Tag Archives: multi platform

Xenom Siap Hadirkan Layanan Cloud Gaming Pertama di Indonesia

OnLive boleh dibilang merupakan pionirnya cloud gaming, namun karena visi para penciptanya terlalu maju, penerapan servisnya terpentok oleh keterbatasan teknologi saat itu. Sony mengerti berharganya aset mereka, mengakuisisi OnLive di tahun 2015, sembari tetap menyajikan PlayStation Now. Di tanah air sendiri, konsep cloud gaming masih berada di luar jangkauan.

Ketika Xbox Play Anywhere dan PS Now belum betul-betul sampai ke tangan kita, sebuah perusahaan gaming lokal terdorong untuk menghidangkan layanan sejenis ke konsumen. Xenom, sang produsen gaming notebook asli Indonesia ini diam-diam sedang menggodok produk baru, yaitu servis cloud gaming pertama di nusantara yang mereka namai XenomX.

Diungkap lewat video di website, general manager Rolly Edward menjelaskan masalah umum yang biasa dihadapi para gamer: untuk menjalankan hobi ini, kita harus mengeluarkan banyak biaya buat membeli console ataupun PC. Seperti yang kita rasakan sendiri, siklus hidup console semakin cepat. PC bisa jadi alternatif, tapi harga komponen juga tidak murah. Lalu setelah hardware siap, kita juga harus berbelanja video game.

XenomX menawarkan solusi mudah atas segala kerepotan tersebut, menjanjikan kemudahan menikmati permainan-permainan blockbuster sekelas Grand Theft Auto serta The Witcher 3 tanpa console ataupun PC di manapun Anda berada, semudah streaming musik. Dan hebatnya lagi, XenomX diramu agar jadi servis multi-platform: dapat berjalan di notebook low-end, Mac, tablet serta smartphone. Satu-satu hal yang Anda perlukan adalah koneksi internet.

Rincian teknis mengenai XenomX memang masih minim, namun sang general manager sempat menjelaskan cara kerja layanan ini: user hanya perlu mengaktifkannya lewat satu sentuhan dan memilih judul permainan. XenomX langsung menyalurkan informasi ke server, dan selanjutnya ia segera menyuguhkan konten seamless untuk Anda.

Sebelum penyingkapan XenomX, DailySocial ialah salah satu media pertama yang diajak Xenom buat berdiskusi soal teknologi dan penerapan layanan ini di Indonesia. Dari bincang-bincang itu, ada kemungkinan besar XenomX mampu menghidangkan permainan di setting grafis dan frame rate tinggi, tapi sekali lagi performanya tetap bergantung pada sambungan internet Anda. Menariknya, XenomX tidak menuntut kecepatan koneksi di luar batas kewajaran.

Meski belum ada konfirmasi apapun, ada kemungkinan game-game singleplayer di background situs XenomX adalah judul-judul yang didukung layanan ini. Dan uniknya lagi, ada peluang XenomX akan menyajikan pula permainan multiplayer ‘AAA’.

Xenom belum mengungkap detail soal spesifikasi, daftar game, serta cara penyajian servis; namun terdapat indikasi kuat XenomX akan meluncur tidak lama lagi.

Sumber: XenomX.

BBM Money Kurang Sukses, Buka Kesempatan Multiplatform

Aplikasi finansial berbasis mobile BlackBerry Messenger Money (BBM Money) akhirnya diakui masih belum berhasil. Layanan hasil kolaborasi BlackBerry, PermataBank, dan perusahaan joint venture AGIT Monitise Indonesia yang beroperasi mulai awal tahun lalu ini disebutkan tidak mencapai target pelanggan dan target pendapatan. Untuk memanfaatkan modal yang sudah digelontorkan, terbuka kemungkinan untuk meningkatkan utilitas BBM Money ke platform smartphone yang lain.

Seperti dikutip dari IndoTelko, pihak Astra Graphia sebagai salah satu pemilik AGIT Monitise (pemilik lainnya adalah salah satu pemimpin dunia di segmenmobile money Monitise) menyebutkan hingga akhir tahun 2013 pendapatan yang diperoleh melalui BBM Money tidak mencapai angka satu miliar Rupiah, sementara target pelanggan aktif pun tidak tercapai.

BBM Money berhasil menarik minat 60 ribu pelanggan untuk mendaftar layanan ini dalam tiga bulan pertama dari target 100-200 ribu pengguna dan sempat memperoleh penghargaan Best Peer to Peer Programme di ajang Emerging Payments and Prepaid Awards bulan Oktober 2013.

Faktor eksklusivitas untuk BlackBerry versi lama (OS 5,6, dan 7) bisa jadi merupakan faktor utama belum melejitnya layanan yang memudahkan pengguna untuk mengirim uang ke teman yang terdaftar di BBM dan membayar berbagai tagihan langsung di smartphone BlackBerry. Kejatuhan BlackBerry yang tak terelakkan sepanjang tahun 2013 dan meroketnya kepemilikan Android di Indonesia di periode tersebut membuat utilisasi BBM Money menjadi tidak optimal.

Jika BBM sendiri sudah bersifat multiplatform, akan salah jika BBM Money sebagai layanan turunannya tetap bertahan eksklusif. Presiden Direktur Astra Graphia Herrijadi Halim dari sumber yang sama tetap optimis dengan menyebutkan, “Kita akan buka nanti untuk multi platform bisa di iOS dan Android. Tantangannya itu dalam alih teknologi dari partner. Ini potensinya besar. Kita tinggal pikirkan opsi terbaik saja untuk ke depannya.”

Pasar mobile money di Indonesia bakal semakin ketat menghadang BBM Money setelah Bank Mandiri di bulan September kemarin memberikan solusi yang serupa untuk platform iOS dan Android bertajuk Mandiri E-Cash. Dukungan bank terbesar di Indonesia tentu saja memberikan kemudahan bagi pengguna layanan E-Cash, terutama soal melakukan top up ke akun yang berada di ponsel. Tak cuma itu, CIMB Niaga juga menawarkan solusinya sendiri bernama Rekening Ponsel.

Kegagalan BBM Money di negara pilot project-nya bisa membuat BlackBerry berpikir dua kali untuk mengadaptasinya ke pasar-pasar negara lain. Modal awal operasional BBM Money disebutkan mencapai $3 juta (hampir mencapai Rp 35 miliar dengan kurs hari ini).

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.