Pixart PMW-3389 dengan sensitivitas 400-16.000 DPI, sedangkan switch-nya menggunakan Kailh GM 8.0. Aspek lain yang menarik dari mouse ini adalah, semua opsi kustomisasinya dapat dilakukan via tombol dan tuas fisik, tidak perlu bantuan software sama sekali. Berminat? Siapkan modal sebesar Rp1.149.000.

Link pembelian: Xtrfy MZ1

5. Cooler Master MM711

Opsi lain di bawah 60 gram yang boleh dipertimbangkan adalah Cooler Master MM711. Desainnya sengaja dibuat agar bisa mengakomodasi jenis grip apapun, mulai dari claw, fingertip, sampai palm grip. Keberadaan kabel yang begitu lentur juga membantu mengurangi bobotnya secara signifikan.

Untuk sensornya, MM711 mengandalkan sensor Pixart PMW-3389 yang mempunyai sensitivitas maksimum 16.000 DPI. Lalu untuk switch-nya, Cooler Master memercayakan pada bikinan Omron yang tahan sampai 20 juta kali klik. Di angka Rp499.000, harganya terbilang cukup kompetitif.

Link pembelian: Cooler Master MM711

6. Cooler Master MM720

Bagi yang merasa kisaran 50 gram masih kurang enteng, coba lirik penawaran lain dari Cooler Master berikut ini. Di angka 49 gram, MM711 merupakan salah satu opsi teringan yang bisa dibeli secara resmi di Indonesia. Sepintas bentuknya memang terkesan tidak umum, tapi ini sangat cocok buat pemain yang terbiasa menggunakan claw grip.

Dari segi performa, MM720 identik dengan MM711 karena memang menggunakan sensor Pixart PMW-3389 yang sama persis. Yang berbeda adalah, MM720 menggunakan switch jenis optical yang lebih responsif sekaligus lebih tahan lama. Di Indonesia, mouse ini bisa dibeli dengan harga Rp699.800.

Link pembelian: Cooler Master MM720

7. HyperX Pulsefire Haste

Satu hal yang kerap disepelekan namun sebenarnya sangat penting untuk sebuah mouse gaming adalah feel mengkliknya. Idealnya, setiap klik harus terasa taktil dan memuaskan, dan itulah yang dijanjikan oleh mouse ini. Tak hanya menyenangkan untuk diklik, switch yang tertanam di mouse seharga Rp629.000 ini juga diklaim anti-debu dan tahan sampai 60 juta kali klik.

Tentu saja ia juga memenuhi kriteria utama artikel ini, dengan desain bolong-bolong dan bobot cuma 59 gram saja. Kinerjanya sendiri ditunjang oleh sensor Pixart PMW-3335 yang memiliki sensitivitas maksimum 16.000 DPI, dan supaya semakin lincah, HyperX tak lupa menyematkan kaki-kaki dari bahan PTFE murni.

Link pembelian: HyperX Pulsefire Haste

8. Roccat Burst Pro

Paling unik di antara yang lain, mouse ini pada dasarnya punya rangka dua lapis: transparan di luar, bolong-bolong di dalam. Dengan begitu, bobotnya bisa ditekan sampai 68 gram, dan pengguna pun tak perlu khawatir perangkat mudah kemasukan debu atau cairan. Win-win solution.

Terkait performanya, Roccat Burst Pro mengandalkan sensor Pixart 3389 dengan sensitivitas maksimum 16.000 DPI. Lalu untuk switch-nya, Roccat menyematkan switch jenis optical rancangannya sendiri yang diklaim mampu bertahan sampai 100 juta kali klik. Harganya pun sangat menarik: Rp749.000.

Link pembelian: Roccat Burst Pro

9. Rexus Daxa Air III

Rp699.000 tapi sudah wireless dan didukung oleh kinerja yang sangat mumpuni, kira-kira begitulah cara saya mendeskripsikan mouse terbaru Rexus ini secara singkat. Sensor yang dipakai adalah Pixart PMW-3370 dengan sensitivitas 50-19.000 DPI, sementara switch yang digunakan adalah Kailh GM 8.0 dengan klaim ketahanan hingga 80 juta kali klik.

Di angka 72 gram, bobotnya memang terpaut cukup jauh dari model yang paling ringan di sini, tapi tetap sangat enteng jika mengingat bahwa ia perlu mengemas modul baterainya sendiri. Dalam sekali charge, baterainya diklaim sanggup bertahan hingga 60 jam pemakaian (tanpa RGB).

Link pembelian: Rexus Daxa Air III

10. Pulsar Xlite Superglide

Opsi terakhir sekaligus yang paling spesial adalah Pulsar Xlite Superglide. Spesial karena ia merupakan edisi terbatas yang hanya diproduksi sebanyak 1.000 unit saja di seluruh dunia. Embel-embel “Superglide” sendiri merujuk pada kaki-kakinya yang terbuat dari tempered glass aluminosilicate, yang bakal memastikan pergerakan semulus mungkin di atas permukaan.

Di balik rangka seberat 57 gramnya, tertanam sensor Pixart PAW-3370 dengan sensitivitas 50-20.000 DPI, serta switch Kailh GM 8.0 yang sangat kapabel. Di Indonesia, mouse ini dipasarkan seharga Rp1.299.000. Semisal tidak kebagian jatah, Anda juga bisa melirik varian standar maupun varian nirkabelnya, yang keduanya dibanderol lebih murah.

Link pembelian: Pulsar Xlite Superglide

Logitech Luncurkan G303 Shroud Edition, Digarap Langsung Bersama Sang Streamer

Logitech punya mouse gaming wireless baru, yakni G303 Shroud Edition. Sesuai namanya, mouse ini merupakan hasil kolaborasi langsung Logitech bersama salah satu streamer terpopuler sejagat, Michael “shroud” Grzesiek.

Ini bukan pertama kalinya Logitech bekerja sama dengan sang streamer yang juga mantan pro player CS:GO tersebut. Namun kolaborasinya kali ini lebih spesial karena G303 (yang pertama dirilis di tahun 2015 dan sudah di-discontinue sejak lama) merupakan salah satu mouse favorit shroud yang digunakannya selama bertahun-tahun.

Secara umum, bentuk G303 Shroud Edition tidak jauh berbeda dari G303 orisinal, akan tetapi ada beberapa bagian yang telah diubah. Yang paling kentara tentu saja adalah hilangnya kabel di bagian depan, akan tetapi kita juga bisa melihat perbedaan letak dan wujud kedua tombol sampingnya. Di dalam, posisi switch-nya pun juga ikut dipindah.

Berbeda dari versi aslinya, kita sama sekali tidak akan menemukan pencahayaan RGB di sini. Satu-satunya sumber cahaya yang kelihatan hanyalah lampu kecil di atas scroll wheel sebagai indikator baterai. Di atas kertas, ukuran G303 Shroud Edition sedikit lebih besar ketimbang versi aslinya, akan tetapi bobotnya jauh lebih ringan di angka 75 gram.

Masih seputar fisiknya, kita juga bisa melihat panel samping yang berwarna agak transparan, tidak ketinggalan pula garis-garis penanda yang menunjukkan di mana biasanya shroud meletakkan jari-jarinya. Di bagian belakang mouse, ada laci kecil untuk menyimpan dongle USB.

Dari sisi teknis, G303 Shroud Edition menggunakan sensor HERO dengan sensitivitas 100-25.000 DPI dan kecepatan tracking maksimum 400 IPS. Supaya pergerakannya kian mulus, Logitech tak lupa menyematkan mouse feet berukuran jumbo yang terbuat dari bahan PTFE murni. Dalam sekali pengisian, baterainya diklaim mampu bertahan hingga 145 jam pemakaian. Charging-nya sendiri sudah mengandalkan USB-C.

Di Amerika Serikat, Logitech G303 Shroud Edition saat ini telah dipasarkan seharga $130. Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya secara resmi di pasar tanah air.

Sumber: Ars Technica dan Business Wire.

Keyboard dan Mouse Nirkabel Terbaru Logitech Diciptakan untuk Penggemar Emoji

Seberapa penting emoji dalam keseharian Anda? Cukup penting sampai-sampai Anda masih menggunakannya selagi bertukar pesan via komputer atau laptop? Kalau demikian, maka keyboard anyar dari Logitech ini cocok buat Anda.

Dinamai Logitech Pop Keys, ia datang bersama total delapan keycap emoji — empat di antaranya sudah terpasang. Pengguna bebas memprogram tombol-tombol tersebut dengan emoji favoritnya melalui software Logitech Options di Windows atau macOS, atau menggantinya dengan fungsi yang lain kalau memang tidak sebegitu bergantungnya dengan emoji.

Secara estetika, Pop Keys mengadopsi gaya retro khas mesin tik seperti yang ditawarkan Logitech K380. Bedanya, Pop Keys merupakan sebuah mechanical keyboard, dengan tactile switch yang diklaim tahan sampai 50 juta kali klik. Jadi kalau Anda suka dengan gaya desain milik K380 tapi tidak nyaman dengan switch membran, Pop Keys bisa jadi alternatif yang menarik.

Menemani Pop Keys adalah Pop Mouse yang tak kalah jenaka desainnya. Emoji lagi-lagi menjadi tema utama di sini, dengan tombol di bawah scroll wheel yang dapat diklik untuk membuka menu emoji. Namun tentu saja, Anda bisa menggantinya dengan fungsi yang lain jika membutuhkan, semisal untuk mute mikrofon atau untuk mengambil screenshot.

Scroll wheel-nya sendiri cukup pintar dan mampu beradaptasi dengan cara pengguna menggulirkan. Kalau pelan, maka putarannya bertahap dan presisi. Kalau digulirkan secara cepat, maka putarannya pun jadi cepat dan los. Cara kerjanya mirip seperti scroll wheel milik MX Master 3 dan MX Anywhere 3.

Baik Pop Keys maupun Pop Mouse sama-sama memakai Bluetooth 5.1 sebagai koneksinya, akan tetapi Logitech turut menyertakan dongle USB Logi Bolt pada paket penjualannya bagi yang membutuhkan koneksi yang lebih stabil sekaligus lebih aman.

Terkait daya tahan baterainya, Pop Keys diyakini mampu bertahan hingga 3 tahun pemakaian menggunakan tiga baterai AAA. Pop Mouse pun tidak kalah fenomenal; sanggup beroperasi sampai 2 tahun hanya dengan mengandalkan satu baterai AA saja.

Di Amerika Serikat, Logitech Pop Keys saat ini telah dipasarkan seharga $100, sementara Pop Mouse dibanderol $40. Keduanya hadir dalam tiga kombinasi warna: Blast, Daydream, dan Heartbreaker. Untuk melengkapi, Logitech turut menawarkan Desk Mat seharga $20.

Sumber: Logitech.

Razer DeathAdder V2 X HyperSpeed Ramaikan Pasar Mouse Gaming Wireless di Bawah 1 Juta Rupiah

Razer kembali meluncurkan mouse gaming baru. Kali ini dari keluarga mouse terlarisnya, DeathAdder. Dinamai DeathAdder V2 X HyperSpeed, produk ini bisa jadi alternatif menarik bagi yang tengah mengincar mouse gaming wireless dengan bujet tidak lebih dari 1 juta rupiah.

Sebagai bagian dari lini DeathAdder, mouse ini mengunggulkan desain yang sudah terbukti sangat ergonomis selama lebih dari satu dekade. Fisiknya hampir identik seperti DeathAdder V2 maupun DeathAdder V2 Pro, akan tetapi ia tidak dilengkapi karet pelapis sama sekali di sisi kiri dan kanannya.

Namun yang langsung kelihatan berbeda adalah letak dua tombol yang secara default berfungsi untuk mengatur sensitivitas sensornya (DPI). Pada DeathAdder V2 X HyperSpeed, kedua tombol itu ditempatkan di ujung tombol klik kiri, bukan di bawah scroll wheel seperti pada kedua saudaranya.

Juga sangat berbeda adalah permukaan atas DeathAdder V2 X HyperSpeed yang dapat dilepas-pasang dengan mudah. Ini penting mengingat mouse ini mengandalkan baterai AA atau AAA sebagai suplai dayanya, bukan baterai internal yang rechargeable seperti milik DeathAdder V2 Pro.

Slot baterainya sendiri ada dua seperti milik Razer Orochi V2, dan ini lagi-lagi dimaksudkan agar pengguna bisa dengan bebas memilih antara daya tahan baterai yang lebih awet (AA), atau bobot mouse yang lebih ringan secara keseluruhan (AAA).

Menggunakan baterai AA, mouse ini diklaim mampu beroperasi sampai selama 235 jam jika menggunakan koneksi wireless 2,4 GHz (via dongle USB), atau sampai 615 jam kalau memakai koneksi Bluetooth.

Perbedaan yang selanjutnya ada di performanya. Mouse ini menggunakan sensor yang lebih inferior daripada kedua saudaranya, dengan sensitivitas maksimum 14.000 DPI dan kecepatan tracking maksimum 300 IPS. Bandingkan dengan sensor milik DeathAdder V2 dan DeathAdder V2 Pro yang menawarkan sensitivitas 20.000 DPI dan kecepatan tracking 650 IPS.

Fitur unggulan lain yang absen pada DeathAdder V2 X HyperSpeed adalah optical switch. Sebagai gantinya, ia masih mengandalkan mechanical switch standar dengan estimasi ketahanan hingga 60 juta klik.

Di Indonesia, Razer DeathAdder V2 X HyperSpeed saat ini sudah bisa dipesan seharga Rp989.000, alias tidak sampai separuh harga DeathAdder V2 Pro.

Sumber: Ars Technica.

8 Mouse Pilihan yang Cocok untuk Dipakai Bekerja

Apapun pekerjaan Anda sehari-harinya, hampir bisa dipastikan Anda bakal banyak terbantu oleh kehadiran sebuah mouse. Buat sebagian orang, mouse malah punya peran yang lebih penting ketimbang keyboard. Tidak sedikit dari mereka yang beralasan bahwa mouse bisa membantu menjadikannya lebih produktif ketimbang menggunakan trackpad bawaan laptop.

Idealnya, mouse yang digunakan adalah yang bertipe wireless, sebab mouse berkabel jelas terdengar tidak praktis sama sekali. Jenis koneksinya bisa Bluetooth, bisa juga wireless 2,4 GHz (via dongle USB). Namun untungnya dewasa ini sudah banyak mouse nirkabel yang mengemas keduanya sekaligus.

Agar bisa membantu meningkatkan produktivitas, sebuah mouse wireless harus mempunyai daya tahan baterai yang awet. Kalau tidak, kesannya malah akan jadi merepotkan. Berkaca pada kriteria-kriteria tersebut, saya telah merangkum deretan mouse pilihan yang cocok dipakai untuk bekerja. Berikut 8 pilihannya.

1. Logitech M720 Triathlon

Kelebihan utama mouse ini terletak pada daya tahan baterainya: sampai 2 tahun hanya dengan menggunakan satu baterai AA. Kebetulan saya punya barangnya, dan sejak Januari 2020, baterainya memang belum pernah saya ganti sama sekali.

M720 Triathlon menawarkan konektivitas Bluetooth dan 2,4 GHz sekaligus. Buat saya, ini berarti ia bisa disambungkan ke laptop via Bluetooth, dan ke PC desktop via dongle USB. Lalu untuk switch di antara kedua perangkat, saya hanya perlu mengklik tombol ketiga di sisi kirinya (ada indikator angka 1-3 untuk membantu kita mengetahui di perangkat yang mana koneksi mouse sedang aktif).

Bentuk mouse ini juga sangat nyaman di tangan, dan tempat sandaran jempolnya rupanya juga merangkap sebagai satu tombol ekstra yang bisa diprogram. Tipikal Logitech, scroll wheel-nya bisa berganti mode antara los dan bertahap, cukup dengan mengklik tombol di bawahnya.

Harganya? Rp615.000 saja.

Link pembelian: Logitech M720 Triathlon

2. Logitech MX Anywhere 3

Bagi yang lebih menyukai mouse berdesain simetris, MX Anywhere 3 bisa jadi pilihan. Wujudnya tergolong low-profile, dan lapisan silikon bertekstur di sisi kiri dan kanannya bakal membantu memantapkan cengkeraman. Seperti M720 tadi, ia juga bisa disambungkan via Bluetooth dan dongle sekaligus.

Kelebihan utama mouse seharga Rp999.000 ini ada dua. Yang pertama, scroll wheel-nya bisa beradaptasi sesuai kebutuhan. Saat menggulirkan secara perlahan, pengguna bakal merasakan sensasi taktilnya satu per satu. Namun saat menggulirkan secara cepat, rodanya otomatis akan berputar secara los. Ya, mode gulirnya ada dua seperti M720, tapi di sini mekanismenya otomatis. Ditambah lagi, scroll wheel-nya terbuat dari baja ketimbang plastik.

Kedua, MX Anywhere 3 mengemas sensor yang bisa bekerja di jenis permukaan apapun, termasuk halnya di atas kaca. Dalam sekali pengisian, baterainya diklaim bisa tahan sampai 70 jam pemakaian. Proses charging-nya juga sangat cepat menggunakan kabel USB-C; 1 menit charging sudah cukup untuk menenagainya selama 3 jam penggunaan.

Link pembelian: Logitech MX Anywhere 3

3. Logitech MX Master 3

Ambil semua fitur yang MX Anywhere 3 tawarkan tadi, lalu tambahkan sebuah scroll wheel ekstra dalam kemasan yang ergonomis, maka Anda bakal mendapat MX Master 3. Dengan sebuah scroll wheel horizontal yang mudah sekali diakses menggunakan ibu jari, tidak heran kalau mouse ini kerap menjadi favorit para video editor.

Dimensi mouse ini cukup bongsor, jadi ia mungkin lebih cocok untuk pemakaian di rumah ketimbang selagi bepergian. Seperti dua mouse sebelumnya, MX Master 3 juga mendukung kustomisasi via software Logitech Options. Artinya, scroll wheel horizontalnya itu bisa pengguna atur fungsinya berdasarkan aplikasi, semisal untuk scroll timeline di Adobe Premiere dan untuk mengatur ukuran brush di Photoshop.

Di Indonesia, mouse ini bisa dibeli seharga Rp1.319.000.

Link pembelian: Logitech MX Master 3

4. Razer Orochi V2

Ya, ini merupakan sebuah mouse gaming, tapi bentuknya cukup ringkas untuk menjadi teman setia laptop selama bekerja. Supaya semakin praktis, Razer tak lupa menambahkan koneksi Bluetooth di samping wireless 2,4 GHz via bantuan dongle.

Orochi V2 tidak punya colokan USB sama sekali, sebab ia memang mengandalkan baterai AA ketimbang baterai rechargeable. Untungnya, daya tahan baterainya cukup mengesankan; hingga 950 jam jika menggunakan koneksi Bluetooth. Anggap Anda memakainya selama 8 jam per hari, berarti Anda cuma perlu mengganti baterainya setiap sekitar empat bulan.

Sebagai mouse gaming, akurasi sensornya jelas tidak perlu diragukan, dengan sensitivitas maksimum di angka 18.000 DPI. Ia dibekali onboard memory untuk menyimpan semua pengaturan yang sebelumnya sudah disetel via software Razer Synapse 3.

Tertarik? Siapkan dana Rp1.049.000 untuk meminangnya.

Link pembelian: Razer Orochi V2

5. Razer Basilisk Ultimate

Gaming lagi? Ya, tapi saya punya alasan kuat untuk mencantumkannya di sini. Selain dua tombol samping seperti pada umumnya, mouse ini juga punya satu tombol tambahan yang berfungsi layaknya sebuah pedal kopling. Dibantu oleh kustomisasi via software, tombol tersebut pada dasarnya bisa berperan sebagai modifier dan menggandakan jumlah tombol pada mouse ini.

Jadi dengan menekan dan menahan tombol tersebut, tombol-tombol lainnya bisa memiliki fungsi yang berbeda. Contohnya, klik kiri untuk copy, dan klik kanan untuk paste selagi tombol pedalnya kita tahan, jauh lebih praktis ketimbang harus menekan tombol Ctrl+C dan Ctrl+V di keyboard. Bahkan fungsi scroll wheel-nya pun juga bisa diubah dengan bantuan tombol pedal tersebut.

Dalam sekali charge, Basilisk Ultimate diyakini bisa beroperasi hingga 100 jam penggunaan. Charging-nya pun sesimpel meletakkan mouse di atas docking unit yang termasuk dalam paket penjualan. Di harga Rp2.850.000, mouse ini memang tidak murah, tapi bisa jadi pilihan bagi yang memerlukan banyak tombol dan kerap menggunakan fungsi makro.

Link pembelian: Razer Basilisk Ultimate

6. Microsoft Bluetooth Mobile Mouse 3600

Mouse mungil besutan Microsoft ini bisa jadi alternatif menarik bagi pengguna yang mendambakan mouse nirkabel dengan desain simpel dan harga terjangkau. Sesuai namanya, mouse seharga Rp400.000 ini cuma bisa tersambung via Bluetooth saja, tapi itu juga berarti baterainya sangatlah awet; sampai 1 tahun menggunakan satu baterai AA.

Mouse ini mengemas sensor yang bisa bekerja di berbagai macam permukaan kecuali kaca. Namun yang membuatnya cukup berbeda dari mouse lain di kelas harga ini adalah, scroll wheel-nya dapat dimiringkan ke kiri atau kanan untuk scrolling secara horizontal.

Link pembelian: Microsoft Bluetooth Mobile Mouse 3600

7. Microsoft Modern Mobile Mouse

Alternatif menarik bagi yang menyukai mouse berdesain low-profile, mouse seharga Rp406.000 ini juga dibekali sensor yang bisa bekerja di berbagai jenis permukaan seperti sofa, karpet atau lantai. Bentuknya elegan dan terkesan premium, terutama berkat scroll wheel yang terbuat dari bahan logam.

Mouse ini juga cuma mengandalkan Bluetooth sebagai konektivitasnya. Ia membutuhkan sepasang baterai AAA untuk bisa bekerja, dan Microsoft mengklaim pengguna hanya perlu menggantinya sekali setiap tahun.

Link pembelian: Microsoft Modern Mobile Mouse

8. Apple Magic Mouse 2

Terakhir, buat para pengguna Mac, salah satu opsi terbaiknya tentu datang dari Apple sendiri. Buat yang kurang familier, mouse ini mungkin terkesan aneh karena tidak memiliki scroll wheel. Sebagai gantinya, permukaan atas mouse ini merupakan panel sentuh multi-touch yang mendukung beragam gestur. Dibanding Windows, macOS memang lebih banyak bergantung pada navigasi gestur, jadi mouse ini memang sangat ideal untuk itu.

Kekurangan utama mouse seharga Rp1.249.000 ini adalah colokan charging-nya yang terletak di bawah, yang berarti perangkat harus berada dalam posisi yang aneh (dibalik) setiap kali diisi ulang. Beruntung itu hanya perlu dilakukan sekali setiap bulan kalau berdasarkan klaim Apple mengenai daya tahan baterainya.

Link pembelian: Apple Magic Mouse 2

5 Mouse Gaming Wireless Terbaik yang Dapat Dibeli di Indonesia

Tidak seperti dulu, mouse gaming nirkabel zaman sekarang sudah canggih-canggih. Akurasi dan latensi tidak lagi menjadi masalah berkat kemajuan pesat di bidang pengembangan sensor dan konektivitas wireless, sementara daya tahan baterai juga terus ditingkatkan berkat sederet optimasi yang diterapkan oleh masing-masing pabrikan.

Singkat cerita, mouse gaming nirkabel sekarang sudah pantas menggantikan mouse gaming berkabel sepenuhnya, bahkan dalam konteks kompetitif sekalipun. Pilihannya pun banyak dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan sekaligus bujet masing-masing.

Di artikel ini, saya telah merangkum 5 mouse gaming wireless terbaik yang dapat dibeli di Indonesia. Berikut daftarnya.

1. Razer Naga Pro

Saya sengaja menempatkan Razer Naga Pro sebagai pilihan pertama karena satu hal: kustomisasi. Seperti yang kita tahu, genre game yang berbeda membutuhkan kombinasi tombol yang berbeda pula. Saat bermain game FPS, kita mungkin cuma butuh dua tombol ekstra untuk ibu jari. Namun ketika memainkan MMORPG dengan karakter yang memiliki begitu banyak skill, dua tombol saja jelas tidak cukup.

Ketimbang harus membeli dua mouse yang berbeda, satu Naga Pro saja sebenarnya sudah cukup, sebab panel kirinya dapat dilepas-pasang secara magnetis. Ketika hendak bermain Valorant, pasang panel yang dilengkapi 2 tombol. Ketika hendak bermain Dota 2, pasang panel yang mengemas 6 tombol. Lalu saat tiba waktunya untuk raid di Final Fantasy XIV, pasang panel yang mempunyai 12 tombol.

Sulit mencari mouse gaming wireless yang lebih fleksibel dari Naga Pro. Buat yang tertarik, siapkan dana sebesar Rp2.399.000. Review lengkapnya juga bisa dibaca di sini.

Link pembelian: Razer Naga Pro

2. Razer Viper Ultimate

Buat yang menyukai mouse dengan desain ambidextrous, alias simetris sisi kiri dan kanannya, Anda bisa melirik Razer Viper Ultimate. Dari segi performa, Viper Ultimate sama persis seperti Naga Pro tadi, dengan sensor Focus+ yang memiliki sensitivitas maksimum 20.000 DPI dan kecepatan tracking 650 IPS. Kedua mouse turut mengemas optical switch pada tombol klik kiri dan kanannya.

Di angka 74 gram, Viper Ultimate tergolong ringan untuk sebuah mouse wireless, apalagi mengingat ia tidak mengadopsi desain honeycomb. Mouse ini datang bersama aksesori charging dock yang amat praktis; cukup letakkan mouse di atasnya, maka baterainya akan langsung diisi ulang. Dalam sekali charge, baterainya bisa tahan sampai 70 jam (tanpa RGB).

Viper Ultimate saat ini sudah bisa dibeli juga dengan harga Rp2.399.000. Bedanya, paket penjualan Viper Ultimate sudah mencakup aksesori charging dock, sementara Naga Pro tadi tidak.

Link pembelian: Razer Viper Ultimate

3. Logitech G Pro X Superlight

Butuh yang lebih ringan lagi daripada Viper Ultimate, tapi tetap tidak suka dengan desain bolong-bolong? Silakan lirik persembahan Logitech yang satu ini. Dengan bobot hanya 63 gram, label “Superlight” pada namanya betul-betul akurat. Bobotnya bahkan bisa ditekan lagi sampai menjadi 60 gram dengan melepas cover magnetis yang menutupi rumah dongle USB-nya.

Bobot yang sangat ringan itu turut ditunjang oleh performa yang mumpuni, dengan sensor yang memiliki sensitivitas maksimum 25.600 DPI dan kecepatan tracking 400 IPS. Baterainya pun tetap termasuk awet, bisa bertahan hingga 70 jam dalam sekali pengisian.

Di Indonesia, G Pro X Superlight sekarang sudah bisa dibeli dengan harga Rp1.889.000 dan dalam dua varian warna: hitam atau putih.

Link pembelian: Logitech G Pro X Superlight

4. SteelSeries Aerox 3 Wireless

Sebaliknya, bagi yang menyukai desain honeycomb supaya tangannya jadi tidak mudah berkeringat, maka SteelSeries Aerox 3 Wireless bisa jadi pilihan. Yang istimewa, mouse ini tercatat memiliki sertifikasi ketahanan air dan debu IP54 terlepas dari begitu banyaknya lubang di bodinya. Dengan demikian, Anda tak perlu khawatir seandainya ia tidak sengaja ketumpahan minuman.

Bobotnya sudah pasti ringan, persisnya di angka 66 gram. Perangkat mengemas sensor TrueMove Air dengan sensitivitas 18.000 DPI dan kecepatan tracking 400 IPS. Baterainya cukup untuk 80 jam pemakaian, dan ia turut mendukung fitur fast charging berkat pemakaian port USB-C.

Aerox 3 Wireless juga ideal untuk mendampingi sesi bekerja di luar menggunakan laptop. Pasalnya, ia juga mengusung konektivitas Bluetooth 5.0, dan dalam mode ini, baterainya malah bisa tahan sampai 200 jam. Harganya? Rp1.325.000.

Link pembelian: SteelSeries Aerox 3 Wireless

5. Logitech G304 Lightspeed

Terakhir, buat yang memiliki modal terbatas tapi tetap menginginkan mouse gaming wireless dengan konektivitas sekaligus kinerja yang konsisten, pilihannya jatuh pada Logitech G304 Lightspeed. Mouse ini harganya cuma Rp509.000, akan tetapi ia sudah dibekali sensor dengan sensitivitas maksimum 12.000 DPI, dan pengguna juga dapat menyimpan hingga lima level DPI pada onboard memory-nya.

Seperti halnya mouse gaming nirkabel high-end Logitech, G304 juga dibekali konektivitas wireless Lightspeed dengan latensi yang sangat minim. G304 tidak punya baterai rechargeable. Sebagai gantinya, ia membutuhkan satu baterai AA. Namun jangan khawatir, sebab Logitech mengklaim daya tahannya bisa mencapai angka 250 jam, atau sekitar satu bulan seandainya digunakan selama 8 jam per hari.

Link pembelian: Logitech G304 Lightspeed

Razer Basilisk V3 Dirilis, Unggulkan Fitur Hyperscrolling dan Sensor yang Lebih Ngebut Lagi

Razer punya mouse gaming baru, yaitu Basilisk V3. Sesuai namanya, ia merupakan penerus dari Basilisk V2 yang dirilis tahun lalu. Ada sejumlah pembaruan signifikan yang Razer terapkan, tapi sebelumnya, mari kita bahas yang tidak berubah lebih dulu.

Secara keseluruhan, desain Basilisk V3 tampak identik dengan pendahulunya. Kebetulan saya pribadi punya Basilisk V2, dan sejauh pengamatan saya, cuma ada dua perubahan minor pada fisik Basilisk V3: lampu RGB-nya jauh lebih meriah, dan posisi tombol trigger multi-fungsinya di samping kiri agak ditarik ke belakang supaya lebih dekat dengan ibu jari.

Bentuk tombol trigger-nya juga berbeda dan tidak lagi memanjang. Namun entah kenapa, tombol tersebut tidak lagi detachable di Basilisk V3. Kalau di Basilisk V2, tombol tersebut dapat dilepas-pasang secara magnetis. Buat saya sih ini bukan masalah, sebab tombol tersebut memang selalu saya pakai setiap harinya, baik ketika bermain game ataupun bekerja.

Namun perubahan terbesar Basilisk V3 bisa kita jumpai pada scroll wheel-nya. Roda gulir ini dapat bekerja dalam dua mode yang berbeda: Tactile dan Free-Spin, mirip seperti yang fitur hyperscrolling yang sudah Logitech tawarkan sejak lama pada sejumlah mouse-nya. Mode Tactile memungkinkan scrolling secara bertahap dan presisi, sementara Free-Spin memungkinkan scrolling secara cepat dan los begitu saja.

Alternatifnya, tersedia pula mode ketiga yang Razer sebut dengan istilah Smart Reel. Dalam mode ini, scroll wheel-nya dapat berganti-ganti antara mode Tactile dan Free-Spin secara otomatis, tergantung seberapa cepat pengguna menggulirkannya (pelan berarti Tactile, cepat berarti Free-Spin).

Sebagai perbandingan, di Basilisk V2 pengguna hanya bisa mengatur tingkat kelonggaran scroll wheel-nya menggunakan kenop kecil di permukaan bawah mouse. Saat disetel yang paling longgar, scroll wheel-nya memang terasa mulus, tapi tetap tidak bisa sampai los. Sebagai eks pengguna mouse Logitech, jujur saya kangen dengan fitur hyperscrolling-nya ketika hijrah ke Basilisk V2.

Kembali membahas Basilisk V3, pembaruan selanjutnya berkaitan dengan performanya. Ia dibekali sensor Focus+ baru yang memiliki sensitivitas maksimum 26.000 DPI (naik dari 20.000 DPI), serta yang menawarkan pengaturan lift-off distance sekaligus landing distance.

Untuk switch tombolnya, Basilisk V3 menggunakan optical switch generasi kedua. Saya tidak tahu apa bedanya dengan yang pertama (spesifikasinya di atas kertas sama), tapi yang pasti switch milik Basilisk V2 saya masih terasa empuk dan bebas dari masalah double click meski sudah setahun saya gunakan.

Bagian terbaiknya, semua ini justru bisa didapat dengan harga yang lebih terjangkau. Razer Basilisk V3 saat ini telah dipasarkan seharga $70. Di Indonesia, sudah banyak toko resmi yang menjualnya seharga Rp1.149.000, lebih murah sekitar 350 ribu ketimbang harga Basilisk V2 saat saya membelinya tahun lalu.

Sumber: Business Wire.